Ayub 3:14
3:14 bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi,
yang mendirikan kembali reruntuhan
bagi dirinya,
Ayub 3:1
Keluh kesah Ayub
3:1 Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya
1 .
1 Korintus 1:20
1:20 Di manakah orang yang berhikmat?
Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini?
Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini
2 menjadi kebodohan?
1 Full Life: MENGUTUKI HARI KELAHIRANNYA.
Nas : Ayub 3:1
Ayub sedang menderita, terhina dan menderita sakit. Kesedihannya
yang terbesar ialah bahwa Allah tampaknya telah meninggalkannya.
- 1) Dalam tutur katanya (ayat Ayub 3:2-26) Ayub dengan terus-terang
memberitahukan perasaannya kepada Allah. Ia mulai dengan mengutuki hari
lahirnya dan keadaannya yang menyedihkan, tetapi perhatikan bahwa dalam
semua ini Ayub tidak mengutuk Allah. Seruannya merupakan ungkapan
penderitaan dan keputusasaan, bukan seruan yang menentang Allah.
- 2) Senantiasa yang terbaik bagi orang percaya ialah mengungkapkan
keraguan dan perasaannya dengan jujur kepada Tuhan di dalam doa.
Menghampiri Allah dengan kesedihan dan dukacita kita untuk menjumpai Dia
serta memohon belas kasihan-Nya tidak pernah salah. Yesus Kristus
sendiri bertanya kepada Allah demikian, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?" (Mat 27:46; bd. juga Yer 20:14-18;
Rat 3:1-18).
1 Full Life: HIKMAT DUNIA INI.
Nas : 1Kor 1:20
Hikmat dunia ini adalah suatu hikmat yang mengesampingkan Allah,
menekankan kesanggupan manusia sendiri, menjadikan manusia kekuasaan
tertinggi dan menolak untuk mengakui penyataan Allah dalam Yesus Kristus.
- 1) Hikmat ini disebut Allah sebagai kebodohan (1Kor 3:19-20),
karena melaluinya manusia telah gagal untuk menemukan kebenaran dan
mengenal Khaliknya (ayat 1Kor 1:21).
- 2) Orang percaya harus mengembangkan sikap yang mencela secara rohani
hikmat manusia dan pandangan hidup yang sekular (lih. ayat
1Kor 1:18-31; 2:1-16; Kis 17:18; Rom 1:20-32;
lihat cat. --> Kol 2:8;
[atau ref. Kol 2:8]
2Tes 2:10-12; 2Tim 3:1-9; 2Pet 2:1-3,7; Yud 1:4-19). Jangan
sekali-kali menyesuaikan Injil dan berita salib dengan filsafat, ilmu
pengetahuan, ataupun segala hal lain yang disebut hikmat manusia
(1Kor 2:4-5; Gal 6:14).