Ayub 13:13
13:13 Diam!
Aku hendak bicara,
apapun yang akan terjadi atas diriku!
Ayub 14:4
14:4 Siapa dapat mendatangkan yang tahir
dari yang najis?
Seorangpun tidak!
Ayub 31:1
Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah
31:1 "Aku telah menetapkan syarat bagi mataku
1 ,
masakan aku memperhatikan anak dara
2 ?
Ayub 35:5
35:5 Arahkan pandanganmu ke langit
dan lihatlah, perhatikanlah awan-awan yang lebih tinggi dari padamu!
Ayub 36:29
36:29 Siapa mengerti berkembangnya awan, dan bunyi gemuruh
di tempat kediaman-Nya?
Ayub 38:33
38:33 Apakah engkau mengetahui hukum-hukum
bagi langit?
atau menetapkan pemerintahannya di atas bumi?
1 Full Life: AKU TELAH MENETAPKAN SYARAT BAGI MATAKU.
Nas : Ayub 31:1-34
Di bagian ini Ayub meninjau integritas rohaninya yang teguh,
kesetiaannya pada Allah dan jalan-jalan-Nya, serta kebaikannya kepada orang
lain.
- 1) Pernyataan Ayub mengenai karya penebusan Allah di dalam dirinya
mencakup semua aspek kehidupan. Ayub berbicara tentang ketidaksalahannya
dalam hal dosa yang dilakukan di dalam hati, termasuk nafsu seksual dan
pikiran kotor (ayat Ayub 31:1-4), berdusta dan berbohong untuk
memperoleh untung (ayat Ayub 31:5-8), dan ketidaksetiaan dalam
perkawinan (ayat Ayub 31:9-12). Dia menyatakan perlakuannya yang adil
terhadap anak buahnya (ayat Ayub 31:13-15) dan perhatiannya terhadap
yang miskin dan melarat (ayat Ayub 31:16-23). Ia bersikeras bahwa
dirinya bebas dari keserakahan (ayat Ayub 31:24-25), penyembahan
berhala (ayat Ayub 31:26-28), balas dendam (ayat Ayub 31:29-32),
dan kemunafikan (ayat Ayub 31:33-34).
- 2) Tabiat moral dan kemurnian hati dan hidup yang diuraikan di sini
merupakan contoh yang baik bagi setiap orang percaya. Hidup saleh yang
dijalankan Ayub pada zaman pra-perjanjian baru dapat dialami dengan
berkelimpahan oleh semua orang percaya di dalam Kristus, melalui kuasa
penyelamatan dari kematian dan kebangkitan-Nya (Rom 8:1-17;
Gal 2:20).
2 Full Life: MASAKAN AKU MEMPERHATIKAN ANAK DARA?
Nas : Ayub 31:1
(versi Inggris NIV -- memandang anak dara dengan bernafsu) Ayub
menganut standar kekudusan batiniah yang kemudian dirumuskan oleh Kristus
dalam Khotbah di Bukit (Mat 5:28). Ayub mengikat perjanjian dengan
matanya untuk mengelakkan keinginan penuh gairah yang datang dari memandang
seorang gadis cantik (bd. Kej 3:6; Bil 15:39). Ayub sadar bahwa cara
hidup sensual tidak berkenan kepada Tuhannya dan akan merisaukan hidup
Allah di dalam jiwanya (ayat Ayub 31:2-4).