1 Full Life: ANGKATLAH SEKARANG SEORANG RAJA.
Nas : 1Sam 8:5
Jabatan raja menjadi bagian dari janji Allah dalam perjanjian-Nya
dengan Abraham (Kej 17:6); ketika memberkati putra-putranya, Yakub
menentukan bahwa raja itu adalah dari keturunan Yehuda (Kej 49:10).
Musa menubuatkan bahwa akan tiba saatnya ketika Israel tidak merasa puas
lagi dipimpin Allah secara langsung (Ul 17:14-15; 28:36); nubuat
tersebut tergenapi ketika Israel menuntut seorang raja manusia. Allah
menganggap permintaan mereka sebagai penolakan terhadap diri-Nya sebagai
Raja Israel (ayat 1Sam 8:7) dan sebagai petunjuk dari keinginan mereka
untuk mengurangi peranan mereka selaku umat khusus Allah.
- 1) Mereka memohon seorang raja manusia "sama seperti segala
bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami
dalam perang" (ayat 1Sam 8:20). Mereka keliru ketika berpendapat
bahwa penyebab segala persoalan dan kekalahan mereka ialah pemerintahan
yang kurang memadai, padahal sebenarnya dosa mereka yang menyebabkannya.
Oleh karena itu, mereka menyesuaikan diri dengan cara-cara masyarakat
kafir di sekitar mereka daripada percaya akan Allah.
- 2) Sekalipun ketika itu bukanlah saat yang dipilih Allah bagi mereka
untuk memiliki seorang raja, dan walaupun motivasi mereka salah, Tuhan
memberikan apa yang mereka minta. Kemudian, Dia bermaksud akan menuntun
umat-Nya kendatipun pemerintahan yang cacat dari para raja Israel
(1Sam 12:14-15,19-25); hal ini menunjukkan kasih dan kesabaran Allah
terhadap kelemahan manusia.
1 Full Life: ANGKATLAH SEORANG RAJA BAGI MEREKA.
Nas : 1Sam 8:22
Sekalipun bukan kehendak Allah untuk memberikan Israel seorang raja
pada waktu ini, Ia tetap melakukannya. Peristiwa ini merupakan contoh
sejarah yang berjalan menurut kehendak Allah yang mengizinkan dan bukan
kehendak-Nya yang sempurna
(lihat cat. --> 1Tim 2:4;
[atau ref. 1Tim 2:4]
lihat art. KEHENDAK ALLAH).
Allah mengizinkan pengangkatan seorang raja dan pemerintahan kerajaan
kendatipun di kemudian hari akan timbul kesukaran dan bencana (ayat
1Sam 8:10-18);
- (1) untuk menunjukkan perlunya kerajaan Allah yang sempurna dan
demikian melambangkan Yesus Kristus sebagai Raja atas segala raja
(Mat 2:2; 21:5; 1Tim 1:17; 6:15; Wahy 19:16);
- (2) untuk mengajar umat-Nya bahwa tidak satu pun bentuk pemerintahan
di bumi ini akan menyelesaikan persoalan mereka atau menjamin
kedamaian dan keamanan selama manusia berdosa masih ada.
Hanya di langit dan bumi yang baru kebenaran akan berkuasa dan sejahtera
dan kebahagiaan sempurna akan dinikmati semua orang (pasal
Wahy 21:1-22:21).