
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mat 24:3--26:45 - PERCAKAPAN DI BUKIT ZAITUN.
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para
murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan du...
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Yesus memberikan kepada mereka:
- (1) tanda-tanda umum yang akan terjadi selama zaman ini sampai pada akhir zaman (Mat 24:4-14);
- (2) tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa akhir zaman telah tiba, yaitu masa kesengsaraan besar (Mat 24:15-28);
- (3) tanda-tanda yang menakjubkan yang terjadi pada saat Ia datang dengan kemuliaan dan kuasa (Mat 24:29-31);
- (4) peringatan kepada orang kudus dalam masa kesengsaraan besar agar berjaga-jaga terhadap tanda-tanda yang menuju kepada kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan segera setelah masa kesengsaraan besar berakhir (Mat 24:32-35);
- (5) peringatan kepada orang percaya yang hidup sebelum masa
kesengsaraan untuk siap sedia secara rohani karena kedatangan
Kristus untuk jemaat-Nya akan terjadi pada saat yang tak diduga-duga
(Mat 24:36-51; 25:1-30;
lihat cat. --> Yoh 14:3, dan
[atau ref. Yoh 14:3]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA);
- (6) suatu gambaran mengenai penghakiman bangsa-bangsa setelah Ia datang kembali ke bumi (Mat 25:31-46). Perlu diperhatikan bahwa banyak rincian mengenai kedatangan kembali Kristus tidak dijelaskan dalam pasal Mat 24:1-51. Selanjutnya, sampai saat ini belum ada seorang pun yang mengartikan semua nubuat mengenai akhir zaman dengan kepastian penuh. Dalam percakapan Yesus terdapat unsur rahasia yang perlu kerendahan hati dan hati yang tertuju kepada Tuhan Yesus sendiri. Kita dapat menantikan tambahan pengertian tentang penyataan ini pada akhir zaman (bd. Dan 12:9).

Full Life: Mat 24:4-51 - JAWAB YESUS.
Nas : Mat 24:4-51
Kata-kata Yesus dalam percakapan di Bukit Zaitun ditujukan kepada
murid-Nya dan kepada umat Tuhan yang setia hingga kesudahan zam...
Nas : Mat 24:4-51
Kata-kata Yesus dalam percakapan di Bukit Zaitun ditujukan kepada murid-Nya dan kepada umat Tuhan yang setia hingga kesudahan zaman dan kedatangan-Nya dengan penuh kemuliaan untuk memerintah di bumi.
- 1) Mengenai orang percaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan besar,
Kristus mengatakan bahwa mereka tidak dapat menghitung atau bahkan
menduga saat kedatangan-Nya untuk menjemput jemaat-Nya (ayat
Mat 24:42-44). Oleh karena itu mereka harus siap sedia setiap waktu
sebab Ia akan kembali untuk membawa mereka ke sorga (yaitu, "rumah
Bapa-Ku",
lihat cat. --> Yoh 14:2;
lihat cat. --> Yoh 14:3)
[atau ref. Yoh 14:2-3]
pada waktu mereka tidak menduga akan dijemput(lihat cat. --> Mat 24:44;
[atau ref. Mat 24:44]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA).
- 2) Mereka yang bertobat kepada Kristus pada masa kesengsaraan besar,
dapat mengetahui saat kedatangan-Nya untuk mereka dengan cukup tepat
karena Kristus memberikan kepada mereka tanda-tanda yang dengannya
mereka dapat mengetahui bahwa kedatangan-Nya dekat sekali (ayat
Mat 24:15-29). Pada saat melihat tanda itu mereka akan tahu "bahwa
waktunya sudah dekat"
(lihat cat. --> Mat 24:33).
[atau ref. Mat 24:33]

Full Life: Mat 24:5 - BANYAK ORANG ... AKAN MENYESATKAN BANYAK ORANG.
Nas : Mat 24:5
Tanda utama yang pertama ini sangat penting. Menjelang akhir zaman
ini penipuan di bidang keagamaan akan merajalela di muka bumi ini...
Nas : Mat 24:5
Tanda utama yang pertama ini sangat penting. Menjelang akhir zaman ini penipuan di bidang keagamaan akan merajalela di muka bumi ini. Kristus sangat menginginkan para pengikut-Nya mengetahui penipuan rohani yang akan terjadi di seluruh dunia ini sesaat sebelum akhir zaman ini tiba sehingga peringatan ini diulangi dua kali lagi dalam uraian-Nya di Bukit Zaitun
(lihat cat. --> Mat 24:11;
[atau ref. Mat 24:11]
ayat Mat 24:24;
lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).
Jerusalem -> Mat 24:5
Sebelum th.70 beberapa petualang mengaku dirinya Mesias.
Ende -> Mat 24:1-51
Ende: Mat 24:1-51 - -- Dalam bab 24 Mat 24 ini Jesus mendjawab dua pertanjaan murid-muridnja,
jang pertama bilamana kerobohan Jerusalem akan terdjadi, dan jang kedua, tanda-...
Dalam bab 24 Mat 24 ini Jesus mendjawab dua pertanjaan murid-muridnja, jang pertama bilamana kerobohan Jerusalem akan terdjadi, dan jang kedua, tanda-tanda manakah akan menundjuk achir zaman mendatang. Jesus memberi beberapa pemjataan, tetapi tidak selalu terang pernjataan mana mengenai kerobohan Jerusalem dan mana kedatangan Kristus sebagai hakim diachir zaman. Boleh dikatakan pula, bahwa Jesus mengambil kerobohan Jerusalem sebagai pelambang kerobohan dunia.
Diantara nubuat-nubuat ada pula jang sangat umum, jaitu mengenai kesulitan-kesulitan dan kesengsaraan jang akan dialami umat Kristus sepandjang segala zaman. Djelas sekali bahwa Jesus bukan hendak membuka rahasia-rahasia supaja diketahui, melainkan hanja memberi peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat bagi murid-murid dan seluruh umat untuk selama-lamanja, supaja tetap siap-sedia untuk menghadap pengadilan Ilahi. Dan tidak kurang supaja mereka selalu dengan teguh imannja dan tabah hati bertahan dalam segala kesukaran dan penganiajaan jang akan mereka hadapi karena agamanja.
Ref. Silang FULL -> Mat 24:5
· banyak orang: Mat 24:11,23,24; 1Yoh 2:18

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 24:4-31
Matthew Henry: Mat 24:4-31 - Gambaran Masa Depan yang Mengerikan Gambaran Masa Depan yang Mengerikan (24:4-31)
Murid-murid menanyakan soal waktu penggenapan semua nubuat itu, bilamanakah itu akan terjadi? Kristus...
Gambaran Masa Depan yang Mengerikan (24:4-31)
- Murid-murid menanyakan soal waktu penggenapan semua nubuat itu, bilamanakah itu akan terjadi? Kristus tidak memberi jawaban apa pun kepada mereka, baik mengenai hari atau tahun nubuat tersebut akan digenapi, karena kita tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa (Kis. 1:7). Tetapi atas pertanyaan apakah tanda-tandanya? Ia menjawab dengan lengkap, karena kita perlu memahami tanda-tanda zaman (Mat. 16:3). Sekarang, nubuat tersebut terutama berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sudah amat dekat, yaitu penghancuran Yerusalem, berakhirnya masa jemaat dan negara Yahudi, panggilan terhadap bangsa-bangsa bukan-Yahudi, dan pembangunan Kerajaan Kristus di dunia ini. Tetapi, walaupun nubuat-nubuat Perjanjian Lama memiliki kaitan langsung dengan bangsa Yahudi dan revolusi-revolusi atas negara mereka, namun nubuat itu bisa dilihat lebih jauh sampai pada jemaat Injil dan Kerajaan Mesias yang digambarkan sangat jelas dalam Perjanjian Baru. Secara khas, ungkapan-ungkapan dalam nubuat-nubuat itu memang mengarah ke sana dan bukan sebaliknya. Dengan demikian, nubuat tentang penghancuran Yerusalem dapat dilihat lebih jauh sebagai penghakiman umum. Dan seperti biasanya dalam berbagai nubuat, sebagian perikop lebih cenderung dimaksudkan sebagai pertanda untuk masa yang jauh ke depan sedangkan sebagian lain lagi hanya berlaku untuk masa itu saja. Ada yang akan segera digenapi, namun biasanya lebih menunjuk ke masa depan yang jauh. Dapat dilihat di sini bahwa apa yang dikatakan Kristus kepada murid-murid-Nya lebih cenderung untuk menggugah kewaspadaan mereka daripada untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Lebih untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang harus terjadi, daripada memberikan penjelasan tentang kejadian-kejadian yang akan datang. Inilah yang seharusnya kita dambakan, yaitu untuk memahami dengan baik waktunya. Ini lebih baik daripada mencari-cari kesimpulan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh bangsa Israel. Karena itulah, nubuat ini akan tetap bermanfaat terus bagi jemaat orang percaya, dan akan terus digunakan sampai akhir zaman, karena apa yang pernah ada akan ada lagi (Pkh. 1:5-7, 9). Semua rangkaian, hubungan, dan pertanda berbagai peristiwa akan mirip dengan yang telah ada sebelumnya. Karena itu, dari nubuat dalam pasal ini, kita bisa mendapatkan gambaran-gambaran rohani yang akan terjadi di kemudian hari, dan dengan mengerti tanda-tanda zaman semacam itu kita bisa berusaha supaya menjadi bijak.
- I. Di sini Kristus menubuatkan tentang para penyesat yang terus bekerja. Ia mengawalinya dengan sebuah peringatan, Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu. Mereka berharap untuk diberi tahu kapan semua hal ini akan digenapi, untuk diperbolehkan mengetahui rahasia itu. Namun, peringatan ini merupakan peredam rasa ingin tahu mereka, "Itu bukan urusanmu. Kerjakan saja tugasmu, ikutlah Aku, dan jangan pernah tergoda dalam mengiring Aku." Orang-orang yang paling kuat rasa ingin tahunya tentang hal-hal rahasia yang bukan menjadi urusan mereka, paling mudah diperdayai oleh para penyesat (2Tes. 2:3). Ketika mendengar bahwa orang-orang Yahudi yang menjadi musuh bebuyutan mereka akan dihancurkan, para murid bisa saja jatuh dalam keadaan bahaya karena merasa telah aman. "Tidak," kata Kristus, "sebaliknya, kamu akan lebih rentan lagi." Para penyesat adalah musuh yang lebih berbahaya bagi jemaat orang-orang percaya dibandingkan dengan para penganiaya.
- Tiga kali Kristus menyebutkan dalam percakapan ini tentang munculnya nabi-nabi palsu, yaitu:
- . Nubuat tentang kehancuran Yerusalem. Sangatlah adil bila mereka yang telah membunuh para nabi yang benar dibiarkan masuk ke dalam perangkap para nabi palsu. Mereka yang telah menyalibkan Sang Mesias yang sejati akan disesatkan dan dihancurkan oleh Kristus-Kristus palsu yang berpura-pura menjadi Mesias. Munculnya para penyesat ini ditandai dengan terpecah-belahnya orang banyak dalam kelompok-kelompok yang membuat kehancuran mereka menjadi lebih mudah dan cepat. Dosa orang banyak, yang diakibatkan oleh penyesatan mereka, membantu memenuhi takaran itu.
- . Pencobaan bagi murid-murid Kristus, sesuai dengan masa ujian mereka, supaya mereka yang sempurna akan menjadi nyata.
- Sekarang, perhatikan baik-baik tentang para penyesat ini,
- (1) Kepura-puraan yang mereka perankan. Iblis yang tampil sebagai malaikat terang sangatlah berbahaya: kebaikan yang berlebihan sering menjadi penutup kejahatan terbesar.
- [1] Akan ada nabi-nabi palsu (ay. 11-24). Para penyesat akan berpura-pura telah menerima penyataan ilahi, memiliki tugas yang mendesak dan roh untuk bernubuat, padahal semuanya dusta belaka. Pekerjaan semacam itu sudah pernah mereka lakukan sebelumnya (Yer. 23:16; Yeh. 13:6), seperti yang telah dinubuatkan sebelumnya (Ul. 13:3). Sebagian orang menganggap bahwa para penyesat di sini menunjuk kepada guru-guru yang sudah mapan di dalam jemaat dan mendapat nama baik dalam jabatan mereka karenanya, tetapi kemudian mereka mengkhianati kebenaran yang telah mereka ajarkan itu dan berbalik melakukan kesalahan. Guru-guru semacam ini sangat berbahaya, karena jarang dicurigai. Salah seorang pengkhianat palsu dalam pasukan akan lebih berbahaya daripada seribu musuh yang nyata di luar pasukan.
- [2] Akan ada Mesias-mesias palsu, datang dengan memakai nama Kristus (ay. 5). Mereka menganggap bahwa merekalah yang secara khusus dimaksud dengan nama itu, dengan berkata-kata, "Akulah Mesias" (ay. 24), tetapi mereka adalah mesias-mesias palsu. Pada saat itu, kemunculan Mesias menjadi harapan umum, orang-orang berbicara tentang Dia, bahwa Ia harus datang. Tetapi ketika Ia benar-benar datang, bangsa itu malah menolak-Nya. Orang-orang yang berkeinginan besar untuk mencari nama bagi diri sendiri berusaha mengambil keuntungan dari keadaan itu, dan mulai mereka-reka tentang Mesias. Yosefus, sejarawan Yahudi yang hidup pada abad pertama, bertutur tentang beberapa penipu demikian yang muncul pada waktu itu sampai pada masa penghancuran Yerusalem. Seorang di antaranya adalah Teudas yang digagalkan oleh wali negeri Cospius Fadus. Masih ada beberapa lagi yang digagalkan oleh wali negeri Felix dan juga wali negeri Festus. Dosetheus mengaku bahwa dialah Mesias yang dinubuatkan Musa (Origen adversus Celsum) (Kis. 5:36-37). Simon, si tukang sihir, berpura-pura menjadi kuasa Allah yang besar (Kis. 8:10). Pada abad-abad berikutnya muncul juga banyak penyesat semacam itu. Seratus tahun setelah Kristus, ada orang yang menyebut dirinya Bar-cochobas -- putra kartika (bintang), tetapi ternyata dia adalah Barcosba -- putra kebohongan. Sekitar lima puluh tahun sebelum buku tafsiran ini ditulis, Sabbati-Levi mengaku sebagai seorang mesias di wilayah kesultanan Turki, dan ia sangat dikasihi orang Yahudi. Tetapi, dalam waktu singkat kebodohannya mulai terungkap. (Lihat buku History tulisan Sir Paul Rycaut.) Ada juga pemimpin jemaat yang mengaku sebagai wakil-Nya, tetapi melanggar dan merebut semua jabatan-Nya. Dengan demikian ia menjadi lawan Kristus, seperti seorang musuh bagi-Nya, seorang penyesat, dan seorang antikristus.
- [3] Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu ini memerintahkan para pengantara dan utusan mereka untuk bekerja keras di mana-mana guna menarik orang-orang mendatangi mereka (ay. 23). Kemudian, ketika kekacauan dalam masyarakat menjadi semakin besar dan mengancam, orang-orang akan menangkap apa saja yang tampaknya bisa memberi kelepasan bagi mereka, dan pada saat itulah Iblis akan mengambil keuntungan untuk menyesatkan mereka. Orang akan berkata, "Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana." Tetapi jangan kamu percaya, karena Mesias sejati tidak akan mendesak-desak, juga tidak akan berseru-seru, dan orang tidak akan dapat mengatakan apa-apa tentang Dia, Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! (Luk. 17:21). Oleh karena itu, jika ada yang berkata begitu tentang Dia, anggaplah itu sebagai sebuah pencobaan. Para petapa yang menjalani hidup membiara di padang gurun akan berkata, "Lihat, Ia ada di padang gurun." Ada juga para imam yang berkata menganggap roti itu sebagai tubuh Kristus sendiri. Jadi, ada orang-orang yang mengklaim pihak atau kepercayaan mereka memiliki hadirat Kristus secara rohani dan orang lain tidak, seolah-olah mereka memiliki hak monopoli atas Kristus dan Kekristenan. Seakan-akan Kerajaan Kristus hanya bisa tegak dan jatuh, hidup dan mati bersama mereka yang berkata, "Lihatlah, Ia berada di dalam gereja ini, atau di dalam majelis itu," padahal Kristus adalah semua di dalam semua, bukan di sini atau di sana, dan Ia akan menjumpai umat-Nya di dalam berkat di semua tempat di mana Ia menaruh nama-Nya.
- (2) Bukti yang harus mereka berikan untuk mendukung kepalsuan ini: mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat (ay. 24). Tetapi ini bukanlah mujizat yang sejati, karena mujizat adalah meterai Allah, dan dengan mujizatlah ajaran Kristus diteguhkan. Oleh karena itu, jika ada yang ingin menarik kita dengan menggunakan tanda-tanda heran dan mujizat, kita harus berlindung pada aturan yang telah diberikan pada zaman dahulu kala (Ul. 13:1-3). Apabila tanda atau mujizat itu terjadi, jangan mengikuti orang yang mengajak engkau untuk berbakti kepada allah lain atau percaya kepada mesias lain, karena Tuhan, Allahmu sedang mencoba kamu. Semuanya itu adalah mujizat palsu (2Tes. 2:9) yang dikerjakan oleh Iblis (Allah memberi izin kepadanya), yang adalah penguasa kerajaan angkasa. Tidak dikatakan bahwa mereka akan membuat mujizat, tetapi bahwa mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat (KJV: ‘menunjukkan tanda-tanda"), artinya mereka hanya mengadakan belaka, yakni mereka memperdaya orang-orang yang mudah percaya melalui cerita-cerita bohong atau menipu indra mereka dengan tipuan-tipuan sulap atau keahlian meramal seperti yang dilakukan oleh ahli-ahli sihir Mesir dengan kemampuan sihir mereka.
- (3) Keberhasilan usaha mereka.
- [1] Mereka akan menyesatkan banyak orang (ay. 5), dan banyak lagi (ay. 11). Perhatikanlah, Iblis dan kaki tangannya akan sangat berhasil menipu jiwa-jiwa yang malang. Hanya sedikit yang menemukan pintu yang sempit, tetapi banyak yang ditarik ke tengah jalan yang lebar. Banyak yang diperdaya oleh tanda-tanda ajaib mereka, dan menjadi tertarik dengan harapan bisa terbebas dari segala tekanan yang menjepit mereka. Perhatikanlah, ciri-ciri khas gereja yang sejati bukanlah terletak pada banyaknya mujizat atau banyaknya jumlah anggota, karena seluruh dunia heran dan mengikut binatang itu (Why. 13:3).
- [2] Sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga (ay. 24).
- Hal ini berbicara mengenai:
- Pertama, kekuatan dari kepercayaan palsu itu. Begitu dahsyatnya kekuatannya itu sampai banyak orang akan terseret (begitu derasnya arus penyesatan itu), bahkan orang-orang yang dipandang kuat untuk berdiri teguh. Pengetahuan, bakat, pembelajaran, kedudukan unggul, dan pengakuan iman yang sudah lama pun tidak akan dapat mengamankan mereka. Walaupun semuanya ini ada, banyak orang tetap akan tertipu. Tiada lain lagi selain anugerah Allah Yang Mahakuasa dan ketaatan pada tujuan-Nya yang kekal yang akan menjadi perlindungan yang teguh.
- Kedua, keselamatan orang-orang pilihan di tengah-tengah bahaya ini, yang memang demikian adanya. Sekiranya mungkin, jelas menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, karena mereka dilindungi kuasa Allah, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan. Sangat mungkin orang-orang yang pernah diterangi hatinya akan jatuh (Ibr. 6:4-6), tetapi tidak demikian adanya dengan orang-orang pilihan-Nya. Sebab, seandainya orang-orang pilihan Allah bisa disesatkan, berarti pilihan Allah dikalahkan. Sesuatu yang sulit dibayangkan. Karena, Roma 8:30 mengatakan bahwa, mereka yang ditentukan-Nya dari semula, dipanggil-Nya, dibenarkan-Nya, dan dimuliakan-Nya. Mereka diberikan kepada Kristus, dan semua yang diberikan kepada-Nya tidak akan hilang (Yoh. 10:28). Grotius menafsirkan hal ini sebagai betapa sulitnya menyesatkan orang Kristen mula-mula dari iman mereka.
- (4) Peringatan berulang kali yang diberikan Juruselamat kita kepada murid-murid-Nya agar tetap berjaga-jaga. Karena itu Ia memperingatkan mereka agar berjaga-jaga (ay. 25), Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Seseorang yang sudah diberi tahu terlebih dahulu di tempat mana ia akan diserang, akan menyelamatkan diri seperti yang dilakukan oleh raja Israel (2Raj. 6:9-10). Perhatikanlah, peringatan Kristus dirancang untuk meningkatkan kewaspadaan kita. Meskipun orang-orang pilihan akan dilindungi dari kepercayaan yang palsu, mereka juga harus menjaga diri dengan menggunakan cara-cara yang telah ditentukan. Sesuai dengan peringatan dalam firman Allah, kita dilindungi melalui iman, yaitu iman dalam firman Kristus, seperti yang telah diberitahukan kepada kita sebelumnya.
- [1] Kita tidak boleh mempercayai mereka yang berkata, "Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana" (ay. 23). Kita percaya bahwa Mesias atau Kristus yang sejati ada di sebelah kanan Allah, dan bahwa Roh-Nya hadir di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya. Oleh karena itu, jangan percaya kepada mereka yang hendak menjauhkan kamu dari Kristus di sorga dengan mengatakan bahwa Ia ada di suatu tempat di bumi ini, atau hendak menjauhkan kamu dari gereja yang umum di bumi ini dengan mengatakan Ia ada di sini atau di sana. Janganlah kamu percaya. Perhatikanlah, tidak ada musuh iman sejati yang lebih besar daripada terlampau mudah percaya kepada hal yang sia-sia. Orang yang lugu sangat cepat mempercayai semua perkataan dan mengikuti semua seruan. Memnēso apistein -- Berhati-hatilah dalam percaya.
- [2] Kita tidak boleh mengikuti mereka yang berkata, "Ia ada di padang gurun atau Ia ada di dalam bilik anu" (ay. 26). Kita tidak boleh mendengarkan semua orang yang bermulut besar atau penipu. Jangan juga mengikuti orang yang menunjukkan jarinya pada Kristus baru dan Injil baru, "Janganlah pergi ke sana, karena bila engkau melakukannya, engkau berada dalam bahaya disesatkan mereka; karena itu jauhilah jalan yang berbahaya. Jangan diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran. Banyak rasa ingin tahu seseorang untuk pergi ke sana telah membawanya ke dalam kemurtadan yang mematikan. Pada saat seperti itu, kekuatanmu terletak pada sikap berdiam diri, membiarkan hati dikuatkan dengan anugerah."
- II. Ia menubuatkan tentang deru perang dan keributan antarbangsa (ay. 6-7). Ketika Kristus dilahirkan, ada kedamaian di mana-mana di segenap wilayah kekaisaran Romawi; kuil Janus telah ditutup. Tetapi jangan menyangka bahwa Kristus datang untuk membawa, atau melanjutkan damai seperti itu (Luk. 12:51). Sama sekali tidak, kota dan tembok-Nya akan dibangun untuk menghadapi masa kesukaran, dan perang akan menerobos masuk. Sejak orang-orang Yahudi menolak Kristus, Ia membiarkan rumah mereka ditinggalkan dan menjadi sunyi, pedang tidak akan menyingkir dari keturunan mereka, pedang Tuhan tak pernah diam, karena Ia telah menjatuhkan hukuman kepada bangsa yang munafik dan orang-orang yang membuat-Nya murka, dan hal itu membawa kehancuran atas mereka sendiri.
- Di sini terdapat:
- . Nubuat tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari itu, tidak lama lagi kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Bila terjadi perang, perang itu akan terdengar, karena setiap sepatu tentara yang berderap-derap (Yes. 9:4). Lihatlah betapa mengerikan perang itu (Yer. 4:19), aku mendengar bunyi sangkakala, pekik perang! Bahkan orang-orang yang tinggal tenang di negeri itu dan orang-orang yang tidak banyak ingin tahu tentang hal-hal baru, tetap akan mendengar kabar-kabar perang. Lihatlah akibat yang terjadi karena penolakan Injil! Orang-orang yang tidak mau mendengar para utusan damai, harus mendengar para utusan perang. Allah memiliki sebilah pedang yang siap membalas perbantahan atas perjanjian-Nya, perjanjian--Nya yang baru. Bangsa akan bangkit melawan bangsa, artinya, satu bagian wilayah atau provinsi dari bangsa Yahudi akan bangkit melawan yang lain, satu kota melawan kota lain (2Taw. 15:5-6). Dalam satu provinsi dan kota yang sama, akan terjadi pertarungan antar kelompok, sehingga mereka akan hancur lebur karena saling melawan satu sama lain (Yes. 9:18-20)
- . Perintah mengenai apa yang harus dilakukan saat itu. Berawas-awaslah jangan kamu gelisah. Mungkinkah mendengar kabar menyedihkan seperti itu tanpa menjadi gelisah? Namun, bila hati telah teguh dan percaya kepada Allah, ia akan terpelihara dalam damai dan tidak menjadi takut, sekalipun terhadap kabar-kabar buruk tentang perang, desas-desus berita tentang perang, ataupun terhadap suara hiruk-pikuk persenjatai diri, persenjatai diri. Janganlah kamu gelisah; Mē throeithe -- jangan bingung atau gempar. Jangan kelabakan, seperti seorang perempuan dengan anaknya yang ketakutan. Berawas-awaslah jangan kamu banyak bicara. Perhatikanlah, diperlukan perhatian dan kewaspadaan yang terus-menerus untuk menjaga agar hati tidak gelisah ketika terjadi perang di negeri lain. Akan berlawanan dengan pikiran Kristus, bila umat-Nya menjadi gelisah pada saat-saat yang menyusahkan.
- Kita tidak boleh gelisah karena dua alasan.
- (1) Karena kita diminta menanti-nantikan terjadinya hal ini: Orang-orang Yahudi harus dihukum, kehancuran harus terjadi atas mereka. Melalui hal ini keadilan Allah dan kehormatan Penebus harus dinyatakan. Oleh karena itu, semuanya itu harus terjadi. Firman itu telah keluar dari mulut Allah, dan pasti akan digenapi pada waktunya. Perhatikanlah, pemikiran tentang rencana Allah yang tidak bisa diubah, yang mengatur semua peristiwa, haruslah menenangkan dan meneduhkan jiwa kita, apa pun yang terjadi. Allah hanya melaksanakan apa yang ditetapkan bagi kita, dan banyaknya kegelisahan kita menunjukkan perbantahan kita dengan ketetapan itu. Karena itu, marilah kita menerima tanpa membantah semua ini, karena semuanya itu harus terjadi; bukan hanya necessitate decreti -- sebagai hasil ketetapan ilahi, tetapi necessitate medii -- sebagai cara menuju tujuan selanjutnya. Rumah tua itu harus dibongkar (meskipun tidak bisa dilakukan tanpa kebisingan, debu, dan bahaya). Sebelum bangunan baru bisa didirikan, segala sesuatu yang goyah harus digoncangkan (dan goncangannya pasti buruk adanya). Ada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan (Ibr. 12:27).
- (2) Karena kita masih diminta menanti-nantikan hal yang lebih buruk lagi, tetapi itu belum kesudahannya. Akhir zaman belum tiba, dan sementara waktu berjalan terus, kita harus sadar bahwa hal-hal yang buruk pasti akan datang. Kesudahan penderitaan hanyalah awal dari penderitaan lain. Dengan perkataan lain, "Penderitaan ini belum berakhir, masih akan ada lebih banyak hukuman untuk menumbangkan kekuasaan bangsa Yahudi, lebih banyak murka yang belum dicurahkan, baru satu kutuk yang berlalu, lebih banyak kutuk yang belum terjadi, lebih banyak anak panah yang belum dilesakkan dari tabung panah Allah. Karena itu, jangan gelisah, jangan biarkan ketakutan dan kesusahan menyerangmu, jangan tenggelam dalam beban sekarang ini, tetapi kumpulkan kekuatan dan semangat yang engkau miliki, untuk menghadapi apa yang masih akan terjadi. Jangan kamu gelisah mendengar deru perang dan kabar-kabar perang, karena apa jadinya kamu nanti kalau kelaparan dan penyakit sampar itu datang?" Kalau mendengar kabar itu saja sudah membuat kita gelisah (Yes. 28:19), bagaimana rasanya nanti bila berita itu benar-benar menyentuh tulang dan daging? Jika baru berlari dengan pejalan kaki saja sudah melelahkan, apa jadinya dengan kita nanti kalau berpacu melawan kuda? Jika dengan parit saja kita sudah ketakutan, apakah yang akan kita perbuat di hutan belukar sungai Yordan? (Yer. 12:5).
- III. Ia menubuatkan hukuman lain yang akan segera dicurahkan Allah: kelaparan, penyakit sampar, dan gempa bumi. Kelaparan sering merupakan akibat perang, sedangkan penyakit sampar adalah akibat kelaparan. Ini adalah tiga hukuman yang salah satunya harus dipilih Daud. Suatu pilihan yang sulit baginya, karena ia tidak tahu hukuman mana yang terburuk. Tetapi alangkah mengerikannya bila semuanya ditumpahkan bersama-sama ke atas umat manusia! Di samping perang (dan ini pun sudah lebih dari cukup), masih akan ada lagi:
- . Kelaparan, yang dilambangkan dengan kuda hitam di bawah meterai yang ketiga (Why. 6:5-6). Kita membaca tentang terjadinya bahaya kelaparan di Yudea, tidak lama setelah masa pelayanan Kristus (Kis. 11:28), tetapi bahaya kelaparan terberat di Yerusalem terjadi selama masa pengepungan (Rat. 4:9-10).
- . Penyakit sampar, ditunjukkan oleh kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya, di bawah meterai yang keempat (Why. 6:7-8). Penyakit sampar ini membinasakan tanpa memandang bulu, dalam waktu singkat jatuh korban tumpukan demi tumpukan.
- . Gempa bumi di berbagai tempat, atau dari satu tempat ke tempat lain, mengejar mereka yang lari dari gempa itu, seperti gempa yang terjadi pada zaman Uzia, raja Yehuda (Za. 14:5). Gempa bumi adakalanya menimbulkan kerusakan besar, baik gempa yang baru terjadi maupun yang telah terjadi sebelumnya. Gempa ini mengakibatkan kematian bagi banyak orang dan ketakutan besar bagi banyak yang lain lagi. Dari sudut pandang penyataan, tampaknya gempa bumi ini merupakan tanda yang baik, bukan sesuatu yang buruk, khususnya bagi jemaat orang percaya (Why. 6:12; bdk. Why. 6:15; 11:12-13, 19; 16:17-19). Ketika Allah bangkit menakut-nakuti bumi (Yes. 2:21), tujuan-Nya adalah untuk mengebaskan orang-orang fasik dari bumi (Ayb. 38:13), dan untuk menunjukkan barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa (Hag. 2:7-8). Tetapi di sini dibicarakan tentang hukuman yang mengerikan, dan semuanya itu barulah permulaan penderitaan, ōdinōn -- kesakitan yang melintas, dengan cepat, kejam, dan melelahkan. Perhatikanlah, bila Allah menghakimi, Ia akan mengatasi segalanya; ketika Ia memulai di dalam kemurkaan, Ia akan menghabisi sampai pada kesudahannya (1Sam. 3:12). Bila kita melihat jauh ke depan pada kesengsaraan kekal yang harus dihadapi para penentang Kristus dan Injil-Nya yang begitu keras kepala, kita bisa benar-benar berkata tentang penghakiman sementara yang luar biasa ini, "Semuanya itu barulah permulaan penderitaan, hal-hal buruk telah mereka alami sekarang, masih ada yang lebih buruk lagi yang sedang menanti."
- IV. Ia menubuatkan penganiayaan terhadap umat dan pelayan-pelayan-Nya serta kemurtadan dan kerusakan hidup keagamaan setelah itu (ay. 9-10, 12).
- Perhatikan baik-baik:
- . Penyaliban itu sendiri dinubuatkan (ay. 9). Dari semua peristiwa-peristiwa masa depan yang paling berkaitan dengan kita, namun justru yang paling tidak kita minati, adalah mengenal penderitaan kita sendiri. Kemudian, ketika bahaya kelaparan dan penyakit sampar telah terjadi, orang-orang akan menghubungkan peristiwa itu dengan umat Kristen, dan menjadikannya alasan untuk menyiksa mereka, Christianos ad leones -- Lemparkan orang-orang Kristen kepada singa. Saat pertama kali mengutus murid-murid-Nya, Kristus telah memberi tahu mereka tentang kesulitan-kesulitan yang harus mereka derita, tetapi sampai sekarang baru sedikit yang mereka alami. Oleh karena itu, Ia memperingatkan mereka sekali lagi, bahwa semakin kurang mereka menderita, semakin banyak yang harus digenapkan dalam daging mereka (Kol. 1:24).
- (1) Mereka akan disiksa dengan cara dibelenggu dan dipenjara, diejek dan didera, seperti yang dialami Rasul Paulus yang terberkati (2Kor. 11:23-25). Mereka tidak segera dibunuh, tetapi disiksa sepanjang hari, kerap kali dalam bahaya maut. Mereka akan disiksa sedemikian rupa sampai setengah mati rasanya, dijadikan tontonan bagi dunia (1Kor. 4:9, 11).
- (2) Mereka akan dibunuh. Begitu kejamnya musuh-musuh jemaat orang benar, sehingga tidak ada yang bisa memuaskan mereka selain darah orang-orang kudus, yang mereka dambakan, sedot, dan tumpahkan seperti air.
- (3) Mereka akan dibenci semua bangsa oleh karena nama Kristus, seperti yang pernah diberitahukan sebelumnya (Mat. 10:22). Dunia ini umumnya sangat benci dan ganas terhadap orang-orang Kristen. Meskipun orang-orang Yahudi sangat membenci orang-orang kafir, mereka ini tidak pernah dianiaya seperti halnya orang Kristen. Orang-orang Kristen dibenci oleh orang-orang Yahudi sehingga tercerai-berai di antara bangsa-bangsa dan menjadi korban kekejaman dunia ini. Bagaimana pendapat kita tentang dunia ini, yang memberikan perlakuan terburuk kepada orang-orang terbaik? Itulah yang menyebabkan munculnya para martir, dan ini menghiburkan Dia. Demi Kristuslah mereka dibenci. Pengakuan iman dan pemberitaan mereka tentang nama-Nya sangat membangkitkan amarah bangsa-bangsa terhadap mereka. Karena mendapat kejutan yang mematikan bagi kerajaannya dan mengetahui bahwa waktunya sudah sangat singkat, Iblis telah turun dengan geramnya yang dahsyat.
- . Perlawanan terhadap salib (ay. 10-12). Demikianlah, Iblis menjalankan kepentingannya dengan kekuatan senjata, tetapi pada akhirnya Kristus akan mempermuliakan diri-Nya dari penderitaan umat dan para pelayan-Nya. Tiga akibat buruk dari penganiayaan dinubuatkan di sini.
- (1) Kemurtadan sebagian orang. Ketika pengakuan iman Kristen mulai dituntut dengan harga mahal, banyak orang akan murtad, mula-mula bertengkar, dan kemudian meninggalkan pengakuan iman mereka. Mereka mulai berbantah-bantah soal kepercayaan mereka, menjadi longgar dengan ikatannya, merasa jemu, dan pada akhirnya berbalik darinya.
- Perhatikanlah:
- [1] Bukanlah sesuatu yang baru (meskipun aneh) bila ada orang yang telah mengenal jalan kebenaran kemudian berbelok dari jalan itu. Rasul Paulus sering mengeluhkan orang-orang yang meninggalkan iman mereka. Mereka mengawalinya dengan baik, tetapi ada sesuatu yang merintangi. Mereka berasal dari antara kita, tetapi meninggalkan kita, karena tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita (1Yoh. 2:19). Hal ini telah diberitahukan sebelumnya kepada kita.
- [2] Masa penderitaan adalah masa yang mengguncangkan. Mereka yang gugur di waktu badai adalah mereka yang tegak berdiri di saat cuaca baik, sama seperti para pendengar yang diibaratkan sebagai tanah yang berbatu-batu (13:21). Banyak orang mau mengikut Kristus ketika matahari sedang cerah, tetapi kemudian mencari jalannya sendiri dan meninggalkan Dia di saat hari mendung dan gelap. Mereka hanya menyukai agama mereka bila agama itu mengenakkan dan tidak menuntut harga. Namun, bila pengakuan percaya itu harus dibayar mahal, mereka akan segera meninggalkannya.
- (2) Keganasan orang-orang. Ketika penganiayaan sedang marak, iri hati, kebencian, dan kedengkian akan menular dan merasuk, dengan cara yang aneh, ke dalam pikiran manusia. Sementara itu, kebaikan hati, kelembutan, dan sikap bersahaja tampak seperti sesuatu yang langka dan aneh. Kemudian mereka akan saling menyerahkan, artinya, "Mereka yang telah berkhianat dan meninggalkan kepercayaan mereka akan membenci dan menyerahkan orang-orang yang percaya, yang sebelumnya pura-pura dijadikan sebagai sahabat mereka." Umumnya orang-orang yang murtad selalu menjadi penganiaya yang paling bengis dan kejam. Perhatikanlah, masa-masa aniaya adalah masa pengungkapan. Serigala berbulu domba akan membuka penyamarannya, dan tampak sosok aslinya sebagai serigala. Mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Masa-masa itu tentunya masa yang penuh bahaya, karena dua hal terbaik (kebenaran dan kasih) akan berbenturan langsung dengan pengkhianatan dan kebencian, dua hal paling jahat yang pernah ada. Tampaknya hal ini menunjuk pada perlakuan biadab yang dilakukan satu sama lainnya oleh kelompok-kelompok yang ada dalam bangsa Yahudi. Sudah sepantasnyalah orang-orang yang menelan umat Allah seperti memakan roti itu dibiarkan saling menggigit dan menelan sampai mereka saling membinasakan. Atau, ini bisa menunjuk juga pada berbagai kejahatan yang dilakukan terhadap murid-murid Kristus oleh orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan mereka, seperti yang digambarkan dalam Matius 10:21, orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh.
- (3) Kemerosotan umum dan sikap dingin kebanyakan orang (ay. 12). Pada masa pencobaan, ketika muncul nabi-nabi palsu, serta pada masa aniaya, ketika orang-orang kudus dibenci, nantikanlah terjadinya dua hal ini,
- [1] Semakin bertambahnya kedurhakaan. Meskipun dunia ini selalu berkubang dalam kejahatan, namun adakalanya dikatakan bahwa kedurhakaan menjadi melimpah secara luar biasa, yaitu ketika kedurhakaan itu semakin menjadi-jadi dibandingkan biasanya. Ini misalnya seperti yang terjadi di dunia ini pada masa lalu, ketika semua manusia menjalankan hidup yang rusak, secara lebih berlebihan daripada biasanya, kekerasan bersimaharajalela dan menopang segala kejahatan (Yeh. 7:11), sampai neraka seakan-akan terkuak dan bebas menghujat Allah dan membenci orang-orang kudus.
- [2] Kemerosotan kasih. Ini adalah akibat dari yang sebelumnya, karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Ini bisa dipahami, karena dalam kesalehan yang sejati, segalanya bisa diringkas dalam kasih. Sangatlah umum untuk menemukan orang-orang percaya menjadi dingin dalam iman pengakuan mereka, ketika orang-orang jahat semakin meningkatkan kejahatan mereka. Sama seperti jemaat Efesus yang meninggalkan kasih yang semula ketika mengalami masa-masa sulit (Why. 2:2-4). Atau, bisa juga hal itu dipahami secara lebih khusus sebagai kasih persaudaraan. Ketika kedurhakaan semakin bertambah, baik kedurhakaan penyesatan maupun kedurhakaan penganiayaan, pada umumnya kasih ini akan menjadi dingin. Orang Kristen mulai saling menghindari dan mencurigai, kasih sayang mulai menjauh, kesenjangan mulai tercipta, terjadi pengelompokan, dan kasih menjadi sia-sia. Iblis adalah pendakwa saudara-saudara kita. Mereka bukan hanya mendakwa musuh-musuh mereka, yang membuat kedurhakaan penganiayaan semakin bertambah, tetapi juga saling mendakwa di antara mereka, yang membuat kasih kebanyakan orang menjadi dingin.
- Ketika kasih mulai merosot, harapan akan masa-masa itu menjadi menyedihkan.
- Tetapi:
- Pertama, ini hanyalah kasih banyak orang, bukan semua orang. Dalam masa yang terburuk, Allah memiliki sisa umat yang berpegang teguh pada seluruh iman pengakuan mereka dan tetap berkobar-kobar, seperti pada zaman Elia, ketika ia merasa ditinggal sendiri.
- Kedua, kasih ini hanya menjadi dingin, bukan mati. Hanya menurun, bukan dibuang. Masih ada kehidupan di dalam akar, yang akan menampakkan diri ketika musim dingin sudah berlalu. Sifat barunya mungkin menjadi dingin, tetapi tidak akan menjadi tua, membusuk, dan musnah.
- . Penghiburan yang dikaitkan dengan perlawanan terhadap salib, untuk mendukung umat Tuhan yang sedang menderita (ay. 13), orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
- (1) Sungguh menghiburkan hati bila kita selalu merindukan hal yang baik dalam mengikuti Kristus, bahwa meskipun banyak yang dianiaya, namun ada sebagian yang tetap bertahan sampai pada kesudahannya. Ketika kita melihat begitu banyak orang mundur, kita khawatir bahwa tujuan Kristus akan tenggelam karena kurangnya pendukung, dan nama-Nya akan ditinggalkan dan dilupakan karena kurangnya orang percaya. Namun, bahkan dalam saat-saat yang sedemikian pun masih tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia (Rm. 11:5). Hal ini berbicara mengenai masa yang sama yang dinubuatkan oleh nubuat ini, yang menunjuk pada suatu sisa umat yang tidak termasuk orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan beroleh hidup. Mereka tetap bertahan sampai pada kesudahannya, sampai akhir hidup mereka, sampai akhir masa ujian mereka, atau sampai akhir waktu ujian penderitaan itu, sampai akhir pertempuran, meskipun harus sampai mencucurkan darah.
- (2) Sangat menghiburkan hati bahwa mereka yang bertahan sampai pada kesudahannya dan yang menderita demi kesetiaan mereka, akan selamat. Ketekunan memenangkan mahkota, melalui anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma, dan sungguh akan mengenakannya. Mereka akan selamat. Mungkin mereka akan dilepaskan dari kesusahan mereka dan bertahan di dunia ini dengan segala penghiburan. Namun, yang dimaksud di sini adalah keselamatan abadi. Mereka yang bertahan sampai akhir hayat mereka akan menerima tujuan dari iman dan pengharapan mereka, yaitu keselamatan jiwa mereka (1Ptr. 1:9; Rm. 2:7; Why. 3:20). Mahkota kemuliaan akan mengubah semuanya, dan keyakinan akan hal itu akan memampukan kita untuk memilih lebih baik mati dianiaya daripada hidup di istana bersama para penganiaya.
- V. Kristus menubuatkan pemberitaan Injil di seluruh dunia (ay. 14), Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
- Perhatikan baik-baik di sini:
- . Injil itu disebut Injil Kerajaan, karena Injil itu mengungkapkan Kerajaan anugerah yang menuntun orang menuju Kerajaan kemuliaan. Injil ini membangun Kerajaan Kristus di dunia ini, dan memastikan Kerajaan kita di dunia lain.
- . Cepat atau lambat Injil ini akan diberitakan di seluruh dunia, kepada semua makhluk, dan semua bangsa akan menjadi murid Kristus, karena di dalamnya Kristus menjadi keselamatan sampai ke ujung bumi. Untuk maksud inilah karunia lidah menjadi karunia sulung Roh.
- . Injil itu diberitakan untuk menjadi kesaksian bagi semua bangsa, maksudnya Injil ini berisi pernyataan kesetiaan dari pikiran dan kehendak Allah tentang hal-hal yang diminta Allah untuk dilakukan manusia serta balasan yang bisa diharapkan manusia dari Allah. Injil ini merupakan catatan dari pikiran dan kehendak Allah itu, yaitu suatu kesaksian (1Yoh. 5:11), bahwa mereka yang percaya akan diselamatkan, dan mereka yang tetap tidak percaya akan dihukum (Mrk. 16:16). Tetapi bagaimana hal ini bisa terjadi demikian?
- (1) Hal ini menunjukkan bahwa Injil sudah ada, atau paling tidak orang sudah mendengar mengenainya, di seluruh dunia yang sudah dikenal, sebelum penghancuran Yerusalem terjadi. Bahwa jemaat Perjanjian Lama tidak akan diakhiri sebelum jemaat Perjanjian Baru benar-benar mapan, kokoh, dan berhasil. Lebih baik menghadapi jemaat yang rusak dan busuk daripada tidak sama sekali. Dalam waktu empat puluh tahun setelah kematian Kristus, suara Injil telah sampai ke ujung bumi (Rm. 10:18). Rasul Paulus benar-benar telah memberitakan sepenuhnya Injil dari Yerusalem sampai ke Ilirikum. Begitu pula para rasul lainnya tidak tinggal diam. Penganiayaan orang-orang kudus di Yerusalem membantu menyebarkan mereka ke mana-mana, sehingga mereka menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil (Kis. 8:1-4). Dan, saat kabar Sang Penebus itu diberitakan ke seluruh penjuru dunia, ketika itulah pemerintahan dan kekuasaan Yahudi berakhir. Jadi, apa yang mereka pikir bisa mencegah orang menjadi percaya kepada-Nya, yaitu dengan membunuh-Nya, hal itu malah membuat semua orang percaya kepada-Nya, orang-orang Roma datang, dan merampas tempat suci dan bangsa mereka (Yoh. 11:48). Rasul Paulus berbicara tentang Injil yang sudah sampai ke seluruh dunia dan dikabarkan di seluruh alam (Kol. 1:6-23)
- (2) Ditunjukkan juga bahwa meskipun di tengah pencobaan, kesukaran, dan aniaya, Injil Kerajaan akan tetap diberitakan dan disebarkan, serta akan menerobos melalui perlawanan yang sengit. Meskipun musuh-musuh jemaat menjadi sangat panas, dan sahabat-sahabat jemaat menjadi sangat dingin, Injil akan tetap diberitakan. Meskipun kemudian banyak yang jatuh karena pedang dan api, dan banyak berlaku fasik dan menjadi jahat karena bujuk rayu, umat yang mengenal Allah mereka akan dikuatkan sehebat-hebatnya untuk mengajari banyak orang (Dan. 11:32-33; Flp. 1:12-14).
- (3) Apa yang tampaknya menjadi maksud utama di sini adalah bahwa setelah Injil menyelesaikan tugasnya di dunia, maka akhir dunia ini akan segera mengikuti, bukan menunggu. Injil akan tetap diberitakan, pekerjaan itu akan terus berjalan meskipun kita sudah meninggal dunia, supaya semua bangsa, baik yang pertama maupun terakhir, akan menerima atau menolak Injil itu. Dan kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Kerajaan itu diserahkan kepada Allah Bapa. Ketika rahasia Allah digenapi, tubuh rohani disempurnakan, dan bangsa-bangsa bertobat dan diselamatkan, atau dihukum dan didiamkan oleh Injil atas segala perlawanan mereka. Barulah kemudian tibalah kesudahannya, seperti yang telah dikatakan-Nya sebelumnya (ay. 6-7), itu belum kesudahannya, sebelum rencana-rencana yang mendahului itu digenapi. Dunia ini akan tetap ada selama orang-orang pilihan Allah belum dipanggil, tetapi bilamana mereka semua dikumpulkan, dunia ini akan segera dihukum dengan api.
- VI. Secara lebih khusus Kristus menubuatkan kehancuran yang akan datang menimpa bangsa Yahudi, kota-kota, tempat suci, dan bangsa mereka (ay. 15 dan seterusnya). Dengan nubuat ini Ia lebih dekat dalam menjawab pertanyaan mereka tentang penghancuran Bait Suci. Apa yang dikatakan-Nya ini sangat berguna bagi murid-murid-Nya, supaya mereka berperilaku semestinya dalam menghadapi peristiwa besar itu dan memperoleh penghiburan karenanya. Ia menggambarkan beberapa tahap malapetaka itu, seperti yang biasa terjadi di dalam perang.
- . Orang-orang Romawi mendirikan pembinasa keji di tempat kudus (ay. 15). Sekarang:
- (1) Beberapa orang mengartikan ini sebagai berhala atau patung yang dibangun di dalam Bait Suci oleh beberapa wali negeri Romawi, yang tentunya sangat meresahkan bangsa Yahudi dan memancing mereka agar memberontak sehingga membawa kehancuran bagi mereka. Patung Jupiter Olympius yang didirikan di atas mezbah Allah atas perintah Antiokhus dinamakan Bdelygma erēmōseōs -- pembinasa yang keji, nama sama yang digunakan oleh para sejarawan (1Mak. 1:54). Sejak penawanan di Babel, tidak ada yang paling menjijikkan bagi orang-orang Yahudi selain pembuatan patung atau berhala yang ditempatkan di Bait Suci, seperti yang tampak dari perlawanan hebat yang mereka lakukan ketika Kaisar Caligula hendak mendirikan patungnya di sana. Tindakan mereka ini mendatangkan akibat yang sangat berbahaya bagi mereka seandainya tidak dicegah dan diredakan oleh Petronius. Namun, Herodes berhasil membangun patung seekor burung rajawali di gerbang Bait Suci, dan menurut beberapa orang, patung Titus juga dibangun di Bait Suci.
- (2) Sebagian orang lain lebih memilih untuk menjelaskan ayat 15 di atas dengan memakai ayat-ayat yang serupa dalam Lukas 21:20, apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara. Yerusalem adalah kota suci, Kanaan adalah daerah yang suci, dan Gunung Moria adalah tanah yang suci, karena kedekatannya dengan Bait Suci, pikir mereka. Pasukan Romawi berkemah di daerah yang ada di sekeliling Yerusalem, dan itulah yang mendatangkan pembinasaan bagi tempat itu. Tanah musuh disebut sebagai negeri yang engkau takuti (Yes. 7:16). Jadi pasukan musuh yang lemah namun keras kepala, bisa saja disebut pembinasa keji. Nah, hal inilah yang disebut-sebut sebagai nubuat yang disampaikan oleh Nabi Daniel, yang berbicara lebih terus terang tentang Mesias dan Kerajaan-Nya dibandingkan dengan yang dikatakan oleh nabi-nabi lain dalam Perjanjian Lama. Ia berbicara tentang pembinasa keji yang membuat kehancuran, yang tentunya menunjuk pada Antiokhus (Dan. 11:31; 12:11). Dan, inilah yang ditunjuk oleh Juruselamat kita dalam pesan yang dibawa oleh malaikat kepada Daniel (Dan. 9:27), yang berbicara tentang apa yang akan terjadi pada akhir tujuh puluh minggu, lama setelah kehancuran yang disebut di atas tadi terjadi, oleh karena menyebarnya tindakan pembinasaan. Atau, secara longgar bisa diartikan, bahwa, dengan pasukan-pasukan yang keji (yang cocok dengan nubuat ini), akan datang yang membinasakan. Pasukan tentara penyembah berhala bisa disebut pasukan pembinasa yang keji. Sebagian orang berpendapat bahwa huru-hara, pemberontakan, serta berbagai tindakan keji dan roh pemberontakan, baik di kota maupun di Bait Suci, setidaknya bisa dipandang sebagai bagian dari kekejian yang mengakibatkan kebinasaan itu. Kristus mengarahkan mereka untuk memperhatikan nubuat Daniel itu, supaya mereka bisa melihat bahwa kehancuran kota dan Bait Suci mereka memang telah dibicarakan jauh sebelumnya dalam Perjanjian Lama, dan ini bisa meneguhkan kebenaran nubuat-Nya, dan dengan begitu mereka juga tidak bisa sembarangan menyalahkan Dia dengan nubuat-Nya itu. Dengan demikian pula, sejak saat itu mereka sudah bisa menghitung-hitung waktu kebinasaan itu, yakni segera setelah tindakan pembunuhan atas Sang Mesias. Inilah dosa yang mendatangkan kebinasaan itu, yakni penolakan mereka atas Dia, dan setelah itu kepastian kebinasaan itu pun ditetapkan. Sama seperti Kristus meneguhkan hukum Taurat dengan ajaran dan aturan-Nya, demikian pula, dengan nubuat-Nya Ia meneguhkan nubuat-nubuat dari Perjanjian Lama. Sangat baiklah untuk membandingkan kedua cara peneguhan-Nya ini.
- Apa yang dirujuk dalam suatu nubuat itu umumnya masih kabur dan tidak jelas, dan karena itu Kristus menyisipkan peringatan ini, "Para pembaca hendaklah memperhatikannya. Barang siapa yang membaca nubuat Daniel hendaknya memahami bahwa penggenapannya sudah tidak lama lagi, yakni dalam bentuk penghancuran Yerusalem." Perhatikanlah, orang-orang yang membaca firman Allah harus berusaha memahami firman Allah itu, bila tidak, hasilnya kurang bermanfaat. Kita tidak dapat menggunakan apa yang tidak kita pahami (Yoh. 5:39; Kis. 8:30). Malaikat yang menyampaikan nubuat ini kepada Daniel mendorong agar ia mengetahui dan memahami (Dan. 9:25). Kita pun tidak boleh berputus asa dalam memahami nubuat-nubuat, bahkan yang kabur sekalipun. Ingatlah, nubuat besar Perjanjian Baru dinamakan sebuah wahyu (penyataan atau pengungkapan), bukan suatu rahasia. Sekarang hal-hal yang dinyatakan adalah bagi kita, karena itu kita harus menyelidikinya dengan rendah hati dan rajin. Atau, hendaknya ia memahami, bukan hanya firman Allah yang berbicara mengenai hal-hal itu saja, tetapi biarlah dengan firman itu ia mempunyai pengertian tentang saat-saatnya (1Taw. 12:32). Sebagian orang juga menafsirkan begini, biarlah orang mengamati dan memperhatikan supaya ia menjadi yakin bahwa tidak peduli harapan-harapan kosong apa pun yang dimilikinya, para pasukan pembinasa akan tetap membuat kehancuran.
- . Cara penyelamatan yang harus dipikirkan orang yang bijak (ay. 16, 20); maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri. Kesimpulan yang diberikan di sini adalah bahwa tidak ada cara lain lagi untuk menyelamatkan diri selain melarikan diri. Kita bisa memahaminya begini:
- (1) Sebagai suatu nubuat tentang penghancuran itu sendiri, yaitu bahwa peristiwa tersebut tidak bisa dilawan, bahwa mustahil bagi orang yang keras hati sekalipun untuk mengangkat kepala menghadapinya atau bergulat dengannya. Tetapi mereka harus berbelok dan mencari jalan lain untuk menghindar, keluar dari sana. Hal ini menunjuk kepada apa yang mati-matian disuruh oleh Yeremia ketika Yerusalem dikepung orang Kasdim, walaupun usahanya ini sia-sia, yaitu bahwa tidak ada gunanya untuk melawan orang-orang Kasdim itu, lebih bijaksana untuk mengalah dan menyerah saja. Demikianlah, Kristus di sini menunjukkan kepada kita betapa sia-sianya kalau kita melawan; Ia meminta masing-masing orang mencari jalan terbaik sebisa-bisanya.
- (2) Kita bisa mengartikan hal itu sebagai arahan kepada para pengikut Kristus tentang apa yang mereka harus lakukan, tetapi bukan supaya mereka berkomplot dengan orang-orang yang berperang melawan bangsa Romawi untuk menyelamatkan kota dan bangsa mereka, yang tujuannya hanya untuk menghabiskan kekayaan kota dan bangsa mereka itu. Karena perkara yang sama inilah, yaitu perjuangan orang-orang Yahudi melawan kekuasaan Romawi beberapa tahun sebelum kekalahan terakhir mereka, yang dimaksudkan dalam Yakobus 4:1-3. Lebih baik mereka menerima tanpa syarat keputusan yang akan terjadi, serta meninggalkan kota dan negeri itu secepat mungkin, seperti mereka yang lari dari rumah yang roboh atau kapal yang sedang karam, seperti Lot keluar dari Sodom, dan orang Israel lari meninggalkan kemah Datan dan Abiram. Kristus menunjukkan kepada mereka:
- [1] Ke mana mereka harus lari. Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Bukan ke pegunungan yang ada di sekitar Yerusalem, tetapi ke sudut terpencil negeri itu, yang bisa memberikan tempat berlindung bagi mereka, bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena tersembunyi. Dikatakan bahwa bangsa Israel bercerai-berai di gunung-gunung (2Taw. 18:16 dan Ibr. 11:38). Akan lebih aman tinggal di antara liang-liang singa dan pegunungan tempat macan tutul daripada di antara orang Yahudi yang durhaka dan orang Romawi yang sedang penuh amarah. Perhatikanlah, pada waktu bahaya semakin dekat mengancam, bukan hanya sah menurut hukum untuk menyelamatkan diri dengan berbagai cara yang baik dan jujur, tetapi juga merupakan kewajiban kita. Bila Allah membuka jalan untuk melarikan diri, kita harus segera melarikan diri, bila tidak, berarti kita tidak mempercayai Allah tetapi justru mencobai-Nya. Akan ada saatnya bahwa meskipun mereka berada di Yudea, tempat di mana Allah dikenal dan nama-Nya diagungkan, mereka harus melarikan diri ke pegunungan. Bila kita melarikan diri dari bahaya, dan bukan dari kewajiban kita, maka kita boleh percaya bahwa Allah akan menyediakan tempat tumpangan bagi umat-Nya yang terbuang (Yes. 16:4-5). Pada waktu malapetaka besar datang, ketika nyata bahwa tidak ada gunanya lagi tinggal di tempat sendiri untuk melayani dan lebih aman untuk tinggal di tempat lain, maka itu artinya bahwa Allah Sang Pemelihara memanggil kita untuk melarikan diri. Orang yang melarikan diri bisa bertempur lagi.
- [2] Mereka harus bergegas (ay. 17-18). Dalam keadaan yang sangat genting, hidup akan terancam bahaya, karena bencana bisa menghantam dengan tiba-tiba. Karena itu, orang yang sedang di peranginan di atas rumah, ketika tanda bahaya berbunyi, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya. Tetapi hendaklah ia turun secepat mungkin dan segera melarikan diri. Begitu juga orang yang sedang di ladang, akan sangat bijaksana bila ia segera lari dan tidak kembali mengambil pakaian atau harta di rumahnya. Ada dua alasan untuk ini,
- Pertama, karena waktu yang digunakan untuk mengemasi barang-barang akan menunda pelariannya. Perhatikanlah, ketika kematian sudah berada di ambang pintu, penundaan sangat berbahaya. Lot diperintahkan, janganlah menoleh ke belakang. Orang-orang yang diyakinkan atas keadaan dosa mereka yang menyengsarakan serta kebinasaan yang mengikuti dalam keadaan seperti itu, perlu segera melarikan diri kepada Kristus. Kalau tidak, setelah semua penghukuman ini, mereka akan binasa selamanya karena sudah terlambat.
- Kedua, karena membawa pakaian, barang-barang dan perhiasan hanya akan membebani dan menghambat pelariannya. Orang-orang Aram ketika melarikan diri, melemparkan pakaian mereka (2Raj. 7:15). Pada saat seperti itu, kita harus bersyukur bila nyawa kita diberikan sebagai jarahan, meskipun kita tidak bisa membawa apa-apa (Yer. 45:4-5). Karena hidup itu lebih penting dari pada makanan (Mat. 6:25). Orang yang paling sedikit bawaannya, paling aman pelariannya. Cantabit vacuus coram latrone viator -- tidak ada yang bisa dirampok dari orang yang bepergian dengan membawa uang sedikit. Kepada murid-murid-Nya itulah, Kristus menganjurkan agar melupakan rumah dan pakaian, karena mereka memiliki tempat tinggal di sorga dan harta di sana, serta pakaian yang tidak akan rusak, yang tidak bisa dirampas musuh. Omnia mea mecum porto -- Semua milikku ada bersamaku, kata Bias, seorang ahli filsafat dalam pelariannya, dengan tangan kosong. Orang yang memiliki anugerah di dalam hatinya, membawa semua miliknya bersamanya, ke mana pun ia pergi.
- Sekarang, dari antara kedua belas murid yang mendengar langsung perkataan Kristus ini, tidak seorang pun tinggal hidup dan menyaksikan hari yang penuh kemuraman ini, kecuali Yohanes. Mereka tidak perlu menyembunyikan diri di pegunungan (Kristus menyembunyikan mereka di sorga), tetapi meneruskan perintah Kristus ini kepada para penerus mereka dalam pengakuan iman, yaitu mereka yang mengejar iman itu, dan nasihat itu sangat berguna bagi mereka. Dan itulah yang terjadi, ketika orang-orang Kristen di Yerusalem dan Yudea melihat datangnya kehancuran itu, mereka menyingkir ke sebuah kota bernama Pella, yang terletak di seberang sungai Yordan, tempat yang aman. Sehingga dari ribuan orang yang binasa pada penghancuran Yerusalem, hanya ada satu orang Kristen yang tewas (Euseb. Eccl. Hist. Lib. 3, cap. 5). Karena itu, kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia (Ams. 22:3; Ibr. 11:7). Peringatan ini sama sekali tidak dirahasiakan. Injil Matius diterbitkan jauh sebelum penghancuran itu terjadi, supaya orang lain juga bisa diuntungkan karenanya. Tetapi kebinasaan mereka karena ketidakpercayaan mereka akan peringatan ini menggambarkan seperti apa mereka akan binasa bila tidak mau percaya akan berbagai peringatan yang diberikan Kristus tentang murka yang akan datang.
- [3] Siapa saja yang mengalami kesulitan besar pada masa itu (ay. 19), Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi. Peristiwa yang sama juga dikatakan Kristus pada hari kematian-Nya (Luk. 23:29). Orang akan berkata, "Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui." Berbahagialah mereka yang tidak mempunyai anak untuk menyaksikan pembunuhan itu, tetapi yang paling tidak berbahagia adalah mereka yang rahimnya pada saat itu sedang melahirkan dan susunya sedang menyusui. Mereka akan berada dalam keadaan yang paling menyedihkan.
- Pertama, bahaya kelaparan akan sangat memilukan mereka, ketika mereka harus menyaksikan lidah bayi melekat pada langit-langit karena haus. Malapetaka itu membuat perempuan-perempuan itu menjadi lebih kejam daripada serigala (Rat. 4:3-4).
- Kedua, bagi mereka, pedang di tangan orang bengis menjadi lebih mengerikan. Sungguh merupakan pembedahan yang mengerikan ketika perempuan-perempuan yang mengandung dibelah perutnya oleh para penakluk yang sedang murka (2Raj. 15:16; Hos. 14:1; Am. 1:13), atau terpaksa menyerahkan anak-anak mereka kepada si pembunuh (Hos. 9:13).
- Ketiga, pelarian itu juga membuat mereka paling menderita. Perempuan yang membawa anak-anak tidak bisa berjalan cepat atau mencapai jarak yang jauh, anak-anak yang menyusui tidak bisa ditinggalkan, atau dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Apabila tetap dibawa, sang anak akan memperlambat pelarian ibunya dan membahayakan hidupnya, sedangkan anak itu sendiri bisa bernasib sama seperti Mefiboset, yang menjadi timpang karena terjatuh dari pelukan inang pengasuhnya yang melarikan diri dengan terburu-buru (2Sam. 4:4).
- [4] Apa yang harus mereka doakan pada masa itu. Supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat (ay. 20). Perhatikan baik-baik, dalam masa kesukaran dan malapetaka besar, murid-murid Kristus biasanya harus banyak berdoa. Itu adalah obat mujarab untuk semua rasa sakit, yang tidak pernah ketinggalan zaman, dan bisa dilakukan kapan saja ketika kita mengalami kesesakan. Tidak ada jalan keluar, selain melarikan diri. Itu sudah menjadi perintah-Nya. Allah tidak akan bisa dibujuk lagi membatalkan murka-Nya. Tidak, tidak ada, sekalipun Nuh, Daniel, dan Ayub berdiri dan berdoa di hadapan-Nya. Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku, berusahalah untuk melakukan yang terbaik dari apa yang ada. Bila kamu tidak bisa berdoa dalam iman agar kamu tidak terpaksa melarikan diri, berdoalah agar keadaannya bisa bermurah hati, sehingga meskipun cawan tidak akan berlalu dari hadapanmu, bahaya besar hukuman itu bisa dicegah.
- Perhatikanlah, Allah memiliki kuasa mengatur keadaan yang menyertai suatu peristiwa, yang adakalanya bisa mendatangkan perubahan yang sangat besar dalam suatu cara tertentu, sehingga karena itu hendaknya pandangan kita tetap tertuju kepada-Nya dalam segala keadaan. Kristus meminta mereka berdoa untuk memperoleh kemurahan ini, yang menandakan bahwa Ia bersedia menganugerahkan hal ini kepada mereka. Ketika terjadi malapetaka besar janganlah kita terus melihat bahwa keadaan bisa terus bertambah buruk, sebaliknya, harapkanlah datangnya keadaan yang baik. Kristus tetap meminta murid-murid-Nya berdoa bagi diri sendiri dan sahabat-sahabat mereka, bahwa bilamana mereka terpaksa harus melarikan diri, biarlah itu terjadi pada saat yang menyenangkan.
- Perhatikanlah, ketika kesusahan masih jauh di depan, sungguh baik untuk menghimpun doa sebelum kesusahan semakin dekat. Mereka harus berdoa,
- Pertama, supaya waktu mereka melarikan diri, bila itu sesuai dengan kehendak Allah, jangan jatuh pada musim dingin, saat ketika siang hari lebih pendek, cuaca dingin, dan jalanan kotor sehingga membuat perjalanan menjadi tidak nyaman, khususnya bagi seluruh keluarga. Paulus meminta Timotius untuk datang kepadanya sebelum musim dingin (2Tim. 4:21). Perhatikanlah, meskipun kenyamanan tubuh bukanlah yang terutama, tetapi sepatutnya dipertimbangkan. Memang kita harus menerima apa yang Allah berikan, namun, ketika Ia melaksanakannya, kita diperbolehkan untuk berdoa untuk ketidaknyamanan tubuh. Kita dianjurkan berdoa untuk hal semacam ini, karena Tuhan adalah untuk tubuh.
- Kedua, agar jangan pada hari Sabat. Jangan terjadi pada hari Sabat orang Yahudi, karena berjalan pada hari Sabat akan membangkitkan amarah mereka yang pernah marah kepada murid-murid karena memetik bulir gandum pada hari Sabat. Jangan juga terjadi pada hari Sabat orang Kristen, karena terpaksa bepergian pada hari itu akan membawa kesedihan bagi mereka. Hal ini menunjukkan rancangan Kristus, bahwa hari Sabat harus dirayakan setiap minggu setelah pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Kita tidak pernah membaca bahwa Kristus sangat peduli dengan segala ketetapan gereja Yahudi, karena sifatnya yang hanya berupa upacara kosong dan sia-sia belaka. Namun, Ia sering menunjukkan perhatian atas hari Sabat itu. Hal ini juga menunjukkan bahwa hari Sabat secara teratur dirayakan sebagai hari perhentian atau istirahat dari perjalanan dan pekerjaan duniawi. Sesuai penjelasan-Nya tentang perintah yang keempat, kita boleh melakukan suatu pekerjaan pada hari Sabat bila pekerjaan itu memang diperlukan, seperti melarikan diri dari musuh untuk menyelamatkan nyawa kita. Sekiranya hal itu dianggap melanggar perintah keempat, Ia pasti akan berkata, "Apa pun yang akan terjadi atas kamu, jangan melarikan diri pada hari Sabat, tetaplah tinggal di tempat, meskipun kamu akan mati karena itu," karena kita tidak boleh melakukan dosa sekecil apa pun supaya bisa melarikan diri dari kesusahan terbesar itu. Tetapi hal ini juga menunjukkan bahwa sangatlah tidak mudah dan tidak nyaman bagi seorang benar bila ia dipaksa untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang sangat perlu ia lakukan, yaitu untuk beribadah dan menyembah Allah pada hari Sabat. Kita harus berdoa agar kita memiliki hari-hari Sabat yang teduh dan tidak terganggu, dan tidak melakukan pekerjaan apa pun selain pekerjaan yang layak dilakukan pada hari-hari Sabat, supaya kita boleh menanti-nantikan Tuhan tanpa gangguan. Namun, kalau harus melarikan diri, itu lebih diinginkan, supaya kita masih bisa mendapatkan keuntungan dan penghiburan satu Sabat lagi sesudah itu untuk membantu memikul beban kita. Melarikan diri pada musim dingin tidak memberikan kenyamanan bagi tubuh, tetapi melarikan diri pada hari Sabat membawa ketidaknyamanan bagi jiwa, terlebih lagi bila kita mengenang indahnya hari-hari Sabat yang sudah kita lalui sebelumnya (Mzm. 42:5)
- . Kesusahan besar yang akan segera terjadi (ay. 21), pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat. Ketika takaran kejahatan itu sudah penuh, dan ketika para pelayan Allah sudah dimeteraikan dan diamankan, datanglah siksaan yang dahsyat itu. Tidak ada yang bisa terjadi terhadap Sodom sebelum Lot sampai di Zoar, karena sesudah ia sampai di sana, barulah turun hujan belerang dan api. Pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat. Benar-benar sangat dahsyat, ketika wabah sampar dan kelaparan mengamuk di dalam kota itu. Lebih buruk lagi, terjadi perpecahan dan pengelompokan, sehingga orang akan saling bunuh, di sana-sini tampak tangan-tangan perempuan malang sedang menguliti anak-anak mereka sendiri. Sementara itu, di luar kota pasukan Romawi sudah bersiap-siap untuk menelan mereka, dengan amarah khusus yang ditujukan kepada mereka, bukan hanya karena mereka orang Yahudi, tetapi karena mereka orang Yahudi yang memberontak. Perang adalah salah satu dari tiga hukuman menyakitkan yang ditolak Daud, tetapi dengan perang itulah bangsa Yahudi dihancurkan, ditambah lagi dengan kelaparan dan penyakit sampar yang hebat. Dalam History of the Wars of the Jews, sejarawan Yosefus menulis berbagai bagian paling memilukan yang pernah terjadi dalam sejarah mana pun.
- (1) Itu adalah penghancuran yang tiada tara, seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Banyak kota dan kerajaan telah dihancurkan, tetapi belum pernah terjadi penghancuran seperti ini. Karena itu, janganlah ada orang berdosa yang berani berpikir bahwa Allah tidak sanggup melakukan hal yang terburuk. Ia sanggup memanaskan dapur api sampai tujuh kali lebih panas, bahkan lebih panas lagi bila Ia melihat kekejian semakin menghebat dan terus berlangsung. Ketika menghancurkan Yerusalem, sikap orang Romawi diperburuk oleh rasa kehormatan dan sifat baik leluhur mereka yang dilecehkan, dan ini lebih mempermudah mereka untuk meraih kemenangan. Selain itu, kekerasan hati dan kepala orang Yahudi sendiri sangat memperparah terjadinya penderitaan itu. Tidak heran bila penghancuran Yerusalem adalah penghancuran yang tiada bandingannya, karena dosa mereka juga sama tiada bandingannya, bahkan sampai menyalibkan Kristus. Semakin dekat hubungan orang dengan Allah dalam hal pengakuan iman dan hak-hak istimewa, akan semakin besar dan berat pula hukuman yang ditimpakan kepada mereka, bila mereka menyalahgunakan hak-hak istimewa itu dan tidak jujur dengan pengakuan iman mereka (Am. 3:2).
- (2) Penghancuran itu adalah penghancuran yang bila berlangsung lama akan menjadi penghancuran yang tak tertahankan lagi, sehingga dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat (ay. 22). Betapa jayanya maut menyerbu, mendatangkan begitu banyak kehancuran, dan mengepung di mana-mana sehingga tidak ada peluang untuk melarikan diri. Cepat atau lambat semua akan binasa. Orang yang bisa menghindari satu pedang, akan binasa oleh pedang lainnya (Yes. 24:17-18). Yosefus menghitung jumlah mereka yang terbunuh di berbagai tempat tercatat lebih dari dua juta orang. Dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat. Kristus tidak berkata, "Dari segala jiwa tidak akan ada yang selamat," karena penghancuran tubuh bisa menjadi penyelamatan jiwa pada hari Tuhan Yesus. Kehidupan yang sementara ini harus dikorbankan dengan sepenuh hati, supaya orang bisa berpikir bahwa bila kehidupan ini memang singkat, ia harus berakhir dengan baik.
- Tetapi ada kata penghiburan di tengah semua kengerian ini -- bahwa oleh karena orang-orang pilihan, waktu itu akan dipersingkat. Bukan dibuat lebih singkat daripada yang telah ditetapkan Allah (karena pemusnahan yang telah ditetapkan itu harus sampai menimpa yang membinasakan itu, Dan. 9:27), tetapi lebih singkat daripada yang seharusnya Ia jatuhkan menurut dosa-dosa mereka; lebih singkat daripada yang telah dirancang oleh musuh yang akan membinasakan mereka semua, bila murka mereka tidak dibatasi oleh Allah yang sedang menggunakan mereka untuk melaksanakan tujuan-Nya itu; lebih singkat daripada penghakiman yang bisa dibayangkan oleh pikiran manusia.
- Perhatikanlah:
- [1] Pada masa malapetaka besar, Allah menyatakan kebaikan hati-Nya kepada orang pilihan yang tersisa, yang adalah permata-Nya, yang akan menjadi harta-Nya yang istimewa, yang akan dijaga-Nya ketika keadaan semakin buruk.
- [2] Penyingkatan waktu malapetaka besar itu merupakan kemurahan hati Allah yang sering dianugerahkan demi orang-orang pilihan. Ketika kita memperhatikan kerusakan yang kita alami, janganlah kita berkeluh-kesah tentang penderitaan yang berlangsung lama itu, sebaiknya bersyukurlah bahwa penderitaan itu tidak berlangsung selamanya. Bila sesuatu yang buruk terjadi pada kita, berkatalah, "Terpujilah Allah karena keadaan ini tidak lebih buruk; terpujilah Allah karena ini bukan neraka, penderitaan ini tidak tanpa akhir dan tanpa jalan keluar." Jemaat yang sangat menderitalah yang bisa berkata, "Hanya karena belas kasihan Tuhan, kami tidak binasa." Demi orang-orang pilihan, janganlah sampai semangat jemaat runtuh bila harus berjuang dengan penderitaan; janganlah sampai tergoda untuk menyerahkan tangan atau hati kepada kejahatan.
- Setelah peristiwa menyengsarakan itu, sekarang tibalah apa yang sudah berulang-ulang kali diperingatkan sebelumnya, yaitu agar berhati-hati supaya tidak disesatkan oleh mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu (ay. 23 dst.), yang menjanjikan pembebasan, seperti yang dilakukan nabi-nabi dusta di zaman Yeremia (Yer. 14:13; 23:16-17; 27:16; 28:2), yang hanya memperdaya orang. Masa siksaan yang dahsyat adalah masa pencobaan, karena itu kita perlu melipatgandakan kewaspadaan. Jika mereka berkata, "Lihat, Mesias ada di sini," atau "Mesias ada di sana" untuk membebaskan kita dari tangan orang Romawi, janganlah memercayai mereka, itu omong kosong belaka. Penyelamatan seperti itu tidak perlu diharap-harapkan, dan karena itu penyelamat yang demikian pun tidak pernah ada.
- VII. Kristus menubuatkan penyebaran Injil yang mendadak di dunia, ketika peristiwa-peristiwa besar ini akan terjadi (ay. 27-28), sama seperti kilat memancar dari sebelah timur, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Nubuat ini datang sebagai penawar melawan racun yang dikeluarkan para penyesat yang berkata, "Lihat, Mesias ada di sini," atau "Mesias ada di sana" (bdk. Luk. 17:23-24). Jangan dengarkan mereka, karena kedatangan Anak Manusia akan datang seperti kilat.
- . Tampaknya yang terutama dimaksudkan adalah kedatangan-Nya untuk membangun Kerajaan rohani-Nya di dunia ini, di mana Injil datang dalam terang dan kuasanya. Itulah kedatangan Sang Anak Manusia yang sebenarnya, dengan cara yang sangat berbeda daripada para penyesat dan mesias-mesias palsu yang datang dengan diam-diam di padang gurun atau bilik (2Tim. 3:6). Kristus tidak datang dengan roh ketakutan, melainkan dengan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.
- Injil bisa dikenali dengan dua tanda jelas:
- (1) Penyebarannya yang cepat. Injil akan terbang secepat kilat. Begitulah Injil akan diberitakan dan disebarkan. Injil itu adalah terang (Yoh. 3:19), bukan seperti kilat yang tiba-tiba memancarkan cahaya lalu lenyap, melainkan seperti terang matahari, terang siang hari. Yang dimaksudkan dengan Injil itu seperti kilat adalah bahwa:
- [1] Injil adalah terang dari sorga, seperti kilat dari langit.
- Tuhan, dan bukan manusialah, yang mengirim kilat serta memerintahkan agar kilat itu pergi sambil berkata, "Ya" (Ayb. 38:35). Allah sendirilah yang melepaskannya (Ayb. 37:3). Bagi manusia, hal itu merupakan salah satu mujizat alam, di atas kuasa manusia. Hal itu merupakan salah satu rahasia alam, yang berada di luar kemampuan manusia untuk menjelaskannya. Namun demikian, kilat itu berasal dari atas; kilat-kilat-Nya menerangi dunia (Mzm. 97:4).
- [2] Injil bisa dilihat dan mencolok seperti kilat. Untuk menghindar dari terang itu, para penyesat meneruskan ajaran Iblis di padang gurun dan bilik. Orang-orang bidat disebut lucifugae -- penghindar terang. Kebenaran tidak mencari tempat tersembunyi, walaupun adakalanya dipaksa ke sana, seperti perempuan yang lari ke padang gurun, meskipun sudah berselubungkan matahari (Why. 12:1, 6). Kristus memberitakan Injil-Nya secara terbuka (Yoh. 18:20), rasul-rasul-Nya memberitakan dari atap rumah (Mat. 10:27), bukan di tempat yang terpencil (Kis. 26:26; Mzm. 98:2).
- [3] Injil itu datang secara tiba-tiba dan mengejutkan bagi dunia seperti halnya kilat. Orang-orang Yahudi sebenarnya sudah mengetahui nubuat ini, tetapi bagi bangsa bukan-Yahudi, hal ini sangat mengejutkan dan datang kepada mereka dengan kekuatan yang sangat besar, yang tidak pernah mereka sadari sebelumnya. Itu adalah terang yang terbit di kegelapan (Mat. 4:16; 2Kor. 4:6). Kita membaca tentang pasukan tentara yang dikacaukan oleh kilat (2Sam. 22:15; Mzm. 144:6). Kuasa kegelapan dibubarkan dan ditaklukkan oleh kilat Injil.
- [4] Seperti kilat, Injil menyebar jauh dan luas, cepat dan tak terbendung, yang dipandang datang dari timur (Kristus dikatakan muncul dari timur [Why 7:2; Yes. 41:2]) dan melontarkan cahayanya ke barat. Penyebaran Kekristenan ke berbagai negeri jauh, yang beragam bahasanya, dengan hanya menggunakan peralatan seadanya yang sangat tidak mendukung dan tanpa dukungan hal-hal duniawi, dengan menghadapi sekian banyak perlawanan dan dilakukan hanya dalam waktu singkat, merupakan mujizat terbesar yang pernah ada. Semuanya ini meneguhkan keberadaan Injil itu. Inilah Kristus yang menunggang kuda putih, yang menunjukkan kecepatan dan juga kekuatan, maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan (Why. 6:2). Terang Injil terbit bersama matahari, dan memancar bersamanya, sehingga cahayanya mencapai ujung bumi (Rm. 10:18, Mzm. 19:4-5). Meskipun menghadapi banyak perlawanan, Injil tidak bisa dikurung di padang gurun atau di dalam sebuah tempat rahasia, seperti para penyesat. Kalau mengikuti aturan Gamaliel, maka semua ini telah terbukti berasal dari Allah yang tidak bisa dilenyapkan (Kis. 5:38-39). Kristus berbicara tentang melontarkan cahayanya sampai ke barat, karena penyebaran yang paling berhasil adalah di negeri-negeri yang terletak di sebelah Barat Yerusalem, seperti yang diamati oleh Herbert di dalam buku Churchmilitant. Betapa cepatnya kilat Injil ini mencapai Inggris Raya! Tertulian, yang menulis di abad kedua, memperhatikan hal ini, Britannorum in accessa Romanis loca, Christo tamen subdita -- kokohnya pertahanan Inggris, sekalipun tidak bisa ditembus oleh orang-orang Romawi, diduduki oleh Yesus Kristus! Inilah yang dilakukan Tuhan.
- (2) Hal lain yang istimewa tentang Injil adalah keberhasilannya yang aneh di tempat-tempat penyebarannya. Injil ini berhasil menghimpun banyak orang, bukan oleh paksaan dari luar, tetapi oleh semacam naluri alamiah dan kecondongan hati, seperti burung-burung pemangsa yang dibawa kepada mangsa mereka; karena di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun (ay. 28), di mana Kristus diberitakan, jiwa-jiwa berkumpul kepada-Nya. Ketika Kristus terangkat dari muka bumi, maksudnya ketika Kristus yang tersalib diberitakan, orang bisa menduga bahwa peristiwa tersebut akan menjauhkan semua orang dari-Nya, akan tetapi sebaliknya, justru hal itu akan menarik semua orang datang kepada-Nya (Yoh. 12:32), sebagaimana yang dinubuatkan Yakub, kepada-Nya akan takluk bangsa-bangsa (Kej. 49:10; Yes. 60:8). Burung nazar itu akan berkerumun, di mana ada bangkai yang memang adalah makanannya, suatu pesta besar bagi mereka, di mana ada yang tewas, di situlah dia (Ayb. 39:33). Dikatakan bahwa burung rajawali memiliki kecerdasan yang unik dan kecepatan penciuman yang tajam untuk menemukan mangsa dan menyambarnya dengan cepat (Ayb. 9:26). Demikianlah juga yang akan terjadi dengan orang-orang yang rohnya diaduk-aduk oleh Allah, mereka akan ditarik kepada Yesus Kristus untuk makan dari-Nya. Ke manakah burung rajawali akan terbang kalau bukan menuju mangsa? Ke manakah jiwa akan pergi kalau bukan kepada Yesus Kristus, yang memiliki perkataan hidup yang kekal? Burung rajawali mampu membedakan mana yang tepat bagi mereka dan mana yang bukan. Demikian halnya, orang yang indra rohaninya sudah terlatih akan dapat membedakan suara Sang Gembala yang baik dari suara seorang pencuri atau perampok. Orang-orang kudus akan berada di tempat Kristus yang sejati berada, bukan di tempat mesias-mesias palsu. Demikian pula, hasrat setiap jiwa yang mulia juga akan selalu mengikuti Kristus dan bersekutu dengan-Nya. Di mana pun Ia berada dengan segala ketetapan-Nya, di sana jugalah pelayan-pelayan pilihan-Nya memilih untuk berada. Dalam diri semua orang kudus, anugerah akan menjadi pegangan hidup mereka yang berfungsi layaknya naluri alamiah, yang menarik mereka kepada Kristus untuk hidup bergantung pada-Nya.
- . Sebagian orang memahami ayat-ayat ini sebagai kedatangan Anak Manusia untuk menghancurkan Yerusalem (Mal. 3:1-2,5). Begitu banyak kuasa dan keadilan ilahi yang ditampilkan dalam peristiwa itu, sehingga disebut Kedatangan Kristus.
- Nah, ada dua hal yang ditunjukkan mengenai kedatangan Kristus itu.
- (1) Bahwa bagi sebagian besar orang, kedatangan Kristus itu nantinya seperti sambaran kilat yang tak terduga datangnya, yang memberikan peringatan akan adanya guntur, dan guntur ini juga sama-sama mengejutkan. Para penyesat berkata, "Lihat, Mesias ada di sini untuk membebaskan kita," atau "ada di sana," sesuai rekaan angan-angan mereka sendiri. Tetapi sebelum mereka menyadarinya, murka Anak Domba, yaitu Kristus yang sejati, akan menangkap mereka sehingga mereka tidak akan bisa melarikan diri.
- (2) Bahwa hal itu terjadi tepat seperti yang diharapkan, bahwa burung nazar akan terbang menuju bangkai. Meskipun mereka berada jauh dari hari yang jahat itu, penghancuran pasti akan terjadi, sepasti burung pemangsa yang terbang menuju bangkai mati yang tergeletak di padang terbuka.
- [1] Orang-orang Yahudi begitu rusak dan buruk akhlaknya, begitu keji dan kejam, sehingga sangat pantas mendapat penghukuman Allah yang benar. Mereka juga begitu suka memecah belah dan menghasut dalam berbagai hal, sehingga menjengkelkan orang Romawi. Dengan begitu, mereka membuat diri sendiri rentan terhadap kebencian orang Romawi, dan menjadi mangsa bagi mereka.
- [2] Orang-orang Romawi itu bagaikan burung rajawali, dan memang lambang pasukan tentara mereka berupa seekor burung rajawali. Pasukan tentara orang Kasdim dikatakan terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa (Hab. 1:8). Keruntuhan Babel Perjanjian Baru digambarkan dengan seruan kepada burung-burung pemangsa untuk datang berkumpul dan turut dalam perjamuan besar untuk makan daging semua orang yang terbunuh (Why. 19:17-18). Mata penjahat yang terkenal akan dimakan oleh anak rajawali (Ams. 30:17). Mayat-mayat orang Yahudi akan digantung di rantai menjadi makanan burung (Yer. 7:33; 16:4).
- [3] Orang Yahudi tidak bisa menyelamatkan diri dari orang Romawi seperti bangkai yang tidak bisa menyelamatkan diri dari burung rajawali.
- [4] Penghancuran itu akan menemukan orang Yahudi di mana pun mereka berada, seperti burung rajawali memburu mangsa. Perhatikanlah, ketika dengan dosanya orang menjadikan dirinya seperti bangkai yang busuk dan menjijikkan, tidak ada yang bisa diharapkan lagi selain bahwa Allah akan mengutus burung rajawali di antara mereka untuk melahap dan menghancurkan mereka.
- . Itulah yang akan terjadi pada hari penghakiman itu, yakni kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus pada hari itu dan terhimpunnya kita dengan Dia (2Tes. 2:1).
- Sekarang, lihatlah di sini:
- (1) Bagaimana Kristus akan datang. Seperti kilat. Waktunya sudah dekat, ketika Ia harus meninggalkan dunia ini dan pergi kepada Bapa. Karena itu orang-orang yang mencari Kristus, tidak boleh pergi ke padang gurun atau bilik, juga tidak boleh mendengarkan setiap orang yang mengangkat jarinya untuk mengajak-ngajak menjumpai Kristus. Hendaknya mereka memandang ke atas, karena langit akan dipenuhi oleh-Nya, dan dari situ juga kita menantikan Juruselamat kita (Flp. 3:20). Dia akan datang di atas awan-awan, sama seperti kilat, dan setiap mata akan melihat Dia, sama alaminya seperti semua makhluk hidup akan berpaling melihat kilat (Why. 1:7). Kristus akan tampil bagi seluruh dunia, dari ujung langit yang satu ke ujung yang lain, tidak satu pun akan tersembunyi dari terang dan terik hari itu.
- (2) Bagaimana orang-orang kudus dikumpulkan kepada-Nya. Seperti burung rajawali dikumpulkan oleh bangkai melalui naluri alamiah, dan dengan kecepatan penuh dan kecekatan yang tak terbayangkan. Ketika orang-orang kudus dijemput menuju kemuliaan, mereka akan didukung di atas sayap rajawali (Kel. 19:4), seperti sayap-sayap malaikat. Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, dan seperti rajawali itu mereka mendapat kekuatan baru.
- VIII. Kristus menubuatkan kedatangan-Nya yang kedua pada akhir zaman (ay. 29-31). Matahari akan menjadi gelap, dan seterusnya.
- . Sebagian orang berpendapat bahwa hal ini harus dipahami hanya sebatas penghancuran Yerusalem dan bangsa Yahudi saja. Matahari, bulan, dan bintang-bintang yang menjadi gelap menunjukkan berkurangnya kemuliaan keadaan saat itu, diikuti dengan terjadinya guncangan dan kekacauan umum. Pembantaian dan penghancuran besar dalam Perjanjian Lama selalu diawali seperti itu (Yes. 13:10; 34:4; Yeh. 32:7; Yl. 2:31). Matahari, bulan, dan bintang-bintang bisa juga berarti Bait Suci, Yerusalem, dan kota-kota di Yehuda yang akan dihancurkan semuanya. Tanda Anak Manusia (ay. 30) berarti tanda yang di dalamnya menunjukkan kekuasaan dan keadilan Tuhan Yesus, yang membalas penumpahan darah-Nya atas orang-orang yang bersedia menanggung kutuk kesalahan tersebut atas diri mereka dan anak-anak mereka. Kemudian, pengumpulan orang-orang pilihan-Nya (ay. 31) menunjukkan penyelamatan sejumlah orang yang tersisa dari dosa dan kehancuran ini.
- . Matahari akan menjadi gelap, dan seterusnya, tampaknya lebih menunjuk kepada kedatangan Kristus yang kedua kali. Penghancuran atas musuh-musuh khusus jemaat adalah tanda khas penaklukan sepenuhnya atas mereka semua. Karena itu apa yang benar-benar akan dilakukan pada hari yang mulia itu secara kiasan bisa diterapkan pada peristiwa penghancuran tersebut. Namun, kita harus tetap berada dalam lingkup utama kejadian itu. Sementara kita semua sepakat menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali, apa yang diperlukan untuk memperoleh pengertian yang berlebihan seperti yang dilakukan beberapa orang atas ayat-ayat yang berbicara begitu jelas dan begitu sesuai dengan firman Allah lainnya, khususnya ketika di sini Kristus menjawab pertanyaan tentang kedatangan-Nya pada akhir dunia ini, yang tanpa malu-malu dibicarakan dengan murid-murid-Nya? Satu hal yang bisa menimbulkan keberatan di sini adalah, bahwa peristiwa itu dikatakan terjadi segera sesudah siksaan pada masa itu.
- Tetapi atas firman itu dapat dijelaskan bahwa:
- (1) Merupakan hal yang biasa dalam gaya nubuat untuk berbicara mengenai hal-hal yang besar dan pasti sebagai sesuatu yang sudah dekat dan akan segera terjadi, semata-mata untuk mengungkapkan kebesaran dan kepastian nubuat itu. Henokh berbicara tentang kedatangan Kristus yang kedua kali di dalam penglihatannya, Sesungguhnya Tuhan datang (Yud. 14).
- (2) Di hadapan Tuhan seribu tahun sama seperti satu hari (2Ptr. 3:8). Karena hal yang dinubuatkan itu sangatlah mendesak, maka dikatakan segera setelah. Siksaan pada masa itu bukan hanya meliputi penghancuran Yerusalem, tetapi juga semua siksaan lainnya yang harus dialami jemaat orang benar. Jemaat tidak hanya turut mengalami malapetaka bangsa-bangsa, tetapi juga siksaan khusus yang terjadi atas mereka sendiri. Sementara bangsa-bangsa dicabik-cabik oleh perang, jemaat orang benar dicabik-cabik oleh perpecahan, angan-angan, dan aniaya, sehingga kita tidak bisa mengatakan bahwa siksaan pada masa itu sudah berlalu. Keadaan jemaat secara keseluruhan di dunia tetap bersemangat, dan kita harus mengandalkan hal itu. Tetapi ketika siksaan itu berlalu, peperangan sudah usai, dan apa yang berada di balik penderitaan Kristus sudah genap, maka datanglah akhirnya.
- Sekarang tentang kedatangan Kristus yang kedua yang dinubuatkan di sini:
- [1] Bahwa akan ada perubahan besar dan menakjubkan atas ciptaan Allah, khususnya benda-benda langit (ay. 29). Matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya. Bulan hanya bersinar dengan sinar pinjaman, dan karena itu, bila matahari, yang darinya bulan itu meminjam sinarnya, menjadi gelap, maka dengan sendirinya sang bulan pun redup dan runtuh. Bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, mereka akan kehilangan terang dan musnah, seolah-olah berjatuhan. Begitu juga kuasa-kuasa langit akan goncang. Hal ini menunjukkan:
- Pertama, bahwa akan ada perubahan besar untuk membuat segala sesuatu menjadi baru. Kemudian akan ada pemulihan segala sesuatu, ketika langit tidak dimusnahkan seperti pakaian usang tetapi akan diubah seperti jubah, untuk digunakan sebagai pakaian yang lebih baik (Mzm. 102:27). Langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat, dan akan ada langit baru (2Ptr. 3:10-13).
- Kedua, akan ada perubahan yang kasat mata, sehingga seluruh dunia bisa memperhatikannya. Matahari yang menjadi gelap dan bulan yang tidak bercahaya lagi tentunya akan menjadi suatu perubahan yang mencengangkan, karena perubahan benda-benda langit itu lebih kecil kemungkinan terjadinya dibanding ciptaan lain yang ada di bawah di bumi ini. Masa-masa langit serta kelangsungan matahari dan bulan digunakan untuk mengungkapkan apa yang lebih abadi dan tidak bisa berubah (Mzm. 89:30), namun semua ini pun akan diguncang.
- Ketiga, perubahan itu mencakup seluruh alam semesta. Bila matahari menjadi gelap dan kuasa-kuasa langit berguncang, maka bumi akan berubah menjadi penjara bawah tanah dan dasarnya menjadi goyah.
- Merataplah, hai pohon sanobar, sebab sudah rebah pohon aras. Bila bintang-bintang berjatuhan dari langit, tidak heran bila gunung-gunung yang ada sejak purba menjadi hancur, dan bukit-bukit yang berabad-abad merendah. Alam akan terus-menerus menderita guncangan dan kekacauan, namun tidak menghalangi sukacita dan sorak-sorai langit dan bumi di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi (Mzm. 96:11, 13). Mereka akan bermegah dalam kesengsaraan.
- Keempat, matahari, bulan, dan bintang-bintang yang selama ini menguasai siang dan menguasai malam (yang menjadi penguasa pertama atas semua ciptaan, [Kej. 1:16-18]), menunjukkan pembinasaan segala pemerintahan, kekuasaan, dan kekuatan (bahkan termasuk semua yang tampaknya yang paling tua dan berguna), agar kerajaan itu dapat diserahkan kepada Allah Bapa, dan Allah menjadi semua di dalam semua (1Kor. 15:24, 28). Matahari menjadi gelap pada saat kematian Kristus, karena pada saat itu berlangsung penghakiman atas dunia ini (Yoh. 12:31), dan peristiwa tersebut memberi sebuah petunjuk tentang apa yang akan terjadi dalam penghakiman umum nanti.
- Kelima, kemunculan Tuhan Yesus dalam kemuliaan menunjukkan, bahwa Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah, yang akan membuat matahari dan bulan menjadi gelap. Seperti cahaya pelita yang menjadi pudar di dalam terang sinar matahari di tengah hari, begitulah mereka akan kehilangan kemuliaan, oleh kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini (2Kor. 3:10). Kemudian matahari terik akan mendapat malu, dan bulan purnama akan tersipu-sipu, ketika Allah menunjukkan kemuliaan-Nya (Yes. 24:23).
- Keenam, matahari dan bulan akan menjadi gelap karena tidak akan ada kesempatan lagi bagi mereka. Orang-orang berdosa telah memilih bagian mereka dalam kehidupan ini, karena itu, semua kenyamanan itu akan ditiadakan selamanya. Mereka tidak akan mendapatkan air setetes pun, begitu juga seberkas sinar. Sekarang Allah masih membuat matahari terbit di atas bumi, tetapi di kemudian hari Interdico tib sole et luna -- Aku melarang matahari dan bulan bersinar untukmu. Kegelapan harus menjadi bagian mereka. Bagi orang-orang kudus yang telah menyimpan harta mereka di sorga, cahaya sukacita dan penghiburan akan diberikan kepada mereka sebagai pengganti matahari dan bulan yang dibuat tidak berguna lagi. Apa gunanya cahaya lampu dan cahaya matahari, bila kita datang kepada Sumber dan Bapa segala terang? (Yes. 60:19; Why. 22:5).
- [2] Bahwa kemudian akan tampak tanda Anak Manusia di langit (ay. 30). Selanjutnya tentang Anak Manusia itu sendiri, akan terjadi seperti berikut ini, mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Ia ditentukan untuk menjadi suatu Tanda yang menimbulkan perbantahan (Luk. 2:34), tetapi pada kedatangan-Nya yang kedua, Ia datang dengan suatu tanda yang layak dikagumi. Yehezkiel adalah seorang anak manusia yang ditentukan menjadi lambang (Yeh. 12:6). Beberapa orang menjadikan hal ini sebagai nubuat yang menjadi pertanda dan pendahulu tentang kedatangan-Nya, sebagai pemberitahuan menjelang kedatangan-Nya. Cahaya bersinar di hadapan-Nya, dan api menjilat (Mzm. 50:3; 1Raj. 19:11-12), ada kilauan sinar cahaya dari sisi-Nya, dan di situlah terselubung kekuatan-Nya (Hab. 3:4). Dengan kesombongan yang tak berdasar beberapa penulis kuno menganggap bahwa tanda Anak Manusia ini adalah tanda salib yang ditampilkan sebagai sebuah panji. Tidak diragukan lagi, penampakkan-Nya itu akan menjadi tanda jelas yang akan membuat malu dan merah padam wajah orang-orang yang pernah berkata, "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya?"
- [3] Bahwa kemudian semua bangsa di bumi akan meratap (ay. 30). Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia (Why. 1:7). Sebagian suku bangsa dan bangsa di bumi akan meratap, tetapi sebagian besar akan gemetar saat kedatangan-Nya. Sementara itu, orang-orang pilihan yang tersisa, satu dari sebuah keluarga dan dua dari sebuah suku, akan menegakkan kepala dengan sukacita karena mengenal Penyelamat mereka dan mengetahui bahwa penyelamatan mereka sudah dekat. Perhatikanlah, cepat atau lambat semua orang berdosa akan menjadi peratap. Orang-orang berdosa yang telah menyesali dosa-dosa mereka akan berusaha mencari Kristus, dan meratap dengan cara yang saleh, dan orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan segera menuai dengan bersorak-sorai. Orang-orang berdosa yang tidak bertobat akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam, dan meskipun sekarang ini mereka tertawa, kelak mereka akan berdukacita dan menangis menurut cara setan-setan, dalam ketakutan dan keputusasaan.
- [4] Bahwa kemudian mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
- Perhatikanlah:
- Pertama, penghakiman pada hari mulia itu akan dilakukan oleh Anak Manusia, baik menurut hukum maupun sebagai balasan atas pengorbanan-Nya yang besar bagi kita sebagai Pengantara (Yoh. 5:22, 27).
- Kedua, pada hari itu Anak Manusia akan datang di atas awan-awan di langit. Hubungan antara sorga dan bumi banyak kali bisa disaksikan melalui awan, awan ada di antara keduanya, seperti, medium participationis -- media atau alat perantara keikutsertaan, yang ditarik oleh langit dari bumi, dimurnikan oleh langit di atas bumi. Kristus naik ke sorga di dalam sebuah awan, dan akan kembali dengan cara yang sama (Kis. 1:9, 11). Lihatlah Ia datang dengan awan-awan (Why. 1:7). Awan-awan merupakan kendaraan Sang Hakim (Mzm. 104:3), sebagai jubah-Nya (Why. 10:1), menjadi pondok-Nya (Mzm. 18:12), menjadi takhta-Nya (Why. 14:14). Ketika bumi dibinasakan oleh air, penghukuman datang dalam awan-awan di langit, karena tingkap-tingkap langit terbuka, dan seperti itu jugalah bumi akan dibinasakan oleh api kelak. Kristus berjalan di depan orang Israel dalam awan, yang memiliki sisi yang terang dan sisi yang gelap. Begitu jugalah awan yang nanti digunakan Kristus pada hari yang mulia itu. Awan itu akan membawa penghiburan sekaligus kengerian.
- Ketiga, Ia akan datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Kedatangan-Nya yang pertama berada dalam kelemahan dan kerendahan yang luar biasa (2Kor. 13:4), tetapi kedatangan-Nya yang kedua kali nanti akan diiringi kekuasaan dan kemuliaan, sesuai dengan keagungan-Nya dan tujuan kedatangan-Nya.
- Keempat, kedatangan-Nya bisa dilihat dengan mata telanjang. Karena itu, Anak Manusia akan menjadi Hakim yang bisa dilihat, sehingga membuat orang-orang berdosa menjadi semakin kacau, mereka akan melihat Dia seperti yang dilihat oleh Bileam, tetapi bukan sekarang (Bil. 24:17), mereka akan melihat Dia, tetapi bukan sebagai milik mereka. Hal itu menambah hebatnya siksaan orang-orang berdosa yang terkutuk itu, yang melihat Abraham dari kejauhan. "Bukankah Ia orang yang telah kita pandang rendah, tolak, dan lawan; bukankah Ia orang yang telah kita salibkan bagi kita lagi, yang mungkin adalah Juruselamat kita, tetapi yang sekarang menjadi Hakim kita, dan akan menjadi musuh kita selama-lamanya?" Barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa sekarang menjadi ketakutan mereka.
- [5] Bahwa Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya (ay. 31).
- Perhatikanlah:
- Pertama, malaikat-malaikat akan mengiringi Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Mereka disebut malaikat-malaikat-Nya, yang membuktikan bahwa Dia adalah Allah dan Tuhan para malaikat. Mereka harus menanti-nantikan Dia.
- Kedua, para pengiring ini akan diangkat sebagai petugas pengadilan pada penghakiman hari itu. Sekarang mereka adalah roh-roh yang melayani yang diutus oleh-Nya (Ibr. 1:14), dan akan terus seperti itu.
- Ketiga, pelayanan mereka akan diiringi bunyi sangkakala yang dahsyat, untuk membangunkan dan mengejutkan dunia yang sedang tertidur. Sangkakala ini disebut-sebut dalam 1 Korintus 15:52 dan 1 Tesalonika 4:16. Pada saat pemberian hukum Taurat di Gunung Sinai, bunyi sangkakala itu sangat nyaring (Kel. 19:13, 16), dan akan lebih nyaring lagi pada hari yang mulia itu. Menurut hukum Taurat, sangkakala itu akan ditiup untuk memanggil umat berkumpul (Bil. 10:2), ketika sedang memuji Allah (Mzm. 81:4), ketika mempersembahkan korban (Bil. 10:10), dan ketika memaklumkan tahun Yobel (Im. 25:9). Karena itu sangatlah tepat jika ada bunyi sangkakala pada hari yang terakhir, ketika orang dipanggil berkumpul pada perhimpunan besar, ketika pujian kepada Allah akan dirayakan dengan penuh kemegahan, ketika orang-orang berdosa jatuh sebagai korban persembahan atas keadilan ilahi, dan ketika orang-orang kudus akan memasuki tahun Yobel mereka yang kekal.
- [6] Bahwa malaikat-malaikat itu akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi. Perhatikanlah, pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali akan ada pertemuan besar semua orang kudus.
- Pertama, hanya orang-orang pilihan saja yang dikumpulkan, yaitu orang-orang pilihan yang tersisa, yang jumlahnya hanya sedikit dibandingkan dengan begitu banyak orang yang hanya dipanggil saja. Inilah dasar kebahagiaan sejati orang-orang kudus, bahwa merekalah orang-orang pilihan Allah. Karunia kasih yang kekal akan mengikuti pikiran tentang kasih sejak kekekalan, dan Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.
- Kedua, malaikat-malaikat itu diutus untuk mengumpulkan orang-orang pilihan bersama-sama. Mereka adalah pelayan-pelayan Kristus dan juga sahabat-sahabat orang kudus. Kita memiliki kuasa seperti yang diberikan kepada malaikat-malaikat itu (Mzm. 50:5), bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi; bukan itu saja, bahkan akan dikatakan kepada para malaikat itu, Habetis fratres -- Inilah saudara-saudaramu; karena nanti orang-orang pilihan akan menjadi seperti malaikat-malaikat (Luk. 20:36).
- Ketiga, orang-orang pilihan-Nya akan dikumpulkan dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. Orang-orang pilihan Allah tersebar di segenap penjuru dunia (Yoh. 11:52), selalu ada beberapa orang percaya di semua tempat, di antara semua bangsa (Why. 7:9). Walaupun begitu, ketika hari perhimpunan agung itu tiba, tidak seorang pun akan ketinggalan. Jarak yang jauh tidak ada artinya bagi sorga, sepanjang kasih sayang tidak menjauh. Undique ad coelos tantundem est viae -- Sorga bisa dimasuki dari semua tempat (Mat. 8:11; Yes. 43:6; 49:12).
SH: Mat 24:1-14 - Yesus dan akhir zaman (Senin, 7 Maret 2005) Yesus dan akhir zaman
Mulai pasal ini Yesus mengajar tentang akhir zaman. Ia
menubuatkan kehancuran Bait Allah yang begitu megah dan mulia
(...
Yesus dan akhir zaman
Mulai pasal ini Yesus mengajar tentang akhir zaman. Ia
menubuatkan kehancuran Bait Allah yang begitu megah dan mulia
(ayat 2). Ini digenapi ketika Romawi di bawah pemerintahan Titus
menghancurkan Yerusalem termasuk Bait Allah di dalamnya. Mereka
yang menolak Kristus harus menuai hukuman atas kebebalan hati
mereka sendiri. Ini baru semacam cicipan dari akhir zaman yang
sesungguhnya, saat Kristus akan datang sebagai Hakim yang
menghancurkan bukan hanya Yerusalem, melainkan semua yang tetap
hidup dalam kejahatan. Kemegahan dan kemuliaan lahiriah tidak
akan bertahan, karena Bait Allah yang sesungguhnya adalah diri
Tuhan Yesus sendiri yang sudah dikurbankan, mati di kayu salib,
dan bangkit pada hari yang ketiga.
Beberapa tanda akhir zaman menurut Tuhan Yesus:
1) Timbulnya Mesias palsu dan para nabi palsu. Mereka diizinkan meniru hal-hal yang Tuhan pernah lakukan sehingga menyesatkan banyak orang (ayat 4-5).
2) Peperangan akan melanda bangsa-bangsa (ayat 6). Ini menyatakan bahwa tanpa Kristus mustahil mencapai kedamaian dunia yang sejati. Yang ada hanyalah kebencian dan gila kuasa.
3) Bumi yang kita diami akan semakin tidak bersahabat dengan manusia (ayat 7b). Manusia dalam keserakahannya sudah menguras, mengeksploitasi, dan akhirnya menghancurkan alam yang seharusnya dikelola dengan baik.
4) Orang-orang percaya akan dibenci bahkan dianiaya dan dibunuh dan mereka yang bukan orang percaya sejati akan disaring, mereka akan meninggalkan Tuhan (ayat 10). Namun, Tuhan akan memberikan kekuatan bagi orang percaya untuk dapat bertahan (ayat 13).
5) Nabi-nabi palsu bermunculan.
6) Kasih manusia akan menjadi dingin (ayat 12). Akan tetapi,
7) Injil akan diberitakan di seluruh dunia.
Renungkan: Di setiap peringatan keras Yesus selalu berdengung panggilan kasih-Nya agar orang menyambut Ia. Di setiap pewartaan kabar baik dari Yesus selalu berdengung peringatan keras bahwa hukuman kekal akan menimpa orang yang tidak menyambut-Nya.

SH: Mat 24:1-14 - Mengamati tanda zaman. (Rabu, 28 Maret 2001)
Mengamati tanda zaman.
Banyak orang bermunculan menafsirkan beberapa kejadian
yang muncul akhir-akhir ini sebagai tanda berakhirnya
zaman ini. Namun ...
Mengamati tanda zaman.
Banyak orang bermunculan menafsirkan beberapa kejadian
yang muncul akhir-akhir ini sebagai tanda berakhirnya
zaman ini. Namun kenyataannya tafsiran mereka tidak
berujung realita, karena sampai kini telah gugur
pendapat-pandapat tentang kepastian hari kiamat yang
memang hanya sekadar perhitungan manusia belaka, yang
tidak berpijak pada kebenaran firman Tuhan.
Dalam bacaan kita hari ini jelas dikatakan Yesus bahwa tanda- tanda zaman memang dapat diamati tetapi tidak bermaksud membuka kesempatan bagi manusia untuk menentukan hari- Nya. Lalu mengapa hal ini dinyatakan Yesus? Saat itu para murid sedang terkagum-kagum menyaksikan kemegahan dan keagungan bangunan Bait Allah. Namun Yesus membuat mereka tersentak dengan pernyataan yang menyedihkan (2). Mendengar ini mereka menjadi bertanya-tanya lebih lanjut tentang kesudahan zaman (3). Yesus tidak secara langsung menjawab pertanyaan mereka, tetapi memberikan nasihat bagi mereka untuk mengamati tanda zaman, yaitu: [1] menjamurnya ajaran sesat yang berusaha menyelewengkan perhatian orang dari Yesus (4-5, 11), [2] berbagai malapetaka perang dan bencana alam (6-7), [3] penyiksaan dan pembunuhan orang beriman, [4] permusuhan antar orang beriman karena ketidakjelasan dasar iman (10), dan [5] kasih persaudaraan menjadi suam (12). Dengan jelas dan tegas Yesus mengatakan bahwa semuanya ini akan terjadi sebagai permulaan penderitaan yang menimpa semua orang termasuk orang beriman. Kristen tidak seharusnya menjadi gelisah, kuatir, dan takut mengamati dan mengalami segala kejadian di atas, sebaliknya harus tetap teguh dan setia dalam kehidupan imannya.
Di tengah kejadian-kejadian yang berakibat kemunduran, kerusakan, kehancuran, keruntuhan, dan kebinasaan, ternyata ada yang menghibur, karena berita Injil akan tetap tersiar dan berkembang ke setiap penjuru dunia sebelum zaman ini berakhir dan orang yang bertahan sampai akhir akan mendapatkan hidup kekal (13-14). Inilah misi Kristen yang tidak pernah ditelan kekacauan dan kehancuran zaman, karena firman Tuhan tidak pernah gagal.
Renungkan: Kesudahan segala sesuatu pasti, tetapi jangan goyah karena kemenangan orang yang setia sampai akhir pun pasti!

SH: Mat 24:1-14 - Akhir Zaman. (Selasa, 14 April 1998) Akhir Zaman. Bait Allah di zaman Yesus adalah bangunan yang kokoh dan megah. Tak seorang pun bermimpi bahwa bangunan itu tinggal puing-puing saja. Ter...
Akhir Zaman.
Bait Allah di zaman Yesus adalah bangunan yang kokoh dan megah. Tak seorang pun bermimpi bahwa bangunan itu tinggal puing-puing saja. Ternyata apa yang Yesus katakan itu sungguh terjadi. Kehancuran dahsyat yang orang Israel alami di tahun 70, sungguh menggenapi nubuat tersebut. Tetapi nubuat itu mencakup juga hal-hal yang akan terjadi di akhir zaman kelak. Zaman yang jahat ini akan diakhiri, karena Tuhan akan menerbitkan zaman baru.
Penderitaan menjelang zaman baru. Kedatangan zaman baru itu akan didahului oleh berbagai tanda dan penderitaan. Para pengajar dan nabi palsu (ayat 4, 11) akan bermunculan. Tujuan mereka ialah menyesatkan orang beriman. Dengan tidak segan, mereka bahkan berani menyebut dirinya sebagai orang yang diurapi Allah (Kristus). Selain bertujuan membingungkan dan menyesatkan orang, para nabi palsu itu juga berusaha menjerat orang beriman ke dalam kehidupan tak bermoral. Selain itu juga akan terjadi berbagai peristiwa yang menggoncangkan hati seperti perang, dlsb. (ayat 6, 7). Betapapun beratnya, semua itu barulah tanda awal. Tuhan Yesus ingin kita waspada. Itu sebabnya Ia memberikan peringatan ini
Renungkan: Sungguhkah zaman ini akan berakhir? Jika Anda ragu, ingat bahwa yang bicara itu ialah Yesus yang sudah bangkit!
Topik Teologia -> Mat 24:5
Topik Teologia: Mat 24:5 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Maim Yesus alas Keilahian
Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
Yesus Mengklaim Kuasa atas...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Kuasa atas Kehidupan, Ruang dan Waktu
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Tanda-tnda Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Munculnya Anti Kristus
TFTWMS -> Mat 24:4-8
TFTWMS: Mat 24:4-8 - Jangan Disesatkan "JANGAN DISESATKAN" (Matius 24:4-8)
4 Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! 5 Sebab ba...
"JANGAN DISESATKAN" (Matius 24:4-8)
4 Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! 5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. 6 Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. 7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. 8 Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Ayat 4, 5. Mesias-Mesias Palsu. Yesus memberitahu para pengikut-Nya untuk jangan disesatkan oleh mesias-mesias palsu, para penipu yang mengaku mesias (lihat 24:23, 24). Meski banyak orang akan mengikuti para penipu ini, murid-murid Tuhan harus jangan melakukan itu. Sejak percakapan yang diceritakan dalam 16:13-20, murid-murid itu sudah sadar bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, tetapi iman mereka akan benar-benar diuji pada hari-hari yang akan datang. Mereka akan ditantang untuk mengatasi masalah kehilangan pemimpin mereka ketika Yesus disalibkan. Kebangkitan Yesus tidak akan menyelesaikan semua masalah yang mereka akan hadapi.1
Banyak mesias palsu dan para pemimpin pemberontak lainnya telah muncul pada abad pertama, sering dengan menghimpun pasukan di sekitar mereka. Raban Gamaliel pernah mengacukan dua dari orang-orang tersebut: Theudas dan Yudas dari Galilea. Mereka ini akhirnya tewas, dan para pengikut mereka kucar-kacir (Kisah 5:36,
37).2Satu orang lagi yang disebut dalam Kisah Para Rasul adalah orang Mesir, yang memimpin empat ribu teroris ke padang gurun (Kisah 21:38).3Dalam kasus-kasus seperti itu mungkin sulit untuk menentukan apakah masing-masing orang itu menganggap dirinya Mesias atau bukan. Namun begitu, muncul juga beberapa orang lain yang menganggap diri mereka mesias. Donald A. Hagner beranggapan bahwa bukti yang tak terbantahkan untuk orang yang mengaku bergelar Mesias tidak muncul sampai Bar Kokhba (135 Masehi).4
Ayat 6, 7. Perang Atau Kabar Tentang Perang Dan Bencana Allah. Yesus juga memperingatkan murid-murid-Nya dan berkata, "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang." Bahasanya menunjukkan bahwa mereka tidak akan terlibat secara pribadi dalam pertempuran itu. Namun begitu, mendengar tentang konflik seperti itu dapat menyebabkan orang menjadi gelisah dan takut. Oleh karena itu, Tuhan berkata, " Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya." Banyak pertempuran yang mendahului kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi.Bahkan, tahun sebelumnya, 69 Masehi, dikenal sebagai "Tahun Empat Kaisar." Tahun itu ditandai dengan perang saudara dan pertumpahan darah. Menyusul kematian Nero, tiga orang memerintah hanya untuk waktu yang singkat. Galba, Otho, dan Vitellius.5Vespasian sebenarnya pernah membubarkan pengepungan Yerusalem untuk mengambil takhta itu.6Hanya karena murid-murid itu mendengar tentang hal-hal seperti itu, mereka harus jangan menyimpulkan bahwa "kesudahan" (te÷loß, telos) telah tiba (lihat 24:3).
Yesus melanjutkan dengan mengatakan, "Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat." Meski Roma sedang dilanda gejolak selama sebagian besar periode ramalan itu hingga kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi, namun yang mungkin ada di dalam pikiran Yesus adalah konflik yang mempengaruhi Yudea.
Robert A. Guelich menyoroti beberapa peristiwa tertentu yang mengarah kepada perang antara Roma dan orang-orang Yahudi.7Kekejaman gubernur Romawi Florus (64-66 Masehi) menimbulkan panggung perang (66-74 Masehi).8Ia memihak orang-orang Yunani dalam konflik hak-hak sipil menentang orang-orang Yahudi. Ia juga mengambil uang dari kas bait suci untuk menutupi pengeluaran pemerintah dan kemudian menangkap dan menyalibkan para pemrotes.9Ketika Florus memindahkan dua perwira tentara ke Yerusalem, orang-orang Yahudi mencegah mereka untuk bisa mencapai Benteng Antonia. Konfrontasi ini menelan banyak korban.10
Orang-orang Yahudi membalas dengan cara berhenti mempersembahkan korban kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, termasuk kaisar Romawi.11Tindakan ini dipandang sebagai pengkhianatan. Para pemberontak Yahudi menyerang orang Romawi di beberapa bidang, membunuh banyak prajurit dan mengambil alih benteng yang strategis, termasuk Masada, Makhaerus, dan Cypros.12Pelbagai kekerasan lanjutan pecah di Kaisarea, Dekapolis, dan kota-kota Siria.13
Periode kacau ini ditandai dengan pertikaian hebat di antara orang-orang Yahudi. Guelich menulis, "Di satu sisi, kekuatan politik terbagi antara kelompok ekstremis dan moderat, kelompok perang dan kelompok damai. Di sisi lain, extremis itu sendiri bukan hanya pecah dari kaum moderat tetapi juga pecah di antara mereka sendiri."14
Sejarawan kuno mencatat adanya beberapa "kelaparan dan gempa bumi" di dunia Romawi di antara waktu ramalan Yesus dan kejatuhan Yerusalem. Misalnya, Lukas melaporkan kelaparan di sekitar tahun 46 (Kisah 11:28), yang dikuatkan oleh Josephus.15Satu lagi terjadi pada masa pemerintahan Klaudius, yang disinggung oleh Tacitus dan Suetonius.16Karena pengepungan Yerusalem oleh pasukan Romawi, maka banyak orang miskin meninggal karena kelaparan di dalam tembok kota. Josephus mengatakan bahwa kelaparan itu setidaknya menelan korban sebanyak enam ratus ribu jiwa,17meski mungkin statistiknya itu dibesar-besarkan.
Antara ramalan Yesus dan kejatuhan Yerusalem, banyak gempa bumi telah mengguncang dunia Romawi. Di antara tempat-tempat lain, gempa itu melanda Laodikia di provinsi Asia dan Pompeii di Italia (62 Masehi).18Gempa bumi sering disinggung di dalam tulisan apokaliptik sebagai simbol penghakiman ilahi (Why. 6:12; 8:5; 11:13, 19; 16:18). Terhadap daftar ini, Lukas 21:11 menambahkan "dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan" dan "tanda-tanda yang dahsyat dari langit."
Ayat 8. Yesus mengacukan segala peristiwa ini sebagai barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru [rasa sakit bersalin; NASB]. Ketika murid-murid mendengar tentang perang, kelaparan, dan gempa bumi, mereka harus jangan gentar. Pelbagai peristiwa ini baru merupakan awal kejadian di masa depan. Gambaran perempuan bersalin digunakan berkali-kali di dalam Alkitab, melambangkan kesusahan yang tiba-tiba dan sangat berat oleh karena penghakiman ilahi.19Ketika para rabi bicara tentang "rasa sakit bersalin" dalam kaitannya dengan kedatangan Mesias, mereka mengacu kepada penderitaan yang akan dialami oleh orang-orang Yahudi sebelum awal kedatangan Mesias.20Dalam konteks ini, Yesus menggunakan istilah itu dalam kaitannya dengan penghakiman ilahi atas Yerusalem, yang akan mendahului kedatanganNya yang kedua kali.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 24:4-14
Situasi Menjelang Kehancuran Yerusalem
Kristus memulai ceramah-Nya dengan beberapa "non-tanda." P...
Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 24:4-14
Situasi Menjelang Kehancuran Yerusalem
Kristus memulai ceramah-Nya dengan beberapa "non-tanda." Penghancuran Yerusalem akan menjadi suatu peristiwa yang sedemikian traumatis bagi orang-orang Yahudi sehingga mereka yang menantikan penggenapan nubuatan Yesus itu mungkin berpikir bahwa apa saja dan segala sesuatu adalah tanda bahwa nubuatan itu akan segera tergenapi. Kristus tidak ingin para pengikut-Nya disesatkan, sehingga Ia pertama kali memperingatkan mereka tentang tanda-tanda yang kemungkinan menyesatkan.
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 597.
...
Catatan Akhir:
- 1 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 597.
- 2 Josephus Antiquities 17.10.5; 20.5.1.Josephus itu mengacu kepada Theudas atau ia mengacaukan kronologi itu.
- 3 Ibid., 20.8.6.
- 4 Donald A. Hagner, Matthew 14-28, Word Biblical Commentary, vol. 33B (Dallas: Word Books, 1995), 691.
- 5 Suetonius Twelve Caesars 7.18-22; 8.5-12; 9.7-18.
- 6 Ibid., 10.4-8.
- 7 Robert A. Guelich, "Destruction of Jerusalem," in Dictionary of Jesus and the Gospels, ed. Joel B. Green and Scot McKnight (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 172.
- 8 Josephus Antiquities 20.11.1.
- 9 Josephus Wars 2.14.6-8.
- 10 Ibid., 2.15.5.
- 11 Ibid., 2.17.2, 3.
- 12 Ibid., 2.17.2, 7, 8; 2.18.16.
- 13 Ibid., 2.18.1-5.
- 14 Guelich, 173.
- 15 Josephus Antiquities 3.15.3.
- 16 Tacitus Annals 12.43; Suetonius Twelve Caesars 5.18.
- 17 Josephus Wars 5.13.7.
- 18 Tacitus Annals 14.27; 15.22.
- 19 Maz. 48:6; Yes. 13:8; 21:3; 26:17; 42:14; Yer. 4:31; 6:24; 13:21; 22:23; 30:6; 31:8; 48:41; 49:22, 24; 50:43; Hos. 13:13; 1 Tes. 5:3.
- 20 Talmud Ketuboth 111a; Sanhedrin 97b, 98b; Shabbath 118a.
- 21 Tacitus Annals 15.44.
- 22 H. Leo Boles, A Commentary on the Gospel According to Matthew (Nashville: Gospel Advocate Co., 1936), 461-62.
- 23 For this meaning of oikoumenē, lihat Luke 2:1. Selama abad pertama, orang-orang Romawi dianggap sebagai "penguasa seluruh dunia" (Josephus Antiquities 15.11.1).
- 24 Belakangan di dalam surat kiriman Roma, Paulus menulis bahwa ia telah memberitakan injil "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum," tapi tampaknya ia belum sampai ke Spanyol (Rom. 15:19, 24, 28).
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi