
Teks -- Kisah Para Rasul 2:17 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Kis 2:14-40 - KHOTBAH PETRUS PADA HARI PENTAKOSTA.
Nas : Kis 2:14-40
Khotbah Petrus ketika itu, bersama dengan khotbahnya dalam
Kis 3:11-26, berisi pola untuk pemberitaan Injil.
1) Yesus adalah...
Nas : Kis 2:14-40
Khotbah Petrus ketika itu, bersama dengan khotbahnya dalam Kis 3:11-26, berisi pola untuk pemberitaan Injil.
- 1) Yesus adalah Tuhan dan Kristus -- tersalib, bangkit, dan dimuliakan (ayat Kis 2:22-36; 3:13-15).
- 2) Kini di sebelah kanan Allah Bapa, Ia menerima kuasa untuk mencurahkan Roh Kudus atas semua orang percaya (ayat Kis 2:16-18,32-33; 3:19)
- 3) Setiap orang harus beriman kepada Yesus sebagai Tuhan, bertobat dari dosa serta dibaptiskan dalam hubungan dengan pengampunan dosa (ayat Kis 2:36-38; 3:19).
- 4) Orang percaya harus menantikan karunia atau baptisan dalam Roh Kudus yang dijanjikan setelah ia beriman dan bertobat (ayat Kis 2:38-39).
- 5) Mereka yang mendengar dengan iman harus memisahkan diri dari dunia dan diselamatkan dari angkatan yang jahat ini (ayat Kis 2:40; 3:26).
- 6) Yesus Kristus akan kembali untuk memulihkan Kerajaan Allah (Kis 3:20-21).

Full Life: Kis 2:17 - HARI-HARI TERAKHIR.
Nas : Kis 2:17
Teks :
1) Dalam PL istilah ini dianggap saat ketika Tuhan akan bertindak
dengan cara yang luar biasa untuk menghakimi kejaha...
Nas : Kis 2:17
Teks :- 1) Dalam PL istilah ini dianggap saat ketika Tuhan akan bertindak dengan cara yang luar biasa untuk menghakimi kejahatan dan membawa keselamatan kepada umat-Nya (bd. pasal Yes 2:2-21; 3:18-4:6; Yes 10:20-23; Hos 1:1-2:23; Yoel 1:1-3:21; Am 8:9-11; 9:9-12).
- 2) PB menyingkapkan bahwa "hari-hari terakhir" diawali dengan kedatangan Kristus yang pertama serta pencurahan pertama Roh Kudus atas umat Allah, dan berakhir dengan kedatangan-Nya yang kedua (Mr 1:15; Luk 4:18-21; Ibr 1:1-2). Saat yang khusus ini digambarkan sebagai zaman penghakiman terhadap kejahatan, kuasa atas setan-setan, keselamatan bagi manusia, dan kehadiran kerajaan Allah.
- (a) "Hari-hari terakhir" ini akan berlangsung dengan kuasa Roh Kudus (Mat 12:28).
- (b) "Hari-hari terakhir" menyangkut serbuan kuasa Allah lewat Kristus ke dalam alam kekuasaan Iblis dan dosa. Namun peperangan ini baru saja dimulai; itu belum berakhir karena kejahatan dan kegiatan Iblis masih sangat berkuasa (Ef 6:10-18). Hanya kedatangan Kristus yang kedua akan mengakhiri aktivitas kekuatan jahat dan menyelesaikan "hari-hari terakhir" (bd. 1Pet 1:3-5; Wahy 19:1-21).
- (c) "Hari-hari terakhir" merupakan saat kesaksian yang memanggil setiap orang untuk bertobat, percaya kepada Kristus dan mengalami pencurahan Roh Kudus (Kis 1:8; 2:4,38-40; Yoel 2:28-32). Kita harus menyampaikan karya keselamatan Kristus melalui kuasa Roh Kudus sementara kita menantikan hari akhir murka Allah (Rom 2:5), yaitu, "hari yang besar dan mulia itu" (Kis 2:20). Kita harus hidup dengan siaga dan waspada setiap hari, sementara menantikan hari penebusan dan kedatangan Kristus untuk umat-Nya (Yoh 14:3; 1Tes 4:15-17).
- (d) "Hari-hari terakhir" meresmikan kerajaan Allah yang kini datang
dengan seluruh kuasa
(lihat cat. --> Luk 11:20;
[atau ref. Luk 11:20]
lihat art. KERAJAAN ALLAH).
Kita harus mengalami kepenuhan kuasa itu waktu kita menghadapi peperangan rohani (2Kor 10:3-5; Ef 6:11-12) dan penganiayaan oleh karena kebenaran (Mat 5:10-12; 1Pet 1:6-7).

Full Life: Kis 2:17 - ANAK-ANAKMU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN AKAN BERNUBUAT.
Nas : Kis 2:17
Petrus menghubungkan berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain itu (ayat
Kis 2:4,11) dengan nubuat (ayat Kis 2:17-18). Dengan demikian,
...
Nas : Kis 2:17
Petrus menghubungkan berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain itu (ayat Kis 2:4,11) dengan nubuat (ayat Kis 2:17-18). Dengan demikian, berkata-kata dalam bahasa lain dianggap salah satu bentuk bernubuat. Arti sesungguhnya dari bernubuat adalah memakai suara seorang di bawah tuntunan langsung Roh Kudus untuk kemuliaan dan pelayanan Allah. Dalam kitab ini:
- (1) seratus dua puluh orang itu "penuhlah -- dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4);
- (2) Roh Kudus turun pada Kornelius dan rumah tangganya, dan Petrus "mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:44-47); dan
- (3) murid-murid di Efesus, ketika "turunlah Roh Kudus ke atas mereka ... berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat" (Kis 19:6).
Jerusalem -> Kis 2:17
Ialah zaman Mesias.
Ende -> Kis 2:17; Kis 2:17-21
Maksudnja zaman Mesias.

Ende: Kis 2:17-21 - -- Kutipan dari nabi Joel ini harus dipandang sebagai kiasan untuk mengesankan
pesatnja pembaharuan dalam Keradjaan Allah jang baru, dan hebatnja hukum...
Kutipan dari nabi Joel ini harus dipandang sebagai kiasan untuk mengesankan pesatnja pembaharuan dalam Keradjaan Allah jang baru, dan hebatnja hukuman Allah atas segala orang jang menolak atau menentang keradjaan itu.
Ref. Silang FULL -> Kis 2:17

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> Kis 2:1-41; Kis 2:17
Wycliffe: Kis 2:1-41 - -- C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-41).
Dapat dikatakan bahwa sesungguhnya Gereja lahir pada hari Pentakosta, manakala Roh Kudus diberikan kepada manusia d...
C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-41).
Dapat dikatakan bahwa sesungguhnya Gereja lahir pada hari Pentakosta, manakala Roh Kudus diberikan kepada manusia dengan cara yang baru untuk mengumpulkan orang-orang yang percaya kepada Yesus ke dalam hubungan yang baru.

Wycliffe: Kis 2:17 - Hari-hari terakhir // semua manusia, // nubuat, penglihatan dan mimpi // mereka akan bernubuat 17. Hari-hari terakhir tidak terdapat di dalam nubuat nabi Yoel, tetapi ditambahkan oleh Petrus dengan ilham dari Tuhan. Di dalam Perjanjian Lama ungk...
17. Hari-hari terakhir tidak terdapat di dalam nubuat nabi Yoel, tetapi ditambahkan oleh Petrus dengan ilham dari Tuhan. Di dalam Perjanjian Lama ungkapan ini menunjuk kepada zaman Mesias dalam Kerajaan Allah (Yes. 2:2; Hos. 3:5). Zaman Injil dengan demikian merupakan sebuah tahap di dalam perwujudan berkat-berkat zaman Mesias. Pada zaman Perjanjian Lama, Roh Kudus terutama diberikan kepada orang-orang yang memiliki kedudukan di dalam jajaran teokrasi Israel - raja, imam dan nabi. Misi baru Roh Kudus ialah tinggal di atas semua manusia, yaitu di atas seluruh umat Allah dan bukan hanya para pemimpin resminya. Janji bahwa pencurahan baru dari Roh ini akan menghasilkan manifestasi baru dari nubuat, penglihatan dan mimpi digenapi di dalam pengalaman para rasul dan nabi zaman Perjanjian Baru. Orang Yahudi beranggapan bahwa Roh Kudus, yang telah mengilhami para nabi Perjanjian Lama dengan pemberitaan mereka, telah tinggal diam selama masa intertestamental. Petrus menegaskan bahwa Roh Kudus kini aktif kembali di dalam suatu manifestasi baru dari rencana penebusan Allah. Hal ini terlihat di dalam kata-kata terakhir dari Kisah Para Rasul 2:18, di mana Petrus menambahkan kepada nubuat Yoel pernyataan bahwa mereka akan bernubuat. Manifestasi nubuat yang baru ini lebih merupakan pemberitaan terlebih dahulu tentang karya penebusan oleh Allah melalui Yesus Kristus ketimbang pemberitaan terlebih dahulu tentang apa yang akan terjadi pada masa depan.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 2:14-36
Matthew Henry: Kis 2:14-36 - Khotbah Petrus di Yerusalem Khotbah Petrus di Yerusalem ( Kis 2:14-36)
Di sini kita mendapati buah-buah Roh yang pertama dalam khotbah yang ditujukan Petrus secara langsung, b...
Khotbah Petrus di Yerusalem ( Kis 2:14-36)
- Di sini kita mendapati buah-buah Roh yang pertama dalam khotbah yang ditujukan Petrus secara langsung, bukan kepada orang-orang dari bangsa-bangsa lain dalam suatu bahasa yang asing (kita tidak diberi tahu jawaban apa yang diberikannya kepada mereka yang terheran-heran dan berkata apakah artinya ini?), melainkan kepada orang-orang Yahudi sendiri dalam bahasa mereka sendiri, bahkan kepada mereka yang mengejek. Sebab ia memulai dengan menanggapi ejekan itu (ay. Kis 2:15) saat menyampaikan khotbahnya (ay. Kis 2:14): kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem. Tetapi kita mempunyai cukup alasan untuk berpikir bahwa murid-murid yang lain terus berbicara kepada orang-orang yang memahami mereka (dan oleh sebab itu orang-orang itu berkerumun di sekeliling mereka) dalam bahasa mereka masing-masing, tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Dan bukan hanya melalui pemberitaan Petrus saja, melainkan juga melalui pemberitaan semua atau sebagian besar dari keseratus dua puluh orang murid itu sehingga tiga ribu jiwa bertobat pada hari itu, dan ditambahkan ke dalam jemaat itu. Walaupun begitu, hanya khotbah Petrus yang dicatat, untuk menjadi bukti bagi dia bahwa ia sudah sepenuhnya dipulihkan dari kejatuhannya, dan sepenuhnya dikembalikan pada perkenanan ilahi. Dia yang secara pengecut sudah menyangkal Kristus sekarang mengakui Dia dengan berani. Amatilah,
- I. Kata-kata pembuka atau pengantarnya, yang di dalamnya ia ingin menarik perhatian para pendengar, atau lebih tepatnya menuntut perhatian mereka: Petrus bangkit berdiri (ay. Kis 2:14), untuk menunjukkan bahwa ia tidak mabuk, dengan kesebelas rasul itu, yang sepakat dengan apa yang dikatakannya, dan yang mungkin pada gilirannya berbicara juga untuk maksud yang sama. Murid-murid yang mempunyai wewenang paling besar berdiri untuk berbicara kepada orang-orang Yahudi yang mengolok-olok, dan untuk menghadapi orang-orang yang menentang dan menghujat, tetapi membiarkan ketujuh puluh murid berbicara kepada para penganut agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain yang mau mendengar, yang tidak berprasangka begitu buruk seperti itu, dalam bahasa mereka sendiri. Demikianlah di antara hamba-hamba Kristus, sebagian orang yang memiliki karunia-karunia yang lebih besar dipanggil untuk mengajar orang-orang yang menentang mereka, untuk mengangkat pedang dan tombak. Sebagian yang lain yang mempunyai kemampuan-kemampuan lebih kecil dipekerjakan untuk mengajar orang-orang yang berserah diri, dan untuk menjadi tukang-tukang kebun dan peladang-peladang. Petrus berkata dengan suara nyaring, sebagai orang yang benar-benar yakin maupun bersemangat dengan apa yang dikatakannya, dan yang tidak takut ataupun malu untuk mengakuinya. Ia mengarahkan perkataannya kepada orang-orang Yudea, andres Ioudaioi – orang-orang Yahudi (demikianlah perkataan itu seharusnya dibaca) “dan terutama kalian yang tinggal di Yerusalem, yang berperan dalam kematian Yesus, ketahuilah, apa yang tidak kamu ketahui sebelumnya, dan yang penting untuk kamu ketahui sekarang, dan camkanlah perkataanku ini, yang akan mendekatkanmu kepada Kristus, dan bukan kepada perkataan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang akan menjauhkanmu dari-Nya. Guruku, yang perkataan-Nya acap kali kamu dengar dengan sia-sia, telah pergi, dan tidak akan kamu dengar lagi seperti dulu, tetapi Ia berbicara kepada kamu sekarang melalui kami. Camkanlah sekarang perkataan kami ini.”
- II. Jawabannya terhadap fitnah mereka yang menghujat (ay. Kis 2:15): “Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka. Murid-MuridKristus ini, yang sekarang berbicara dalam bahasa-bahasa lain, berbicara dengan akal sehat. Mereka tahu apa yang mereka katakan, dan begitu pula dengan orang-orang yang mereka ajak bicara, yang dibimbing melalui perkataan-perkataan mereka untuk mengetahui perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Jangan pikir mereka mabuk, karena hari baru pukul sembilan.” Dan, sebelum pukul sembilan, pada hari-hari Sabat dan hari-hari raya, orang-orang Yahudi tidak makan atau minum. Bahkan, biasanya, orang-orang yang mabuk, mabuk pada malam hari, dan bukan pada pagi hari. Lagi pula, mereka yang sungguh-sungguh sudah kecanduan mabuk, biasanya bila siuman, langsung mencari anggur lagi (Ams. 23:35).
- III. Penjelasannya tentang pencurahan Roh secara ajaib, yang dirancang untuk menggugah mereka semua agar beriman kepada Kristus dan menggabungkan diri kepada jemaat-Nya. Dua hal yang disimpulkannya dari situ: bahwa peristiwa itu merupakan penggenapan Kitab Suci dan buah dari kebangkitan serta kenaikan Kristus, dan karena itu bukti dari kedua-duanya.
- 1. Bahwa itu merupakan penggenapan dari nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama yang berhubungan dengan kerajaan Mesias, dan oleh sebab itu merupakan bukti bahwa kerajaan-Nya sudah datang, dan ramalan-ramalan lain tentangnya sedang dipenuhi. Ia menunjuk satu nubuatan secara khusus, yaitu nubuatan nabi Yoël (Yl. 2:28). Dapat diamati bahwa walaupun Petrus penuh dengan Roh Kudus, lalu berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepadanya untuk mengatakannya, ia tidak mengesampingkan Kitab Suci, atau menganggap dirinya sudah lebih tahu dari Kitab Suci. Malahan, banyak dari perkataannya adalah kutipan dari Perjanjian Lama, yang diserukannya, dan yang dengannya ia membuktikan apa yang dikatakannya. Murid-murid Kristus tidak pernah belajar di luar Alkitab mereka. Juga, Roh diberikan bukan untuk menggantikan Kitab Suci, melainkan untuk membuat kita mampu memahami dan mengembangkannya. Amatilah,
- (1) Nas yang dikutip Petrus itu (ay. Kis 2:17-21). Nas itu merujuk pada hari-hari terakhir, masa-masa Injil, yang disebut hari-hari terakhir karena pembabakan waktu (dispensasi) dalam kerajaan Allah di tengah-tengah manusia, yang didirikan oleh Injil, merupakan pembabakan terakhir dari anugerah ilahi, dan kita tidak perlu menantikan yang lain selain dari kelanjutan pembabakan ini sampai akhir zaman. Atau, hari-hari terakhir, maksudnya, dalam waktu yang sangat lama setelah berhentinya nubuatan dalam jemaat Perjanjian Lama. Atau, pada hari-hari tepat sebelum kehancuran bangsa Yahudi, pada hari-hari terakhir bangsa itu, tepat sebelum hari Tuhan, hari yang besar dan mulia yang dibicarakan itu (ay. Kis 2:20). “Peristiwa ini sudah dinubuatkan dan dijanjikan, dan oleh sebab itu kamu harus mengharapkannya, dan tidak terkejut olehnya. Kamu harus menginginkannya dan menyambutnya, dan tidak memperbantahkannya, sebagai sesuatu yang tidak layak diperhatikan.” Rasul Petrus mengutip seluruh paragraf, sebab sungguh baik melihat Kitab Suci secara keseluruhan. Nah, sudah dinubuatkan,
- [1] Bahwa akan ada pencurahan Roh anugerah dari atas yang lebih berlimpah dan lebih luas daripada sebelum-sebelumnya. Nabi-nabi Perjanjian Lama sudah penuh dengan Roh Kudus, dan dikatakan tentang bangsa Israel bahwa Allah memberikan kepada mereka Roh-Nya yang baik untuk mengajar mereka (Neh. 9:20). Tetapi sekarang Roh akan dicurahkan, bukan hanya ke atas orang-orang Yahudi, melainkan juga ke atas semua manusia, baik orang-orang bukan-Yahudi maupun orang-orang Yahudi, meskipun pada waktu itu Petrus sendiri tidak memahaminya demikian, seperti yang tampak dalam pasal 11:17. Atau, ke atas semua manusia, maksudnya, ke atas semua manusia dari segala jenis kedudukan dan keadaan. Cendekiawan-cendekiawan Yahudi mengajarkan bahwa Roh hanya datang ke atas orang-orang bijak dan kaya, dan mereka itu adalah keturunan Israel. Tetapi Allah tidak mau mengikat diri-Nya pada peraturan-peraturan mereka.
- [2] Bahwa Roh yang ada pada mereka adalah Roh nubuatan. Oleh bantuan Roh itu mereka akan dimampukan untuk menubuatkan hal-hal yang akan datang, dan untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Kuasa ini akan diberikan tanpa peduli laki-laki atau perempuan. Sekarang bukan hanya anak-anakmu laki-laki, melainkan juga anak-anakmu perempuan akan bernubuat. Tanpa pembedaan usia, baik teruna-terunamu maupun orang-orangmu yang tua akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan akan mendapat mimpi, dan melalui semuanya itu mereka menerima pewahyuan-pewahyuan ilahi, untuk disampaikan kepada jemaat. Juga, tanpa membedakan keadaan lahiriah, bahkan hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan akan menerima Roh, dan akan bernubuat (ay. Kis 2:18). Atau, secara umum, laki-laki dan perempuan, yang disebut Allah sebagai hamba-hamba-Nya laki-laki dan hamba-hamba-Nya perempuan. Pada permulaan masa nubuatan dalam Perjanjian Lama, ada sekolah-sekolah para nabi, dan, sebelum itu, Roh nubuat datang ke atas tua-tua Israel yang ditunjuk untuk memerintah. Tetapi sekarang Roh akan dicurahkan ke atas orang-orang yang berkedudukan lebih rendah, dan orang-orang demikian tidak terdidik di sekolah-sekolah para nabi, sebab kerajaan Mesias harus murni bersifat rohani. Disebutkannya anak-anak perempuan (ay. Kis 2:17) dan hamba-hamba perempuan (ay. Kis 2:18) di sini akan membuat orang berpikir bahwa beberapa perempuan yang disebutkan di sini (1:14) menerima karunia-karunia Roh Kudus yang luar biasa, seperti juga kaum laki-lakinya. Filipus, sang penginjil, mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat (21:9), dan Rasul Paulus, setelah mendapatkan karunia-karunia yang berlimpah baik dalam hal bahasa roh maupun nubuatan di jemaat Korintus, memandang perlu untuk melarang kaum perempuan menggunakan karunia-karunia itu di depan umum (1Kor. 14:26, 34).
- [3] Bahwa satu perkara besar yang harus mereka nubuatkan adalah penghakiman yang akan segera menimpa bangsa Yahudi, sebab ini merupakan hal utama yang sudah dinubuatkan Kristus sendiri (Mat. 24) pada saat Dia memasuki Yerusalem (Luk. 19:41), dan ketika Ia akan mati (Luk. 23:29). Dan penghakiman-penghakiman ini akan dijatuhkan ke atas mereka untuk menghukum mereka karena penghinaan mereka terhadap Injil, dan perlawanan mereka terhadapnya, sementara Injil telah datang kepada mereka dengan membawa bukti yang sedemikian kuatnya. Orang-orang yang tidak mau tunduk pada kuasa anugerah Allah, saat terjadi pencurahan Roh-Nya yang menakjubkan ini, harus jatuh terkapar di bawah pencurahan-pencurahan bejana murka-Nya. Yang tidak mau membengkok pasti akan patah.
- Pertama, kehancuran Yerusalem, yang terjadi kira-kira empat puluh tahun sesudah kematian Kristus di sini disebut sebagai hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu, sebab peristiwa itu mengakhiri masa tata aturan Musa. Keimaman suku Lewi dan hukum upacara keagamaan dengan demikian sudah dihapus dan ditinggalkan untuk selama-lamanya. Penghancuran itu sendiri terjadi sedemikian rupa seperti yang belum pernah terjadi atas tempat atau bangsa mana pun, entah sebelum atau sesudahnya. Itu adalah hari Tuhan, sebab hari itu adalah hari pembalasan-Nya terhadap bangsa itu karena sudah menyalibkan Kristus, dan menganiaya hamba-hamba-Nya. Itu adalah tahun pengganjaran karena perkara Sion itu. Bahkan, atas seluruh darah orang-orang kudus dan para martir, mulai dari darah Habel, orang benar itu (Mat. 23:35). Itu adalah hari penghakiman yang sebentar. Hari itu adalah hari yang mulia. Dalam Kitab Yoël, hari itu disebut sebagai hari yang dahsyat, sebab begitulah hari itu bagi orang-orang di bumi. Tetapi di sini disebut epiphane (menurut Septuaginta), hari yang mulia dan gemerlap, sebab begitulah hari itu bagi Kristus di sorga. Hari itu adalah epifani, penampakan-Nya, begitulah Dia sendiri berbicara tentangnya (Mat. 24:30). Kehancuran orang-orang Yahudi merupakan pembebasan bagi orang-orang Kristen, yang dibenci dan dianiaya oleh mereka. Dan karena itu, hari itu sering kali dibicarakan oleh nabi-nabi pada waktu itu, untuk membesarkan hati orang-orang Kristen yang menderita, bahwa Tuhan sudah dekat, kedatangan Tuhan sudah dekat, Hakim telah berdiri di ambang pintu (Yak. 5:8-9).
- Kedua, pertanda-pertanda yang mengerikan dari kehancuran itu dinubuatkan di sini: Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit, matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah; dan tanda-tanda di bawah juga, di bumi: darah dan api. Yosefus, dalam kata pengantar untuk buku sejarahnya tentang peperangan orang Yahudi, berbicara tentang tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang mendahului peperangan itu, guruh, petir, dan gempa bumi yang dahsyat. Ada komet berapi yang menggantung di atas kota selama setahun, dan pedang menyala-nyala terlihat menunjuk dari atas ke arah kota itu. Terang bersinar di Bait Allah dan di mezbah pada tengah malam, seolah-olah hari masih siang. Dr. Lightfoot memberikan pengertian lain terhadap tanda-tanda ini: darah Anak Allah, api Roh Kudus yang sekarang tampak, kabut dari awan yang di dalamnya Kristus naik, matahari menjadi gelap, dan bulan menjadi darah pada saat penderitaan Kristus, semua itu merupakan peringatan-peringatan keras terhadap bangsa yang tidak percaya itu untuk bersiap diri menghadapi penghakiman-penghakiman yang akan datang ke atas mereka. Atau, pernyataan itu dapat diterapkan, dan dengan sangat sesuai, kepada penghakiman-penghakiman sebelumnya, yang melaluinya kehancuran itu ditimpakan. Darah menunjuk pada peperangan orang-orang Yahudi dengan bangsa-bangsa di sekitarnya, dengan orang-orang Samaria, orang-orang Aram, orang-orang Yunani, yang di dalamnya darah tercurah dengan berlimpah-limpah, seperti juga pada peperangan mereka melawan sesama saudara, dan pemberontakan-pemberontakan kaum penghasut (sebagaimana mereka sendiri menyebutnya), yang sangat berdarah. Tidak ada damai bagi orang yang keluar atau yang masuk. Api dan gumpalan-gumpalan asap, yang di sini dinubuatkan, digenapi secara harfiah ketika kota-kota, jalan-jalan, dan tempat-tempat ibadah, dan terakhir Bait Allah mereka, dibakar. Dan berubahnya matahari menjadi gelap, dan bulan menjadi darah ini bercerita tentang hancur berantakannya pemerintahan mereka, baik yang duniawi maupun rohani, dan padamnya semua terang mereka.
- Ketiga, pertanda pemeliharaan terhadap umat Allah dijanjikan di sini (ay. Kis 2:21): Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan Yesus (dan ini gambaran yang benar dari seorang Kristen sejati, 1Kor. 1:2) akan diselamatkan, akan terhindar dari penghakiman itu. Keselamatan dari penghakiman ini menjadi pelambang dan pertanda dari keselamatan kekal. Dalam penghancuran Yerusalem oleh orang-orang Kasdim, terdapat umat sisa yang dimeteraikan untuk disembunyikan pada hari kemurkaan TUHAN. Dan dalam penghancuran Yerusalem oleh orang-orang Romawi, tak seorang Kristen pun binasa. Orang-Orangyang membedakan diri dengan tetap berlaku saleh akan dibedakan dengan pemeliharaan yang istimewa. Dan amatilah, umat sisa yang selamat digambarkan dengan hal ini, yaitu bahwa mereka adalah umat pendoa: mereka berseru kepada nama Tuhan, yang menunjukkan bahwa mereka tidak diselamatkan oleh jasa atau kebenaran mereka sendiri, melainkan murni oleh anugerah Allah, yang harus dimintakan melalui doa. Nama Tuhanlah yang mereka serukan, yang menjadi menara kekuatan bagi mereka.
- (2) Penerapan dari nubuatan ini kepada peristiwa sekarang (ay. Kis 2:16): Itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël: inilah penggenapan dari nubuatan itu, penggenapannya yang penuh. Inilah pencurahan Roh kepada semua orang yang harus datang itu, dan kita tidak perlu menantikan yang lain, sama seperti kita tidak perlu menantikan Mesias lain. Sebab seperti halnya Mesias kita senantiasa hidup di sorga, bertakhta dan menjadi Pengantara bagi jemaat-Nya di bumi, demikian pula Roh anugerah ini, Sang Pembela, atau Penghibur, yang diberikan sekarang, sesuai dengan janji, akan terus ada, sesuai dengan janji yang sama, bersama-sama dengan jemaat di bumi sampai pada akhir zaman, dan akan mengerjakan semua pekerjaan-Nya di dalam dan untuk jemaat itu, dan untuk setiap anggotanya, baik yang awam maupun yang menjadi hamba-hamba Tuhan, melalui sarana Kitab Suci dan pelayanan.
- 2. Bahwa karunia itu adalah karunia Kristus, dan hasil serta bukti dari kebangkitan dan kenaikan-Nya. Melalui peristiwa karunia Roh Kudus ini, Petrus mengambil kesempatan untuk memberitakan Yesus kepada mereka. Dan bagian khotbahnya ini ia sampaikan dengan kata pengantar lain yang khidmat (ay. Kis 2:22): “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini. Karena belas kasihanlah kamu bisa mendengar perkataan ini, dan sudah menjadi kewajibanmulah untuk memperhatikannya.” Perkataan-perkataan mengenai Kristus harus bisa diterima oleh orang-orang Israel. Inilah,
- (1) Ringkasan sejarah kehidupan Kristus (ay. Kis 2:22). Petrus menyebut-Nya Yesus dari Nazaret, karena dengan nama itulah Ia dikenal secara umum, tetapi (yang sudah cukup untuk menyingkirkan celaan itu) Ia adalah seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu, yang dicela dan dikutuk oleh manusia, tetapi diteguhkan oleh Allah. Allah memberikan kesaksian akan peneguhan-Nya terhadap ajaran Kristus melalui kuasa yang diberikan-Nya kepada Dia untuk mengerjakan mujizat-mujizat: seorang yang telah ditandai oleh Allah, begitulah Dr. Hammond membacanya. “Ia telah dijadikan tanda dan keajaiban di tengah-tengah kalian yang sekarang sedang mendengarkan aku. Ia diutus kepadamu, Ia menegakkan terang yang mulia di negerimu. Kamu sendiri adalah saksi bagaimana Ia menjadi terkenal melalui kekuatan-kekuatan, mujizat-mujizat, dan tanda-tanda, pekerjaan-pekerjaan yang di luar kuasa alam, di luar jalur biasa, dan yang bertentangan dengannya, yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia. Maksudnya, yang dilakukan-Nya dengan kuasa ilahi yang menyelubungi-Nya, dan yang di dalamnya Allah jelas-jelas menyertai Dia. Sebab tidak ada seorang pun yang dapat melakukan perbuatan-perbuatan itu, jika Allah tidak menyertai-Nya.” Lihatlah betapa Petrus menekankan mujizat-mujizat Kristus.
- [1] Kenyataan itu tidak bisa disangkal: “Mujizat-mujizat itu dilakukan di tengah-tengah kamu, di tengah-tengah negerimu, kotamu, perkumpulan-perkumpulan ibadahmu, seperti yang kamu sendiri tahu. Kamu sudah menjadi saksi-saksi mata dari mujizat-mujizat-Nya. Biarkan aku bertanya kepadamu, adakah bukti yang kamu punya sebagai keberatan untuk melawannya, atau ada yang bisa kamu katakan untuk menyangkalnya?”
- [2] Kesimpulan yang bisa ditarik dari semua kenyataan itu tidak bisa disanggah. Pembuktiannya sama kuat dengan buktinya. Jika Ia melakukan mujizat-mujizat itu, sudah pasti Allah berkenan pada-Nya. Allah menyatakan bahwa Dia memang demikian adanya, seperti yang dinyatakan-Nya sendiri, bahwa Dialah Anak Allah dan Juru Selamat dunia. Sebab Allah segala kebenaran tidak akan membuat meterai-Nya berdusta.
- (2) Pernyataan tentang kematian dan penderitaan-penderitaan-Nya, yang juga mereka saksikan hanya beberapa minggu lalu. Dan ini adalah mujizat terbesar dari semuanya, bahwa orang yang diakui Allah sendiri tampaknya sampai ditinggalkan begitu saja oleh-Nya. Juga, bahwa orang yang sedemikian mendapat perkenanan di hati masyarakat, dan di tengah-tengah mereka, sampai dicampakkan oleh mereka sendiri seperti itu. Tetapi kedua rahasia ini dijelaskan di sini (ay. Kis 2:23), dan kematian-Nya dipandang,
- [1] Sebagai perbuatan Allah. Dan di dalam Dia kematian-Nya itu adalah suatu perbuatan anugerah dan hikmat yang menakjubkan. Allah menyerahkan-Nya kepada maut. Tidak hanya mengizinkan Dia dihukum mati, tetapi juga menyerahkan Dia, mempersembahkan Dia. Hal ini dijelaskan dalam Roma 8:32, Ia menyerahkan-Nya bagi kita semua. Sekalipun demikian, Ia diakui oleh Allah, dan tidak ada suatu apa pun di dalamnya yang menandakan bahwa Allah tidak berkenan kepada-Nya. Sebab hal itu terlaksana menurut maksud dan rencana-Nya, dalam hikmat yang tak terbatas, dan untuk tujuan-tujuan suci, yang disetujui oleh Kristus sendiri, termasuk cara dan sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Demikianlah keadilan ilahi harus dipuaskan, orang-orang berdosa diselamatkan, Allah dan manusia dipersatukan kembali, dan Kristus sendiri dipermuliakan. Bukan hanya menurut kehendak Allah, melainkan juga menurut keputusan kehendak-Nya, bahwa Ia harus menderita dan mati, sesuai dengan keputusan yang kekal, yang tidak bisa diubah. Hal ini mendamaikan Kristus dengan salib: Bapa, jadilah kehendak-Mu, dan Bapa, muliakanlah nama-Mu. Biarlah maksud-Mu terlaksana, dan biarlah tujuan agung-Mu tercapai.
- [2] Sebagai perbuatan orang banyak. Dan di dalam diri mereka perbuatan itu adalah perbuatan yang luar biasa berdosa dan bodoh. Perbuatan itu adalah pergulatan melawan Allah untuk menganiaya orang yang diakui-Nya sebagai kesayangan sorga. Dan itu juga adalah perlawanan menentang belas kasihan yang diperuntukkan bagi mereka sendiri, sebab mereka menganiaya orang yang menjadi berkat terbesar bagi bumi ini. Rancangan Allah sejak dari kekekalan, ataupun tindakan-Nya yang membawa kebaikan dari rancangan itu sampai pada kekekalan, tidak akan mengampuni dosa mereka sedikit pun. Sebab itu adalah pekerjaan dan perbuatan mereka secara sukarela, yang lahir dari sebuah asas yang jahat secara moral, dan oleh sebab itu “mereka adalah tangan bangsa-bangsa durhaka yang menyalibkan dan membunuh Dia.” Ada kemungkinan bahwa sebagian dari mereka yang hadir di sini adalah orang-orang yang sebelumnya berseru, salibkanlah Dia, salibkanlah Dia, atau yang jika tidak demikian halnya sudah membantu dan bersekongkol dalam pembunuhan itu, dan Petrus tahu ini. Namun, bagaimanapun juga, sudah sewajarnya hal itu dipandang sebagai perbuatan seluruh bangsa, karena dilakukan dengan pemungutan suara majelis agung dan dengan suara kerumunan orang banyak. Sudah menjadi aturan, Refertur ad universos quod publice fit per majorem partem – Apa yang dilakukan secara umum oleh sebagian besar orang, dipandang sebagai sesuatu yang dilakukan oleh semua. Petrus mendakwakan dosa itu kepada mereka secara khusus sebagai bagian dari seluruh bangsa itu, supaya dakwaan itu bisa lebih membawa mereka pada iman dan pertobatan, karena itulah satu-satunya cara untuk membedakan diri mereka dari orang-orang yang bersalah, dan melepaskan mereka dari kesalahan itu.
- (3) Peneguhan terhadap kebangkitan-Nya, yang dengan berhasil menghapus bersih celaan atas kematian-Nya (ay. Kis 2:24): Allah membangkitkan Dia. Allah yang sama yang menyerahkan Dia pada maut melepaskan-Nya juga dari maut, dan dengan demikian memberikan pengakuan yang lebih tinggi daripada yang sudah diberikan-Nya melalui tanda-tanda dan mujizat-mujizat apa pun yang telah Dia lakukan, atau melalui gabungan dari semuanya itu. Oleh sebab itu, kebangkitan inilah yang paling banyak ditekankannya.
- [1] Petrus menggambarkan kebangkitan-Nya: Allah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu, ōdinas – dukacita kematian. Kata ini digunakan untuk mengartikan penderitaan yang mendalam, dan sebagian orang berpikir bahwa kata tersebut menunjuk pada kesedihan dan kekalutan jiwa-Nya, yang di dalamnya Ia merasa sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Dari kesedihan dan dukacita jiwa ini, penderitaan jiwa ini, Bapa melepaskan Dia ketika pada saat kematian-Nya Ia berkata, sudah selesai. Beginilah Dr. Godwin memahaminya: “Kengerian-kengerian yang membuat jiwa Heman terhampar seperti orang-orang yang mati dibunuh (Mzm. 88:6, 16) telah mencengkeram Kristus. Tetapi Ia terlalu kuat untuk itu, lalu menerobos melewatinya. Inilah kebangkitan jiwaNya (dan sungguh suatu perkara besar untuk membawa jiwa keluar dari jurang kesengsaraan rohani yang dalam). Kematian ini tidak meninggalkan jiwa-Nya di neraka, seperti yang tampak dalam perkataan selanjutnya, supaya Ia tidak melihat kebinasaan, yang berbicara tentang kebangkitan tubuh-Nya. Dan kebangkitan rohani dan tubuh ini secara bersama-sama menghasilkan kebangkitan agung.” Dr. Lightfoot memberikan pengertian yang lain untuk ini: “Setelah meluruhkan sengsara maut, dengan melakukannya untuk semua orang yang percaya kepada-Nya, Allah membangkitkan Kristus, dan dengan kebangkitan-Nya menghancurkan semua kuasa maut, dan membinasakan sengat maut yang menghantam umat-Nya. Ia sudah menghapuskan kematian, sudah mengubah sifatnya, dan, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu untuk waktu yang lama, tidak mungkin pula mereka tetap berada dalam kuasa maut itu untuk selama-lamanya.” Tetapi kebanyakan orang merujuk hal ini pada kebangkitan tubuh Kristus. Dan kematian (ujar Tuan Baxter) adalah hukuman dengan menghilangkan apa yang ada, meskipun tidak ditandai dengan kejahatan yang nyata. Tetapi Dr. Hammond menunjukkan bahwa Alkitab Septuaginta, dan dari situ sang rasul di sini, menggunakan kata tali-tali maut (Mzm. 18:5), yang paling sesuai dengan kiasan “melepaskan” dan “menahan” yang digunakan di sini. Kristus dipenjara karena utang kita, Ia dicampakkan ke dalam tali-tali maut. Tetapi, karena keadilan ilahi sudah dipuaskan, tidak mungkin Ia terus ditahan di sana, entah dari segi hak atau kekuatan. Sebab Ia mempunyai hidup pada diri-Nya sendiri, dan yang ada dalam kuasaNya sendiri, dan telah menaklukkan penguasa maut.
- [2] Petrus menegaskan kebenaran dari kebangkitan-Nya(ay. Kis 2:32): Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi, yakni kami para rasul dan teman-teman yang bersama kami, yang mengenal Dia secara dekat sebelum kematian-Nya, dan bergaul secara akrab dengan Dia setelah kebangkitan-Nya, makan dan minum bersama-sama dengan Dia. Mereka menerima kuasa, dengan turunnya Roh Kudus ke atas mereka, dengan tujuan agar mereka menjadi saksi-saksi yang cakap, setia, dan berani mengabarkan kebangkitan ini, kendati dituduh oleh musuh-musuh telah mencuri jasad-Nya.
- [3] Petrus menunjukkan kebangkitan-Nya itu sebagai penggenapan Kitab Suci, dan, karena Kitab Suci sudah berkata bahwa Ia harus bangkit kembali sebelum melihat kebinasaan, maka tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut dan alam kubur. Sebab Daud berkata tentang Dia dibangkitkan, maka begitulah kebangkitan-Nya dibicarakan (ay. Kis 2:25). Bagian Kitab Suci yang dirujuknya adalah Mazmur Daud (Mzm. 16:8-11), yang, walaupun sebagian dapat diterapkan kepada Daud sebagai orang kudus, namun terutama merujuk pada Yesus Kristus, yang diperlambangkan oleh diri Daud. Di sini,
- Pertama, nas itu dikutip secara panjang lebar (ay. Kis 2:25-28), sebab hal itu digenapi di dalam Dia, dan menunjukkan kepada kita,
- 1. Perhatian yang senantiasa diberikan Yesus Tuhan kita terhadap Bapa-Nya dalam seluruh pekerjaan-Nya: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Ia menempatkan di hadapan-Nya kemuliaan Bapa-Nya sebagai tujuan-Nya dalam segala sesuatu. Sebab Ia melihat bahwa penderitaan-penderitaan-Nya akan membawa kehormatan yang berlimpah bagi Allah, dan akan berakhir dalam sukacita-Nya sendiri. Semua ini disediakan bagi-Nya, dan inilah yang dituju-Nya, dalam segala pekerjaan dan penderitaan-Nya. Dan dengan pengharapan akan semuanya ini Ia ditopang dan didorong untuk terus maju (Yoh. 13:31-32; 17:4-5).
- 2. Keyakinan yang dimiliki-Nya akan hadirat dan kuasa Bapa-Nya yang menyertai Dia: “Ia berdiri di sebelah kananku, di sebelah tangan yang bekerja, yang menguatkan, membimbing, dan menopang, sehingga Aku tidak goyah atau melepaskan diri dari pekerjaan- Ku, kendati dengan kesusahan-kesusahan yang harus Kujalani.” Ini merupakan butir dari kovenan penebusan (Mzm. 89:22), tangan-Ku tetap dengan dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia. Dan oleh sebab itu Ia yakin bahwa pekerjaan itu tidak akan gagal di tangan-Nya. Jika Allah ada di sebelah kanan kita, kita tidak akan goyah.
- 3. Kegembiraan yang menyertai Yesus Tuhan kita dalam melanjutkan pekerjaan-Nya, kendati dengan kesedihan-kesedihan yang harus dilalui-Nya: “Karena yakin bahwa Aku tidak goyah, tetapi bahwa kesenangan Tuhan akan terlaksana di tangan-Ku, maka hati-Ku bersukacita dan jiwa-Ku bersorak-sorak, dan pikiran tentang kesedihan-Ku tidak berarti apa-apa bagi-Ku.” Perhatikanlah, adalah kesenangan Yesus Tuhan kita untuk melihat akhir dari pekerjaan-Nya, dan untuk menjadi yakin bahwa kesudahannya akan mulia. Begitu senangnya Dia dengan pekerjaan-Nya sehingga hati-Nya bergembira memikirkan bagaimana kesudahannya akan memenuhi rancangan pekerjaan-Nya itu. Yesus bergembira dalam Roh Kudus (Luk. 10:21). Jiwa-Ku bersorak-sorak (KJV: lidah- Ku bergembira). Dalam Mazmur dikatakan kemuliaan- Ku bersorak-sorak (KJV); yang menunjukkan bahwa lidah kita adalah kemuliaan kita, indra pengucap adalah suatu kehormatan bagi kita, dan tidak pernah lebih menjadi kehormatan bagi kita selain apabila digunakan untuk memuji Allah. Lidah Kristus bersorak-sorak, sebab ketika Ia baru memulai penderitaan-penderitaan-Nya, pada penutup perjamuan terakhir-Nya, Ia menyanyikan nyanyian pujian.
- 4. Pengharapan menyenangkan yang dimiliki-Nya mengenai akhir yang membahagiakan dari kematian dan penderitaan-penderitaan-Nya. Inilah yang terus mendorong-Nya, bukan hanya dengan keberanian, melainkan juga dengan kegembiraan, untuk melewati penderitaan dan kematian-Nya. Ia menanggalkan tubuh, tetapi tubuh-Ku akan diam (KJV: tubuh-Ku akan beristirahat – pen.). Kubur akan menjadi tempat bagi tubuh, selama tubuh itu terbaring di sana, sebagai ranjang peristirahatan, dan harapan akan membuatnya beristirahat dengan tenang. Tubuh-Ku akan diam dengan tenteram (KJV: tubuh-Ku akan beristirahat dalam pengharapan – pen.), hoti, Engkau tidak menyerahkan Aku kepada dunia orang mati. Dan untuk selanjutnya, tinggal masalah pengharapan-Nya, atau lebih tepatnya keyakinan-Nya,
- (1) Bahwa jiwa tidak akan terus ada dalam keadaan terpisah dari tubuh. Sebab, selain bahwa hal ini akan membawa kegelisahan bagi jiwa manusia yang dibuat untuk tubuh, itu juga akan menjadi kelanjutan dari kemenangan maut atas Dia yang sesungguhnya sudah menaklukkan maut: “Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati” (kepada hades, dalam keadaan yang tak terlihat, itulah yang secara tepat diartikan dari kata hades), “tetapi, meskipun Engkau membiarkannya untuk sementara waktu berpindah ke sana, dan tinggal di sana, namun Engkau akan menariknya kembali. Engkau tidak akan membiarkannya di sana, seperti yang Engkau lakukan terhadap jiwa-jiwa orang lain.”
- (2) Bahwa tubuh hanya akan terbaring sebentar di dalam kubur: Engkau tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Tubuh-Nya tidak akan terus mati untuk waktu yang lama sampai mulai hancur atau membusuk. Oleh sebab itu tubuh-Nya harus kembali hidup pada hari ketiga atau sebelum hari ketiga setelah kematian-Nya. Kristus adalah Orang Kudus Allah, yang dikuduskan dan dipisahkan untuk melayani-Nya dalam pekerjaan penebusan. Ia harus mati, sebab Ia harus ditahbiskan oleh darah-Nya sendiri. Tetapi Ia tidak boleh melihat kebinasaan, sebab kematian-Nya akan menjadi bagi Allah persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Hal ini diperlambangkan oleh hukum mengenai korban persembahan, bahwa apa yang masih tinggal dari daging korban sembelihan sampai hari yang ketiga tidak boleh dimakan, karena takut kalau-kalau sudah hancur dan mulai membusuk (Im. 7:15-18).
- (3) Bahwa kematian dan penderitaan-penderitaan-Nya akan menjadi, bukan hanya bagi Dia, melainkan juga bagi semua kepunyaan-Nya, pintu masuk bagi kehidupan kekal yang penuh berkat: “Engkau memberitahukan kepada-Ku jalan-jalan kehidupan, dan melalui Aku memberitahukannya kepada dunia, dan membentangkannya terbuka.” Ketika Bapa memberikan hidup kepada Anak dalam diri-Nya sendiri, kuasa untuk memberikan nyawa-Nya dan mengambilnya kembali, pada saat itulah Ia memberitahukan kepada-Nya jalan hidup, baik untuk masuk maupun keluar. Pintu gerbang maut dan pintu gerbang kelam pekat tersingkap bagi-Nya (Ayb. 38:17), untuk Dia lewat dan kembali lagi, sesuai apa yang dipandang-Nya perlu, bagi penebusan manusia.
- (4) Bahwa semua dukacita dan penderitaan-Nya akan berakhir dalam kebahagiaan yang sempurna dan abadi: Engkau akan melimpahi Aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Upah yang disediakan bagi-Nya adalah sukacita, sukacita yang penuh, dan itu dirasakan di hadapan Allah (KJV: dalam perkenanan Allah – pen.), dalam perkenanan yang diberikan-Nya kepada Dia dalam pekerjaan-Nya, dan kepada semua orang yang, demi Dia, akan percaya kepada-Nya. Senyuman-senyuman yang dengannya Bapa menerima Dia, ketika, pada kenaikan-Nya, Ia dibawa ke hadapan Yang Lanjut Usianya, memenuhi Dia dengan sukacita yang tidak terkatakan, dan itu adalah sukacita Tuhan kita, yang ke dalamnya semua kepunyaan-Nya akan masuk, dan yang di dalamnya mereka akan berbahagia untuk selama-lamanya.
- Kedua, tafsiran atas nas ini, terutama yang begitu banyak berkaitan tentang kebangkitan Kristus. Petrus berbicara kepada mereka dengan memberikan sebutan hormat, saudara-saudara (ay. Kis 2:29, KJV: men and brethren– sesama manusia dan saudara – pen.). “Engkau adalah manusia, dan oleh sebab itu harus dipimpin oleh akal budi. Engkau adalah saudara, dan oleh sebab itu harus menerima dengan baik apa yang dikatakan kepadamu oleh orang yang, karena berkerabat dekat denganmu, dengan sepenuh hati memperhatikan kamu, dan mengharapkan yang terbaik bagimu. Sekarang, izinkanlah aku untuk berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita, dan janganlah engkau tersinggung apabila aku memberi tahu kamu bahwa di sini Daud tidak bisa dipahami berbicara tentang dirinya sendiri, melainkan tentang Kristus yang akan datang.” Daud di sini disebut sebagai bapak bangsa, karena ia adalah bapak dari keluarga raja, dan orang yang sangat terpandang serta ternama dalam angkatannya, dan yang namanya serta kenangan akan dia sudah sewajarnya dipandang sangat berharga. Nah, ketika kita membaca mazmurnya itu, kita harus mempertimbangkan,
- 1. Bahwa Daud tidak bisa mengatakan itu tentang dirinya sendiri, sebab ia telah mati, dan dikubur, dan kuburannya masih ada di Yerusalem sampai hari ini, saat Petrus mengatakan ini, dan tulang-tulang serta debu-debunya ada di dalamnya. Tak seorang pun pernah mengaku-ngaku bahwa ia sudah bangkit, dan oleh sebab itu ia tidak pernah bisa berkata tentang dirinya sendiri bahwa ia tidak melihat kebinasaan. Sebab sudah jelas bahwa ia memang melihat kebinasaan. Rasul Paulus juga menegaskan hal ini (13:35-37). Walaupun ia seorang yang berkenan di hati Allah, namun ia menempuh segala jalan yang fana, seperti yang dikatakannya sendiri (1Raj. 2:2), baik dengan mati maupun dikuburkan.
- 2. Oleh sebab itu, pastilah Daud mengatakannya sebagai seorang nabi, dengan pandangan yang tertuju kepada Mesias, yang penderitaan-penderitaan-Nya ditegaskan oleh para nabi sebelumnya, dan bersama-sama dengan penderitaan-penderitaan itu segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Begitu pula Daud dalam Mazmur itu, seperti yang dengan jelas ditunjukkan Petrus di sini.
- (1) Daud tahu bahwa Mesias harus diturunkan dari keturunannya (ay. Kis 2:30), bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Allah menjanjikan dia seorang Anak, yang akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya (2Sam. 7:12). Dan dikatakan (Mzm. 132:11), TUHAN telah menyatakan sumpah setia kepada Daud. Ketika Yesus Tuhan kita dilahirkan, dijanjikan bahwa Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya (Luk. 1:32). Dan seluruh Israel tahu bahwa Mesias akan menjadi Anak Daud, maksudnya, bahwa, menurut daging, Ia adalah Anak Daud melalui kodrat manusia-Nya. Ini harus dilihat secara demikian, sebab secara roh, dan sesuai dengan kodrat ilahi-Nya, Ia akan menjadi Tuhan Daud, bukan Anaknya. Oleh karena Allah sudah bersumpah kepada Daud bahwa Mesias, yang dijanjikan kepada bapa leluhurnya, akan menjadi anak dan penerusnya, buah dari keturunannya, dan ahli waris bagi takhtanya, maka ia senantiasa memandang pada hal ini, ketika ia menuliskan mazmur-mazmurnya.
- (2) Karena Kristus berasal dari keturunannya, dan oleh sebab itu ada di dalam dirinya ketika ia menuliskan mazmur itu (seperti Lewi dikatakan ada dalam diri Abraham ketika ia membayar sepersepuluh kepada Melkisedek), dan jika apa yang dikatakannya, yang seolah-olah tentang dirinya sendiri, tidak dapat diterapkan kepada dia sendiri (seperti yang memang sudah jelas tidak demikian), maka kita harus menyimpulkan bahwa perkataannya itu menunjuk pada anaknya yang pada waktu itu ada dalam dirinya, yang di dalam Dia keluarga dan kerajaannya akan mencapai kesempurnaan dan keabadian. Dan oleh sebab itu, ketika ia berkata bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, atau bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan, tanpa diragukan lagi ia harus dimengerti sedang berbicara tentang kebangkitan Kristus (ay. Kis 2:31). Dan sama seperti Kristus mati, demikian pula Ia telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci, dan bahwa tentang hal itu kami semua adalah saksi-saksinya.
- (3) Di sini tertulis juga sekilas tentang kenaikan-Nya. Sama seperti Daud tidak bangkit dari antara orang mati, demikian pula ia tidak naik ke sorga, secara jasmani, seperti Kristus (ay. Kis 2:34). Dan lebih jauh lagi, untuk membuktikan bahwa ketika Daud berbicara tentang kebangkitan yang dimaksudkannya adalah Kristus, Petrus mengamati bahwa ketika dalam Mazmur lain Daud berbicara tentang apa yang terjadi berikutnya setelah pengangkatan-Nya, Daud jelas-jelas menunjukkan bahwa ia berbicara tentang orang lain, bahkan seperti tentang seseorang yang adalah Tuannya (Mzm. 110:1): “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku, setelah Ia membangkitkan Dia dari antara orang mati, “Duduklah di sebelah kanan-Ku,” dalam kehormatan dan kekuasaan yang tertinggi di sini. Kini Engkau dipercayai untuk mengatur baik kerajaan pemeliharaan ilahi maupun anugerah. Duduklah di sini sebagai raja, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi kawan-kawanmu atau tumpuan kakimu (ay. Kis 2:35). Kristus bangkit dari antara orang mati untuk naik lebih tinggi, dan oleh sebab itu sudah pasti tentang kebangkitan-Nyalah Daud berbicara, dan bukan tentang kebangkitannya sendiri, dalam Mazmur 16. Sebab tidak ada alasan bagi dia untuk bangkit dari kuburnya, jika ia tidak akan naik ke sorga.
- (4) Penerapan dari pembahasan tentang kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ini.
- [1] Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ini menjelaskan arti dari pencurahan Roh yang menakjubkan yang sedang terjadi sekarang, dalam karunia-karunia yang luar biasa itu. Sebagian dari orang-orang yang hadir itu bertanya (ay. Kis 2:12), apakah artinya ini? Aku beri tahu kamu artinya, sahut Petrus. Yesus ini ditinggikan di sebelah kanan Allah, begitu sebagian orang membacanya, untuk duduk di sana. Ditinggikan oleh tangan kanan Allah, begitu kita membacanya, dengan kuasa dan wewenang-Nya. Keduanya sama saja artinya. Dan karena sudah menerima dari Bapa, yang kepada-Nya Ia sudah naik, Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka Ia memberikan apa yang sudah diterima-Nya (Mzm. 68:19), dan dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. Sebab Roh Kudus akan diberikan ketika Yesus dimuliakan, dan tidak sebelum itu (Yoh. 7:39). Kamu melihat dan mendengar kami berbicara dengan bahasa-bahasa yang tidak pernah kami pelajari. Mungkin ada perubahan yang tampak pada wajah mereka, yang dilihat oleh orang banyak itu, dan juga ada perubahan yang terdengar pada suara dan bahasa mereka. Nah, semua ini datangnya dari Roh Kudus, yang kedatangan-Nya merupakan bukti bahwa Yesus sudah ditinggikan, dan Ia sudah menerima karunia ini dari Bapa, untuk disampaikan kepada jemaat, yang jelas-jelas menyatakan Dia sebagai Pengantara, atau Penengah antara Allah dan jemaat. Karunia Roh Kudus adalah, pertama, penggenapan dari janji-janji ilahi yang sudah dibuat. Di sini disebut Roh Kudus yang dijanjikan. Sudah banyak janji yang sangat besar dan berharga yang diberikan kepada kita oleh kuasa ilahi, tetapi inilah janji yang unggul itu, seperti janji tentang kedatangan Mesias sebelumnya, dan inilah janji yang mencakup semua janji lain. Dari sini kita bisa melihat bahwa Allah yang memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya (Luk. 11:13) berarti bahwa Dia memberi mereka semua pemberian yang baik (Mat. 7:11). Kristus menerima Roh Kudus yang dijanjikan, maksudnya, karunia Roh Kudus yang dijanjikan, dan telah memberikannya kepada kita. Sebab semua janji Allah adalah “Ya” dan “Amin” di dalam Dia.Kedua, karunia itu merupakan tanda jaminan dari segala kebaikan ilahi yang dimaksudkan untuk waktu-waktu berikutnya. Apa yang sekarang kamu lihat dan dengar hanyalah merupakan pertanda dari perkara-perkara yang lebih besar.
- [2] Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ini membuktikan apa yang kamu semua harus percayai, bahwa Kristus Yesus adalah Mesias dan Juru Selamat dunia yang sesungguhnya. Dengan inilah Petrus menutup khotbahnya, sebagai akhir kata dari segalanya, quod erat demonstrandum – kebenaran yang harus ditunjukkan (ay. Kis 2:36): Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa kebenaran ini sekarang sudah mendapat penggenapannya yang penuh, dan kita mendapat amanat penuh untuk memberitakannya, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Mereka dilarang memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias sampai sesudah kebangkitan-Nya (Mat. 16:20; 17:9). Tetapi sekarang hal itu harus diberitakan dari atas atap rumah, kepada seluruh kaum Israel. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Pernyataan itu tidak diajukan sebagai suatu kemungkinan, tetapi ditegaskan sebagai hal yang pasti: Mereka harus tahu dengan pasti, dan tahu bahwa sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk menerimanya sebagai perkataan yang benar,
- pertama, bahwa Allah sudah memuliakan Dia yang mereka salibkan. Hal ini memperberat kefasikan mereka, bahwa mereka menyalibkan Dia yang dirancang Allah untuk dipermuliakan, dan menghukum mati sebagai penipu Dia yang sudah sedemikian memberikan bukti-bukti kuat tentang misi ilahi-Nya. Dan hal ini semakin memperbesar hikmat dan kuasa Allah, bahwa meskipun mereka menyalibkan Dia, dan berpikir dengan berbuat demikian memberikan kepada Dia tanda aib yang tidak bisa dihapus, namun Allah sudah memuliakan Dia, dan penghinaan-penghinaan yang sudah mereka perbuat terhadap-Nya justru mendatangkan kemilau terang-Nya.
- Kedua, bahwa Allah sudah memuliakan Dia sedemikian rupa sehingga menjadikan-Nya Tuhan dan Kristus. Kedua pernyataan ini sama saja artinya. Dia adalah Tuhan dari semua orang, dan bukan seorang perebut kekuasaan, melainkan Kristus, yang diurapi untuk menjadi Kristus. Dia adalah satu Tuhan bagi orang-orang bukan-Yahudi, yang sebelum ini mempunyai banyak Tuhan. Dan bagi orang-orang Yahudi Ia adalah Mesias, yang mencakup semua kedudukan-Nya. Dia adalah Mesias Sang Raja, sebagaimana Alkitab bahasa Aram menyebut-Nya. Atau, seperti malaikat yang berkata kepada Daniel, seorang yang diurapi (Dan. 9:25, KJV: Mesias Sang Penguasa – pen.). Inilah kebenaran agung dari Injil yang harus kita percayai, bahwa Yesus yang sama itu, yang disalibkan di Yerusalem, adalah Dia yang kepada-Nya kita harus setia, dan yang dari Dia kita harus mengharapkan perlindungan, sebagai Tuhan dan Kristus.
SH: Kis 2:14-28 - Kuasa memberitakan Injil (Minggu, 7 Juni 2009) Kuasa memberitakan Injil
Apa tuduhan yang sering diarahkan pada orang-orang Kristen? Salah
satunya adalah fanatisme. Orang Kristen dianggap fanat...
Kuasa memberitakan Injil
Apa tuduhan yang sering diarahkan pada orang-orang Kristen? Salah
satunya adalah fanatisme. Orang Kristen dianggap fanatik dengan
imannya sehingga cenderung ngawur dan meremehkan agama lain.
Apakah orang percaya yang berkumpul di Yerusalem juga ngawur karena
mabuk anggur hingga mereka berbicara dalam bahasa lain (
Dengan pencurahan itu, dimulailah era baru dalam sejarah umat Tuhan. Yoel menyebutnya hari-hari terakhir. Anak-anak Tuhan akan menerima karunia supranatural berupa penglihatan, mimpi, dan nubuat (ayat 17-18) sebagai tanda yang menyertai dan mengukuhkan tugas pemberitaan Injil yang mereka lakukan. Dunia ini sendiri akan mengalami mukjizat guncangan besar oleh karya Roh Kudus itu (ayat 18-20). Hari Pentakosta adalah permulaan penggenapan tersebut. Sampai kedatangan Yesus yang kedua kali, tanda-tanda itu, baik karunia supranatural maupun gejala alam akan semakin dahsyat dinyatakan. Era inilah yang disebut Petrus, dengan mengutip nabi Yoel, sebagai hari-hari terakhir atau akhir zaman.
Gereja hidup pada masa akhir zaman ini dengan tugas memberitakan Injil. Tanda-tanda seperti yang disebut Yoel dan Petrus akan menyertai pelaksanaan tugas tersebut. Gejala alam akan membuat dunia sadar akan ketidakberdayaan mereka. Namun jangan berfokus pada upaya mendemonstrasikan tanda-tanda ajaib, melainkan tetap pada pemberitaan Injil. Injil bersifat menyelamatkan, sementara tanda-tanda bersifat sementara dan akan berlalu!

SH: Kis 2:14-21 - Argumen pertama. (Senin, 9 Juni 2003) Argumen pertama.
Orang-orang Yerusalem bertanya, mengapa para murid dapat
melakukan hal-hal seperti itu? (ayat 12, 15). Petrus menjawab
pe...
Argumen pertama.
Orang-orang Yerusalem bertanya, mengapa para murid dapat
melakukan hal-hal seperti itu? (ayat 12, 15). Petrus menjawab
pertanyaan ini dengan kutipan dari Yoel 2:28-32. Perlu kita
perhatikan bahwa Petrus tidak menggunakan kata "digenapi". Tidak
semua hal dalam nas yang dikutipnya terjadi pada hari itu. Tidak
ada perubahan pada matahari atau bulan, dan Roh Allah baru
dicurahkan ke sejumlah orang saja, belum kepada seluruh manusia.
Tetapi yang dinyatakan Petrus adalah bahwa yang terjadi sekarang
adalah seperti apa yang dijanjikan Allah melalui nubuat nabi
Yoel. Bahwa sekarang mereka, Petrus, para murid lain dan orang-
orang Yahudi yang mendengarkan, telah berada pada "hari-hari
terakhir" (ayat 17). Bahwa melalui berbagai orang termasuk para
budak dan anak-anak, Allah mencurahkan Roh-Nya (ayat 17-18). Ini
luar biasa karena di dalam dunia PL, Roh hanya tercurah kepada
orang-orang tertentu saja, dan pada saat-saat tertentu. Yang
penting di sini adalah bahwa pada saat-saat seperti itu mereka
yang berseru kepada Allah akan diselamatkan (ayat 21).
Kata-kata nabi Yoel yang dikutip oleh Petrus di hadapan orang-orang Israel ini mengandung janji, bahwa mereka yang mau berseru kepada Allah akan diselamatkan dan bahkan menerima pencurahan Roh-Nya. Mereka yang mau percaya akan menjadi bagian dari umat Allah yang bertahan dan terus memberitakan pernyataan Allah pada hari-hari yang terakhir. Dengan percaya kepada Yesus Kristus, yang menjadi pokok pembicaraan Petrus selanjutnya, tiap orang akan menjadi bagian dari penggenapan janji yang indah ini. Sesungguhnya, hari-hari terakhir itu adalah sekarang, dan kita hidup di dalamnya. Siapa dan apapun kita, karena iman Roh Kudus kini bekerja di dalam diri kita.
Renungkan: Alasan pertama mengapa seorang Kristen bersaksi adalah karena Roh Kudus hadir dalam hatinya, sesuai dengan janji Allah.

SH: Kis 2:14-36 - Bersaksi dengan berani. (Senin, 24 Mei 1999) Bersaksi dengan berani.
Ketika banyak orang menyangka bahwa para rasul itu mabuk (ay. 13),
Petrus tampil dan menyanggah tuduhan mereka. Dengan...
Bersaksi dengan berani.
Ketika banyak orang menyangka bahwa para rasul itu mabuk (ay. 13),
Petrus tampil dan menyanggah tuduhan mereka. Dengan pimpinan Roh
Kudus, Petrus berkhotbah tentang penggenapan nubuat Allah dengan
perantaraan nabi Yoel yaitu Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas
semua manusia. Petrus menegaskan bahwa berita Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru berpusat pada Yesus Kristus. Demi kebenaran,
Petrus bersaksi dengan suara lantang dan tegas. Ejekan-ejekan
kepada para pengikut Kristus masih terus mendengung di sekitar
kita. Reaksi sedemikian hanya menunjukkan kebutaan rohani
seseorang. Sepatutnyalah hati kita justru terdorong untuk
menyaksikan dengan berani tentang Yesus Kristus, Juruselamat kita.
Dasar-dasar kesaksian. Kesaksian Petrus mengacu pada beberapa hal penting. Pertama, tentang apa yang difirmankan Tuhan. Kedua, tentang keMesiasan Yesus. Ketiga, berita Injil yang berpusat pada Yesus Kristus. Yang pertama dan kedua berkait dengan apa yang diketahuinya, yang ketiga, berhubungan dengan pangalamannya sendiri. Itu sebabnya Petrus berani berkata, bahwa "kami semua adalah saksi" (ay. 32). Dari Petrus, kita belajar tentang dasar-dasar kesaksian Kristen.
Renungkan: Mempelajari firman-Nya penting; tetapi pengalaman pribadi bersama Yesus merupakan hal yang terpenting.
Utley -> Kis 2:14-21
Utley: Kis 2:14-21 - --NASKAH NASB (UPDATED):Kis 2: 14-2114 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Ha...
NASKAH NASB (UPDATED):Kis 2: 14-21
14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. 15 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, 16 tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: 17 AKAN TERJADI PADA HARI-HARI TERAKHIR—DEMIKIANLAH FIRMAN ALLAH—BAHWA AKU AKAN MENCURAHKAN ROH-KU KE ATAS SEMUA MANUSIA; MAKA ANAK-ANAKMU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN AKAN BERNUBUAT, DAN TERUNA-TERUNAMU AKAN MENDAPAT PENGLIHATAN-PENGLIHATAN, DAN ORANG-ORANGMU YANG TUA AKAN MENDAPAT MIMPI. 18 JUGA KE ATAS HAMBA-HAMBA-KU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN AKAN KUCURAHKAN ROH-KU PADA HARI-HARI ITU DAN MEREKA AKAN BERNUBUAT. 19 DAN AKU AKAN MENGADAKAN MUJIZAT-MUJIZAT DI ATAS, DI LANGIT DAN TANDA-TANDA DI BAWAH, DI BUMI: DARAH DAN API DAN GUMPALAN-GUMPALAN ASAP. 20 MATAHARI AKAN BERUBAH MENJADI GELAP GULITA DAN BULAN MENJADI DARAH SEBELUM DATANGNYA HARI TUHAN, HARI YANG BESAR DAN MULIA ITU. 21 DAN BARANGSIAPA YANG BERSERU KEPADA NAMA TUHAN AKAN DISELAMATKAN.
□ Pernyataan-pernyataan Penutup
- 1. Yakini bahwa pengalaman, teologia, dan penafsiran alkitab anda tidak mengurangi nilai dari Yesus dan budaya Yahudi/Kristen abad pertama! Mereka secara nyata bukanlah pihak yang sepenuhnya berpantang.
- 2. Saya tidak menasehatkan penggunaan alkohol untuk sosialisasi. Namun demikian, banyak orang telah menyatakan dengan berlebihan posisi Alkitab dalam pokok bahasan ini dan sekarang mengaklaim memiliki kerohanian yang lebih tinggi berdasarkan suatu kerancuan budaya/denominasional.
- 3. Bagi saya, RomaKis 14:1-15:13 dan 1Kor 8; 9; 10 telah menyediakan wawasan dan pedoman berdasarkan kasih dan hormat bagi sesama orang percaya dan penyebaran injil dalam setiap budaya, bukan kebebasan pribadi maupun kritik yang menghakimi. Jika Alkitab ialah satu-satunya sumber bagi iman dan perbuatan, maka mungkin kita harus semuanya memikirkan kembali masalah ini.
- 4. Jika kitta mendorong penolakan total sebagai kehendak Allah, apa yang kita bisa isyaratkan mengenai Yesus dan juga budaya-bidaya modern yang secara teratur menggunakan anggur (misal, Eropa, Israel, Argentina)?
Kis 2:14 "Petrus" Coba pikirkan, dari semua murid, Petrus adalah yang pertama mengkhotbahkan khotbah Kristen! Orang yang menyangkal mengenal Yesus tiga kali (lih. Luk 23)! Petrus berubah dari pengecut dan sikap menyangkal menjadi berani dan wawasan kerohanian adalah satu bukti lain bahwa jaman Roh telah terbit dengan kuasa yang mengubah kehidupan. Ini adalah khotbah pertama yang dicatat di Kisah. Ini mununjukkan pada kita isi dan penekanan dari khotbah dari pra Rasul. Khotbah-khotbah kerasulan ini membentuk suatu bagian yang penting dari Kisah.
□ "dengan kesebelas rasul itu" Ini menunjukkan dua hal: (1) Petrus adalah juru bicara, namun masih merupakan bagian dari kelompok Kerasulan. Ia tidak berbicara sendiri atau dengan kekuasaannya sendiri. Roh berbicara secara unik melalui keseluruhan kelompok terpanggil, saksi mata ini dan (2) Matias, walau kita tdak tahu apa apa tentang pelayanannya, telah secara resmi menjadi bagian dari kelompok Kerasulan ini.
□ "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem" Orang-orang yang dituju di sini sepertinya berbeda dengan para peziarah yang dinyatakan berdasarkan kebangsaan di ay. Kis 2:7-11.
□ "ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini" Kedua kata ini adalah IMPERATIVE. Yang pertama adalah sebuah PRESENT ACTIVE dan yang kedua suatu AORIST MIDDLE (deponent). Petrus menginginkan perhatuan terpusat dari mereka.
Frasa ini tampaknya adalah ungkapan Semitik. Ini digunakan dua kali untuk mengantar khotbah Petrus (lih. Kis 2:14; 4:10) dan dua kali dengan Paulus (lih. Kis 13:38; 28:28). Lukas adalah seorang non Yahudi yang beralih agama sebagai orang dewasa. Sisa dari ungkapan Semitik ini menunjukkan bahwa Lukas tidak menciptakan khotbah- khotbah di Kisah untuk maksud-maksud teologisnya sendiri, namun dengan setia merangkum sumber-sumbernya.
Kis 2:15 "orang-orang ini tidak mabuk" Petrus, menanggapi tuduhan di ay. Kis 2:13, mengatakan bahwa terlalu dini saatnya bagi orang Yahudi Ortodoks untuk minum anggur. Ini mengikuti penafsiran kerabian atas Kel 16:8 (lih. E. M. Blaiklock , Kumpulan Komentari PB Tyndale, Kisah, hal. 58).
□ "pukul sembilan ("jam ke tiga" dalam NASB)" Ini adalah jam 9:00 pagi. Ini merupakan waktu korban harian pagi di Bait Suci. Ini telah menjadi suatu waktu doa khusus bagi orang Yahudi. "Jam yang ketiga" adalah indikator waktu Yahudi. Para penulis PB (khususnya Yohanes) menggunakan indikator-indikator waktu baik Yahudi maupun Romawi.
Kis 2:16 "itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel" Ini adalah suatu kutipan dari Yoel 2:28-32 dari Septuaginta. Yesus Sendirilah mungkin yang telah menjadi sumber untuk mengenali bahwa perikop nubuatan ini telah digenapi (lih. Luk 24:27).
Kis 2:17 "‘PADA HARI-HARI TERAKHIR’" Ini kemungkinan adalah pengubahan naskah Septuaginta oleh Lukas. Dalam PL frasa ini merujuk pada hari terakhir dan kedatangan dari Jaman keMesiasan. Dalam PB "hari terakhir" meujuk pada ketumpang tindihan dua Jaman Yahudi. Jaman Baru dimulai pada inkarnasi Yesus di Betlehem dan akan berakhir pada saat KedatanganNya yang Kedua. Kita hidup dalam ketegangan antara "yang sudah" dan "yang belum" dari Kerajaan Allah. Lihat Topik Khusus berikut.
□ "demikianlah firman Allah" Codex Bazae, MS D, mempunyai kurios (Lord). Apakah Kurios menunjuk pada YHWH PL atau pada Yesus, sang Mesias? Sangatlh mungkin bahwa Theos (Allah) adalah suatu upaya si penyalin untuk menjernihkan si pembicara.
□ "AKU AKAN MENCURAHKAN ROH-KU KE ATAS SEMUA MANUSIA" Catat elemen universalnya (lih. ay. Kis 2:39). Semuruh batasan-batasan tradisional lama runtuh dalam Kristus (lih. 1Kor 12:13; Gal 3:28; Ef 3:6; Kol 3:11). Walaupun tak ada perbeaan Yahudi-Bukan Yahudi disebutkan dalam Yoel 2, perhatikan ay. Kis 2:38, yang mengisyaratkan tak adanya perbedaan. YHWH membagika RohNya kepada semua manusia yang diciptakan dalam gambarNya (secara hurufiah, "semua daging"), yang ditegaskan dalam Kej 1:26-27.
□ "‘ANAK-ANAKMU LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN AKAN BERNUBUAT… LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN AKAN
KUCURAHKAN ROH-KU’" Perhatikan bahwa tak ada pembedaan atas dasar jenis kelamin.
□ "nubuat" Setidaknya ada dua cara untuk memahami istilah ini: (1) dalam surat-surat Korintus istilah ini menunjuk pada membagikan atau memproklamirkan injil (lih. Kis 14:1; Kis 2:17); (2) kitab Kisah menyebut para nabi (lih. 12:27; 13:1; 15:32; 22:10, bahkan nabiah, Kis 21:9), yang meramalkan masa yang akan datang.
Permasalahan dengan istilah ini adalah, bagaimana karunia nubuat PB berhubungan dengan para nabi PL? Dalam PL para nabi adalah para penulis Kitab Suci. Dalam PB tugas ini diberikan kepada ke dua belas Rasul yang mula-mula dan para pembantu mereka. Sebagaimana istilah "rasul" dipertahankan sebagai karunia yang terus berlangsung (lih. Ef 4:11), hanya dengan suatu perubahan tugas setelah kematian dari Dua belas Rasul, demikian pula dengan nabi. Pengilhaman telah berhenti, tak ada lagi Kitab Suci yang diilhami (lih. Yud 1:3,20). Tugas utama para nabi Perjanjian Baru adalah pemroklamasian Injil, namun juga suatu tugas berbeda, kemungkinan adalah bagaimana menerapkan kebenaran-kebenaran PB kepada situasi-situasi dan kebutuhan- kebutuhan sekarang.
□ "‘TERUNA-TERUNA. . .ORANG-ORANG… YANG TUA’" Perhatian tiadanya pembedaan usia.
Kis 2:18 "‘JUGA KE ATAS HAMBA-HAMBAKU’" Perhatikan bahwa tidak ada diskriminasi sosiekonomis. Petrus telah menambahkan istilah "nubuat" kepada nubuatan Yoel. Ini tidak ada dalam naskah Ibrani Masoretis ataupun Septuaginta Yunani, namun diisyaratkan dalam ay. Kis 2:17.
Kis 2:19-20 Bahasa apokaliptis ini, yang nyata karena Petrus menegaskan bahwa ini telah digenapi, namun tak satupun fenmena alamiah yang khusus ini terjadi, kecuali kemungkinan kegelapan saat Yesus di kayu salib. Ini berbicara dalam bahasa kiasan mengenai kedatangan Sang Pencipta dan Hakim. Dalam PL kedatanganNya bisa untuk pemberkatan atau penghakiman. Semua makhluk ciptaan bergetar atas pendekatanNya (lih. Yes 13:6 dst dan Am 5:18-20). Dalam nubuatan PL tak ada pembedaan nyata antara Inkarnasi (kedatangan pertama) dan Parousia (kedatangan kedua). Orang Yahudi mengharapkan hanya satu kedatangan dan ini sebagai Hakim/Juru Selamat yang berkuasa. Sebuah buku yang sangat membantu tentang bahasa apokaliptis adalah D. Brent Sandy, Mata Bajak dan Penajaman Kait: Memikirkan Kembali Bahasa Nubuatan dan Apokaliptis.
Kis 2:20 "HARI TUHAN, HARI YANG BESAR DAN MULIA ITU" Istilah "mulia" berasal dari akar kata yang sama dengan epiphaneia, yang sering digunakan tentang Kedatangan Kedua Yesus (lih. 1Tim 6:14; 2Tim 4:1; Tit 2:13). Lihat Topik Khusus berikut.
Kis 2:21 "‘BARANGSIAPA’" Inilah elemen universal lagi (lih. ay. Kis 2:17,39). Yesus mati bagi dosa/dosa-dosa dunia (lih. Yoh 1:12; 3:16; 4:42; 1Tim 2:4; Tit 2:11; 2Pet 3:9; 1Yoh 2:1; 4:14). Perhatikan Roh dicurahkan pada seluruh umat manusia (lih. ay. Kis 2:17).
□ "‘YANG BERSERU’" Ini adalah sebuah AORIST MIDDLE SUBJUNCTIVE. Tanggapan manusi adalah bagian dari rencana Allah bagi keselamatan (lih. Yoel 2:32; Yoh 1:12; 3:16; dan Rom 10:9-13). Manusia secara individu dipanggil untu bertobat dan percaya injil, dan masuk ke dalam suatu hubungan pribadi dengan Allah melalui Kristus (lih. Kis 3:16,19; 20:21; Mr 1:15). Yesus mati untuk seluruh dunia; misterinya adalah mengapa beberapa orang menanggapi tawaran Roh (lih. Yoh 6:44,65) dan beberap yang lain tidak (lih. 2Kor 4:4).
□ "‘KEPADA NAMA TUHAN’" Ini menunjuk pada karakter Yesus atau pengajaran tentang Dia. Ini memiliki baik elemen pribadi maupun kedoktrinan.
□ "‘AKAN DISELAMATKAN’" Dalam konteks ini, ini menunuk pada keselamatan rohani, sementara dalam Yoel ini kemungkinan berarti pembebasan jasmani dari murka Allah (lih. ay. Kis 2:40). Istilah "diselamatkan" digunakan dalam PL untuk pembebasan jasmani (lih. Mat 9:22; Mr 6:56; Yak 5:14,20). Namun demikian, dalam PB ini digunakan secara penggambaran untuk keselamatan rohani atau pembebasan dari murka Allah (mis. Yak 1:21; 2:14; 4:12). Hati Allah berdetak untuk keselamatan seluruh laki-laki dan perempuan yang diciptakan menurut gambarNya (lih. Kej 1:26-27); yang diciptakan untuk persekutuan!
Topik Teologia -> Kis 2:17
Topik Teologia: Kis 2:17 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia sebagai Suatu Kesatuan Hidup
Keutuhan Manusia Direpresentasikan oleh Flesh (Tubuh, Man, Orang)
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Jemaat yang Mula-mula
- Wanita-wanita Menerima Roh Allah yang Dijanjikan
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Memakai Perjanjian Lama
- Perjanjian Lama Menjelaskan Perilaku Mereka
TFTWMS -> Kis 2:16-21
TFTWMS: Kis 2:16-21 - Nubuatan Yoel NUBUATAN YOEL (Kis 2:16-21)
Petrus lalu menjelaskan bahwa apa yang dilihat dan didengar oleh orang banyak itu bukan akibat kemasukan roh-roh yang mem...
NUBUATAN YOEL (Kis 2:16-21)
Petrus lalu menjelaskan bahwa apa yang dilihat dan didengar oleh orang banyak itu bukan akibat kemasukan roh-roh yang memabukkan, tetapi akibat pencurahan Roh ilahi. Ia memberitahu mereka, "... itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: Akan terjadi pada hari-hari terakhir—demikianlah firman Allah—bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia" (ay. 16, 17). Kutipan Petrus ini berasal dari Yoel 2:28-32.6Inilah ucapan Petrus yang pertama tentang "zaman akhir."7Di benak orang-orang Yahudi, "zaman akhir" mengacu kepada pemerintahan Mesias.8 Secara tidak langsung Petrus berkata, "Saat-saat yang engkau harapkan selama berabad-abad sudah tiba! Zaman akhir telah tiba!" Belakangan, penulis kitab Ibrani berkata, "Allah ... pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya" (Ibrani 1:1, 2; huruf mi-ring oleh saya).9Beberapa orang mengira "zaman akhir" belum tiba,10namun sekarang ini kita sedang hidup "di zaman akhir."11Era Kristen merupakan periode waktu terakhir sebelum Kristus datang lagi untuk menghakimi semua manusia!
Menurut nubuatan Yoel, apakah yang akan terjadi "di zaman akhir" ini?
"Akan terjadi pada hari-hari terakhir—demikianlah firman Allah—bahwa Aku akan mencurahkan12Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.13Juga ke atas hamba-hamba-Ku14laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat" (ay. 17, 18).
Orang Yahudi mengerti bahwa ketika Maleakhi selesai menulis dan meletakkan penanya, maka karunia bernubuat lenyap dari muka bumi, tidak akan terlihat lagi sampai "zaman akhir," ketika Mesias tiba. Mereka begitu bergairah terhadap pemberitaan Yohanes Pembaptis, sebab mereka menyaksikan kebangkitan nubuatan. Petrus memberitahu mereka bahwa apa yang mereka lihat secara terbatas, terbatas kepada beberapa orang selama pelayanan pribadi Yohanes dan Yesus, sekarang ini sedang diperluas. Suara angin, penampakan api, dan berbicara bahasa roh, semuanya itu mengumandangkan pencurahan Roh! Yoel menubuatkan bahwa di zaman akhir, 15karunia-karunia yang mencengangkan ini akan diberikan, bukan kepada beberapa orang pilihan seperti di masa lalu, melainkan kepada "seluruh manusia"—terlepas dari jenis kelamin,16umur,17atau keadaan sosial.18(Kita harus perhatikan bahwa istilah "semua manusia" tidak mengacu kepada setiap manusia di bumi. 19Istilah "semua manusia" mengacu kepada perwakilan kelompok manusia.)
Garis bawahilah kata "nubuatan" di ayat 17 dan 18 dalam Alkitab Anda. Bernubuat adalah berbicara untuk Allah.20Aspek terpenting dalam perkataan para rasul itu bukan pada kemampuan mereka berbicara beragam bahasa secara mujizatiah, tetapi karena mereka berbicara untuk Allah! Dengan berani Petrus menegaskan bahwa ia dan rasul-rasul yang lain sedang berbicara berdasarkan pengilhaman Roh Allah!
Petrus siap memulai khotbahnya yang hebat tentang Kristus dan Kebangkitan. Saya tergoda untuk segera bergerak ke ayat 22, tempat isi khotbahnya itu dimulai, namun saya mendengar ada paduan suara yang berteriak, "Ayat 19 sampai 21 itu apa maknanya?"
"Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan."
Petrus mengutip kata-kata itu untuk menyajikan secara lengkap nubuatan Yoel, namun ia tidak perlu bersusah-payah menjelaskan maknanya. Oleh sebab itu, makna kata-kata itu pastilah tidak penting dalam memahami pemberitaan Petrus. Bagaimanapun, supaya tidak penasaran marilah kita membahas bahasa apokaliptik21di ayat 19 sampai 21. Gaya bahasa ini tidak perlu harus diartikan secara harfiah; sebab gaya ini mengajar dengan simbol. Istilah yang Yoel gunakan mengenai matahari dan bulan digunakan juga di banyak tempat di Perjanjian Lama untuk mengungkapkan kejadian "ketika Allah akan bersikap khusus untuk memberkati atau mengutuki"22(lihat Yesaya 13:6, 10, 11; Yehezkiel 32:2, 7, 8; Amos 5:18, 20). Kata-kata seperti itu dapat digunakan untuk mengacu kepada akhir zaman.23(Pada kesempatan itu, Allah tentunya akan bersikap khusus untuk memberkati atau mengutuki!) Kata-kata itu lebih sering hanya mengacu kepada saat-saat puncak dalam rencana dan tujuan Allah.
Dengan selalu mengingat hal ini, kita akan bertanya, "Mengacu kepada peristiwa apakah perkataan Yoel di ayat 19 sampai 21?"24Banyak yang mengira perkataan itu mengacu kepada akhir dari "zaman akhir," ketika Kristus datang kembali dan dunia ini lenyap.25Ini mungkin saja benar, namun saya punya masalah dengan penjelasan itu: Ayat 21 mengikuti ayat 19 dan 20: "Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." Jika Kristus datang kembali, akan sudah terlambat untuk menyeru nama-Nya dan diselamatkan. Oleh sebab itu, pendapat saya adalah bahwa ayat 19 dan 20 mengacu kepada Hari Pentakosta, suatu peristiwa penting ketika Allah "menggerakan langit dan bumi" untuk menghadirkan gereja menjadi kenyataan dan pelajaran injil pertama diberitakan.26(Di akhir khotbah, Petrus menjelaskan kepada mereka cara "menyeru nama Tuhan" supaya diselamatkan.27)
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua ...
PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL
Judul. Judul kitab ini sebagaimana kita ketahui tidak menyatu dengan kitab yang aslinya, tetapi berasal dari abad kedua Masehi. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul merupakan dua jilid dari satu karya (lihat Commentary in.loc), dan judul apapun yang sejak semula dikenakan kepada Injil Lukas berlaku untuk kedua kitab ini. Ketika jilid kedua mulai beredar secara tersendiri, judul ini dipakai untuk menunjukkan isinya.
Penulis. Baik Injil Lukas maupun kitab ini tidak menyebutkan nama penulisnya, tetapi sangat mungkin penulis itu adalah Lukas, sahabat dan rekan seperjalanan Paulus. Kunci untuk mengetahui sang penulis diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan "kami," di mana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak (Kis. 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16), sehingga menunjukkan bahwa penulisnya adalah rekan seperjalanan Paulus di dalam ketiga kesempatan ini, dan ia mempergunakan buku harian perjalanannya sebagai sumber penulisan. Sebagian orang berpendapat bahwa dokumen perjalanan ini ditulis oleh seorang rekan seperjalanan Paulus yang tidak dikenal dan kemudian dimasukkan ke dalam kitab ini oleh seorang penulis tak dikenal lainnya. Tetapi keseragaman gaya penulisan di antara narasi perjalanan tersebut dengan sisa isi kitab ini serta tetap dipakainya bentuk orang pertama jamak menjadikan pendapat ini mustahil. Tradisi gereja secara seragam menyebut Lukas sebagai rekan seperjalanan Paulus dan data dari Kisah Para Rasul mendukung tradisi ini.
Tanggal Penulisan. Tanggal penulisan kitab ini terkait dengan masalah akhirnya yang mendadak (lihat Comrnentary in.loc). Kita tidak tahu kapan kitab ini ditulis, tetapi kemungkinan pada suatu tanggal tidak lama sesudah akhir narasi. Jika memang demikian, maka Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 62 M.
Sumber-sumber. Di samping buku harian perjalanannya sendiri, Lukas mungkin telah memanfaatkan sumber-sumber tertulis, khususnya untuk pasal-pasal awal karyanya ini. Selaku rekan seperjalanan Paulus, dia bila memperoleh informasi tangan pertama dari sang rasul. Lagi pula, berhubung Lukas berada di Palestina selama Paulus dipenjara di Kaisarea (21:18; 27:1), dia memiliki banyak kesempatan untuk mencari keterangan tentang mala awal gereja dari para saksi mata.
Maksud Penulisan. Lukas menulis untuk meyakinkan Teofilus bahwa "segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk. 1:4). Teofilus mungkin adalah orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi orang Kristen, dan Lukas menulis untuk memberikan kepadanya banyak pengetahuan tentang asal mula Kekristenan ketimbang yang sudah dimilikinya. Termasuk di dalamnya ialah kisah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus ("Injil"), serta pendirian dan perluasan gereja.
Sesungguhnya, Lukas bukan menulis sejarah gereja, mula-mula. Ini tidak berarti bahwa narasi yang dikisahkan Lukas bersifat tidak sejarah atau tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. Sekalipun demikian, tugas seorang "sejarawan" ialah menyajikan narasi yang komprehensif mengenai semua peristiwa penting. Jelas hal ini bukan yang diusahakan oleh Lukas. Dia tidak menyebutkan apa-apa mengenai jemaat-jemaat yang ada di Galilea (Kis. 9:31) atau tentang penginjilan atas Mesir dan Roma. Kisahnya bukanlah kisah mengenai para rasul, sebab hanya tiga dari dua belas murid Yesus yang muncul di dalam narasi yang dikisahkannya - yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes; dan dua tokoh yang disebutkan belakangan itu hanya disebutkan secara sekilas saja. Kitab ini merupakan Kisah mengenai Petrus dan Paulus. Lagi pula, Petrus praktis hilang dari ceritera setelah pertobatan Kornelius, dan kita dibiarkan bertanya-tanya apa yang selanjutnya terjadi dengan rasul ini. Demikian pula, Lukas tidak menjelaskan tentang munculnya para tua-tua di dalam gereja (11:30), tentang bagaimana Yakobus dapat memperoleh kedudukan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem (15:13), tentang apa yang dilakukan Paulus di Tarsus sesudah pertobatannya (9:30; lihat 11:25), dan tentang banyak masalah sejarah lainnya. Di samping itu, Lukas melampaui beberapa peristiwa dengan kata-kata yang sedikit (18:19-23), tetapi mengisahkan peristiwa lainnya dengan panjang lebar (21:17-26:32). Dengan kata lain. Lukas mengisahkan ceritera, bukan menulis "sejarah." Kisah yang disajikannya ialah garis besar utama penyebaran gereja dari Yerusalem ke Roma melalui Samaria, Antiokhia. Asia dan Eropa: dan di dalam kisah ini hanya Petrus dan Paulus yang memainkan peranan menentukan. Pelayanan para rasul di tempat lain di dunia bagian timur tidak penting bagi Lukas.
Dua tema melandasi kisah penyebaran ini: penolakan Injil oleh orang-orang Yahudi dan penerimaannya oleh orang-orang bukan Yahudi: serta sikap terhadap gereja mula-mula oleh para pejabat lokal dan pejabat di Roma. Dengan demikian, di dalam karya Lukas yang terdiri atas dua kitab (Injil Lukas dan Kisah Para Rasul) itu maksud utamanya ialah menjelaskan kepada Teofilus bagaimana Injil yang dibuka dengan janji pemulihan kerajaan bagi orang Israel (1:32, 33) berakhir dengan gereja orang bukan Yahudi di Roma yang berbeda dengan Yudaisme.
Selanjutnya, Yudaisme merupakan agama yang diakui oleh Roma. Persekutuan agama baru yang muncul dalam Yudaisme dan toh tidak sekadar merupakan suatu sekte dalam agama yang lebih lama itu menerima pengakuan yang sama dari pemerintah Roma seperti halnya Yudaisme. Dengan demikian gereja Kristen berdiri di wilayah Romawi sebagai sebuah agama sah yang berbeda dengan Yudaisme.
Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Masalah terbesar sepanjang sejarah penelaahan kitab Kisah Para Rasul telah mencemaskan kelayakannya untuk dipercaya dibandingkan dengan surat-surat Paulus. Lukas tidak mengacu kepada surat-surat Paulus, dan tidak selalu mudah untuk menghubungkan gerakan-gerakan Paulus - sebagaimana tercermin di dalam surat-suratnya - dengan catatan Lukas. Masalah terbesar itu ialah: Bagaimana rangkaian peristiwa dalam Galatia 1:16-2:10 dapat dihubungkan dengan narasi sajian Lukas? Para pakar yang sama-sama hebat telah berpendapat bahwa kunjungan dalam Galatia 2:1-10 mengacu kepada (a) kunjungan akibat bencana kelaparan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 dan (b) kunjungan untuk sidang dalam Kisah Para Rasul 15. Banyak pakar beranggapan bahwa narasi dalam Kisah Para Rasul kalah apabila dibandingkan dengan surat-surat.
Aspek kedua dari masalah ini ialah kontras yang terdapat di antara gambaran tentang Paulus dalam kitab ini dengan gambaran yang disajikan di dalam surat-surat misionaris ini sendiri. Paulus yang disajikan Kisah Para Rasul tampaknya merupakan tokoh yang luwes dan berkelakuan baik yang bersedia untuk memperlunak prinsip-prinsipnya demi kelayakan (lihat 16:3; 21:26); sedangkan Paulus yang digambarkan dalam surat-surat adalah seorang tokoh kaku yang keyakinannya tidak dapat diubah sedikitpun (Gal. 1:8; 2:3). Peneliti khusus Alkitab dari kelompok Tubingen yang lebih tua membangun teori mereka tentang sejarah gereja primitif berdasarkan dugaan adanya pertentangan antara agama Kristen Paulus dengan agama Kristen Yudaistik, dan mereka berpendapat bahwa kitab Kisah Para Rasul mencerminkan tahap yang kemudian dalam sejarah konflik tersebut, yaitu ketika tercapai perpaduan di antara kedua pandangan yang bertentangan ini.
Jelas tidak mungkin kita membahas masalah-masalah ini secara rinci, tetapi semua masalah tersebut ada di latar belakang setiap usaha untuk mempelajari kitab ini dan sering kali secara langsung mempengaruhi penafsirannya.
Wycliffe: Kisah Para Rasul (Garis Besar) GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangki...
GARIS BESAR KISAH PARA RASUL
PENDIRIAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA
- I. Permulaan Gereja (1:1-2:47)
- A. Persiapan: pelayanan pasca-kebangkitan dan kenaikan Yesus (1:1-14)
- B. Pemilihan Matias (1:15-26)
- C. Kedatangan Roh Kudus (2:1-4)
- D. Kehidupan gereja mula-mula (2:42-47)
- II. Gereja di Yerusalem (3:1-5:42)
- A. Mukjizat dan khotbah yang khas (3:1-26)
- B. Perlawanan pertama dari pada pemimpin Yahudi (4:1-37)
- C. Kematian Ananias dan Safira (5:1-16)
- D. Perlawanan kedua dari para pemimpin Yahudi (5:17-42)
- III. Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25)
- A. Pemilihan tujuh diaken (6:1-7)
- B. Peristiwa perserakan: Pelayanan dan kematian Stefanus sebagai martir (6:8-8:3)
- C. Injil di Samaria (8:4-25)
- D. Pertobatan sida-sida Etiopia (8:26-40)
- E. Pertobatan Saulus (9:1-31)
- F. Pelayanan Petrus di Palestina dan orang-orang bertobat pertama dari bangsa bukan Yahudi (9:32-11:18)
- G. Pendirian gereja yang bukan Yahudi di Antiokhia (11:19-30)
- H. Penganiayaan oleh Herodes Agripa (12:1-25)
- IV. Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-27:17)
- A. Misi pertama, Galatia (13:1-14:28)
- B. Persoalan di gereja bukan Yahudi dan sidang di Yerusalem (15:1-35)
- C. Misi kedua, Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22)
- D. Misi ketiga, Asia Kecil dan Eropa (18:23-21:17)
- V. Perluasan Gereja di Roma (21:18-28:31)
- A. Injil ditolak oleh Yerusalem (21:18-26:32)
- B. Injil diterima di Roma (27:1-28:31)
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) AWAL PEMBERITAAN INJIL SECARA PENUH (Kis 2:14-36)
Kadang-kadang kita berkata, "Petruslah yang pertama kali memberitakan injil." Pernyataan ...
AWAL PEMBERITAAN INJIL SECARA PENUH (Kis 2:14-36)
Kadang-kadang kita berkata, "Petruslah yang pertama kali memberitakan injil." Pernyataan itu perlu dirubah. Arti "injil" adalah "berita baik."1Kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes dikenal sebagai "Cerita Injil" (simak Markus 1:1); yang menceritakan berita baik tentang kehidupan dan pelayanan Yesus. Kelahiran Yesus disebut "berita baik" (Lukas 2:10; KJV menulis "berita kesukaan"). Ketika Yesus memulai pelayanan pribadi-Nya, Ia memberitakan injil (Lukas 4:18; lihat juga Matius 11:5; Lukas 7:22; 9:6; 20:1), khususnya mengenai "injil kerajaan" (Matius 4:23; lihat juga 9:35; 24:14; Markus 1:14, 15). Ia menyiarkan berita baik bahwa kerajaan Allah "sudah dekat" (Matius 4:17).
Oleh karena banyak acuan kepada "pemberitaan injil" dan "injil" letaknya sebelum Kisah 2, maka lebih baik dikatakan bahwa Petrus adalah orang pertama yang memberitakan injil secara penuh. Dalam 1 Korintus 15:1-4, Paulus mengajarkan bahwa inti berita injil adalah kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus. Kebenaran agung ini tidak dapat diberitakan secara penuh sampai setelah kebangkitan Yesus. Petruslah yang pertama kali melakukannya di Kisah 2:14-36.
Sewaktu Petrus membuat pengakuan tentang Kristus di Matius 16, Yesus berjanji bahwa Petrus akan diberi kesempatan untuk memberitakan injil itu. Bayangkanlah sosok Petrus dalam benak Anda: Bisa jadi ia bertubuh besar dengan tampang orang dusun, tegap dan tinggi, ia sedang menunggu orang banyak itu menjadi tenang, menunggu untuk mengkhotbahkan pelajaran teragung yang pernah dikhotbahkan. Beberapa minggu sebelumnya, ia menyangkal Yesus; sekarang ia akan mengumumkan Yesus!
Anda mungkin sudah berkali-kali mendengar perkataan Petrus, namun sekarang ini simaklah perkataan itu seakan-akan Anda baru pertama kali mendengarnya. "Khotbah injil yang pertama" ini merupakan karya besar; ini merupakan berita mengenai kesalahan yang tidak terbayangkan dilawan dengan kemurahan hati yang tidak dapat dipercaya.
Petrus memulainya dengan menepis tuduhan orang banyak itu bahwa ia dan yang lainnya sedang mabuk.
Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas2rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem,3ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan" (ay. 14, 15).
Pukul sembilan pagi ini disebut juga jam ketiga.4Di tempat saya tumbuh, argumentasi Petrus ini tidak akan ada artinya; di situ siang-malam orang-orang mabuk sepanjang waktu. Bagaimanapun, argumentasi itu masuk di akal para pendengar Petrus, sebab pada hari Sabat atau hari libur,5orang-orang Yahudi ortodoks tidak akan makan dan minum sebelum jam 9:00 pagi.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 2:14-36)
Sekali lagi kita merasa enggan meninggalkan sisa pelajaran kita dalam Kisah 2. Tema tentang "permulaan" berlanjut ...
KESIMPULAN (KIS 2:14-36)
Sekali lagi kita merasa enggan meninggalkan sisa pelajaran kita dalam Kisah 2. Tema tentang "permulaan" berlanjut terus ke seluruh pasal. Dalam ayat 37 sampai 41, kita diberitahu tentang permulaan ketaatan kepada injil. Orang-orang itu berteriak, "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (ay. 37); Petrus menjawab, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu" (ay. 38); dan "orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis" (ay. 41). Lalu ayat 42 sampai 47 memberitahukan tentang permulaan kehidupan gereja, sewaktu orang-orang yang telah dibaptis itu mempelajari makna hidup baru dalam Kristus. Kegairahan itu terus berlanjut sampai di penghujung pasal.
Bagaimanapun, jantung pasal ini adalah pelajaran tentang Yesus Kristus yang Petrus khotbahkan. Seseorang pernah mengatakan bahwa berkhotbah itu seperti melempar bola.61Setiap saat pengkhotbah itu membuat satu poin yang berarti, hal itu sama dengan melempar bola kepada para pendengarnya untuk melihat apa yang mereka akan perbuat dengan bola itu. Beberapa orang membiarkan bola itu melewati kepala mereka, bahkan mereka mungkin tidak sadar bahwa bola itu dilemparkan. Beberapa lagi menangkapnya, namun hanya dipegang saja tanpa berbuat apa-apa dengan bola itu. Beberapa lagi menangkapnya dan melemparkannya kembali kepada si pengkhotbah. Begitulah seluk-beluk berkhotbah.
Kita belum mempelajari Yesus sebagai sebuah latihan intelektual. Saya sudah "melemparkan banyak bola" ke arah Anda—gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang Anda harus hadapi. Hal apakah yang Anda sudah lakukan terhadap semua itu? Apakah Anda membiarkan mereka melewati kepala Anda? Sudahkah Anda "menangkap" (memahami) mereka tanpa melakukan apa-apa terhadap mereka? Atau, siapkah Anda untuk "melempar mereka kembali," yaitu merespon sebagaimana dilakukan oleh tiga ribu orang ketika injil diberitakan secara penuh untuk pertama kalinya?
Kisah 2:41 menulis," Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa" (Huruf miring oleh saya). Jika Anda sudah dengan sukacita menerima berita tentang Yesus, maka Anda tidak akan ragu-ragu untuk dibaptis dalam nama-Nya. Tiga ribu orang telah dibaptis pada hari itu juga. Jika Anda perlu untuk dibaptis, lakukanlah sekarang juga!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
1. Saat Anda sedang mengajar Kitab Kisah, Anda mungkin ingin menekankan contoh-contoh perubahan hidup. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan bagan yang memperlihatkan beberapa contoh kunci.
Sewaktu saya mengajar kitab Kisah, saya memberikan salinan bagan kosong seperti di bawah ini kepada para siswa dan meminta mereka mengisi bagian-bagian yang kosong itu sejalan dengan kemajuan pelajaran kami. Daripada hanya mencentang tempat-tempat yang kosong, saya meminta mereka untuk menuliskan secara persis kata-kata yang digunakan dalam teks itu untuk memperlihatkan bahwa setiap syarat dipenuhi. Setiap kali kami mempelajari salah satu kasus perubahan hidup ini, kami meluangkan waktu untuk mengisi bagan itu. Di akhir pelajaran, bagan itu akan terlihat seperti di bawah ini.
Setelah bagan itu selesai diisi, kami meluangkan waktu beberapa menit untuk memeriksanya dengan hati-hati. Dua fakta dapat ditunjukkan: (1) Baptisan selalu disebut dalam setiap kasus. (2) Keselamatan sebagai kepemilikan saat kini tidak pernah disebut sebelum baptisan.
2. Di dalam kelas, saya menggunakan sebuah bola ketika saya berbicara mengenai bagaimana orang-orang itu menerima atau menolak khotbah Petrus. Saya melemparkan bola ke arah kelas untuk menggambarkan
CONTOH-CONTOH PERUBAHAN HIDUP DALAM KITAB KISAH
PEMBERITAAN |
PERCAYA |
BERTOBAT |
MENGAKU |
DIBAPTIS |
SELAMAT |
Orang Yahudi |
"hati mereka sangat terharu" (ay. 37) |
"Bertobatlah" (ay. 38) |
"dalam [atas] nama Yesus Kristus" (ay. 38) |
"untuk pengampunan dosamu" (ay. 38) |
|
Orang Samaria |
"sekarang mereka percaya" (ay. 12) |
"mereka dibaptis" (ay. 12) |
|||
Orang Etiopia |
["Jika tuan percaya]" (ay. 37) |
["Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah]" (ay. 37) |
"dibaptis" (ay. 36) "Filipus membaptis dia" (ay. 38) |
"Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita" (ay. 39) |
|
Saulus |
"tidak makan dan minum, dan berdoa" (9:9, 11) |
"Tuhan" (9:5) |
"dibaptis" (9:18) "dibaptis" (22:16) |
"dosa-dosamu disucikan" (22:16) |
|
Kornelius |
"percaya kepada-Nya" (10:43) |
"pertobatan yang memimpin kepada hidup" (11:18) |
"pengampunan dosa" (10:43) |
||
Lidia |
"dibaptis" (ay. 15) |
||||
Kepala Penjara |
"Percayalah kepada Tuhan Yesus" (ay. 31) "telah menjadi percaya" (ay. 34) |
"membasuh bilur mereka" (ay. 33) |
"dibaptis" (ay. 33) |
"engkau akan selamat" (ay. 31); "sangat bergembira" (ay. 34) |
|
Orang Korintus |
"percaya" (ay. 8) |
"dibaptis" (ay. 8) |
Bagan Perubahan Hidup Dalam Kitab Kisah bagaimana beragamnya orang zaman kini menerima injil. (Agar tidak ada yang terluka, bola ping-pong akan baik untuk digunakan.)
3. Ketika mempelajari khotbah Petrus di Kisah 2, tekankanlah bahwa sampai Petrus membuat pernyataan di ayat 36, kata-kata "Kristus" dan "Yesus" memiliki dua makna yang berbeda bagi para pendengarnya. Jika Anda mempunyai sebuah papan tulis atau benda lainnya untuk ditulis, maka Anda dapat menggunakan diagram. Saat Anda tiba di ayat 22, tulislah kata "Yesus" pada sisi kiri. Lalu Anda dapat menuliskan kata "Kristus" pada sisi kanan saat Anda sedang membahas ayat 25 sampai 31. Ayat 32 dan 33 berbalik lagi ke "Yesus," sementara ayat 34 dan 35 membahas kembali "Kristus". Bila Anda tiba di ayat 36, sambunglah kedua pokok pikiran itu. Ini merupakan puncak dari khotbah Petrus: Yesus adalah Kristus!
Yesus (ay. 22), Yesus (ay. 32, 33)
Kristus (ay. 25-31), Kristus (ay. 34, 35)
Yesus = Kristus (ay. 36)
Jika Anda tidak punya papan tulis (atau tidak mau memakai papan tulis), umpamakanlah satu tangan sebagai "Yesus"—dan tangan satunya lagi sebagai "Kristus." Selagi Petrus sedang membahas salah satunya, angkatlah tangan yang sedang dibahas. Ketika Anda tiba di ayat 36, genggamlah kedua tangan itu dengan erat: "Yesus" dan "Kristus" adalah satu dan sama!
CATATAN KHOTBAH
1. Pelajaran berseri tentang contoh-contoh perubahan hidup dapat dikhotbahkan dari Kitab Kisah. Satu garis besar pelajaran saya tentang perubahan hidup orang-orang Yahudi di Kisah 2 dapat ditemukan dalam "A Survey of the New Testament," Truth for Today (July 1993), 12. Saya menggambarkan pelajaran itu dengan papan pelanel yang diatur seperti sebuah diagram pada halaman 102. Di sudut kiri atas adalah kata-kata kunci yang saya gunakan untuk menata adegan tersebut. Di tengah-tengah papan itu ada gambar Petrus yang sedang berkhotbah kepada orang banyak. Poin-poin utama pelajaran itu terdapat di bagian bawah papan tersebut. Sedangkan garis besar sederhana dari pelajaran yang dikhotbahkan oleh Petrus ditulis pada sudut kanan atas. Penyajian pelajaran ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan bagan, papan tulis, atau plastik transparansi dengan proyektor.
2. Jika contoh-contoh perubahan hidup dalam Kitab Kisah ini ingin Anda sajikan dalam bentuk kelas atau pelajaran selama tiga bulan, maka inilah rencana pengajaran yang dianjurkan:
- 1. Amanat Agung dalam Matius 28:18-20; Markus 16:15, 16; dan Lukas 24:45-49. Pelajaran ini akan memberikan latar belakang bagi contoh-contoh perubahan hidup.
- 2. Perubahan hidup orang Yahudi pada Hari Pentakosta (Kisah 2).
- 3. Perubahan hidup orang Samaria (Kisah 8).
- 4. Simon si Penyihir ("Perubahan Hidup Seorang Penyihir"; Kisah 8).
- 5. Perubahan Hidup Sida-Sida dari Etiopia (Kisah 8).
- 6. Perubahan Hidup Saulus (Kisah 9; 22; 26).
- 7. Perubahan Hidup Kornelius (Kisah 10; 11).
- 8. Perubahan Hidup Lidia (Kisah 16).
- 9. Perubahan Hidup Kepala Penjara Filipi (Kisah 16).
- 10. Perubahan Hidup orang Korintus (Kisah 18).
- 11. Apolos: "Perubahan Hidup Seorang Penginjil" (Kisah 18).
- 12. Feliks: "Orang Yang Tidak Berubah Hidupnya" (Kisah 24).
- 13. Agripa: "Orang Yang Tidak Berubah Hidupnya" (Kisah 25; 26).
KISAH 2: BAGAIMANA 3.000 ORANG DISELAMATKAN
PENTAKOSTA, 12 RASUL, BAIT ALLAH
- 1. Dengan mendengar tentang Kristus.
- 2. Dengan percaya kepada Kristus.
- 3. Dengan mentaati Kristus: "Bertobat, dan ... dibaptis."
- 4. Dengan segera mentaati Kristus.
- 5. Dengan ditambahkan ke dalam gereja Kristus.
- 6. Dengan berjalan terus bersama Kristus.
Khotbah Petrus Digambarkan Di Papan Pelanel
Yesus adalah Tuhan
- Mujizat-mujizat
- Nubuat
- Kebangkitan
- Pencurahan Roh
Sambil kita mengarungi Kisah 1, saya akan memberikan garis besar pendek dan ide-ide tentang alat bantu peraga untuk sebagian besar sajian ini. Sebagian besar catatan mengenai pelajaran ini akan berisi materi pendukung yang Anda butuhkan.
3. Jika Anda tertarik dengan cara pendekatan lain terhadap materi Kisah 2, beberapa tahun yang lalu saya menulis sebuah khotbah bergaya cerita atas pasal ini dengan judul "Hari Gereja Didirikan." Khotbah itu memandang peristiwa Kisah 2 dari sudut pandang seorang anak laki-laki Yahudi berusia dua belas tahun yang bernama Yoel. Khotbah ini bisa Anda peroleh dalam bentuk traktat dari Haun Publishing Company, Box 3426, Pasadena, TX 77501, Amerika.
4. Cara menarik untuk mendekati persoalan perubahan hidup sebagaimana diuraikan di Kisah 2 adalah dengan berkhotbah tentang "Mengapa Yang 97.000 Orang Tidak Diselamatkan!" Selama tiga kali hari perayaan utama Yahudi, populasi Yerusalem dan daerah sekitarnya membengkak sampai ratusan ribu orang (beberapa orang bahkan memperkirakan sampai jutaan orang). Supaya aman, jumlahnya kita taksir sekitar 100.000 orang. Karena yang dibaptis hanya 3.000 orang, ini berarti setidaknya ada 97.000 orang yang tidak dibaptis! Mengapa mereka tidak dibaptis? Pikirkanlah segala hal yang menjadi ciri-ciri ke 3.000 orang yang merespon itu; lalu lihatlah ke sekeliling dimana ciri-ciri itu tidak terdapat pada sisa orang-orang tersebut. Sebagai contoh: Ke 97.000 orang itu tidak tergerak hatinya oleh pemberitaan Petrus. Mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Kristus. Mereka tidak tertarik untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. Mereka tidak "dengan sukacita (sebagaimana ditulis oleh KJV)" menerima berita dari Petrus. Mereka tidak bertobat. Mereka tidak bersedia untuk memutuskan persahabatan dengan angkatan yang jahat itu. Mereka tidak dibaptis. Jadi mereka itu tidak diselamatkan. Dengan begitu Allah tidak menambahkan mereka ke dalam gereja-Nya. Dalam pelajaran seperti ini, Anda boleh menguraikan banyak alasan mengapa pada masa kini banyak orang tidak mau mentaati injil.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat "Injil" dalam Daftar Kata.
2 Kata "kesebelas" mengacu kepada rasul-rasul lainnya; sebagaimana di 1:26...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat "Injil" dalam Daftar Kata.
- 2 Kata "kesebelas" mengacu kepada rasul-rasul lainnya; sebagaimana di 1:26 (jika yang diacu semua rasul, maka sebutan bagi mereka adalah "kedua belas" [6:2]). Karena di akhir khotbah ini orang banyak itu menyebut semua rasul (2:37), maka kemungkinan yang berkhotbah adalah Petrus sedangkan kesebelas rasul lainnya menerjemahkannya ke dalam berbagai bahasa yang ada di situ. Sepertinya yang berbicara hanya Petrus dalam bahasa umum yang dapat dimengerti semua orang-kemungkinan Yunani Koine, sedangkan rasul-rasul lainnya berkerumun di sekeliling dia menjadi saksi yang bekerjasama (saya membayangkan mereka mengangguk-anggukkan kepala mengiyakan ucapan Petrus). Simaklah ayat 40 (" ia ... [terus] menasihati mereka") dan ayat 41 ("Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis").
- 3 Mereka yang tinggal "di Yerusalem" adalah para penghuni sementara "dari segala bangsa di bawah kolong langit" (ay. 5).
- 4 Orang Yahudi menghitung jam mulai dari fajar, sekitar jam 6:00 pagi. Karena waktu untuk pagi hari dapat beragam, maka kira-kiranya adalah jam 9:00 pagi.
- 5 Pada hari-hari perayaan seperti Pentakosta, umumnya tidak makan dan minum sebelum jam 10:00 pagi dan bahkan ada yang sampai siang hari.
- 6 Petrus mengutip dari Septuaginta, atau terjemahan Perjanjian Lama berbahasa Yunani (lihat "Septuaginta" dalam Daftar Kata). Banyak penafsir yang suka memperlihatkan perbedaan-perbedaan antara perkataan Petrus dengan apa yang terbaca di Septuaginta. Kebanyakan mengabaikan dua fakta ini: (1) Kita tidak dapat 100% yakin tentang bagaimana pembacaan teks Septuaginta yang asli. Perkataan Petrus mungkin lebih mendekati kepada aslinya daripada kepada teks Septuaginta yang kita miliki sekarang. (2) Petrus diilhami oleh Allah. Dimana saja perkataannya itu berbeda dari Septuaginta, maka Roh Kudus akan memberikan penafsiran terilham tentang apakah makna dari kata-kata itu.
- 7 Di dalam Alkitab kita, Yoel 2:28 tidak memuat perkataan "pada hari-hari terakhir," yang tertulis adalah "setelah ini." Jelaslah, kerangka waktu yang ditunjukkan oleh perkataan "setelah ini" adalah sama seperti yang ditunjukkan oleh perkataan "pada hari-hari terakhir" seperti yang digunakan oleh Yesaya dan Mikha (Yesaya 2:2; Mikha 4:1). Berdasarkan pengilhaman, Petrus memberitahu kita bahwa Yoel sedang berbicara mengenai "zaman akhir."
- 8 Ada kemungkinan Petrus sedang berbicara tentang "zaman akhir" bagi dispensasi Yahudi. Bagaimanapun, karena prinsip dasar penafsiran adalah dengan bertanya: bermakna apakah kata-kata tersebut bagi para pendengarnya, maka menerapkan ungkapan "zaman akhir" ini kepada pemerintahan Mesias adalah lebih disukai.
- 9 Lihat juga 1 Korintus 10:11; Ibrani 9:26; 1 Petrus 1:20; 1 Yohanes 2:18.
- 10 Banyak orang premilenialis menggunakan ungkapan "zaman akhir" untuk mengacukan khayalan pemerintahan Yesus selama seribu tahun yang akan dibentuk di Yerusalem.
- 11 Para penafsir premilenialis berjuang keras untuk keluar dari tekanan pernyataan Yoel, namun Petrus dengan jelas mengatakan, "itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: 'Akan terjadi pada hari-hari terakhir ....'" (huruf miring oleh saya.) Ia tidak mengatakan: "Ini mengingatkan aku akan, ...." atau "Ini serupa dengan, ...." melainkan "Itulah ...."
- 12 Beberapa orang, berdasarkan kata "mencurahkan" yang digunakan di sini dan ayat 33, mati-matian membuktikan bahwa baptisan tidak perlu dengan penyelaman, katanya, "Ini membuktikan bahwa baptisan dapat dilaksanakan dengan pencurahan." Sudah tentu, "semua kata yang digunakan terhadap Roh Kudus yang turun ke atas para rasul-"dibaptis" (1:5), "penuh dengan" (2:4) "mencurahkan" (2:17)-digunakan dalam pengertian kiasan. Karena Roh Kudus adalah suatu oknum, maka secara harfiah Ia tidak dapat "dicurahkan." Jika ada orang yang menantang saya dalam masalah ini, saya kemungkinan akan mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan sebuah batu kecil. Sebagai persamaan kasar terhadap perbandingan yang digunakan di Kisah 1 dan 2, saya akan menuangkan air ke dalam gelas sampai gelas itu penuh dan batu itu terbenam dalam air.
- 13 Belakangan dalam Kisah, beberapa orang seperti Petrus dan Paulus, mendapat penglihatan (10:17; 16:9). Kata "mimpi" tidak secara khusus disebut, namun beberapa penglihatan terjadi pada malam hari (21:11; 27:23). Penglihatan pada malam hari ini kemungkinan datang dalam bentuk mimpi yang terilham.
- 14 Karena Yoel 2:29 versi Inggris tertulis "the" bukannya "My (ku)," maka hamba-hamba itu kemungkinan mengacu kepada perbudakan yang sesungguhnya. Dengan kata lain, kata itu kemungkinan mengacu kepada budak-budak yang telah menjadi orang Kristen.
- 15 Tidak semua hal yang Yoel telah ucapkan menjadi kenyataan di hari Pentakosta. Sebagai contoh, sejauh yang kita ketahui, tidak ada penglihatan-penglihatan dan mimpi-mimpi (ay. 17) Maka, ternyata maksud Petrus adalah bahwa apa yang terjadi pada hari Pentakosta adalah permulaan dari penggenapan nubutan Yoel.
- 16 Beragam karunia diberikan kepada "anak-anak laki-laki" dan "anak-anak perempuan" (ay. 17), "laki-laki dan perempuan" (ay. 18). Belakangan kaum perempuan menerima juga karunia mujizatiah (Kisah 21:9).
- 17 Beragam karunia dijanjikan juga kepada "teruna-teruna" dan "orang-orang tua" (ay. 17).
- 18 Termasuk para hamba (ay. 18).
- 19 Teks aslinya berbunyi "semua daging" (lihat KJV), yang mencakup binatang darat, ikan, dan burung (1 Korintus 15:39).
- 20 Lihat "Nabi" dalam Daftar Kata.
- 21 Dalam Perjanjian Lama ditemukan banyak bagian yang mengandung bahasa apokaliptik. Sebagi contoh, lihat Daniel 7-12. Contoh paling jelas dalam Alkitab mengenai gaya bahasa ini adalah Kitab Wahyu. Dalam bahasa aslinya, Kitab Wahyu dimulai dengan perkataan "Inilah apokalupsis Yesus Kristus ...."
- 22 Anthony Lee Ash, The Acts of the Apostles, Part 1, The Living Word Commentary, ed. Everett Ferguson (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979), 48.
- 23 Bahasa yang sama digunakan di Wahyu 6:12-14 untuk mengacu kepada "Hari dahsyat ... kemarahan." Menurut saya ini mengacu kepada akhir zaman. Beberapa orang mengira hal itu mengacu kepada pengadilan di dunia, kemungkinan ke atas Kekaisaran Romawi. Bahasa yang serupa dipakai juga di 2 Petrus 3:10, yang sudah tentu mengacu kepada akhir zaman.
- 24 Sebagai tambahan terhadap dua pendapat yang ditulis dalam pelajaran ini, kemungkinan lainnya adalah bahwa Yoel mengacu kepada penghancuran Yerusalem di tahun 70 M. Pada masa itu, mereka yang tinggal di Yerusalem yang telah "menyeru nama Yesus" (yaitu, umat Kristen) selamat dari penghancuran itu. Karena telah diingatkan oleh nubuatan Kristus di Matius 24:15, 16, mereka lalu menyingkir dari kota itu ketika bala tentara Romawi mendekat. Pendapat ini memang tidak merugikan teks itu, namun saya lebih menyukai pendapat yang ditulis di pelajaran ini.
- 25 Kita sudah simak sebelumnya bahwa tidak semua hal dalam nubuatan Yoel digenapi dalam satu hari itu. Pendapat bahwa ayat 19 sampai 21 mengacu kepada akhir zaman memiliki keuntungan, yaitu membuat nubuatan Yoel menghadirkan sedikit survei terhadap keseluruhan era Kristen-dari Hari Pentakosta sampai akhir zaman.
- 26 Banyak penafsir mencatat bahwa adegan yang digambarkan dalam ayat 19 dan 20 ditiru secara terbatas sewaktu Yesus di kayu salib dan matahari menjadi gelap. Kejadian alam di seputar kematian Yesus kemungkinan merupakan penggenapan sebagian dari nubuatan Yoel.
- 27 "Menyeru nama Tuhan" adalah lebih dari sekedar berucap (Matius 7:21). Acuan silang yang baik adalah Kisah 22:16, dimana Ananias memberitahu Saul, "Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!" (Huruf miring oleh saya.)
- 28 Orang Nazaret berarti Yesus berasal dari kota Nazaret. "Yesus" merupakan nama yang umum di masa itu. Petrus memakai ungkapan pembatas "Nazaret" untuk menunjukkan Yesus yang mana yang ia sedang acu.
- 29 "Mujizat-mujizat," "kekuatan-kekuatan [keheranan-keheranan]," dan "tanda-tanda" merupakan tiga cara Perjanjian Baru mengacukan mujizat-mujizat. Kata mujizat merupakan terjemahan kata Yunani yang makna kata akarnya adalah "kekuatan." Istilah "mujizat" mengacu kepada apa yang telah diperbuat. Istilah "keheranan" mengacu kepada akibat yang ditimbulkan oleh mujizat itu ke atas orang-orang. Istilah "tanda-tanda" mengacu kepada tujuan mujizat-mujizat itu. Semuanya itu merupakan sebuah tanda bahwa Allah menyertai mereka yang mengadakan mujizat (simak Ibrani 2:4).
- 30 Orang Farisi menuduh Yesus melakukan mujizat dengan kuasa Beelzebul (Matius 12:24), namun mereka tidak menyangkal bahwa Ia memang melakukan mujizat (Lukas 11:15).
- 31 Kuburan itu mudah dicapai oleh siapa saja yang mau melihat dalamnya (band. Yohanes 20:5).
- 32 Selagi saya menuliskan ini, di Amerika ada seorang atlit terkenal yang sedang diadili karena pembunuhan. Hampir tidak mungkin orang yang tinggal di Amerika tidak mengetahui nama laki-laki itu dan tuduhan ke atasnya. Begitu juga halnya, pada masa itu di Yerusalem nama Yesus kemungkinan menjadi buah bibir, baik secara negatif maupun positif.
- 33 Lagi, Petrus kemungkinan menunjuk kepada mereka yang tinggal di Palestina, namun ia sedang menekankan kebenaran bahwa orang Yahudi, sebagai suatu bangsa, telah menolak Yesus (simak Yohanes 1:11). Oleh sebab itu, semuanya bersalah dalam "memaku Dia di kayu salib," terlepas dimanapun mereka tinggal.
- 34 Teks aslinya tertulis, "orang-orang yang tanpa hukum," yang kemungkinan mengacu kepada mereka yang hidup tanpa Taurat Allah (yaitu, non-Yahudi). Yang memaku Yesus pada salib memang para prajurit Romawi, namun mereka melakukan itu untuk menjalankan kehendak orang-orang Yahudi. Dengan begitu Petrus dapat berkata, "[Ia] telah kamu salibkan.
- 35 Hanya ada beberapa topik Alkitab yang lebih menantang daripada topik Allah telah mengetahui sebelumnya. Bagaimanakah kebenaran Alkitab tentang Allah mengetahui segala sesuatu, bahkan hal-hal yang belum terjadi, diserasikan dengan ajaran Alkitab tentang kebebasan moral manusia? Yang dapat saya katakan adalah karena Allah itu benar-benar mengetahui segala sesuatu, maka fakta bahwa Ia mengetahui apa yang akan terjadi tidak akan menghilangkan tanggung jawab pribadi, seperti halnya fakta bahwa saya mengetahu apa yang telah terjadi kemarin. Perlu diingat bahwa sementara kita bergumul dengan persoalan ini, Petrus dan para pendengarnya tampaknya tidak punya masalah dengan paradoksial ini.
- 36 Ingatlah bahwa ketika Yesus mati, para pengikut-Nya bahkan berpikir bahwa segalanya telah lenyap, padahal Yesus telah meramalkan kematian dan kebangkitan-Nya berkali-kali (Markus 8:31; 9:12, 31; 10:33; Lukas 17:25; 18:31-33).
- 37 Yesus sebagai seorang hamba yang menderita (sebagaimana diramalkan oleh para nabi)ditekankan dalam bagian kedua khotbah Petrus (band. 3:18). Kisah 2:40 menunjukkan bahwa kita hanya memiliki ringkasan dari apa yang Petrus utarakan dalam bagian pertama khotbahnya. Dalam Kisah, Lukas terbiasa untuk tidak mengulang-ulang informasi, sebaliknya ia lebih suka memberikan informasi tambahan belakangan. Dalam khotbahnya yang pertama, Petrus kemungkinan juga menyinggung banyak hal yang terdapat dalam khotbahnya yang kedua (Kisah 3) dan yang terdapat juga dalam khotbahnya kepada seisi rumah Kornelius (Kisah 10).
- 38 Pertanyaan ini masih harus dijawab oleh mereka yang tidak percaya kepada Kebangkitan. Untuk menghancurkan agama Kristen, yang harus dilakukan oleh musuh-musuh dari gerakan yang masih muda ini semata-mata hanyalah menghadirkan tubuh Yesus. Namun mereka tidak dapat melakukannya. Sudah umum diketahui bahwa segala bentuk tindakan pencegahan sudah dijalankan untuk meyakinkan tubuh Yesus itu tidak dicuri. Sudah umum pula diketahui bahwa keesokan paginya kuburan itu kosong. Apa yang terjadi dengan tubuh itu? Para sahabat Yesus tidak dapat mengambilnya; para musuh Yesus tidak akan mengambilnya. Meskipun demikian, tubuh itu hilang. Secara tidak langsung Petrus mengatakan bahwa jawaban atas teka-teki itu adalah sederhana: Yesus telah bangkit sebagaimana sudah Ia katakan sebelumnya.
- 39 Di sini RSV merupakan terjemahan yang memelihara teks asli tersebut.
- 40 Ketika melahirkan bisa saja timbul komplikasi, namun di bawah kondisi normal, pernyataan ini adalah benar.
- 41 Jika tidak ada bukti lain bagi Kebangkitan, maka perubahan dramatis yang terjadi pada diri para rasul akan sudah mencukupi. Tidak ada cara untuk menjelaskan perubahan seperti itu di luar fakta bahwa mereka telah berhadapan muka dengan Tuhan yang bangkit.
- 42 Dalam khotbahnya di Kisah 3, Petrus mengacu kepada nubuatan-nubuatan Musa, Yesaya, dan yang lainnya. Dalam khotbahnya yang pertama ini, kemungkinan Petrus membuat acuan kepada nubuatan-nubuatan lain yang tidak dicatat oleh Lukas. Bagaimanapun, seruan utama Petrus dalam khotbah ini adalah kepada pelbagai tulisan Daud.
- 43 Mazmur 16:8-11. Petrus mengutip dari Septuaginta, jadi Anda akan menemukan beberapa variasi cara teks itu dibaca dalam Perjanjian Lama (yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani).
- 44 Teks aslinya tertulis psuche, kata yang biasa dipakai untuk "jiwa."
- 45 Di sini KJV memuat terjemahan yang kurang tepat, "neraka." Kata aslinya bukanlah "Gehenna" (tempat kekal bagi orang-orang jahat; yaitu, neraka), melainkan "Hades." Lihat "Hades" dan "Neraka" dalam Daftar Kata.
- 46 Ini merupakan istilah yang tidak lazim yang diterapkan ke atas Daud. Kemungkinan Petrus sedang menekankan bahwa Daud merupakan salah satu dari bapa rohani Israel, atau kemungkinan istilah itu mengacu kepada fakta bahwa Daud adalah pendiri dari sebuah dinasti.
- 47 Simaklah 1 Raja-Raja 2:10 dan Nehemia 3:16. Herodes telah mendirikan sebuah monumen pualam putih di pintu masuk ke kuburan Daud. Di kota Yerusalem, kuburan itu merupakan tempat yang menyolok.
- 48 Ini merupakan aspek kehidupan Daud yang mengagumkan yang mudah terlewati ketika kita mempelajari sejarah Daud di Perjanjian Lama. 1Samuel 16:13 menjelaskan bahwa Roh Tuhan turun ke atas Daud (lihat juga 2Samuel 23:2), tetapi di Perjanjian Lama kata "nabi" tidak diterapkan kepada Daud. Bagaimanapun, orang-orang Yahudi mengerti bahwa Daud adalah seorang nabi, dan dalam Perjanjian Baru isi kitab Mazmur adalah yang lebih banyak dikutip dibandingkan dengan kitab-kitab Perjanjian Lama lainnya. Lebih jauh untuk masalah ini bacalah "Daud sebagai seorang Nabi" dalam "Daud, 2: Raja Gembala Israel," Truth for Today (April 1994; versi bahasa Inggris).
- 49 Lihat juga Mazmur 132:11. Janji di 2Samuel 7 digenapi sebagian dalam pemerintahan Salomo diikuti kemudian oleh keturunan Daud yang memerintah di kerajaan selatan Yehuda. Bagaimanapun, penggenapan secara lengkap dan final adalah ketika Yesus (sebagai seorang keturunan Daud, Matius 1:1-16) naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah (2:33).
- 50 Inilah kali pertama kata "Kristus" digunakan dalam Kisah. "Kristus" adalah kata Yunani untuk kata Ibrani "Mesias." Keduanya bermakna "yang diurapi." Lihat "Kristus" dalam Daftar Kata.
- 51 Daud tidak perlu memahami makna semua tulisannya secara penuh. Berdasarkan pengilhaman, para nabi sering berbicara tentang hal-hal yang tidak mereka pahami secara penuh hingga bertahun-tahun kemudian, yaitu ketika perkataan mereka ditafsirkan oleh pembicara atau penulis lain yang terilham.
- 52 Lamanya tubuh Yesus berada di dalam kubur adalah sehari penuh ditambah sebagian dari dua hari lainnya. Berdasarkan perhitungan Yahudi, rentang waktu selama itu dihitung tiga hari.
- 53 Beberapa terjemahan, antara lain NIV, menafsirkan kata "Hades" sebagai "kuburan" dikarenakan teks Ibrani dalam Mazmur 16 memiliki kata "Sheol," yang dapat mengacu kepada kuburan. Jadi mereka mengetengahkan Daud sebagai telah berkata bahwa tubuh Kristus tidak akan tinggal dalam kubur dan tubuh-Nya tidak akan binasa. Saya lebih menyukai apa yang sebenarnya Petrus katakan dalam Kisah 2. Di situ Petrus memakai kata "Hades."
- 54 Di Alkitab ada sedikit orang yang pernah dibangkitkan dari antara orang mati, namun "selamatnya" mereka dari kubur dan Hades itu hanyalah untuk sementara, sebab mereka semua kemudian mati lagi. Jadi tubuh mereka kembali "dipenjara" dalam kubur, dan jiwa mereka berada di Hades. Yesus adalah satu-satunya orang yang bangkit dari antara orang mati dan tidak pernah mati lagi.
- 55 Sejauh yang berkaitan dengan dunia, Yesus telah menjanjikan mereka pencobaan dan kesengsaraan (Yohanes 15:18-21). Penganiayaan yang Yesus sudah ramalkan tidak lama lagi akan terjadi (Kisah 4:1-3). Pada akhirnya, semua pembicara kecuali satu orang, dari orang-orang yang berdiri di hadapan para pendengar Petrus itu, akan dibunuh karena imannya. (Menurut tradisi mula-mula, semua rasul mengalami martir, kecuali Yohanes yang dibuang ke pulau Patmos.)
- 56 Sebelumnya Yesus telah memakai nas ini sewaktu berbicara kepada musuh-musuh-Nya (Matius 22:43). Itu merupakan kesukaan para penulis Kristen mula-mula (1 Korintus 15:25; Efesus 1:20, 22; Ibrani 1:13; 5:6-10).
- 57 Di kedua tempat itu, teks Yunani memakai kata kurios untuk "Tuhan." Teks Ibrani di Mazmur 110:1 memakai kata "Yehovah" atau "Yahweh" untuk yang pertama dan memakai kata "Adonai" ("Lord") untuk yang kedua.
- 58 Baik istilah "takhta Daud" maupun yang sama dengan itu tidak pernah digunakan lagi dalam Perjanjian Baru. Dari poin ini seterusnya, yang kita baca hanyalah takhta Allah/Yesus.
- 59 Orang-orang premilenialis mengajarkan bahwa Kristus akan kembali ke bumi untuk mendirikan kerajaan-Nya di Yerusalem, dan memerintah di atas takhta harfiah (yang mereka sebut "takhta Daud") selama seribu tahun. Mereka kurang memahami bahwa Kristus sudah mendirikan kerajaan-Nya, dan Ia sedang memerintah di atas takhta Daud dan pemerintahan-Nya adalah di sorga, bukan di bumi ini.
- 60 Perkataan "Allah telah membuat Dia" tidaklah berarti Yesus itu bukan Mesias sebelum kebangkitan-Nya. Sebelum kebangkitan-Nya, Yesus sendiri mengakui bahwa Ia adalah Mesias (Markus 14:61, 62). Makna perkataan "Allah telah membuat Dia" adalah bahwa Allah memaklumatkan kepada semua umat manusia bahwa Ia adalah Mesias dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati (Roma 1:4).
- 61 Saya pertama kali mendengar analogi ini digunakan oleh James O. Baird beberapa tahun yang lalu.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi