Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Yak 5:15 - DOA YANG LAHIR DARI IMAN AKAN MENYELAMATKAN ORANG SAKIT
Nas : Yak 5:15
(versi Inggris NIV -- "menyembuhkan"). Yakobus berbicara tentang
penyakit jasmaniah. Kita boleh menangani penyakit dengan minta doa ...
Nas : Yak 5:15
(versi Inggris NIV -- "menyembuhkan"). Yakobus berbicara tentang penyakit jasmaniah. Kita boleh menangani penyakit dengan minta doa dari para penatua atau pemimpin gereja.
- 1) Tugas para gembala dan pemimpin gereja ialah mendoakan orang sakit dan mengoles mereka dengan minyak. Perhatikan bahwa tanggung jawab para penatua ialah memanjatkan doa iman. Itu bukan tanggung jawab orang sakit. PB menempatkan beban utama untuk memperoleh kesembuhan pada gereja dan pemimpinnya.
- 2) Minyak rupanya melambangkan kuasa Roh Kudus yang menyembuhkan; minyak itu dipakai untuk membantu iman (bd. Mr 6:13).
- 3) Yakobus menekankan bahwa yang terpenting adalah doa. Doa yang
efektif harus dipanjatkan dalam iman jikalau orang sakit akan
disembuhkan. Tuhan akan memberikan iman sesuai dengan kehendak-Nya
(lihat cat. --> Mat 17:20;
[atau ref. Mat 17:20]
lihat art. PENYEMBUHAN ILAHI).
- 4) Mungkin orang tidak selalu disembuhkan; sekalipun demikian, gereja
harus terus-menerus mencari kuasa penyembuhan kerajaan Allah dalam belas
kasihan terhadap orang sakit dan demi kemuliaan Kristus
(lihat art. PENYEMBUHAN ILAHI).
Full Life: Yak 5:15 - JIKA IA TELAH BERBUAT DOSA.
Nas : Yak 5:15
Yakobus menyadari bahwa penyakit mungkin disebabkan oleh karena dosa
(ayat Yak 5:16). Oleh karena itu, apabila terjadi penyakit, ora...
Nas : Yak 5:15
Yakobus menyadari bahwa penyakit mungkin disebabkan oleh karena dosa (ayat Yak 5:16). Oleh karena itu, apabila terjadi penyakit, orang itu harus memeriksa dirinya di hadapan Tuhan dalam doa untuk mengetahui apakah penyakitnya itu disebabkan oleh dosa pribadi. Kata "jika" menjelaskan bahwa penyakit tidak selalu disebabkan oleh dosa pribadi
(lihat art. PENYEMBUHAN ILAHI).
Jerusalem -> Yak 5:13-18
Jerusalem: Yak 5:13-18 - -- Seluruh bagian ini mengenai doa yang tekun: doa bagi orang sakit dan berdosa, lalu, Yak 5:16-18, ditonjolkan kekuatan orang yang berdoa dengan baik.
Seluruh bagian ini mengenai doa yang tekun: doa bagi orang sakit dan berdosa, lalu, Yak 5:16-18, ditonjolkan kekuatan orang yang berdoa dengan baik.
Ende -> Yak 5:15
Ende: Yak 5:15 - -- Doa dari orang-orang jang berkumpul sekitar petiduran si sakit, akan membawa
selamat abadi, malah kesembuhan kembali daripada orang sakit itu.
Doa dari orang-orang jang berkumpul sekitar petiduran si sakit, akan membawa selamat abadi, malah kesembuhan kembali daripada orang sakit itu.
Ref. Silang FULL -> Yak 5:15
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yak 5:12-20
Matthew Henry: Yak 5:12-20 - Peringatan terhadap Bersumpah; Pengakuan dan Doa Peringatan terhadap Bersumpah; Pengakuan dan Doa (5:12-20)
Sekarang surat ini sudah hampir mencapai akhirnya. Penulisnya bergegas dari satu hal ke ...
Peringatan terhadap Bersumpah; Pengakuan dan Doa (5:12-20)
- Sekarang surat ini sudah hampir mencapai akhirnya. Penulisnya bergegas dari satu hal ke lain hal. Itulah sebabnya hal-hal yang sangat berbeda ditekankan dalam beberapa ayat ini.
- I. Di sini diperingatkan perihal dosa bersumpah: Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah, dan seterusnya (ay. 12). Beberapa orang menanggapi hal ini dengan terlampau membatasi, seolah-olah makna ayat ini adalah, “Jangan menyumpahi para penganiayamu, apabila kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat oleh mereka. Jangan biarkan dirimu tersulut amarah karena kerugian yang mereka timbulkan atasmu, sehingga dengan demikian kamu terpancing untuk menyumpahi.” Sumpah serapah semacam ini jelas dilarang di sini, dan tidak bisa dijadikan dalih untuk memaafkan orang-orang yang bersalah melakukan dosa ini, dan berkata bahwa amarah mereka terbakar ketika dipanas-panasi, sehingga melakukan hal itu sebelum menyadarinya. Akan tetapi, peringatan Rasul Yakobus ini mencakup sumpah-sumpah lain di samping yang satu ini. Beberapa orang menerjemahkan istilah pro pantōn “yang terutama” sebagai di depan semua hal, dan karena itu bahwa mereka tidak boleh, dalam percakapan sehari-hari, di depan segala sesuatu yang mereka katakan, mengucapkan sumpah. Semua kebiasaan bersumpah yang tidak perlu, jelas-jelas dilarang, dan dikecam di seluruh Kitab Suci sebagai dosa yang sangat berat. Sumpah serapah sudah sangat biasa dilakukan orang Yahudi, dan karena surat ini ditujukan secara umum kepada kedua belas suku di perantauan (seperti yang telah dibahas sebelum ini), maka kita boleh memahami bahwa nasihat ini ditujukan kepada mereka yang belum percaya. Sungguh sulit memercayai bahwa bersumpah merupakan salah satu noda yang biasa terdapat pada anak-anak Allah, mengingat bahwa Petrus, ketika dituduh sebagai murid Kristus dan menyangkalinya, kemudian mengutuk dan bersumpah. Ia menyangka bahwa dengan cara ini ia dapat meyakinkan mereka bahwa ia bukanlah murid Yesus, karena orang sudah tahu bahwa murid-Nya tidak akan berani bersumpah. Namun, boleh jadi beberapa dari antara mereka yang disebut orang Kristen dan termasuk golongan yang terlampau longgar, juga melakukan kesalahan ini di samping dosa-dosa lain yang dituduhkan kepada mereka. Ini merupakan dosa memalukan yang selama tahun-tahun berikutnya tetap saja terjadi, bahkan di antara orang-orang yang terutama dianggap berhak menyandang nama dan kehormatan Kristen. Memang sangat jarang terjadi bahwa seorang meninggalkan gereja Inggris karena melakukan dosa bersumpah, namun, di antara mereka yang membanggakan diri sebagai anggota jemaat, tidak ada kebiasaan yang tidak lebih lumrah. Bahkan sumpah serapah dan kutukan yang paling buruk pun sering melukai telinga dan hati orang-orang Kristen yang bersungguh-sungguh. Di sini Yakobus berkata,
- 1. Tetapi yang terutama, janganlah kamu bersumpah. Namun, berapa banyak orang yang menganggap hal ini sepele dan meremehkan hal seperti sumpah serapah? Mengapa di sini bersumpah terutama dilarang?
- (1) Sebab perbuatan ini langsung memukul telak kehormatan Allah dan paling merendahkan nama serta wibawa-Nya.
- (2) Sebab di antara semua dosa, dosa ini mengandung godaan paling sedikit. Tidak ada keuntungan, kesenangan, ataupun nama baik yang dapat membuat orang tertarik melakukannya, selain kecerobohan dalam berbuat dosa dan menunjukkan sikap bermusuhan yang sia-sia kepada Allah. Musuh-musuh-Mu menggunakan nama-Mu dengan sia-sia (Mzm. 139:20, KJV). Ini merupakan bukti tentang manusia yang memusuhi Allah, meskipun mereka mengaku-ngaku menyebut diri dengan menggunakan nama-Nya, atau terkadang memuji Dia di dalam ibadah.
- (3) Sebab dosa ini paling sulit ditinggalkan apabila orang sudah terbiasa melakukannya, sehingga terutama harus diwaspadai.
- (4) “Tetapi yang terutama, janganlah kamu bersumpah, sebab bagaimana kamu dapat berharap bahwa nama Allah menjadi menara yang kuat di tengah kesusahan bagimu, jika kamu mencemarkan dan mempermainkannya pada kesempatan lain?” Namun, (seperti yang diamati Baxter), “Semua ini sama sekali tidak berarti melarang orang mengucapkan sumpah yang memang diperlukan, tetapi untuk menegaskan kepada mereka supaya memelihara rasa hormat terhadapnya.” Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa “Hakikat sebenarnya dari sumpah adalah, menggadaikan nama baik sesuatu yang besar, demi menegaskan kebenaran hal sepele yang diragukan, dan bukannya (seperti yang umum dilakukan) mengajukan permohonan kepada Allah atau hakim lainnya.” Itulah sebabnya bersumpah demi langit, bumi, dan sumpah-sumpah lain yang dirujuk Rasul Yakobus, kemudian digunakan. Orang Yahudi berpikir bahwa asalkan menghindari sumpah agung Chi-Eloah, mereka akan tetap aman. Namun, mereka ternyata telah bersikap begitu cemar hingga berani bersumpah demi makhluk ciptaan, seolah-olah makhluk itu adalah Allah sendiri, sehingga meninggikan makhluk menggantikan tempat Allah. Sementara itu, di pihak lain, orang yang biasa bersumpah sambil menggunakan nama Allah dengan sembarangan, sama saja dengan menempatkan Dia setingkat dengan benda biasa lainnya.
- 2. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. Artinya, “Cukuplah bagimu untuk mengiakan atau menyangkali sesuatu bila tersedia kesempatan untuk itu, dan pastikanlah untuk berpegang teguh pada perkataanmu dan menepati janji, agar tidak memberikan kesempatan kepada orang untuk mencurigaimu berdusta. Dengan demikian kamu akan terhindar dari hukuman karena tidak menyokong apa yang kamu katakan dan janjikan dengan mengucapkan sumpah dengan gegabah, dan menodai nama Allah demi membenarkan diri sendiri. Karena dicurigai berdusta, orang lalu bersumpah. Biarlah orang tahu bahwa kamu berkata benar, dan teguh dalam perkataanmu, sehingga dengan demikian kamu akan mendapati bahwa kamu tidak perlu bersumpah atas apa yang kamu katakan. Dengan demikian kamu akan terhindar dari penghukuman yang secara jelas ditambahkan pada perintah ketiga: TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
- II. Sebagai orang Kristen, kita diajar untuk menyesuaikan diri dengan penyelenggaraan pemeliharaan Allah (ay. 13): Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Keadaan kita di dunia ini beragam, dan karena itu kita harus berhikmat untuk menerima keadaan itu, dan berperilaku pantas, baik dalam kemakmuran maupun dalam penderitaan. Adakalanya kita bersedih, dan adakalanya bergembira. Allah telah menetapkan kedua hal ini dengan silih berganti, supaya kita lebih bisa mengamati berbagai tugas yang diperintahkan-Nya, dan supaya pengaruh yang ditimbulkan ke atas kegemaran dan perasaan kita bisa memberikan manfaat bagi ibadah kita. Penderitaan sudah seharusnya membuat kita berdoa, sedangkan kemakmuran membuat kita memuji-muji Dia. Ini tidak berarti bahwa doa hanya terbatas pada masa sulit, atau menyanyi hanya kita lakukan ketika bergembira. Sebaliknya, berbagai tugas ini bisa dilaksanakan dengan menghasilkan manfaat khusus dan dengan tujuan penuh kebahagiaan pada masa seperti itu.
- 1. Di dalam penderitaan, tidak ada yang lebih cocok dilakukan dibanding doa. Orang yang mengalami penderitaan harus berdoa sendiri, dan juga meminta dukungan doa orang lain. Masa penderitaan sudah seharusnya menjadi masa untuk berdoa. Untuk tujuan inilah Allah mengizinkan penderitaan datang, supaya kita segera mencari Dia, dan supaya mereka yang pernah mengabaikan-Nya dapat dibawa kembali untuk mencari Dia. Pada masa itu, roh seseorang berada dalam taraf paling merendah, dan hatinya hancur serta lembut. Doa paling dapat diterima Allah ketika timbul dari roh yang merendah dan penuh penyesalan. Penderitaan biasanya memunculkan keluhan. Dan kepada siapa lagi kita harus mengeluh selain kepada Allah dalam doa? Sungguh penting untuk melatih iman serta pengharapan di tengah penderitaan. Dan doa merupakan sarana yang ditetapkan, baik untuk memperoleh maupun untuk meningkatkan kasih karunia di dalam diri kita. Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!
- 2. Di dalam masa penuh kegembiraan dan kemakmuran, menyanyi mazmur adalah kegiatan yang sangat patut dan masuk akal. Di dalam teks asli, hanya disebutkan menyanyi, psalletō, tanpa tambahan kata mazmur atau perkataan lain. Kita tahu dari tulisan beberapa orang pada abad-abad pertama Kekristenan (terutama dari sepucuk surat yang ditulis Pliny, serta dari sejumlah tulisan Justin Martir dan Tertullian), bahwa orang-orang Kristen itu terbiasa menyanyikan lagu-lagu himne, baik yang diambil dari Kitab Suci maupun dari gubahan yang dikarang sendiri, ketika mereka menyembah Allah. Walaupun ada juga yang berpendapat bahwa nasihat Paulus kepada orang Kolose dan Efesus supaya mereka mengajar dan menegur seorang akan yang lain psalmois kai hymnois kai ōdais pneumatikais – sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, hanya merujuk kepada rangkaian ayat firman Tuhan, yakni mazmur gubahan Daud yang dapat dibedakan dalam bahasa Ibrani melalui Shurim, Tehillim, dan Mizmorim, kata-kata yang sangat sesuai dengan perkataan Rasul Yakobus. Biarlah hal itu berlaku seperti seharusnya dan yang bisa kita yakini, bahwa menyanyikan mazmur merupakan ketetapan Injil, dan bahwa sukacita kita harus bersifat kudus, dikhususkan bagi Allah. Di sini, menyanyi dianjurkan untuk menunjukkan bahwa jika ada seseorang yang sedang berada dalam keadaan gembira dan makmur, ia harus mengembalikan kegembiraannya dalam jalur ini, meskipun sedang berada seorang diri. Kegembiraan kudus sungguh sesuai ketika orang berada bersama keluarga, menyendiri, ataupun dalam persekutuan. Biarlah nyanyian kita merupakan lagu kepada Allah di dalam hati kita, dan Allah pasti akan bersukacita dengan penyembahan semacam ini.
- III. Di sini terdapat petunjuk-petunjuk tertentu yang diberikan menyangkut orang-orang sakit, dan rahmat pengampunan yang menyembuhkan yang dijanjikan apabila petunjuk-petunjuk itu dijalankan. Kalau ada seorang yang sakit, mereka perlu,
- 1. Memanggil para penatua jemaat, presbyterous tēs ekklēsias – para penatua, yakni gembala atau hamba Tuhan dari jemaat (ay. 14-15). Menjadi kewajiban orang sakit untuk memanggil hamba-hamba Tuhan dan meminta bantuan serta doa mereka.
- 2. Sudah menjadi kewajiban para hamba Tuhan untuk mendoakan orang sakit ketika mereka dipanggil dan diminta melakukan itu. Supaya mereka mendoakan dia, supaya doa-doa mereka sesuai bagi keadaan si sakit, dan permohonan doa mereka cocok bagi orang yang dirundung kemalangan itu.
- 3. Pada masa penyembuhan melalui mujizat, orang sakit diolesi dengan minyak dalam nama Tuhan. Para penafsir Kitab Suci pada umumnya membatasi makna pengolesan dengan minyak ini pada orang-orang yang memiliki kuasa mengadakan mujizat. Namun ketika mujizat tidak terjadi lagi, cara ini juga berhenti. Di dalam Injil Markus, kita membaca perihal rasul yang mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka (Mrk. 6:13). Kita juga membaca laporan bahwa dua ratus tahun sesudah Kristus, cara ini masih digunakan di jemaat. Namun, pada masa itu karunia kesembuhan juga dijalankan. Ketika karunia mujizat itu berhenti, upacara itu juga ditinggalkan. Orang Katolik Roma memakai upacara ini sebagai sebuah sakramen, yang disebut sakramen orang sakit atau minyak suci. Mereka menjalankan sakramen ini tidak untuk menyembuhkan orang sakit, seperti yang dahulu digunakan para rasul, tetapi untuk mengurapi orang yang sudah hampir mengembuskan nafas terakhir. Pengolesan yang dilakukan rasul dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit, sedangkan sakramen perminyakan di gereja Katolik dengan tujuan menghapus dosa yang masih tersisa, dan memampukan jiwa (seperti yang mereka percayai) melawan kuasa-kuasa di udara dengan lebih baik. Bagaimanapun, lebih baik meninggalkan kebiasaan pengolesan dengan minyak ini daripada mengubah tujuannya sehingga cukup bertolak belakang dengan yang dibicarakan di Kitab Suci. Sejumlah orang Protestan berpendapat bahwa pengolesan ini hanya dapat diizinkan atau disetujui oleh Kristus, dan tidak ditetapkan sebagai aturan. Namun, melalui perkataan Yakobus di sini, sepertinya hal itu dianjurkan dalam kasus-kasus ketika terdapat iman untuk mengalami kesembuhan. Sejumlah orang Protes tan juga memperdebatkan pandangan ini. Kebiasaan ini tidak umum digunakan, bahkan pada zaman rasuli. Beberapa lagi berpendapat bahwa kebiasaan ini jangan ditiadakan sama sekali pada zaman apa pun. Jika orang yang mengoles dan yang dioles dengan minyak itu memiliki iman yang kuat, berkat yang luar biasa mungkin saja menyertai pelaksanaan petunjuk bagi orang sakit itu. Bagaimanapun, ada satu hal yang harus dicermati di sini, bahwa keselamatan si sakit tidak dikatakan terjadi berkat mengolesnya dengan minyak, tetapi dengan doa: doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu, dan seterusnya (ay. 15). Dengan demikian,
- 4. Doa bagi orang sakit harus dimulai dari dan disertai iman yang hidup. Harus terdapat iman, baik di dalam diri orang yang mendoakan maupun yang didoakan. Ketika seseorang sakit, bukanlah doa yang dingin dan kaku yang memberikan hasil, melainkan doa dengan iman.
- 5. Kita harus memperhatikan manfaat doa. Tuhan akan membangunkan dia. Artinya, jika orang itu memang masih bisa dan layak disembuhkan, dan apabila Allah masih mempunyai sesuatu yang harus dikerjakan orang itu di dunia. Dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Artinya, ketika penyakit diizinkan sebagai hukuman atas dosa tertentu, dosa itu akan diampuni, dan sebagai tandanya, penyakit itu akan diangkat. Sama seperti ketika Kristus berkata kepada orang lumpuh itu, Jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk, di situ tersirat bahwa dosa tertentulah yang menjadi penyebab penyakitnya. Oleh sebab itu, hal penting yang harus kita pohonkan dari Allah bagi diri sendiri dan orang lain ketika sakit, adalah pengampunan dosa. Dosa merupakan akar dan juga sengat penyakit. Jika dosa telah diampuni, kesengsaraan itu akan diangkat karena belas kasihan-Nya, atau kita akan melihat bahwa ada belas kasihan meskipun penyakit itu tetap berlanjut. Ketika kesembuhan terjadi karena pengampunan, kita dapat berkata seperti Hizkia, Dalam kasih-Mu terhadap jiwaku, Engkau telah mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan (Yes. 38:17). Ketika seseorang sakit dan merasa kesakitan, biasanya ia berdoa dan berseru, O, ringankan penderitaanku! O, pulihkan kesehatanku! Namun, doa itu lebih baik dan seharusnya berbunyi, O, kiranya Allah mengampuni dosa-dosaku!
- IV. Orang Kristen diajarkan untuk saling mengaku dosa dan saling mendoakan (ay. 16). Beberapa ahli tafsir Kitab Suci menghubungkan hal ini dengan ayat 14. Seperti ketika orang sakit memanggil hamba Tuhan untuk mendoakannya, mereka juga harus mengakui dosa mereka kepada para hamba Tuhan itu. Benar, ketika seseorang menyadari bahwa penyakit mereka merupakan hukuman sebagai ganjaran atas dosa tertentu, dan ia tidak dapat terlepas dari penyakit tanpa memohon ampun dari Allah untuk dosa itu, maka sudah sepatutnya ia mengakui dan menceritakan perkaranya, supaya mereka yang berdoa baginya tahu bagaimana harus memanjatkan doa dengan tepat baginya. Namun, pengakuan yang dianjurkan di sini adalah supaya orang Kristen saling mengakui dosanya kepada sesamanya, dan bukan kepada hamba Tuhan saja. Ketika orang telah saling menyakiti, perbuatan ketidakadilan itu harus diakui kepada mereka yang telah disakiti itu. Ketika orang saling mencobai dan mengajak berbuat dosa atau sepakat melakukan kejahatan yang sama, mereka harus sama-sama menyalahkan diri sendiri dan saling mendorong untuk bertobat. Ketika kejahatan yang dilakukan bersifat umum yang mempengaruhi dan merugikan orang banyak, maka kejahatan itu harus diakui di hadapan umum juga, sehingga bisa didengar semua orang yang terkait. Terkadang, ada baiknya kita mengakui kesalahan kepada hamba Tuhan yang bijaksana atau sahabat yang mau berdoa bagi kita, supaya ia dapat membantu kita memohon belas kasihan dan pengampunan dari Allah. Namun, janganlah kita berpikir bahwa Yakobus menyuruh kita menceritakan semua kesalahan yang ada pada diri kita atau sesama kita. Sudah cukup apabila kita menyampaikan pengakuan supaya bisa berdamai dengan mereka yang bermasalah dengan kita, atau untuk memperoleh penjelasan bagi hati nurani dan membuat perasaan kita tenang serta tenteram. Sejauh itulah kita harus siap mengakui kesalahan kita. Kadang-kadang ada baiknya juga bagi orang Kristen untuk saling mengungkapkan kelemahan dan pelanggaran mereka, sepanjang sudah terjalin keakraban serta persahabatan di antara mereka, sehingga mereka dapat saling membantu melalui doa-doa mereka untuk memperoleh pengampunan bagi dosa-dosa mereka dan kekuatan untuk melawan dosa-dosa itu. Orang-orang yang saling mengakui kesalahan, sudah seharusnya berdoa bersama dan saling mendoakan. Ayat 13 menyuruh orang untuk berdoa bagi diri sendiri, Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Ayat 14 menyuruh orang untuk memohon doa para hamba Tuhan, sedangkan ayat 16 menyuruh anggota jemaat Kristen untuk saling mendoakan. Dengan demikian kita lihat di sini berbagai jenis doa (yaitu doa dari hamba Tuhan, doa bersama-sama, dan doa pribadi) yang disarankan.
- V. Keuntungan dan manfaat besar dari doa dinyatakan dan dibuktikan, Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya, entah didoakan bagi diri sendiri atau bagi orang lain. Lihatlah contoh dari Elia (ay. 17-18). Orang yang berdoa haruslah orang yang benar. Bukan benar dalam arti sempurna (sebab Elia yang di sini dijadikan teladan bagi kita, bukanlah orang yang sempurna), melainkan benar dalam arti Injili. Ia tidak mencintai ataupun menyetujui kejahatan jenis apa pun. Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar (Mzm. 66:18). Selanjutnya, doa itu sendiri haruslah merupakan doa yang sungguh-sungguh dan dinaikkan secara khusus. Doa itu harus merupakan luapan hati kepada Allah, dan dialirkan dari iman yang tulus. Doa semacam itu sangatlah bermanfaat. Bermanfaat bagi diri kita sendiri, mungkin juga berguna bagi teman-teman kita, dan yang pasti, diterima oleh Allah. Sungguh baik apabila memiliki sahabat yang doa-doanya diterima oleh Allah. Di sini, kuasa doa dibuktikan melalui keberhasilan Elia. Peristiwa ini dapat menguatkan hati kita, bahkan dalam perkara-perkara yang biasa, apabila kita mengingat bahwa Elia adalah manusia biasa sama seperti kita. Dia orang baik yang bersemangat dan sangat hebat, tetapi dia juga memiliki kelemahannya sendiri, dan harus berhadapan dengan masalah-masalah nafsunya sama seperti orang lain. Saat berdoa, janganlah kita memandang jasa manusia, tetapi kasih karunia Allah. Hanya dalam hal inilah kita harus meneladani Elia, yaitu bahwa ia berdoa dengan sungguh-sungguh. Atau, sesuai naskah aslinya, di dalam doa ia berdoa. Belumlah cukup untuk sekadar mengucapkan doa, tetapi kita juga harus berdoa dalam doa. Pikiran kita harus terpusat, kerinduan kita harus teguh dan tekun, dan semua anugerah yang telah kita terima kita manfaatkan. Apabila kita berdoa seperti itu, maka kita akan berhasil di dalam doa. Elia berdoa, supaya hujan jangan turun, dan Allah mendengar permohonannya dalam menghadapi bangsa penyembah berhala yang menganiaya umat-Nya, sehingga hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan, dan seterusnya. Dengan demikian bisa dilihat bahwa doa merupakan kunci yang mampu membuka dan menutup langit. Mengenai hal ini kita bisa mengacu kepada 6, yang mengatakan bahwa kedua saksi itu memiliki kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan. Contoh mengenai kuasa doa yang luar biasa ini dicatat demi menguatkan hati, bahkan kepada orang Kristen biasa sekalipun, supaya mereka giat dan bersungguh-sungguh dalam doa. Allah tidak pernah berkata kepada keturunan Yakub, carilah wajah-Ku dengan sia-sia. Jika melalui doa Elia dapat melakukan hal-hal yang begitu hebat dan luar biasa, maka doa-doa orang benar pasti tidak akan kembali dengan sia-sia. Kalaupun tidak terjadi mujizat dalam jawaban Allah atas doa-doa kita, masih terdapat kasih karunia yang besar.
- VI. Surat ini ditutup dengan nasihat agar kita berusaha sekeras mungkin pada tempat kita untuk mengupayakan pertobatan serta keselamatan orang lain (ay. 19-20). Ada beberapa yang mengartikan ayat-ayat ini sebagai permintaan maaf Rasul Yakobus, karena ia terpaksa menegur orang Kristen Yahudi dengan begitu terus terang dan tajam atas dosa dan kesalahan mereka yang tidak sedikit itu. Yakobus tentu saja memberikan alasan yang sangat tepat mengapa ia begitu peduli menyadarkan mereka dari kesalahan mereka, sebab dengan berbuat demikian, ia dapat menyelamatkan jiwa-jiwa dan menutupi banyak dosa. Bagaimanapun, janganlah kita membatasi upaya Rasul Yakobus dalam membawa kembali orang-orang yang menyimpang dari kebenaran di tempat ini saja, atau pada pelayanan sejenisnya. Sebab telah dikatakan bahwa “Barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, biarlah ia bersedia melakukan kebaikan bagi orang lain, sehingga dengan demikian ia menjadi alat untuk menyelamatkan jiwa orang dari maut.” Rasul Yakobus beranggapan bahwa orang-orang yang di sini disebut saudara olehnya, telah menempuh jalan yang sesat. Bukanlah ciri khas orang bijak atau suci untuk membanggakan diri sebagai orang yang bebas dari kesalahan, atau tidak mau mengakui bahwa dia melakukan kesalahan. Namun, jika ada orang-orang yang melakukan kesalahan sebesar apa pun, janganlah takut menunjukkan kesalahan itu kepada mereka. Bila mereka melakukan kesalahan sekecil apa pun, janganlah meremehkannya agar kamu bisa membuat mereka lebih bijaksana dan baik. Jika orang menyimpang dari kebenaran, maksudnya dari Injil (kaidah dan norma agung kebenaran), baik dalam pendapat maupun perbuatan, berusahalah untuk membawa mereka kembali kepada kaidah agung tadi. Kesalahan dalam penilaian dan hidup ini biasanya berjalan bersama. Biasanya ada suatu kesalahan dalam memahami ajaran Injil yang mendasari setiap perbuatan salah. Tidak seorang pun berperilaku buruk karena hal itu sudah merupakan kebiasaannya, tetapi ini disebabkan oleh asas yang salah. Nah, untuk membawa mereka kembali berarti menjauhkan mereka dari kekeliruan mereka, dan menarik mereka kembali dari jalan sesat yang telah mereka tempuh. Janganlah kita langsung menuduh dan berteriak kepada saudara yang melakukan kesalahan, serta berusaha mencerca dan mendatangkan malapetaka ke atas orang itu. Sebaliknya, buatlah dia bertobat. Seandainya pun semua usaha kita tidak membuahkan hasil, kita sama sekali tidak diberi wewenang untuk menganiaya dan menghancurkannya. Jika kita dipakai sebagai alat dalam pertobatan seseorang, maka dikatakan bahwa kita mempertobatkan mereka, meskipun pada dasarnya ini adalah hasil pekerjaan Allah. Jika tidak mampu berbuat apa pun lagi bagi pertobatan orang berdosa, kita masih bisa melakukan hal ini, yaitu berdoa supaya kasih karunia dan Roh Allah menobatkan dan mengubah mereka. Biarlah mereka yang dapat dipakai untuk menobatkan orang lain, tahu apa yang akan menjadi akibat menggembirakan atas apa yang mereka lakukan. Mereka dapat memperoleh penghiburan sekarang ini, dan pada akhirnya nanti mereka akan memperoleh mahkota. Orang yang disebut menyimpang dari kebenaran (ay. 19), dikatakan menempuh jalannya yang sesat (ay. 20). Kita tidak dapat dikatakan menobatkan seseorang, hanya dengan mengubah pendapat mereka, kecuali kita dapat membuat mereka memperbaiki dan mengubah jalan hidup mereka. Inilah arti pertobatan, yaitu membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, bukannya mengalihkannya dari satu pihak ke pihak lain, atau sekadar dari gagasan dan cara berpikir yang satu kepada yang lain. Orang yang berhasil menobatkan orang berdosa dari jalannya yang sesat, akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut. Jiwa seseorang terlibat di dalamnya, dan apa yang dilakukan demi keselamatan jiwa itu pasti akan dapat menguntungkan. Karena jiwa merupakan bagian utama manusia, maka di sini hanya disebutkan penyelamatan jiwa saja. Namun, sebenarnya penyelamatan jiwa juga mencakup keselamatan manusia itu secara keseluruhan seutuhnya. Roh akan diselamatkan dari neraka, tubuh dibangkitkan dari kubur, dan keduanya diselamatkan dari maut yang kekal. Sesudah itu, pertobatan hati dan hidup itu akan menutupi banyak dosa. Ayat ini sungguh sangat menghibur. Dari situ kita tahu bahwa meskipun dosa kita banyak, bahkan teramat banyak, namun semuanya dapat ditutupi atau diampuni. Ketika dijauhi dan ditinggalkan, dosa akan ditutupi dan tidak pernah muncul untuk melawan kita pada hari penghakiman. Tidak peduli sekeras apa pun manusia berusaha berkelit dari atau menyembunyikan dosa mereka, tidak ada cara yang mampu menutupinya dengan sempurna, selain dengan meninggalkannya. Beberapa orang berkata ayat ini berarti, pertobatan akan mencegah banyak dosa. Sungguh merupakan kebenaran yang tidak dapat disangkali bahwa banyak dosa dapat dicegah dalam diri orang yang bertobat, bahkan dalam diri orang-orang lain yang terpengaruh olehnya, atau yang bergaul dengannya. Secara keseluruhan, betapa kita harus mempersiapkan diri dengan memberikan perhatian sepenuhnya bagi pertobatan orang berdosa! Ini adalah demi kebahagiaan serta keselamatan mereka yang bertobat. Pertobatannya akan mencegah banyak kejahatan, serta menghambat penyebaran dan pertambahan dosa di dunia. Ini adalah demi kemuliaan dan kehormatan Allah, dan akan mendatangkan penghiburan dan kehormatan bagi kita sendiri pada hari yang agung itu kelak. Mereka yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
SH: Yak 5:12-20 - Antara sumpah dan doa (Rabu, 13 Juni 2001) Antara sumpah dan doa
Dalam setiap proses pengadilan, setiap orang yang
terlibat di dalamnya, terdakwa maupun para saksi,
sebelum mereka mengucapka...
Antara sumpah dan doa
Dalam setiap proses pengadilan, setiap orang yang terlibat di dalamnya, terdakwa maupun para saksi, sebelum mereka mengucapkan pembelaan dan kesaksian, terlebih dahulu harus diambil sumpah sesuai agama yang dianutnya. Tujuan pengambilan sumpah itu ialah agar mereka bersikap jujur mengatakan kebenaran. Sumpah adalah sesuatu yang penting karena menyangkut Allah dan manusia. Namun, tidak semua orang melihat hakikat sumpah yang sesungguhnya. Ada orang-orang yang dengan mudah mengucapkan sumpah dalam nama Tuhan hanya untuk memperkuat perkataannya.
Perikop yang kita baca hari ini merupakan nasihat-nasihat Yakobus yang masih berkaitan dengan hari kedatangan Tuhan. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan: [1] Sumpah tidak lagi diperlukan (12) karena dengan kejujuran dan kemurnian kesaksian, seharusnya mampu membuat orang mempercayai kebenaran yang dikatakan. [2] Penderitaan yang dialami seseorang seharusnya menghantarnya untuk menaikkan doa permohonan kepada-Nya dan apabila seseorang bergembira seharusnya menghantarnya untuk menaikkan pujian kepada Allah (13). [3] Penyembuhan terhadap orang yang sakit melalui sarana pengobatan  minyak dan doa penuh iman agar apabila ia berdosa maka dosanya pun diampuni-Nya (14- 16). [4] Kristen berperan menyatakan kebenaran agar orang yang tersesat kembali menemukan jalan kebenaran di dalam Yesus Kristus, sehingga ia mendapatkan keselamatan (19-20).
Melalui nasihat-nasihat di akhir suratnya ini, nampaknya Yakobus sedang mengingatkan seluruh pembaca untuk mengarahkan seluruh hidupnya kepada Dia yang akan datang, sehingga semua yang pengalaman membawa pembaca semakin dekat dan bergantung kepada-Nya. Di samping itu, pembaca juga memiliki peran mempersiapkan orang lain menyambut kedatangan-Nya. Bagaimana pun keadaan kita saat ini, nasihat-nasihat Yakobus menjadi penting bagi kita, karena mengingatkan kita untuk terus mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya dan menyediakan diri untuk dipakai-Nya dalam mempersiapkan orang lain menyambut-Nya pula.
Renungkan: Hai Kristen, kita dipanggil sebagai suatu persekutuan untuk memulihkan hubungan, penyakit, dan masalah- masalah rohani, sampai Maranatha.
Pengantar Kitab Yoel
Di zaman modern bencana alam berarti manusia tidak mempunyai kontrol atas hal-hal tertentu. Dalam PL bencana alam seringkali secara harafiahnya adalah kedaulatan Allah yang mengatur peristiwa tertentu untuk mengajarkan kebenaran rohani. Kitab Yoel memaparkan hal ini secara luar biasa. Serangan belalang yang dahsyat membuat umat Allah kelaparan sekaligus mengantarkan Yoel memanggil orang Israel agar berdoa dan berpuasa (1:13-14). Namun yang lebih lagi, bencana alam itu melambangkan penglihatan datangnya hari Tuhan. Pada hari itu Allah akan menghancurkan umat-Nya dengan menggunakan tangan bangsa-bangsa lain. Karena itulah Allah mendesak umat- Nya untuk berbalik kepada-Nya dengan sepenuh hati (2:12). Kitab Yoel ditutup dengan janji kepada umat-Nya yaitu walau mereka akan mengalami penghukuman, akan datang waktunya Allah mencurahkan Roh-Nya ke atas umat- Nya. Ia akan menghakimi bangsa-bangsa lain dan memberkati umat-Nya.
Penulis dan waktu penulisan. Tidak banyak yang kita ketahui tentang penulis selain arti namanya yaitu Yahweh adalah Allah. Kitab ini tidak memberikan data tentang kapan nubuat ini disampaikan. Waktu penulisannya berkisar antara abad ke-9 hingga ke- 4 s.M. Karena itu ada baiknya kita mengikuti pendapat Calvin bahwa kapan kitab ini ditulis tidak dapat diketahui dengan pasti.
Tema-tema utama:
Datangnya hari Tuhan. Kitab Yoel memaparkan: 2 hal
tentang hari Tuhan. Pertama, hari Tuhan adalah hari
penghakiman atas umat Allah melalui tangan bangsa-
bangsa lain (2:2, 11). Kedua, hari Tuhan adalah hari
penghakiman atas musuh-musuh umat-Nya (3:2-16, 19),
sementara itu umat Allah akan menikmati perlindungan-
Nya dan akan diberkati baik secara rohani maupun fisik
(2:28-32; 3:16-18, 20, 21). Pertobatan. Seruan
pertobatan ditujukan kepada seluruh umat Allah (
SH: Yak 5:12-20 - Pertobatan dan kesembuhan (Sabtu, 11 Agustus 2007) Pertobatan dan kesembuhan
Topik 'pengendalian lidah' masih menggarisbawahi pesan yang Yakobus
sampaikan kepada pembaca suratnya. Pertama, dalam ...
Pertobatan dan kesembuhan
Topik 'pengendalian lidah' masih menggarisbawahi pesan yang Yakobus sampaikan kepada pembaca suratnya. Pertama, dalam peringatan agar orang Kristen tidak bersumpah. Kedua, dalam anjuran agar mereka yang jatuh sakit akibat dosa, saling mengakui dosa agar disembuhkan.
Bersumpah adalah mengklaim atas nama Tuhan untuk menguatkan pernyataan seseorang. Larangan Yakobus sesuai dengan larangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan (Kel. 20:7). Juga sesuai dengan anjuran Yesus agar berkata "ya" bila ya, "tidak" bila tidak (Mat. 5:34-37). Maksudnya, orang Kristen harus memelihara satunya kata dan perbuatan. Kita harus berkata benar mengenai segala hal, dan tiap perkataan kita harus dapat dipercaya.
Dalam segala keadaan, orang Kristen harus menyatakan ketergantungan dan syukurnya kepada Tuhan (13). Bila tubuh sedang lemah atau menderita penyakit berat yang memerlukan pelayanan hamba Tuhan, orang bisa memanggil penatua jemaat (sekarang mungkin sepadan dengan pendeta jemaat). Ada dua tindakan diperlukan agar doa itu dijawab Tuhan dengan menyembuhkan orang sakit tersebut. Pertama, pengakuan dosa. Si sakit harus mengakui dosanya kepada Tuhan, tetapi juga di antara sesama kepada siapa orang tersebut berbuat salah. Kedua, penatua jemaat diajari Yakobus untuk mengurapi dengan minyak (14). Pengolesan dengan minyak berkaitan dengan kebiasaan PL yang melambangkan berkat atau urapan Allah. Juga dengan kebiasaan saat itu yang menganggap minyak mengandung zat yang menyembuhkan.
Doa dinaikkan dalam iman berarti dinaikkan dengan keyakinan akan kuasa Allah yang dapat menyembuhkan. Selain saling mendoakan, orang percaya pun harus bertindak membawa balik saudara seiman yang jatuh ke dalam dosa.
Surat Yakobus menekankan iman yang harus dinyatakan dalam perbuatan. Hidup yang benar adalah bukti dan hasil dari iman. Iman dan kebenaran harus mewujud nyata dalam setiap aspek tindakan kita.
SH: Yak 5:12-20 - Komunitas Rohani (Selasa, 24 Agustus 2021) Komunitas Rohani
Bacaan Alkitab hari ini adalah rangkuman dari semua pengajaran Yakobus kepada jemaat yang mengalami kesulitan dan perpecahan. Yakobu...
Komunitas Rohani
Bacaan Alkitab hari ini adalah rangkuman dari semua pengajaran Yakobus kepada jemaat yang mengalami kesulitan dan perpecahan. Yakobus menguatkan jemaat untuk menjalankan kehidupan dalam komunitas yang saling mendukung dan melayani. Ia memberi peringatan akan sumpah (12), sikap saat menderita atau bergembira (13), sakit (14-15), pengakuan dosa dan doa (16-18), serta penggembalaan kepada jemaat yang tersesat (19-20).
Ada sebagian orang yang merasa sudah tidak membutuhkan komunitas rohani untuk bertumbuh. Alasannya karena perkembangan fasilitas dan teknologi telah memungkinkannya mengakses dan memperoleh segala materi yang diperlukannya. Ada pula yang enggan berkomunitas karena tidak ingin berkonflik dengan sesamanya. Belajar dari konflik dalam jemaat yang ditulis dalam surat Yakobus, alih-alih menghindarinya, kita justru diajak untuk wawas diri.
Keberadaan masing-masing pribadi memberi dampak kepada keseluruhan komunitas. Oleh sebab itu, tanggung jawab setiap anggota komunitas adalah hidup jujur, transparan, dan menjalin relasi tanpa berpolitik. Bersama dengan saudara seiman, kita membangun iman dan menghidupi relasi dengan Allah melalui doa.
Komunitas rohani yang kita harapkan adalah komunitas yang peduli dan melayani. Kita berharap para pemimpin tanggap dan hadir bagi mereka yang sakit. Demikian pula, ada inisiatif untuk menjangkau orang-orang yang tersesat. Selain itu, ada upaya memperbaiki kesalahan-kesalahan seperti sikap memihak, ketamakan, dan iri hati.
Komunitas rohani menjadi tempat bagi orang percaya untuk menjalankan praktik hidup mengasihi dan mengampuni. Kasih dipraktikkan dalam hidup sehari-hari, bukan sekadar retorika. Dalam komunitas rohani, konsep kasih yang abstrak menjadi sesuatu yang dialami dan dirasakan oleh jemaat. Oleh sebab itu, kita perlu memiliki komunitas rohani.
Dalam minggu ini, kita akan menghubungi satu teman yang lama tidak hadir dalam komunitas rohani. [MKG]
Galilah -> Yak 5:13-18
Galilah: Yak 5:13-18 - Doa penuh Iman Yakobus 5:13-18 Sub Tema: Doa penuh Iman
Ada di antara kalianorangyang sedang menderita? Seharusnya dia berdoa! Ada yang bergembira? Seharusnya dia ...
Yakobus 5:13-18 Sub Tema: Doa penuh Iman
Ada di antara kalianorangyang sedang menderita? Seharusnya dia berdoa! Ada yang bergembira? Seharusnya dia menyanyikan pujian! Ada di antara kalian yang sakit? Haruslah dia memanggil para penatua jemaat dan haruslah mereka mendoakannya, serta mengurapinya dengan minyak dalam nama Tuhan dan doa dari iman akan menyembuhkan orang sakit dan Tuhan akan membangunkan dia, dan kalau ada dosa yang telah dia buat, itu akan diampuni Karena itu, seharusnya kalian saling mengakuidosamu dan saling mendoakan supaya kalian disembuhkan. Doa orang benar adalah sangat kuat dalam pekerjaannya. Elia adalah manusia yang sama saja dengan kita dan dia sungguh-sungguh berdoa supaya tidak ada hujan, dan tidak ada hujan di bumi selama tiga tahun dan enam bulan, lalu dia berdoa lagi dan langit memberikan hujan dan bumi menghasilkan buahnya.
ay. 13 Sedang menderita – Pertanyaan-pertanyaan di ay. 13 dan 14, menderita, bergembira, sakit, bersifat terus menerus di masa kini,278 menunjukkan keadaan sekarang.
Seharusnya dia berdoa – Perintah ini bersifat terus menerus dan dalam suara medium,279 menekankan bahwa dia sendiri yang perlu turus mendoakan situasinya.
Seharusnya dia menyanyikan pujian – Kata psallo adalah sumber dari kata psalm/mazmur dan berarti nyanyikan pujian. Perintah ini bersifat terus menerus,280 menunjukkan bahwa mereka perlu terus memuji Tuhan karena suka cita yang Dia beri.
ay. 14 Sakit – Kata astheneo boleh juga berarti lemah, bahkan lemah rohani, tetapi tanpa kata sifat, selalu berarti sakit.281
Haruslah dia memanggil – Imbuhan di sini282 menunjukkan perintah tegas yang harus dia sendiri taati dan merupakan dorongan yang kuat.
Haruslah mereka mendoakannya – Bentuk perintah ini283 sama dengan haruslah dia memanggil tadi. Menarik! Perintah ini tegas. Jadi kalau orang sakit, sangat diharapkan bahwa dia melibatkan Tuhan di dalamnya, sehingga dia memanggil para penatua dan mereka juga didorong kuat untuk mendoakannya.
Serta mengurapinya – Lebih baik menggunakan kata mengurapidi sini. Walaupun bersifat lampau,284 kata ini harus dimengerti sebagai cara untuk melaksanakan perintah tadi, jadi sebenarnya bicara masa kini. Jadi mereka diperintahkan untuk mendoakan dengan cara mengurapi dengan minyak.
Kata ini juga berarti mengoles, dalam konteks medis. Barangkali ada yang perlu perawatan karena penganiayaan. Akan tetapi bagian ini bicara mengenai keefektifan doa dan bahwa Allah yang menyembuhkan, jadi mungkin lebih baik urapan ini dimengerti sebagai tanda bahwa Roh Kudus bekerja. Seorang penatua tidak diharapkan menjadi dokter, tetapi dia boleh berdoa kepada Dokter di atas segala dokter.
Dalam Nama Tuhan – Dialah pengharapan mereka.
ay. 15 Doa dari iman – Harus diperhatikan siapa yang sedang berdoa, yaitu para penatua. Kadang-kadang orang sakit dipersalahkan karena tidak cukup iman. Menarik bahwa para penatualah yang harus berdoa dalam iman, bukan orang yang didoakan!. Frase yang lahir (TB) tidak ada di teks asli, tetapi doa ini tentu penuh iman.
Akan menyembuhkan – Kata sozo, secara literal berarti selamatkan, tetapi dalam konteks penyakit, berati sembuhkan. Walaupun demikian, kita harus mengingat bahwa kunjungan para penatua tentu diharapkan menunjang kesembuhan rohani juga, kalau itu diperlukan. Dalam hal ini mereka mengikuti teladan Kristus, di mana kata sozo sering digunakan untuk menggambarkan pelayanan penyembuhan yang Dia buat. Bagian b dari ayat ini memberi satu contoh dari kesembuhan rohani. Sifat kata ini menyatakan fakta285 – Dia akan sembuh! Hal ini bukan janji bahwa setiap orang yang didoakan penatua akan sembuh, karena menyangkut kehendak Allah, yang kadang-kadang mengizinkan orang baik tetap sakit demi kebaikannya, atau demi kebaikan orang lain. Lihat Gal 4:13. Hal ini agak sulit dimengerti, tetapi selalu baik kalau kita berdoa seperti Kristus “tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. (Mat 26:39b) Kalau melihat klausa berikut, mungkin masalahnya di sini adalah dosa, sehingga orang mengalami penyakit. Kalau begitu, masuk akal bahwa pengakuan dan keyakinan para penatua bahwa Allah akan memulihkannya menjadi sarana untuk dia disembuhkan.
Akan membangunkan – Sifat menyatakan fakta lagi.286
Ada dosa yang telah dia buat – Sifat dari kata ada di sini287 menunjukkan kondisi yang mungkin sedang ada, dan kata yang diterjemahkan telah dia buat bersifat Perfek,288 yaitu menyatakan sesuatu yang telah mereka perbuat yang masih ada dampak, yaitu penyakit yang merupakan disiplin dari Allah. (1 Kor 11:29-30)
Akan diampuni – Selain dari sifat pasif, sifat kata ini sama dengan menyembuhkan dan membangkitkan tadi, di mana menyatakan fakta.289 Pasti diampuni!
ay. 16 Hendaklah...mengaku – Merupakan perintah untuk mereka sendiri terus menerus290 saling mengaku dosa. Perhatikan bahwa di ay. 16 ini, bukan hanya para penatua yang melayani, melainkan jemaat juga. Sangat membantu kalau seorang saudara dalam Kristus mendengar pengakuan dosa kita, supaya dia bisa mendoakan dan menghibur. Galatia 6:1-2 juga bicara mengenai pentingnya pelayanan kita satu sama lain dan menambahkan kewaspadaan, supaya orang yang menolong tidak tersandung juga. Lebih baik orang mengaku secara umum saja, supaya orang yang mendengarnya tidak tersandung karena mendengar detil-detilnya.
Mendoakan – Kata eukhomai berarti minta dengan rindu.291 Perintah terus menerus292 lagi – Terus mendoakan. Gambaran yang kita lihat di ayat-ayat ini adalah jemaat yang saling bergantung, satu sama lain. Sangat indah!
Disembuhkan – Kata iaomai, bukan sozo di sini, tetapi boleh juga bicara kesembuhan fisik ataupun rohani.293 Sifat menyatakan bahwa kesembuhan ini tergantung pada doa tadi.294
Keterangan bila dengan yakin didoakan, tidak ada di teks asli.
Dalam pekerjaannya – Kata energeo (sumber dari kata energi) berarti berfungsi/bekerja. Bersifat terus menerus295 dan suara medium menggarisbawahi subjek, yaitu doa yang bekerja.
ay. 17 Sama saja– Kata homoiopathes, secara literal berarti seperasaan/sepergumulan, tetapi makna di TB cukup tepat, yaitu, dia sama saja dengan kita. Apa maksudnya Yakobus? Kalau Elia mengharapkan hal besar dari Allah, mengapa tidak kita berdoa seperti itu? Kita lihat cerita ini di 1 Raja-Raja 17&18.
Sungguh-sungguh berdoa – Frase proseukhe proseukhomai, secara literal berarti dalam doa dia berdoa, menekankan bahwa dia sungguh-sungguh berdoa.
ay. 18 Memberikan...menghasilkan – Terjemahan ini sangat literal, tapi makna TB cukup akurat juga.
- Apakah kita selalu melibatkan Allah dalam hidup kita? Penderitaan…sukacita…sakit… Dia rindu berhubungan dengan kita.
- Apakah penatua di gereja mendoakan orang, dalam penuh pengharapan bahwa Allah mampu menyembuhkan?
- Apakah ada yang sakit akibat dosa? Perlu mengaku dan didoakan?
- Apakah jemaat saling melayani dan menguatkan?
- Apakah saudara mengerti betapa besarnya kuasa Allah? Mintalah!
Topik Teologia -> Yak 5:15
Topik Teologia: Yak 5:15 - -- Dosa
Natur Dosa
Dosa adalah Pelanggaran Aktif Terhadap Hukum Allah
Gagal untuk Hidup Menurut Hukum Allah
Kej 18:20 Im...
- Dosa
- Natur Dosa
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Gereja
- Gereja Saling Mendoakan
- Rom 15:30-32 Efe 1:16-19 Efe 3:14-21 Fili 1:3-6,9-11 Kol 1:9-12 Kol 4:12 2Te 1:11-12 1Ti 2:1,8 Ibr 13:18-19 Yak 5:13-18
- Penatua Melayani Jemaat yang Sakit
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yakobus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-su...
Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan
- (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
- (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
- (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
Tujuan
Yakobus menulis
- (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
- (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
- (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Survai
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
- (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
- (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
- (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
- (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
- (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
- (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
- (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
- (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
Full Life: Yakobus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yak 1:1)
I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18)
A. Menerimanya Se...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yak 1:1) - I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18) - A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
(Yak 1:2-4) - B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
(Yak 1:5-8) - C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
(Yak 1:9-12) - D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
(Yak 1:13-18) - II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
(Yak 1:19-27) - III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
(Yak 2:1-13) - IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya
(Yak 2:14-26) - V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
(Yak 3:1-5:6) - A. Lidah yang Sukar Dikendalikan
(Yak 3:1-12) - B. Hikmat yang Tidak Rohani
(Yak 3:13-18) - C. Kelakuan Berdosa
(Yak 4:1-10) - D. Memfitnah Saudara Seiman
(Yak 4:11-12) - E. Hidup dengan Congkak
(Yak 4:13-17) - F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
(Yak 5:1-6) - VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen
(Yak 5:7-20) - A. Kesabaran dan Ketekunan
(Yak 5:7-11) - B. Kejujuran yang Polos
(Yak 5:12) - C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
(Yak 5:13-18) - D. Memulihkan yang Terhilang
(Yak 5:19-20)
Matthew Henry: Yakobus (Pendahuluan Kitab)
Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antar...
- Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antara orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, seperti yang tersirat di sini. Tetapi dia adalah Yakobus lain, anak Alfeus, yang merupakan saudara sepupu Kristus, dan salah seorang dari kedua belas rasul (Mat. 10:3). Ia disebut sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9), dan surat ini adalah tulisannya tidak dapat dibantah, tanpa melonggarkan satu batu dasar dalam bangunan jemaat. Surat ini disebut sebagai surat umum, karena (seperti menurut sebagian orang) tidak ditujukan kepada seseorang atau jemaat tertentu, tetapi merupakan semacam surat yang kita sebut sebagai surat edaran. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa surat itu disebut umum, atau am, untuk membedakannya dari surat-surat Ignatius, Barnabas, Polikarpus dan lain-lain yang dikenal orang pada zaman mula-mula, tetapi yang pada umumnya tidak diterima di dalam jemaat. Karena alasan itu, surat-surat tersebut tidak termasuk kanon Kitab Suci, seperti surat ini. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga – pen.) mengatakan bahwa surat ini “pada umumnya dibacakan di dalam jemaat-jemaat bersama surat-surat am yang lain” (Eccles. hlm. 53. Ed. Val. 1678). Yakobus, penulis kita, disebut orang benar, karena kesalehannya yang tinggi. Ia merupakan contoh terkemuka dari karunia-karunia yang ditekankannya kepada orang lain. Ia begitu sangat disegani karena keadilannya, kebersahajaannya, dan pengabdiannya sehingga Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mencatat sebagai salah satu penyebab kehancuran Yerusalem “bahwa Rasul Yakobus menjadi martir di sana.” Hal ini disebutkan dengan harapan bahwa kita akan memberikan perhatian lebih besar pada apa yang ditulis oleh orang yang begitu suci dan luhur ini. Waktu penulisan surat ini tidaklah pasti. Maksud dan tujuannya adalah untuk menegur orang-orang Kristen atas kemerosotan mereka yang besar baik dalam iman maupun perilaku, dan untuk mencegah penyebaran ajaran-ajaran yang menolak agama, yang mengancam kehancuran segala tindakan kesalehan. Juga menjadi niat khusus dari penulis surat ini untuk menggugah bangsa Yahudi supaya sadar akan kedahsyatan dan sudah mendekatnya penghakiman-penghakiman yang akan menimpa mereka. Serta untuk mendukung semua orang Kristen yang sungguh-sungguh di jalan kewajiban mereka, di bawah segala malapetaka dan penganiayaan yang mungkin akan mereka jumpai. Kebenaran-Kebenaran yang dipaparkan di sini sangatlah penting, dan perlu dijaga. Dan pedoman-pedoman untuk bertindak, seperti yang dinyatakan di sini, adalah sedemikian rupa sehingga harus dijalankan di zaman kita seperti juga di zaman-zaman sebelumnya.
Galilah: Yakobus (Garis Besar)
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Gree...
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997.
Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960)
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Moo, D. J. The letter of James. Pillar Commentary Series. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000.
Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Osborne, Grant. James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
Richardson, Jr. Kurt A. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997.
Robertson. A. T. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930.
Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983.
Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965.
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, AMG, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.301 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tens
Tens menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aoris = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan kasus (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tens, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aoris Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aoris Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aoris Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 1. Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960), Hal. 395–397.
2 Grant Osborne, James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. Hal. 2387.
3 Aoris Imperatif.
4 Lihat contoh di Yak 2:1-7.
5 Contoh di 4:4, yang diterjemahkan “hai orang-orang yang tidak setia” oleh TB, secara literal berbunyi “Pezina!”
6 Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997. Hal 79.
7 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000, Jil 4, Hal. 406.
8 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 188.
9 Aoris Medium Imperatif
10 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat penelitian di 1:2.
11 Kurt A. Richardson, Jr. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997. Hal. 58.
12 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 309.
13 Present Aktif Partisip.
14 Present Medium Indikatif.
15 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 392.
16 Present Aktif Imperatif.
17 Present Aktif Subjunktif.
18 Loh dan Hatton, Hal. 14.
19 Present Pasif Indikatif.
20 Loh dan Hatton, Hal. 15.
21 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 352.
22 Present Aktif Imperatif.
23 Present Aktif Partisip.
24 Ibid, Hal. 282.
25 Present Aktif Partisip.
26 Future Pasif Indikatif.
27 Present Aktif Imperative.
28 Present Medium Partisip.
29 Perfek Aktif Indikatif.
30 Moo, D. J. The letter of James. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000. (Pillar) Hal. 62.
31 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 279.
32 Present Medium Imperatif.
33 Osborne, Hal. 2391.
34 Richardson, Hal. 68-69.
35 Robertson, penjelasan di 1:6.
36 Loh dan Hatton, Hal. 19-20.
37 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 374.
38 Present Medium Imperatif.
39 Richardson, Hal. 73.
40 Future Medium Indikatif.
41 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 323.
42 Ibid. Hal. 253.
43 Ibid. Hal. 252.
44 Present Aktif Indikatif.
45 Ibid, Hal. 119.
46 Ibid, Hal. 356.
47 John MacArthur, The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997. Hal. 1927.
48 Present Aktif Partisip.
49 Present Aktif Imperatif.
50 Present Aktif Indikatif.
51 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 164.
52 Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983. Hal. 46.
53 Present Pasif Indikatif.
54 Robertson. Lihat penelitian di 1:14.
55 Richardson, Hal. 83.
56 Present Pasif Imperatif.
57 MacArthur, Hal. 1927.
58 Present Aktif Indikatif
59 Present Aktif Partisip.
60 Loh dan Hatton. Hal. 36.
61 Osborne, Hal. 2392.
62 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 93.
63 Aoris Pasif Partisip.
64 Ibid, Hal. 68.
65 Kasus Datif sering menyangkut obyek tidak langsung dan penggunaan di ayat 18 disebut sebagai instrumental, yaitu menyangkut sarana. Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965. Hal. 46.
66 Lihat Moo, di tafsiran Pillar, Davids, di tafsiran NIGT dan Richardson di tafsiran NAC. Ketiga tafsiran ini sangat berbobot.
67 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 277.
68 Perfek Aktif Imperatif.
69 Present Aktif Imperatif.
70 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
71 Present Medium Indikatif.
72 Moo (Pillar), Hal. 83-84.
73 Aoris Medium Partisip. Attendant Circumstance Participle.
74 Suara Medium.
75 Aoris Medium Imperatif.
76 THEOLOGICAL DICTIONARY OF THE NEW TESTAMENTedited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich translated by Geoffrey W. Bromiley.William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids. Lihat kata prautes
77 Present Pasif Partisip.
78 Present Medium Imperatif.
79 Present Medium Partisip.
80 Present Aktif Indikatif.
81 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 220.
82 Aoris Aktif Indikatif.
83 Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982. Hal. 98.
84 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 283.
85 Imperfek Aktif Indikatif.
86 Aoris Medium Partisip.
87 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 199.
88 Present Aktif Partisip.
89 Present Aktif Partisip.
90 Ibid. Hal. 254.
91 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 166.
92 Present Aktif Infinitif.
93 Present Aktif Imperatif.
94 Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985. Jil. 16, Hal. 91.
95 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:2.
96 Present Aktif Indikatif.
97 Richardson, Hal. 109.
98 Aoris Aktif Subjunktif.
99 Moo (Pillar), Hal. 103.
100 Loh dan Hatton, Hal. 61.
101 Ibid, Hal. 61-62.
102 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 343.
103 Ibid, Hal. 162.
104 Loh dan Hatton, Hal. 63.
105 Berdiribersifat Aoris Aktif Imperatif. Tegas!
106 Moo (Pillar), Hal. 103.
107 Davids, Hal. 110.
108 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 110.
109 Aoris Aktif Imperatif.
110 Aoris Medium Indikatif.
111 Aoris Medium Indikatif.
112 Present Aktif Partisip.
113 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 217.
114 Present Aktif Indikatif.
115 Present Aktif Indikatif.
116 Present Aktif Indikatif.
117 Loh dan Hatton. Hal. 71
118 Aoris Pasif Partisip.
119 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 377.
120 Present Aktif Indikatif.
121 Richardson, Hal. 119-120.
122 Present Aktif Indikatif.
123 Present Aktif Indikatif.
124 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
125 Present Medium Indikatif.
126 Ibid, Hal. 142.
127 Present Pasif Partisip.
128 Aoris Aktif Subjunktif.
129 Ibid, Hal. 379.
130 Ibid, Hal. 338.
131 Perfek Aktif Indikatif.
132 Lihat penjelasan di Apendiks
133 Perfek Aktif Indikatif.
134 Present Aktif Imperatif.
135 Present Aktif Partisip.
136 Ditolak (TB), sebenarnya berarti diskualifikasidan menyangkut pelayanan, jadi dia tidak takut masuk neraka, melainkan takut didapati tidak melayani sesuai persyaratan, sehingga dia kehilangan upah.
137 Richardson, Hal. 125.
138 Aoris Aktif Partisip.
139 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 218.
140 Present Medium Indikatif.
141 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 289.
142 Present Aktif Subjunktif.
143 Present Aktif Subjunktif.
144 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:14.
145 Present Aktif Subjunktif.
146 Present Medium Imperatif.
147 Present Aktif Subjunktif.
148 Present Aktif Indikatif.
149 Future Aktif Indikatif.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Aoris Aktif Imperatif.
152 Future Aktif Indikatif.
153 Moo (Pillar), Hal. 130.
154 Present Aktif Indikatif.
155 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 228.
156 Present Aktif Indikatif.
157 Osborne, Hal. 2394.
158 Present Aktif Indikatif.
159 Imperfek Aktif Indikatif.
160 Ibid, Hal. 2394-2395.
161 Present Aktif Indikatif.
162 Richardson, Hal. 143.
163 Present Medium Imperatif.
164 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
165 Davids, Hal. 136.
166 Perfek Aktif Partisip.
167 Future Medium Indikatif.
168 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 255-256.
169 Present Aktif Indikatif.
170 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 260.
171 Tasker, Hal. 74-75.
172 Richardson, Hal. 153.
173 Present Aktif Partisip.
174 Present Aktif Partisip.
175 Ibid, Hal 153.
176 Present Pasif Partisip.
177 Moo (Pillar), Hal. 160.
178 Present Aktif Indikatif.
179 Robertson. Penjelasan di 3:11.
180 Robertson, Lihat 3:13.
181 Terjemahan-terjemahan tidak menggunakan istilah yang persis sama, tetapi di LXX memang kata-kata ini yang dipakai.
182 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 353.
183 Ibid, Hal. 167.
184 Aoris Aktif Imperatif.
185 Ibid, Hal. 105.
186 Loh dan Hatton, Hal. 121.
187 Moo, Hal. 170.
188 Present Aktif Indikatif.
189 Davids, Hal. 151.
190 Present Medium Imperatif.
191 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 218.
192 Ibid, Hal. 414.
193 Ibid, Hal. 40.
194 Loh dan Hatton, Hal. 126.
195 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 33.
196 Kittel, Hal. 243.
197 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 180.
198 Ibid, Hal. 215-216.
199 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 321.
200 MacArthur, Hal. 1932.
201 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 189.
202 Present Medium Partisip.
203 Ibid, Hal. 257.
204 Present Aktif Indikatif.
205 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 185.
206 Present Aktif Indikatif.
207 Richardson, Hal. 178.
208 Perfek Aktif Indikatif.
209 Moo (Pillar), Hal. 187.
210 Present Aktif Indikatif.
211 Present Pasif Indikatif.
212 Present Aktif Indikatif.
213 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 166.
214 Moo (Pillar), Hal. 190.
215 Present Aktif Indikatif.
216 Present Medium Indikatif.
217 Kata eleeo yang biasanya diterjemahkan rahmat/belas kasihan. Kharis menyangkut pemberian/anugerah/kasih karunia.
218 Lihat penjelasan di Apendiks
219 Aoris Pasif Imperatif.
220 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 56.
221 Aoris Aktif Imperatif.
222 Ibid, Hal. 398.
223 Future Medium Indikatif.
224 Aoris Aktif Imperatif.
225 Moo, Hal. 193.
226 Tasker, Hal. 93-94
227 Future Aktif Indikatif.
228 Richardson, Hal. 186.
229 Aoris Aktif Imperatif.
230 Aoris Pasif Imperatif.
231 Aoris Pasif Imperatif.
232 Future Aktif Indikatif.
233 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 219.
234 Ibid, Hal. 273.
235 Present Pasif Partisip.
236 Tasker, Hal. 101.
237 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 33-34.
238 Present Aktif Partisip.
239 Lihat penjelasan di Apendiks
240 Present Medium Indikatif.
241 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 42.
242 Present Aktif Indikatif.
243 Perfek Aktif Partisip.
244 Present Aktif Partisip.
245 Aoris Aktif Indikatif.
246 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 280.
247 Present Aktif Partisip.
248 Present Medium Partisip.
249 Loh dan Hatton, Hal. 166-167.
250 Lihat penjelasan di Apendiks
251 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 205.
252 Spiros Zodhiates, Th.D. The CompleteWord StudyDictionaryNew Testament, AMG, 1993. Lihat kata Idou.
253 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 71.
254 Lihat penjelasan di Apendiks
255 Perfek Aktif Indikatif.
256 Richardson, Hal. 211.
257 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 353.
258 Richardson, Hal. 212-213.
259 Robertson. Penjelasan di 5:6.
260 Present Medium Indikatif.
261 Aoris Aktif Imperatif.
262 Richardson, Hal. 218.
263 Present Medium Indikatif.
264 Present Aktif Partisip.
265 Robertson. Lihat penjelasan di 5:7.
266 Aoris Aktif Imperatif.
267 Perfek Aktif Indikatif.
268 Present Aktif Imperatif.
269 Perfek Aktif Indikatif.
270 Aoris Aktif Imperatif.
271 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 213.
272 Ibid, Hal. 252.
273 Ibid, Hal. 322.
274 Aliran pembahasan terdapat di: Anthony Bird, Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009. Hal 200.
275 Bird, Hal 202. Lihat juga Robertson, penjelasan di 5:12.
276 Present Aktif Imperatif.
277 Present Aktif Imperatif.
278 Present Aktif Indikatif.
279 Present Medium Imperatif.
280 Present Aktif Imperatif.
281 Osbourne, Hal. 2399.
282 Aoris Medium Imperatif.
283 Aoris Medium Imperatif.
284 Aoris Aktif Partisip.
285 Future Aktif Indikatif.
286 Future Aktif Indikatif.
287 Present Aktif Subjunktif.
288 Perfek Aktif Partisip.
289 Future Pasif Indikatif.
290 Present Medium Imperatif.
291 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 182.
292 Present Medium Imperatif.
293 Ibid, Hal. 201.
294 Aoris Pasif Subjunktif.
295 Present Medium Partisip.
296 Aoris Pasif Subjunktif.
297 Present Aktif Imperatif.
298 MacArthur, Hal. 1935.
299 Lihat penjelasan di Apendiks
300 Richardson, Hal. 198.
301 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.