Teks -- Roma 5:12 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Rm 5:12
Full Life: Rm 5:12 - DOSA TELAH MASUK KE DALAM DUNIA OLEH SATU ORANG.
Nas : Rom 5:12
Dalam kejatuhan Adam, dosa sebagai prinsip atau kuasa yang aktif
memasuki umat manusia (ayat Rom 5:17,19; Kej 3:1-24; 1Kor 15:21-22)...
Nas : Rom 5:12
Dalam kejatuhan Adam, dosa sebagai prinsip atau kuasa yang aktif memasuki umat manusia (ayat Rom 5:17,19; Kej 3:1-24; 1Kor 15:21-22).
- 1) Dua akibat terjadi:
- (a) Dosa dan kecemaran memasuki hati dan kehidupan Adam.
- (b) Adam meneruskan dosa ke dalam arus kehidupan umat manusia, sampai merusak semua orang sesudah itu. Kini semua orang lahir di dunia dengan kecenderungan untuk berbuat dosa dan kejahatan (ayat Rom 5:19; 1:21; 7:24; Kej 6:5,12; 8:21; Mazm 14:1-3; Yer 17:9; Mr 7:21-22; 1Kor 2:14; Gal 5:19-21; Ef 2:1-3; Kol 1:21; 1Yoh 5:19).
- 2) Paulus tidak menjelaskan bagaimana dosa Adam disalurkan kepada
keturunannya. Paulus juga tidak mengatakan bahwa semua orang ada dalam
Adam dan ikut serta dalam dosanya dan karena itu mewarisi kesalahan
Adam. Tidak pernah Paulus mengatakan bahwa Adam merupakan kepala federal
keturunannya sehingga dosanya diperhitungkan kepada mereka. Semua orang
bersalah di hadapan Allah karena dosa pribadi mereka, "karena semua
orang telah berbuat dosa". Satu-satunya ajaran yang disokong Alkitab
ialah bahwa semua orang mewarisi kerusakan moral serta dorongan untuk
berbuat dosa dan kejahatan
(lihat cat. --> Rom 6:1).
[atau ref. Rom 6:1]
- 3) Kematian memasuki dunia melalui dosa dan sekarang semua orang takluk
kepada maut, "karena semua orang telah berbuat dosa" (ayat
Rom 5:12,14; bd. Rom 3:23; Kej 2:17; 3:19;
lihat art. KEMATIAN).
Jerusalem: Rm 5:1--11:36 - -- Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk...
Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk Rom 1-4, mendapat dalam kasih Allah dan karunia Roh Kudus suatu jaminan keselamatan. Pokok ini diuraikan dalam Rom 5:1-11 dan diuraikan kembali dalam bab 8, sedangkan dalam Rom 5:12-7:25 diperlawankan dengan kebalikannya (dosa, maut, hukum Taurat).
Jerusalem: Rm 5:12-20 - -- Dosa bercokol di dalam manusia, Rom 7:14-24: nah, maut yang merupakan hukuman dosa, sudah masuk ke dalam dunia ini dikarenakan kesalahan Adam, Wis 2:2...
Dosa bercokol di dalam manusia, Rom 7:14-24: nah, maut yang merupakan hukuman dosa, sudah masuk ke dalam dunia ini dikarenakan kesalahan Adam, Wis 2:24: maka Paulus menyimpulkan bahwa dosa sendiri memasuki bangsa manusia melalui kesalahan semula itu; ini tidak lain dari ajaran mengenai dosa asal. Sang Rasul di sini menaruh perhatian padanya oleh karena memberi kesempatan baik untuk memperlihatkan kesejalanan (paralel) antara tindakan sial Adam pertama dan pemulihan melimpah yang dikerjakan "Adam yang akhir", Rom 5:15-19; 1Ko 15:21 dst, 1Ko 15:25. Justru sebagai Kepala Keturunan Adam yang baru, sebagai Gambar yang di dalamnya Allah memulihkan ciptaanNya, Rom 8:29+; 2Ko 5:17+, maka Kristus menyelamatkan bangsa manusia.
Jerusalem: Rm 5:12 - juga maut Dosa memisahkan manusia dari Allah. Perpisahan itulah "maut", kematian rohani dan "abadi", yang dilambangkan oleh kematian badaniah, bdk Wis 1:13; 2:2...
Dosa memisahkan manusia dari Allah. Perpisahan itulah "maut", kematian rohani dan "abadi", yang dilambangkan oleh kematian badaniah, bdk Wis 1:13; 2:24; Ibr 6:1+
Jerusalem: Rm 5:12 - karena semua orang telah berbuat dosa Maksud ungkapan itu diperdebatkan. Halnya bersangkutan dengan ungkapan Yunani tertentu (eph 'hooi) yang di sini diterjemahkan dengan "karena". Teks Yu...
Maksud ungkapan itu diperdebatkan. Halnya bersangkutan dengan ungkapan Yunani tertentu (eph 'hooi) yang di sini diterjemahkan dengan "karena". Teks Yunani dapat diartikan sbb: semua berdosa karena mengambil bagian dalam Adam; atau: semua secara pribadi berdosa; bdk Rom 3:23. Dalam pengertian ini ungkapan Yunani tsb, dengan tepat diterjemahkan dengan "karena". Oleh karena semua benar-benar berdosa, maka terpenuhilah pra-syarat, sehingga maut dapat merangkul semua manusia. Dan memanglah (sehubungan dengan orang dewasa, satu-satunya yang diperhatikan Paulus) kekuasaan dosa yang memasuki dunia melalui dosa Adam menghasilkan akibatnya ialah kematian abadi, melalui dosa-dosa pribadi, yang seolah-olah menyetujui dan mendukung kedurhakaan Adam. Dapat juga diterjemahkan: Dan itulah sebabnya maka...
Ende: Rm 5:12 - Dosa masuk jaitu dosa dalam arti keadaan dosa berwudjud permusuhan dengan
Allah. Tentang makna istilah "dosa" batja Kata Pendahuluan II, fasal 2 halaman
535 (tje...
jaitu dosa dalam arti keadaan dosa berwudjud permusuhan dengan Allah. Tentang makna istilah "dosa" batja Kata Pendahuluan II, fasal 2 halaman 535 (tjetakan V 1968).
Tentang hubungan dosa dengan maut, baik batjalah lagi 1Ko 15:21-22. Bahwa "mati" itu adalah hukuman atas pelanggaran Adam sendiri, dinjatakan dalam I Mos. Kej 12:17; 3:3; 3:19. Dan kepertjajaan, bahwa kenjataan semua manusia mati adalah akibat pelanggaran Adam pula, sudah umum diantara orang Israel. Bdl. Wis 2:2:23-24; Pengk 2:24; Ayu 14:4 dan Maz 50:7.
Ende: Rm 5:12 - Semua manusia telah berbuat dosa jaitu dalam Adam. Adam sebagai bapa asal
mewakili seluruh bangsa manusia dan bertanggung djawab atas nasib mereka.
Sebagai akibat dosa Adam. anugerah ...
jaitu dalam Adam. Adam sebagai bapa asal mewakili seluruh bangsa manusia dan bertanggung djawab atas nasib mereka. Sebagai akibat dosa Adam. anugerah Allah, hidup abadi itu hilang bagi segala turunannja djuga.
Kalimat 12 ini tidak lengkap bentuknja. Djalan pikiran untuk sementara terputus, dan dilandjutkan dalam Rom 5:14. Paulus hendak menerangkan dahulu bahwa kuasa maut sungguh-sungguh akibat pelanggaran Adam.
Ref. Silang FULL -> Rm 5:12
Ref. Silang FULL: Rm 5:12 - satu orang // oleh dosa // berbuat dosa · satu orang: Rom 5:15,16,17; Kej 3:1-7; 1Kor 15:21,22
· oleh dosa: Rom 5:14,18; Kej 2:17; 3:19; Rom 6:23; Rom 6:23
· berbuat dos...
· satu orang: Rom 5:15,16,17; Kej 3:1-7; 1Kor 15:21,22
· oleh dosa: Rom 5:14,18; Kej 2:17; 3:19; Rom 6:23; [Lihat FULL. Rom 6:23]
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 5:12 - -- 5:12 Maka, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, sehingga maut telah menjalar kepada semua or...
5:12 Maka, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, sehingga maut telah menjalar kepada semua orang, dan dalam keadaan283 ini semua berdosa--
Kesejajaran yang dimulai dengan istilah sama seperti dalam ayat ini baru diselesaikan dalam pasal 5:18 di mana ayat ini diulangi secara singkat dan diselesaikan.284 Pasal 5:13-17 merupakan suatu penyisipan. Yang perlu diamati dalam ayat ini adalah kontras antara satu orang dan semua.. Istilah semua dipakai dua kali, dan istilah menjalar juga menggaris bawahi hal yang sama. Dalam alinea ini Paulus menceriterakan keadaan seluruh aiwn/aion lama dan seluruh aiwn/aion baru, tanpa terkecuali.
Hagelberg: Rm 5:12 - -- 5:12 Maka, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, sehingga maut telah menjalar kepada semua or...
5:12 Maka, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, sehingga maut telah menjalar kepada semua orang, dan dalam keadaan283 ini semua berdosa--
Kesejajaran yang dimulai dengan istilah sama seperti dalam ayat ini baru diselesaikan dalam pasal 5:18 di mana ayat ini diulangi secara singkat dan diselesaikan.284 Pasal 5:13-17 merupakan suatu penyisipan. Yang perlu diamati dalam ayat ini adalah kontras antara satu orang dan semua.. Istilah semua dipakai dua kali, dan istilah menjalar juga menggaris bawahi hal yang sama. Dalam alinea ini Paulus menceriterakan keadaan seluruh aiwn/aion lama dan seluruh aiwn/aion baru, tanpa terkecuali.
Hagelberg: Rm 5:1--8:39 - -- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
Dari 3:21 sampai 4:25 Paulus bersikap tegas untuk membuktikan bahwa pembenaran hanya dapat dipe...
B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
Dari 3:21 sampai 4:25 Paulus bersikap tegas untuk membuktikan bahwa pembenaran hanya dapat diperoleh melalaui iman, tetapi dalam bagian ini dia bersemangat untuk menjelaskan hasil dari pembenaran karena iman.
Hasil pembenaran tersebut dapat dibagi empat, menurut Nygren.248 Dalam pasal 5 dijelaskan bahwa orang yang dibenarkan hidup bebas dari murka, dalam pasal 6 dia hidup bebas dari kuasa dosa, dalam pasal 7 bebas dari kuasa hukum Taurat, dan dalam pasal 8 bebas dari kuasa maut.
Kesatuan pasal 5-8 didukung dengan pengulangan satu anak kalimat dalam 5:1 dan ayat terakhir dalam pasal 5, pasal 6, pasal 7, dan pasal 8. Anak kalimat yang diulangi adalah "melalui (atau dalam) Tuhan kita Yesus Kristus." Urutan kata dalam anak kalimat ini tidak kaku, tidak persis sama, tetapi pengulangan kata-kata khidmat ini mengikat keempat pasal menjadi satu bagian, dan juga menyatakan bahwa setiap keempat pasal memiliki kesatuan sendiri.249
Pada tempat ini Paulus beralih dari hal pembenaran pada hal pendewasaan orang percaya. Tuhan Allah telah memperoleh pembenaran bagi kita, dengan satu persyaratan saja, yaitu iman. Lalu berdasarkan kebenaran itu kehidupan kita harus berubah. Kita harus, misalnya, "bermegah dalam harapan pada kemuliaan Allah." Tetapi sebaiknya maksud dari istilah "harus" ini dijelaskan lebih lanjut, karena ada penafsir yang berkata, "Ya, harus, dan kalau tidak, maka pembenaran orang hilang!" Ada juga teolog yang berkata, "Pembenaran itu tidak hilang, tetapi kalau kehidupan orang tidak berubah, maka kita tahu bahwa sebenarnya dia tidak pernah percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat." Tetapi itu bukan yang diuraikan oleh Rasul Paulus. Memang di balik istilah "harus" ada sanksi. "Kamu harus melakukan ini dan itu, atau aku akan...." Pasti ada sanksi terhadap ketidaktaatan, tetapi Paulus tidak memakai hukuman kekal sebagai sanksi kepada orang percaya.
Sebenarnya Paulus tidak suka memakai istilah "harus". Kalau kita mengamati pasal-pasal ini kita melihat bahwa dia hanya berkata "kita bermegah dalam harapan pada kemuliaan Allah." Inilah pola Rasul Paulus dalam Surat Roma. Dia mengemukakan apa yang wajar bagi kita dengan berkata, "Ya, inilah yang kita lakukan." Kalimat Paulus dibentuk seolah-olah kita semua melakukan apa yang wajar bagi orang percaya, walaupun dia mengerti bahwa kita sering berdosa, dan tidak melakukan apa yang pantas bagi orang percaya. Paulus tidak mau mengemukakan apa yang sudah terlalu nyata, yaitu bahwa memang orang yang sudah dibenarkan dapat berdosa. Mungkin dia tidak mau mengemukakan hal ini karena tidak ada gunanya. Kita sudah tahu bahwa kita dapat berdosa, dan kalau disebut dalam surat ini, maka orang akan berkata, "Ya, lihat, boleh saja kita berdosa! Paulus memperbolehkan dosa!"
Roma 5-8 menjelaskan bagaimana "melalui Tuhan kita Yesus Kristus" kita dapat hidup bebas dari kuasa-kuasa aiwn/aion lama, sehingga kita bertumbuh secara rohani dan mengenal Yesus Kristus.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 5:6-21
Matthew Henry: Rm 5:6-21 - Adam yang Pertama dan Kedua; Pengaruh Kasih Karunia Adam yang Pertama dan Kedua; Pengaruh Kasih Karunia (Roma 5:6-21)
Di sini Rasul Paulus ingin menggambarkan sumber dan dasar pembenaran, yaitu di d...
Adam yang Pertama dan Kedua; Pengaruh Kasih Karunia (Roma 5:6-21)
- Di sini Rasul Paulus ingin menggambarkan sumber dan dasar pembenaran, yaitu di dalam kematian Tuhan Yesus. Aliran sungai itu sungguh sangat indah, tetapi jika Anda menyusurinya sampai ke mata airnya yang ada di hulu, Anda akan menemukan bahwa sumbernya adalah kematian Kristus bagi kita. Di dalam aliran darah yang mulia dari Kristus-lah semua hak istimewa itu mengalir kepada kita. Itulah sebabnya Paulus menguraikan panjang lebar perihal kasih Allah yang dicurahkan ini. Ada tiga hal yang diperhatikan oleh Rasul Paulus untuk menjelaskan dan menggambarkan ajaran ini:
- 1. Orang-orang yang bagi mereka Dia telah mati (ay. 6-8).
- 2. Buah-buah kematian-Nya yang sangat berharga (ay. 9-11).
- 3. Perbandingan yang dibuat Paulus antara mengalirnya dosa dan maut oleh Adam yang pertama dengan mengalirnya kebenaran dan hidup oleh Adam yang kedua (ay. 12 sampai terakhir).
- I. Watak dan sifat yang ada pada diri kita ketika Kristus mati untuk kita.
- 1. Kita masih lemah (ay. 6), dalam keadaan yang menyedihkan. Dan yang lebih buruk lagi, kita sama sekali tidak dapat menolong diri kita sendiri keluar dari keadaan ini. Kita terhilang, dan tidak ada jalan yang tampak terbuka bagi pemulihan kita. Keadaan kita sangat menyedihkan, dan tiada harapan. Itulah sebabnya dikatakan di sini bahwa keselamatan kita datang pada waktu yang telah ditentukan. Waktu yang ditetapkan Allah untuk menolong dan menyelamatkan adalah ketika orang-orang yang akan diselamatkan ada dalam keadaan lemah, supaya kuasa dan kasih karunia Allah dapat lebih me limpah (Ul. 32:36). Itulah cara pertolongan Allah saat jalan sudah buntu.
- 2. Kristus telah mati untuk orang-orang durhaka. Tidak saja untuk makhluk-makhluk yang tidak berdaya, dan oleh sebab itu akan binasa, tetapi juga untuk makhluk-makhluk yang bersalah dan penuh dosa, dan karena itu pantas untuk binasa. Tidak saja untuk orang yang jahat dan tidak berguna, tetapi juga untuk orang-orang keji dan menjijikkan, yang tidak pantas untuk menerima perkenan Allah yang kudus. Karena menjadi orang-orang yang durhaka, mereka memerlukan satu orang untuk mati bagi mereka, untuk menebus kesalahan mereka dan membenarkan mereka. Inilah yang digambarkan oleh Rasul Paulus (ay. 7-8) sebagai contoh kasih yang tidak seimbang. Di dalam hal ini pikiran dan jalan Allah berada di atas pemikiran dan jalan kita. Bandingkanlah dengan Yohanes 15:13-14, Tidak ada kasih yang lebih besar.
- (1) Tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar, artinya, orang yang tidak bersalah, orang yang dihukum secara tidak adil. Banyak orang akan mengasihani orang seperti itu, tetapi hanya sedikit yang mau menghargai hidupnya sampai mau membahayakan, apalagi sampai mengorbankan hidup mereka sendiri ganti orang yang benar itu.
- (2) Tetapi mungkin ada orang yang berani mati untuk orang yang baik, yaitu orang yang berguna, yang lebih dari pada orang yang benar. Banyak orang yang berbuat baik bagi dirinya sendiri, namun kurang berbuat baik kepada orang-orang lain. Tetapi, orang-orang yang berguna umumnya membuat diri mereka dikasihi oleh orang banyak, dan akan ada di antara mereka yang jika perlu membahayakan diri sendiri untuk menjadi antipsychoi, mau memberikan hidup ganti hidup, mau menjadi penanggung mereka, badan ganti badan. Dalam hal ini Paulus adalah seorang yang sangat baik, seorang yang sangat berguna, dan ia telah bertemu dengan orang-orang yang mau mempertaruhkan nyawa mereka untuk nyawanya (16:4). Sekarang amatilah bagaimana Paulus menjelaskan hal ini: mungkin ada orang yang akan berbuat seperti itu, dan jika ia melakukannnya, itu adalah suatu tindakan yang berani, harus ada jiwa yang berani mempertaruhkan diri. Walaupun demikian, itu pun hanyalah sesuatu yang sifatnya belum tentu.
- (3) Tetapi Kristus telah mati untuk orang-orang berdosa (ay. 8), yang bukan orang benar dan juga bukan orang baik. Orang-orang seperti itu tidak saja tidak berguna, tetapi juga keji dan menjijikkan. Seandainya mereka binasa tidak ada yang merasa rugi, bahkan kehancuran mereka akan membawa kemuliaan besar bagi keadilan Allah, karena mereka menjadi pelanggar hukum dan penjahat yang pantas untuk dihukum mati. Beberapa orang berpendapat bahwa Paulus menyinggung pembedaan umum yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap umat mereka. Mereka dibedakan sebagai orang-orang ndyqym – benar, hsdym – berbelas kasihan (bdk. Yes. 57:1), dan rssym – jahat. Nah, Allah menunjukkan kasih-Nya, tidak saja membuktikan atau memberikan bukti (Ia sudah melakukannya pada tingkat yang lebih sederhana), tetapi sekarang Ia mengagungkannya dan membuatnya menjadi gemilang. Keadaan ini benar-benar mengagungkan dan meninggikan kasih-Nya. Tidak saja menjadi tak terbantahkan, tetapi membuatnya menjadi sumber keajaiban dan kekaguman: “Sekarang segala ciptaan-Ku akan melihat bahwa Aku mengasihi mereka, Aku akan memberikan sebuah contoh yang tidak ada bandingannya.” Menunjukkan kasih-Nya, seperti para pedagang yang memuji-muji barang dagangan mereka ketika melihat para pembeli mulai mengelak untuk membeli. Menunjukkan kasih-Nya ini adalah untuk mencurahkan kasih-Nya di dalam hati kita oleh Roh Kudus. Ia menunjukkan kasih-Nya dengan cara yang penuh rasa sayang, sepenuh hati dan perhatian tak terbayangkan. Ketika kita masih berdosa, menyiratkan bahwa kita tidak akan selalu ada dalam keadaan berdosa, melainkan ada perubahan yang akan dikerjakan. Sebab Ia mati untuk menyelamatkan kita, bukan di dalam dosa-dosa kita, melainkan dari dosa-dosa kita. Ketika Ia mati untuk kita, kita masih orang berdosa.
- (4) Bahkan, terlebih lagi, Ia mati ketika kita masih seteru (ay. 10), dan bukan saja sebagai penjahat, tetapi juga pengkhianat dan pemberontak, yang mengangkat senjata melawan sang penguasa. Juga, penjahat yang paling jahat, dan yang paling menjijikkan dari semua penjahat. Pikiran duniawi bukan saja merupakan seteru Allah, tetapi juga musuh bagi dirinya sendiri (8:7; Kol. 1:21). Permusuhan ini merupakan permusuhan timbal balik, Allah merasa muak terhadap orang berdosa, dan sebaliknya orang berdosa juga merasa muak terhadap Allah (Za. 11:8). Bahwa Kristus harus mati untuk orang-orang seperti ini sungguh merupakan suatu misteri, suatu hal yang bertentangan dengan pikiran manusia, suatu contoh kasih yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga menjadi kewajiban kita untuk mengagumi dan terkesima dengan perbuatan kasih ini sampai selama-lamanya. Ini sungguh merupakan suatu pembuktian kasih. Pantaslah jika Ia yang begitu mengasihi kita menjadikannya sebagai salah satu hukum kerajaan-Nya supaya kita mengasihi musuh-musuh kita.
- II. Buah-buah kematian-Nya yang mulia.
- 1. Pembenaran dan pendamaian merupakan buah yang pertama dan utama dari kematian Kristus: Kita dibenarkan oleh darahNya (ay. 9), diperdamaikan oleh kematian-Nya (ay. 10). Dosa diampuni, orang berdosa diterima sebagai orang benar, perselisihan didamaikan, permusuhan disingkirkan, kejahatan diakhiri, dan kebenaran yang kekal dibawa masuk. Hal ini sudah dilakukan, artinya Kristus telah memenuhi semua persyaratan yang harus dilakukan oleh-Nya secara resmi, dan atas kepercayaan kita, dengan segera kita benar-benar ditempatkan pada keadaan yang dibenarkan dan diperdamaikan. Dibenarkan oleh darah-Nya. Pembenaran kita bersumber dari darah Kristus karena tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22). Darah adalah nyawa, dan darah itulah yang harus dicurahkan untuk membuat pendamaian. Di dalam semua korban pendamaian, pemercikan darah adalah hakikat dari pengorbanan. Karena darah itulah yang mengadakan pendamaian bagi nyawa (Im. 17:11).
- 2. Oleh karena itu kematian Kristus dapat menghasilkan keselamatan dari murka: Diselamatkan dari murka Allah (ay. 9), diselamatkan oleh hidup-Nya (ay. 10). Ketika hal-hal yang menghalangi keselamatan kita disingkirkan, keselamatan pun mengikuti. Bahkan alasan yang mendasari teramat kuat: Jika Allah membenarkan dan memperdamaikan kita ketika kita masih menjadi seteru, dan memberikan diri-Nya sendiri untuk menanggung semua itu, terlebih lagi pasti Ia akan menyelamatkan kita ketika kita sudah dibenarkan dan diperdamaikan. Ia yang telah mengerjakan bagian yang lebih besar dengan menjadikan kita sahabat dari seteru, lebih-lebih lagi pasti, ketika kita menjadi sahabat-Nya, akan bertindak kepada kita secara bersahabat dan bersikap baik hati kepada kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus sekali lagi dan berulang-ulang berbicara dengan menggunakan kata lebih-lebih. Ia yang telah menggali begitu dalam untuk meletakkan dasar bangunannya, tidak diragukan bahwa Ia akan membangun di atas dasar itu. Kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah, dari neraka dan hukuman. Murka Allah adalah api neraka. Murka yang akan datang, begitulah yang disebut (1Tes. 1:10). Pembenaran dan pengampunan akhir orang-orang percaya pada hari yang mulia itu, bersamaan dengan melayakkan dan mempersiapkan mereka untuk hari itu, adalah keselamatan dari murka yang dibicarakan di sini. Hal itu merupakan penyempurnaan dari pekerjaan kasih karunia. Diperdamaikan oleh kematian-Nya, diselamatkan oleh hidup-Nya. Hidup-Nya yang dibicarakan di sini tidak boleh dipahami sebagai hidup-Nya di dalam daging sebagai manusia, tetapi hidup-Nya di sorga, hidup yang terjadi setelah kematian-Nya (bdk. 14:9). Ia telah mati, namun Ia hidup (Why. 1:18). Kita diperdamaikan oleh Kristus yang direndahkan, dan diselamatkan oleh Kristus yang dimuliakan. Kristus yang mati meletakkan dasar bangunannya, dalam memenuhi tuntutan dosa, dan menyingkirkan permusuhan, dan dengan demikian membuat kita menjadi dapat diselamatkan. Demikianlah tembok pemisah diruntuhkan, pendamaian terjadi, dan hak-hak dipulihkan. Sedangkan, Yesus yang hidup itulah yang menyempurnakan pekerjaan itu: Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara (Ibr. 7:25). Kristus itulah, dalam kemuliaan-Nya, oleh firman dan Roh-Nya, yang memanggil, mengubah, dan mendamaikan kita kepada Bapa. Dialah Pembela kita di hadapan Bapa, sehingga menyelesaikan dan menyempurnakan keselamatan kita (bdk. 4:25; 8:34). Kristus yang mati merupakan Sang Pemberi warisan, yang memberikan kepada kita warisan itu. Sedangkan Kristus yang hidup adalah pelaksananya, yang membayar lunas semuanya. Nah, alasan yang mendasari sangatlah kuat. Ia yang memberikan diri-Nya sendiri untuk menanggung harga pembelian keselamatan kita, tidak akan mundur untuk melanjutkan penerapannya.
- 3. Semua ini membuat kita bermegah dalam Allah (ay. 11), hak istimewa lebih lanjut. Sekarang Allah tidak lagi menjadi kengerian bagi kita, sebab Ia telah menjadi sukacita kita dan perlindungan kita pada hari malapetaka (Yer. 17:17). Kita diperdamaikan dan diselamatkan dari murka Allah. Syukur kepada Allah, kejahatan tidak akan menjatuhkan kita. Dan bukan hanya itu saja, masih ada banyak hal lain lagi dalam aliran kemurahan-Nya yang tidak habis-habisnya. Kita tidak saja pergi ke sorga begitu saja, tetapi pergi ke sorga dengan sorak sorai. Tidak saja datang masuk ke pelabuhan, tetapi datang dengan layar yang berkembang penuh: Kita bermegah dalam Allah, tidak saja diselamatkan dari murka-Nya, tetapi menikmati penghiburan dalam kasih-Nya. Dan semua ini terjadi melalui Yesus Kristus, yang adalah Alfa dan Omega, batu dasar bangunan dan batu penjuru dari semua penghiburan dan pengharapan kita. Ia bukan saja keselamatan kita, melainkan juga kekuatan dan nyanyian kita. Dan semua ini (yang diulangi oleh Paulus sebagai dawai yang suka dipetiknya) oleh karena kebajikan dari pendamaian itu, sebab oleh Dia-lah kita orang-orang Kristen, kita orang-orang percaya, sekarang memiliki, sekarang di zaman Injil ini, atau sekarang di dalam hidup ini, menerima pendamaian, yang dahulu di bawah hukum Taurat dilambangkan oleh korban-korban persembahan. Pendamaian itu juga yang menjadi tanda jaminan akan kebahagiaan kita kelak di sorga. Orang-orang percaya yang sejati sungguh menerima pendamaian itu melalui Yesus Kristus. Menerima pendamaian itu berarti kita sungguh-sungguh telah diperdamaikan kepada Allah sebagai hasil pembenaran yang didasarkan atas penebusan yang diadakan oleh Kristus. Menerima pendamaian itu berarti,
- (1) Memberikan persetujuan kita atas pendamaian itu, dengan menyepakati dan setuju dengan cara-cara yang digunakan oleh Sang Hikmat yang tidak terhingga dalam menyelamatkan dunia yang berdosa ini melalui darah Yesus yang disalibkan. Yang artinya, kita bersedia dengan sukarela dan sukacita diselamatkan menurut jalan Injil dan sesuai dengan semua persyaratan Injil.
- (2) Menerima penghiburan dari pendamaian itu, yang merupakan sumber dan landasan kita bermegah di dalam Allah. Sekarang kita bermegah dalam Allah, dan sekarang kita benar-benar menerima pendamaian itu, kauchōmenoi – bermegah di dalamnya. Allah telah menerima pendamaian itu (Mat. 3:17; 17:5; 28:2): kalau kita mau menerimanya, maka pendamaian itu pun terjadi.
- III. Perbandingan pararel yang dibuat Rasul Paulus antara hubungan dosa dan maut oleh Adam yang pertama dan hubungan kebenaran dan kehidupan oleh Adam yang kedua (ay. 12 sampai selesai). Perbandingan ini tidak saja menggambarkan kebenaran yang sedang dibicarakan olehnya, tetapi sangat cenderung untuk memuji kasih Allah dan menghibur hati orang-orang percaya sejati. Sebab, ia menunjukkan kaitan erat antara kejatuhan kita dan pemulihan kita, yang tidak saja serupa, tetapi mengandung kuasa yang lebih besar di dalam Adam yang kedua untuk membuat kita berbahagia, dibandingkan dengan Adam pertama yang membuat kita sengsara. Nah, amatilah pembukaan bagian ini,
- 1. Sebuah kebenaran umum dijadikan dasar dari pembicaraan Rasul Paulus ini, yaitu bahwa Adam adalah gambaran dari Kristus (ay. 14): Yang adalah gambaran dari Dia yang akan datang. Itulah sebabnya Kristus disebut Adam yang akhir (1Kor. 15:45, bdk. ay. 22). Dalam hal ini Adam menjadi gambaran Kristus, yaitu bahwa ia menjadi pribadi yang mewakili umat manusia secara umum ketika diadakan perjanjian antara Allah dan dirinya, dan di dalam akibat yang terjadi dari persetujuan itu. Allah berurusan dengan Adam yang bertindak sebagai bapa umat manusia secara umum dan sebagai faktor penentu, sebagai akar dan perwakilan, dari dan untuk semua keturunannya. Sehingga apa pun yang ia lakukan di dalam kedudukannya itu, ia bertindak sebagai wakil kita. Dapat dikatakan bahwa kita telah melakukannya di dalam dia, dan apa pun yang telah dilakukan terhadap dirinya dapat dikatakan telah dilakukan terhadap kita di dalam dia. Demikianlah, Yesus Kristus, Sang Pengantara itu, bertindak sebagai pribadi yang mewakili umat manusia secara umum, Kepala dari semua yang terpilih. Kristus berurusan dengan Allah untuk mereka, sebagai Bapa mereka, menjadi faktor penentu, akar, dan perwakilan. Ia mati bagi mereka, bangkit bagi mereka, memasuki ruang mahasuci melalui tabir untuk mereka, melakukan segala sesuatu bagi mereka. Ketika Adam jatuh, kita jatuh bersama dia. Ketika Kristus berjaya, Ia berjaya untuk kita. Dengan demikian Adam adalah typos tou mellontos, gambaran Dia yang akan datang, datang untuk memperbaiki retakan yang dibuat Adam itu.
- 2. Penjelasan lebih khusus dari perbandingan itu, yang di dalamnya kita amati,
- (1) Bagaimana Adam, sebagai pribadi yang mewakili seluruh umat manusia, menurunkan dosa dan maut kepada semua keturunannya (ay. 12): Dosa telah masuk oleh satu orang. Kita melihat dunia berada di bawah banjir dosa dan maut, penuh kejahatan dan celaka. Nah, pantas bagi kita untuk menyelidiki apa yang menjadi sumber yang menimbulkan banjir itu. Anda akan menemukannya di dalam kerusakan alam pada umumnya. Dari celah mana banjir itu masuk, dan Anda akan mendapati bahwa celahnya adalah dosa pertama Adam. Oleh satu oranglah, dan dialah orang pertama itu (seandainya ada orang lain sebelum dia, mereka akan bebas), satu orang yang dari dia, seperti dari akar, kita semua berasal.
- [1] Olehnya dosa telah masuk. Ketika Allah menyatakan segala sesuatu itu sungguh amat baik (Kej. 1:31), masih belum ada dosa di dunia ini. Dosa masuk ke dalam dunia ini ketika Adam memakan buah pohon yang dilarang untuk dimakan itu. Sebelumnya dosa telah masuk ke dalam dunia para malaikat, ketika banyak dari mereka memberontak dari kesetiaan mereka dan meninggalkan batas-batas kekuasaan mereka yang pertama. Namun dosa itu belum pernah memasuki dunia manusia sampai saat Adam berbuat dosa. Dan kemudian dosa itu masuk ke dalam dunia seperti seteru, untuk membunuh dan menghancurkan, serta seperti pencuri, untuk merampok dan menjarah. Sungguh suatu kejadian yang menyedihkan. Kemudian kesalahan dosa Adam yang telah masuk itu diturunkan juga kepada keturunannya serta mengakibatkan kerusakan dan kehancuran akhlak alam secara umum. Eph’ ho – sebab itu (begitulah kita membacanya), dan bukannya di dalamnya, semua telah berbuat dosa. Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh Adam, sebab di dalam dia kita semua telah berbuat dosa. Seperti yang dikatakan di dalam 1 Korintus 15:22, di dalam Adam semua orang mati. Begitu pula di sini, di dalam dia semua orang telah berbuat dosa. Karena sesuai dengan hukum dari semua bangsa dikatakan bahwa tindakan seorang pemimpin akan diperhitungkan sebagai perbuatan orang-orang yang diwakilinya, dan apa yang dilakukan oleh tubuh secara keseluruhan akan dikatakan sebagai perbuatan yang dilakukan oleh setiap anggota tubuh itu. Nah, begitu juga Adam itu bertindak sebagai pemimpin umat manusia sesuai dengan penentuan dan ketetapan Allah yang berdaulat serta berdasarkan kebutuhan alam. Sebab Allah, sebagai pencipta alam semesta ini, telah menjadikan hal ini sebagai hukum alam, bahwa manusia harus memperanakkan keturunannya menurut rupa dan gambarnya, dan begitu jugalah ciptaan-ciptaan lainnya. Oleh karena itu di dalam Adam, seluruh sifat dasar manusia ditempatkan di dalam wadah yang sama, dan dari dalam dirinya sifat itu mengalir turun melalui suatu saluran kepada keturunannya. Sebab dari satu orang saja telah dijadikan umat manusia (Kis. 17:26), maka sesuai dengan kodrat ini, tergantung dari apakah dia berdiri atau jatuh, hal itu akan diturunkan dari dia. Oleh karena itu, ketika Adam berdosa dan gagal, alam menjadi bersalah dan rusak, semua berasal dari situ. Dengan demikian di dalam dia semua orang telah berbuat dosa.
- [2] Oleh dosa itu juga maut, sebab upah dosa adalah maut. Ketika dosa selesai dilakukan, ia melahirkan maut. Sudah barang tentu ketika dosa datang, maut juga datang bersamanya. Maut yang dimaksudkan di sini adalah semua penderitaan karena kegersangan dosa, kematian yang bersifat sementara, yang rohani dan dan yang kekal. Seandainya Adam tidak berbuat dosa, ia tidak akan mati. Ancaman yang diberikan kepadanya adalah, Sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (Kej. 2:17).
- [3] Demikianlah maut itu telah menjalar, artinya, hukuman mati telah dijatuhkan, seperti hukuman yang dijatuhkan kepada seorang penjahat, diēlthen – menjalar kepada semua orang, seperti penyakit menular yang melanda sebuah kota sampai tidak seorang pun yang terluput. Itulah nasib yang menimpa seluruh dunia, tanpa kecuali: maut menjalar kepada semua orang. Peristiwa bencana yang lazim terjadi terhadap kehidupan manusia sangat membuktikan kebenaran hal ini. Maut telah berkuasa (ay. 14). Paulus berbicara mengenai maut seperti ia berbicara mengenai seorang raja yang berkuasa, dan kerajaannya adalah kerajaan yang paling mutlak, meliputi seluruh dunia, dan kekal. Tidak ada yang dikecualikan dari tongkat kekuasaannya. Itu adalah sebuah kerajaan yang akan mengatasi semua pemerintah, kuasa, dan penguasa, sebab maut merupakan musuh yang terakhir (1Kor. 15:26). Orang-orang dursila yang tidak tunduk kepada hukum apa pun, juga tidak dapat menghindar untuk tunduk kepada maut ini. Nah, untuk semua ini kita pantas menyalahkan Adam. Dari dialah turun dosa dan maut. Baiklah, kita dapat berseru, seperti orang baik itu, yang mengamati perubahan akibat serangan penyakit yang datang tiba-tiba dan telah disetujuinya, Oh, Adam! Apa yang telah engkau perbuat?
- Untuk menjelaskan hal ini lebih lanjut, Paulus menunjukkan bahwa dosa tidak dimulai dengan hukum Taurat Musa, tetapi telah ada di dunia ini, atau telah ada sebelum hukum Taurat itu ada. Oleh karena itu, hukum Taurat Musa bukanlah satu-satunya peraturan kehidupan, karena sebelum hukum Taurat diberikan, sebelumnya sudah ada peraturan, dan peraturan itulah yang telah dilanggar. Hal itu juga menunjukkan bahwa kita tidak dapat dibenarkan oleh ketaatan kita kepada hukum Musa lagi, seperti juga kita tidak bisa dihukum karena ketidaktaatan kita kepada hukum itu. Dosa sudah ada sebelum ada hukum Taurat. Coba lihat pembunuhan yang dilakukan Kain, kemurtadan dunia purba, kejahatan Sodom, dan lain-lain. Itulah sebabnya Paulus menyimpulkan bahwa sebelumnya telah ada suatu hukum. Sebab, dosa tidak akan diperhitungkan kalau tidak ada hukum. Dosa asal adalah tidak adanya ketaatan kepada hukum Allah, dan dosa perbuatan adalah pelanggaran yang dilakukan terhadap hukum Allah: Oleh karena itu semuanya berada di bawah suatu hukum tertentu. Paulus membuktikan hal ini, Maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa (ay. 14). Pasti maut tidak akan dapat berkuasa jika dosa tidak menegakkan takhta baginya. Hal ini membuktikan bahwa dosa sudah ada sebelum adanya hukum Taurat dan dosa asal, sebab maut berkuasa atas orang-orang yang belum melakukan dosa perbuatan apa pun, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang dibuat oleh Adam, tidak pernah berbuat dosa atas kehendak sendiri seperti yang dilakukan Adam – yang harus dipahami sebagaimana halnya bayi-bayi, walaupun, tidak pernah bersalah telah melakukan dosa perbuatan, namun tetap mati, karena dosa Adam diperhitungkan kepada mereka. Kekuasaan maut ini tampaknya secara khusus dikaitkan dengan penghakiman yang keras dan luar biasa yang terjadi jauh sebelum zaman Musa, seperti air bah dan penghancuran Sodom yang juga menelan korban bayi-bayi. Hal ini merupakan bukti yang kuat mengenai dosa asal, bahwa anak-anak kecil yang belum pernah bersalah karena melakukan pelanggaran atas kehendak sendiri, juga dapat terkena penyakit mengerikan, menjadi korban kecelakaan, dan mengalami kematian, yang pasti tidak sesuai dengan keadilan dan kebenaran Allah jika mereka tidak dapat dituduh bersalah.
- (2) Sehubungan dengan itu, bagaimana Kristus sebagai pribadi yang mewakili seluruh umat manusia menurunkan kebenaran dan hidup kepada semua orang percaya yang sejati, sebagai keturunan rohani-Nya. Di dalam hal ini Paulus tidak saja menunjukkan di mana persamaan yang ada, tetapi ex abundanti, di mana penyampaian kasih karunia dan kasih oleh Kristus jauh melampaui penyebaran kesalahan dan murka oleh Adam. Perhatikanlah,
- [1] Di mana persamaan yang ada. Hal ini dijelaskan sepenuhnya di dalam ayat 18 dan 19.
- Pertama, oleh pelanggaran dan ketidaktaatan satu orang, banyak orang menjadi orang berdosa, dan penghakiman datang atas semua orang untuk beroleh penghukuman. Amatilah di sini,
- 1. Bahwa dosa Adam adalah dosa ketidaktaatan, ketidaktaatan terhadap perintah yang jelas dan tegas. Itu adalah perintah ujian. Karena itu perbuatan yang ia lakukan adalah jahat sebab perbuatan itu terlarang, dan bukan sebaliknya. Namun perbuatan ini membuka pintu menuju dosa lainnya, walaupun dosa itu sendiri tampak kecil.
- 2. Bahwa bahaya dan racun dosa sangat kuat dan menyebar. Kalau tidak, kesalahan akibat dosa Adam tidak akan menjangkau sampai begitu jauh, dan juga tidak akan begitu dalam dan panjang alirannya. Siapa yang mengira ada begitu banyak kejahatan di dalam dosa?
- 3. Bahwa oleh dosa Adam banyak orang menjadi orang berdosa: banyak, artinya semua keturunannya. Dikatakan banyak, sebagai lawan dari satu orang yang tidak taat, menjadi orang berdosa, katestathēsan. Hal itu menunjukkan proses menjadikan kita orang berdosa oleh suatu tindakan hukum: kita menjadi orang berdosa karena tindakan hukum.
- 4. Bahwa penghakiman itu datang untuk menghukum semua orang menjadi orang berdosa oleh ketidaktaatan Adam. Kita dinyatakan bersalah, dan kita dijatuhi hukuman. Semua umat manusia ada di bawah hukuman, seperti aib yang ada di atas suatu keluarga. Ada hukuman yang dijatuhkan dan dicatat terhadap kita di dalam pengadilan sorga, dan jika hukuman itu tidak ditarik kembali, tampaknya kita akan tenggelam di bawahnya sampai kekekalan.
- Kedua, Sama seperti itu, oleh satu perbuatan dan ketaatan satu orang(dan orang itu adalah Yesus Kristus, Adam yang kedua), banyak orang menjadi orang benar, dan dengan demikian kasih karunia itu datang atas semua orang.Dapat diamati di sini bagaimana Rasul Paulus menanamkan kebenaran ini dan mengulanginya berkali-kali, sebagai suatu kebenaran yang akibatnya sangat besar. Perhatikanlah, di sini,
- 1. Sifat kebenaran Kristus dan bagaimana kebenaran ini dibawa masuk. Kebenaran itu dibawa masuk oleh ketaatan-Nya. Ketidaktaatan Adam pertama menghancurkan kita, ketaatan Adam kedua menyelamatkan kita. Itu adalah ketaatan-Nya kepada hukum pengantaraan, di mana Ia harus memenuhi semua kebenaran, dan kemudian memberikan nyawa-Nya sebagai persembahan atas dosa. Oleh ketaatan-Nya kepada hukum ini Ia mengerjakan kebenaran bagi kita, memenuhi keadilan Allah, dan dengan demikian membuka jalan bagi kita untuk memasuki kemurahan-Nya.
- 2. Buah-buah perbuatan itu.
- (1) Ada kasih karunia yang datang atas semua orang, yaitu kasih karunia yang dibuat dan diberikan tanpa memilih-milih kepada semua orang. Keselamatan yang dikerjakan-Nya ini merupakan keselamatan bagi semua orang. Tawarannya untuk semua orang, dengan cuma-cuma. Siapa saja boleh datang dan mengambil air kehidupan ini. Kasih karunia ini diberikan kepada semua orang percaya. Ketika mereka percaya, mereka menuju pembenaran untuk hidup. Kasih karunia ini tidak saja memberikan suatu pembenaran yang dapat membebaskan manusia dari maut, tetapi juga memberi hak untuk hidup.
- (2) Banyak orang akan menjadi orang benar. Banyak, dibandingkan dengan satu orang, atau sebanyak yang masuk menurut pilihan kasih karunia. Walaupun jumlah mereka sedikit sebab tersebar ke mana-mana di dunia ini, namun jumlah itu akan menjadi sangat besar jika mereka dikumpulkan bersama-sama. Katastathēsontai – mereka diberi hak untuk dinyatakan sebagai orang benar, sama seperti menerima surat pemberian hak. Nah, sekarang pertentangan antara kedua hal ini, yaitu kejatuhan kita oleh Adam dan pemulihan kita oleh Kristus, sudah cukup jelas.
- [2] Di mana penyebaran kasih karunia dan kasih oleh Kristus jauh melampaui penyebaran kesalahan dan murka oleh Adam. Hal ini ditunjukkan oleh Rasul Paulus di dalam ayat 15-17. Ayat-ayat ini dirancang untuk mengagungkan kekayaan kasih Kristus, serta untuk memberikan penghiburan dan dorongan kepada orang-orang percaya, yang mungkin karena merenungkan betapa dahsyatnya luka yang ditimbulkan oleh dosa Adam, akan mulai merasa putus asa untuk memperoleh pemulihan yang tepat. Pengungkapan Rasul Paulus di sini sedikit rumit, namun tampaknya ia bermaksud untuk:
- Pertama, Jika kesalahan dan murka menyebar, maka terlebih lagi kasih karunia dan kasih juga akan menyebar. Hal itu sesuai dengan gagasan kita mengenai kebaikan ilahi yang mengatakan bahwa kemurahan ilahi akan lebih siap untuk menyelamatkan oleh karena suatu kebenaran yang dikerjakan dan diturunkan satu orang daripada untuk menghukum gara-gara sebuah kesalahan yang telah diperbuat oleh satu orang dan menyebar. Jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya.Dari semua sifat Allah, secara khusus kemurahan Allah adalah kemuliaan-Nya, dan kasih karunia itulah yang menjadi akar (kemurahan-Nya kepada kita di dalam Kristus), dan itu diberikan melalui kasih karunia. Kita tahu bahwa Allah lebih cenderung menunjukkan belas kasihan. Bagi-Nya menghukum adalah pekerjaan yang tidak lazim.
- Kedua, Jika ada begitu besar kuasa dan pengaruh, yang tampaknya memang demikian, di dalam dosa seorang manusia yang berasal dari tanah dan bersifat fana, untuk menghukum kita, maka jauh lebih besar lagi adanya kuasa dan pengaruh di dalam kebenaran dan kasih karunia Kristus, yang adalah Tuhan dari sorga, untuk membenarkan dan menyelamatkan kita. Orang yang menyelamatkan kita itu adalah Yesus Kristus. Sudah pasti Adam tidak dapat menyebarkan racun yang begitu kuat, namun Yesus Kristus dapat menyebarkan penawar racun yang kuat dan bahkan lebih kuat lagi.
- 3. Hanya kesalahan dari satu pelanggaran Adam yang diperhitungkan kepada kita: Penghakiman itu adalah ex henos eis katakrima, oleh satu, oleh satu pelanggaran (ay. 16-17), sangat terbatas. Tetapi, dari Yesus Kristus kita menerima dan mengambil kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran. Aliran kasih karunia dan kebenaran itu lebih dalam dan lebih lebar dari pada aliran kesalahan. Sebab kebenaran ini tidak saja melenyapkan kesalahan akibat pelanggaran satu orang, tetapi juga banyak pelanggaran lainnya, bahkan semua pelanggaran. Allah di dalam Kristus mengampuni segala pelanggaran (Kol. 2:13).
- 4. Oleh dosa Adam maut berkuasa, tetapi oleh kebenaran Kristus, kuasa maut itu tidak saja diakhiri, tetapi orang-orang percaya juga dipilih untuk hidup dan berkuasa (ay. 17). Di dalam dan oleh kebenaran Kristus, kita tidak saja memperoleh piagam pengampunan, tetapi juga hak kehormatan, tidak saja dilepaskan dari rantai-rantai yang mengikat kita, tetapi, juga memperoleh kereta kedua sama seperti Yusuf, dan menjadikan kita raja dan imam-Nya. Kita tidak saja diampuni, tetapi juga menjadi umat pilihan. Lihatlah bagaimana hal ini diperhatikan dalam Wahyu 1:5-6; 5:9-10. Oleh Kristus dan kebenaran-Nya, kita diberi hak dan dilantik untuk memperoleh hak istimewa yang lebih banyak dan lebih besar dari pada yang telah hilang dari kita oleh karena pelanggaran Adam. Pembalut itu lebih lebar dari pada lukanya, dan lebih menyembuhkan dari pada lukanya yang mematikan.
- IV. Di dalam dua ayat terakhir, tampaknya Rasul Paulus sudah mengetahui sebelumnya akan adanya penolakan di kemudian hari sebagaimana yang ia ungkapkan di dalam Galatia 3:19, Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat itu? Jawabannya,
- 1. Hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak. Tidak untuk membuat dosa menjadi semakin banyak dengan sendirinya, seolah-olah dosa mendapat kesem patan berkembang biak karena perintah ini, tetapi untuk menunjukkan betapa banyaknya dosa itu sebenarnya. Teropong digunakan untuk melihat dan menemukan noda, tetapi teropong itu tidak menyebabkan timbulnya noda itu. Ketika perintah itu datang ke dalam dunia ini, dosa dibangkitkan kembali, sama seperti cahaya terang yang memasuki sebuah ruangan menunjukkan adanya debu dan kotoran yang sudah ada di sana sebelumnya tetapi tidak kelihatan. Hal itu dapat disamakan dengan memeriksa sebuah luka, yang perlu dilakukan untuk dapat mengobatinya. Pelanggaran, to paraptōma – pelanggaran itu, yakni dosa Adam, penyebaran kesalahan itu kepada kita, dan pengaruh kerusakannya di dalam diri kita, tampak semakin banyak dan jelas dengan masuknya hukum Taurat itu.
- 2. Bahwa kasih karunia menjadi berlimpah-limpah – bahwa kengerian hukum Taurat membuat penghiburan Injil menjadi terasa lebih manis. Dosa menjadi semakin banyak di antara orang-orang Yahudi, dan kepada orang-orang di antara mereka yang bertobat dan beriman kepada Kristus, bukankah kasih karunia itu menjadi lebih berlimpah-limpah di dalam pengampunan kesalahan yang begitu banyak dan di dalam menaklukkan begitu banyak kerusakan? Semakin besar kekuatan musuh, semakin besar kehormatan yang diterima sang penakluk. Kasih karunia yang berlimpah-limpah ini digambarkan oleh Rasul Paulus di dalam ayat 21. Sama seperti kekuasaan seorang raja dan penindas yang lalim lebih menonjolkan kekuasaan penggantinya dari seorang raja yang adil dan terhormat dan membuatnya menjadi lebih gemilang, maka begitu jugalah kekuasaan dosa lebih menonjolkan kekuasaan kasih karunia. Dosa berkuasa dan mendatangkan maut. Ini sungguh suatu kekuasaan yang sangat kejam dan mematikan. Namun kasih karunia berkuasa mendatangkan hidup, hidup yang kekal, dan hal ini diperoleh melalui kebenaran, kebenaran yang diperhitungkan kepada kita untuk membenarkan kita, dan ditanamkan di dalam kita untuk menguduskan kita. Dan semuanya ini dilakukan oleh Yesus Kristus Tuhan kita, melalui kuasa dan pengaruh Kristus, sang nabi, imam, dan raja agung dari jemaat-Nya.
SH: Rm 5:12-21 - Kristus melebihi Adam. (Sabtu, 20 Mei 1998) Kristus melebihi Adam.
Asal muasal dosa di dunia ini bermula dari keinginan manusia pertama (Adam dan Hawa) menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Akiba...
Kristus melebihi Adam.
Asal muasal dosa di dunia ini bermula dari keinginan manusia pertama (Adam dan Hawa) menjadi sama dengan Allah (
Kuasa dosa dan kuasa anugerah. Kristus telah mengalahkan kuasa iblis, dosa dan maut. Tetapi sehari-hari dalam kehidupan sebagai orang beriman, kita berada di antara pelanggaran Adam dan kasih karunia Allah. Kita benar-benar mengalami dasyatnya pergumulan, kita harus menentukan pilihan yang tepat. Dalam pergumulan sengit itu acap kali kita merasa tak kuat melawan dosa, ingin menyerah saja. Ingat betapa besar korban kasih Kristus dan betapa kuat dahsyat kuasa anugerah-Nya mengalahkan dosa!
Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk memilih jalan anugerah keselamatan-Mu, daripada memilih jalan menuju kebinasaan.
SH: Rm 5:12-21 - Dua garis kemanusiaan (Sabtu, 3 Juni 2006) Dua garis kemanusiaan
Semua orang dalam dunia ini berasal dari nenek moyang yang sama:
Adam dan Hawa. Fakta ini, dalam nas ini tak dipakai untuk
...
Dua garis kemanusiaan
Semua orang dalam dunia ini berasal dari nenek moyang yang sama: Adam dan Hawa. Fakta ini, dalam nas ini tak dipakai untuk mengokohkan solidaritas kemanusiaan dalam arti positif, tapi dalam arti negatif dan destruktif. Kita semua mewarisi derajat yang sama sebagai manusia karena berasal dari Adam, mewarisi sifat dosa yang membuat kita terbelenggu dosa dan maut (ayat 12). Satu tindakan ketidaktaatan Adam cukup untuk membuat seluruh manusia terbelenggu dosa dan terdakwa di hadapan Allah.
Seperti halnya kasih dan pengurbanan Kristus jauh melampaui kondisi bejat kita (ayat 6-10), demikian juga satu perbuatan taat Kristus berdampak jauh lebih dahsyat dan membalikkan dampak membinasakan dari perbuatan Adam. Paulus menjelaskan bagaimana mungkin satu perbuatan taat kematian Kristus mampu menyelamatkan semua yang percaya kepada-Nya. Meski ada perbandingan persamaan tadi, Paulus juga ingin menegaskan perbedaannya. Kita mati dalam dosa Adam karena partisipasi perwakilan. Artinya, apa yang Adam lakukan sebagai kepala umat manusia mau tidak mau berakibat kepada anak cucunya. Namun kita dibenarkan dalam ketaatan Kristus karena partisipasi iman. Kematian dan kebangkitan Kristus memang berpotensi menyelamatkan, tetapi Ia harus diterima secara aktif oleh seseorang agar dampak karya keselamatan-Nya itu teralami.
Kita masih merasakan betapa dahsyatnya pengaruh sifat dosa yang kita warisi dari Adam. Kita patut bersyukur karena firman ini menyatakan bahwa dampak satu ketaatan Kristus jauh lebih besar menghasilkan anugerah, kebenaran dan, hidup (ayat 17). Dalam pergumulan beroleh kepastian pengampunan Allah, juga pergumulan untuk hidup kudus di hadapan-Nya, mari kita arahkan iman kita kepada Kristus yang kematian-kebangkitan-Nya menghasilkan hidup.
Camkan: Ada dua status manusia di hadapan-Nya. Terhisab keturunan Adam dalam dosa, atau terhisab manusia baru dalam Kristus!
SH: Rm 5:12-21 - Ikut Adam atau Kristus? (Jumat, 15 Mei 2009) Ikut Adam atau Kristus?
Paulus membandingkan Adam dan Kristus sebagai wakil dari dua kelompok
manusia. Adam adalah manusia pertama. Ia jatuh ke ...
Ikut Adam atau Kristus?
Paulus membandingkan Adam dan Kristus sebagai wakil dari dua kelompok manusia. Adam adalah manusia pertama. Ia jatuh ke dalam dosa karena melanggar firman Allah. Pelanggaran Adam ternyata bukan hanya berpengaruh pada dirinya sendiri. Persekutuan dengan Adam mengakibatkan seluruh manusia jadi terkena dampaknya (ayat 12, band. 1Kor. 15:22). Semua manusia jadi terlahir sebagai orang berdosa karena ketidaktaatan Adam. Lebih dari itu, sebagai hukuman dosa, semua manusia harus binasa (ayat 17). Dosa Adam bukan sekadar sebuah contoh buruk yang jelas tidak boleh ditiru. Dosa Adam merusak kemanusiaan secara keseluruhan.
Yesus Kristus hidup dalam ketaatan kepada Allah. Meski kehendak Allah begitu berat untuk dilakukan, Kristus lebih mengutamakan kehendak Allah diberlakukan dalam hidup-Nya. Bahkan meski itu harus mengorbankan nyawa-Nya. Namun dampaknya ternyata jauh lebih luar biasa (ayat 16). Ketaatan Kristus membuat Allah tidak memperhitungkan dosa-dosa manusia yang mau percaya kepada Dia. Karya-Nya membuat orang-orang yang percaya kepada Dia menerima pembenaran (ayat 18-19).
Persekutuan kita dengan Adam menjadikan kita sebagai orang berdosa yang akan mengakhiri hidup dalam kebinasaan karena murka Allah. Namun kita bisa melakukan sesuatu agar tidak terikat terus dalam persekutuan dengan Adam. Kita dapat memutuskan untuk terikat dalam persekutuan dengan Kristus dan menikmati kelahiran baru di dalam Dia. Persekutuan yang baru ini memungkinkan kita memiliki keselamatan dan hidup kekal karena kasih karunia Kristus yang tercurah atas kita (ayat 21). Kelahiran baru menandai pemutusan hubungan kita dengan dosa dan kuasanya, serta mengawali hidup baru di dalam Kristus untuk menikmati kekekalan sebagai anak Allah. Mungkin kita masih bisa jatuh ke dalam dosa, tapi kita tidak lagi terikat di dalamnya. Kehadiran Kristus yang kita undang menguasai hati kita akan menolong kita untuk menang.
SH: Rm 5:12-21 - Kasih karunia melumpuhkan dosa (Sabtu, 21 April 2012) Kasih karunia melumpuhkan dosa
Bagi manusia berlaku pepatah "sejahat-jahatnya harimau, tidak akan pernah memakan anaknya". Bagaimana pun seorang anak...
Kasih karunia melumpuhkan dosa
Bagi manusia berlaku pepatah "sejahat-jahatnya harimau, tidak akan pernah memakan anaknya". Bagaimana pun seorang anak bandel, kurang ajar, bahkan durhaka kepada orang tuanya, mereka tidak akan sampai hati membinasakan anak sendiri. Mereka bisa marah dan menghukum, tetapi kemudian mereka kembali mengampuni dan memulihkannya.
Keberdosaan manusia di hadapan Allah tidak dapat dibandingkan dengan kenakalan seorang anak terhadap orang tuanya. Dosa manusia adalah pemberontakan dan pendurhakaan tiada tara kepada Pencipta dan Pemiliknya. Akibat dosa juga dahsyat. Selain membawa efek penderitaan bagi semua makhluk di dunia ini, dosa satu orang Adam, mengakibatkan semua orang keturunannya juga berdosa (12). Semua manusia menerima akibat dosa, yaitu maut. Tidak seorang pun bisa membebaskan dirinya dari akibat dan hukuman dosa. Justru Taurat diberikan agar orang menyadari akan keberdosaan dan ketidakberdayaannya (13, 21).
Demikian juga kasih Allah jauh melampaui kasih orang tua. Allah yang kudus, walau murka terhadap dosa, kasih karunia-Nya jauh melampaui kedahsyatan dosa. Oleh satu orang yang Allah utus, yaitu Yesus -dengan perbuatan kebenaran-Nya (18), yaitu taat pada kehendak Allah (19) untuk mati di salib menggantikan manusia berdosa- pembenaran untuk hidup datang kepada manusia. Setiap orang yang percaya kepada Yesus diampuni dosanya dan dibenarkan Allah.
Tuhan sungguh "orang tua" yang luar biasa! Di saat kita sebagai anak-anak-Nya yang terkasih melukai perasaan-Nya karena dosa, Dia rela merendahkan diri dan memberi diri melalui Yesus sebagai kurban tebusan untuk memulihkan hubungan-Nya dengan kita. Kita yang sudah mengalami anugerah keselamatan-Nya, harus membalas dengan kasih kita yang sungguh-sungguh. Pertama, tidak bermain-main dengan dosa. Kedua, beritakan kasih Allah melalui Kristus ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Agar mereka pun beroleh kasih karunia dan pembenaran oleh iman dari Kristus!
SH: Rm 5:12-21 - Adam vs Kristus (Sabtu, 22 Oktober 2016) Adam vs Kristus
Secara geografis, Israel memiliki dua laut yang sangat kontras, yaitu Laut Galilea (di sebelah Utara) dan Laut Mati (di sebelah Selat...
Adam vs Kristus
Secara geografis, Israel memiliki dua laut yang sangat kontras, yaitu Laut Galilea (di sebelah Utara) dan Laut Mati (di sebelah Selatan). Laut Galilea dipenuhi dengan ikan-ikan, tumbuhan, air yang menyegarkan, dan pemandangan yang indah. Sedangkan Laut Mati dipenuhi dengan air yang mengandung garam dan mineral yang sangat tinggi sehingga tidak ada ikan atau pun tumbuhan yang dapat bertahan hidup di sekitarnya. Airnya pun begitu asin. Tidak heran jika laut ini disebut Laut Mati. Kekontrasan kedua laut ini menjadi gambaran dari bagian firman Tuhan hari ini.
Dalam Roma 5:1-11, Paulus menjelaskan tentang hasil dari pembenaran yang kita alami dalam Kristus. Pada perikop ini, Paulus menerangkan bahwa ada hal lain yang jauh lebih besar daripada kemegahan yang disebut pada perikop sebelumnya.
Hal itu adalah perubahan status yang kita alami karena Kristus. Untuk menggambarkan perubahan status tersebut, Paulus memberikan uraian paradoks dengan membandingkan antara Adam dengan Kristus. Jika dahulu kita berdosa "di dalam Adam" (12-14), kini kita percaya "di dalam Kristus" (15-21).
Perubahan status ini dijelaskan oleh Paulus dengan sangat detail. "Di dalam Adam" kita telah berdosa (12-14), melakukan pelanggaran, jatuh ke dalam kuasa maut (15), dan kematian kekal menjadi konsekuensi atas hidup kita (16). Karena dosa yang dilakukan Adam sebagai manusia pertama, kita pun turut menanggungnya sebab kita adalah keturunan Adam (12). Kita bukan hanya menanggung, juga berbuat dosa di hadapan Allah (lih. Rm. 3:23).
Akan tetapi bagi kita yang percaya kepada Kristus, kita berpindah dari "dalam Adam" menjadi "di dalam Kristus." Karena Kristus, kita yang percaya kepada-Nya beroleh kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah (15, 17) dan pembenaran-Nya (16, 18, 19).
Pertanyaannya, di manakah hidup Anda saat ini berada? Di dalam Adam atau di dalam Kristus? [MFS]
Baca Gali Alkitab 8
Sejak Adam jatuh dalam dosa, semua manusia terlahir dengan membawa dosa asal. Mengapa, karena Adam adalah representatif umat manusia. Hukum Taurat diberikan hanya untuk menyatakan dosa dan bukan untuk menyelesaikan dosa manusia. Melalui karunia Allah dalam pengorbanan Kristus, manusia beroleh pendamaian dengan Allah. Itu sebabnya Kristus disebut sebagai Adam kedua.
Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana dosa masuk dan menulari manusia (12-14)?
2. Apa dampak dari penebusan Kristus terhadap kuasa maut (15)?
3. Apa keunggulan kasih karunia Allah (16)?
4. Di manakah letak keadilan Allah dalam mengatasi dosa (17-19)?
5. Apakah hukum Taurat tidak berguna sama sekali? Apa perbedaan antara hukum Taurat dan kasih karunia (20-21)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa manusia berdosa membutuhkan kasih karunia Allah?
2. Apa fungsi kasih karunia Allah?
Apa respons Anda?
1. Apakah Anda tetapi hidup dalam kasih karunia Allah? Jika ya, apa komitmen Anda kepada Allah?
2. Jika Anda telah menerima hidup kekal, apa bentuk ungkapan rasa terima kasih Anda kepada Allah?
Pokok Doa:
Jagalah hati kami agar tidak menyia-nyiakan kasih karunia yang Engkau berikan atas hidup kami!
SH: Rm 5:12-21 - Curiga kepada Allah? (Selasa, 28 Juni 2022) Curiga kepada Allah?
Meragukan Allah adalah bagian dari natur manusia setelah kejatuhan. Kita sering mempertanyakan keputusan dan kehendak Allah dala...
Curiga kepada Allah?
Meragukan Allah adalah bagian dari natur manusia setelah kejatuhan. Kita sering mempertanyakan keputusan dan kehendak Allah dalam berbagai manifestasi. Bahkan, terkadang kita bertanya dengan tataran konsep yang tidak utuh akan siapa Allah.
Paulus menunjukkan kepada kita bahwa oleh karena Adam, dosa telah menjalar kepada semua manusia (12). Dosa berujung pada maut.
Pertanyaannya adalah bagaimana oleh dosa satu orang, semua orang menjadi berdosa? Mungkin ada yang berpikir bahwa Allah tidak adil jikalau Ia menghakimi kita karena dosa yang dilakukan oleh Adam (14). Namun, pernahkah kita sadari bahwa kita merupakan keturunan Adam, sehingga kita mewarisi natur dosa darinya ketika kita melakukan dosa-dosa kita sendiri?
Kita memiliki natur dosa yang sama dengan Adam, yang ingin bertindak menurut keinginannya sendiri dengan mempertanyakan Allah. Ketika kita bertanya tentang keadilan Allah terhadap kita, bukankah pada saat yang sama kita sedang mempertanyakan keputusan Allah?
Bukankah Allah yang memilih Adam sebagai wakil dari seluruh umat manusia adalah Allah Yang Mahatahu? Jikalau kita meyakini kemahatahuan Allah, bukankah pilihan Allah terhadap Adam ketika ia harus menjadi wakil kita adalah pilihan terbaik? Bukankah dengan mempertanyakan keputusan Allah, pada saat yang sama kita menunjukkan bahwa kita adalah keturunan Adam yang juga mempertanyakan Allah?
Hal yang perlu kita sadari adalah kasih karunia Allah dilimpahkan kepada kita jauh melampaui perbuatan dosa yang dilakukan oleh Adam (15-16). Kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal oleh Yesus Kristus Tuhan kita.
Mari kita renungkan bahwa kasih karunia Allah jauh melampaui segala hal yang dapat kita pikirkan. Janganlah ada kecurigaan kepada Allah yang telah melimpahkan kasih-Nya, dan biarlah kebenaran-Nya menuntun kita kepada hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita. [PMS]
Utley -> Rm 5:12-14
Utley: Rm 5:12-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 5:12-1412 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 5:12-14
12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. 13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. 14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
Rom 5:12 "Sebab itu" Kitab Roma memiliki beberapa kata "sebab itu" yang ditempatkan secara strategis. (lih. Rom 5:1; 8:1; 12:1). Pertanyaanpenafsirannya ialah kata-kata ini berhubungan dengan apa. Hal ini bisa jadi suatu cara untuk menunjuk pada keseluruhan argument dari Paulus. Dengan yakin yang ini berhubungan dengan Kejadian dan sebab itu barangkali kembali ke Rom 1:18-32.
□ "sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang " Keseluruhan tiga kata kerja dalam ay. Rom 5:12 adalah bentuk AORIST. Kejatuhan Adam membawa kematian (lih. 1Kor 15:22). Alkitab tidak berdiam atas asal dosa. Dosa juga muncul dalam dunia malaikat (lih. Kej 3 dan Wahy 12:7-9). Bagaimana dan kapan tidaklah pasti (lih. Yes 14:12-27; Yeh 28:12-19; Ayub 4:18; Mat 25:41; Luk 10:18; Yoh 12:31; Wahy 12:7-9).
Dosa Adam melibatkan dua aspek (1) ketidak-taatan terhadap suatu perintah tertentu (lih. Kej 2:16-17), dan (2) kebanggaan yang berorientasi pada diri sendiri (lih. Kej 3:5-6). Ini melanjutkan gambaran dari Kej 3 yang dimulai dalam Rom 1:18-32.
Adalah teologi tentang dosa yang sedemikian jelas memisahkan pemikiran Paulus dengan para rabi. Para rabi tidak berfokus pada Kej 3; mereka menyatakan sebaliknya, bahwa ada dua "maksud" (yetzers ) dalam tiap orang. Kata-kata rabinis mereka yang terkenal "Dalam tiap hati manusia ada anjing hitam dan putih. Mana yang anda beri makan lebih banyak menjadi yang terbesar." Paulus melihat dosa sebagai suatu penghalang utama antara Allah yang kudus dan ciptaanNya. Paulus bukanlah seorang teolog yang sistematik (lih. Seorang Manusia dalam Kristus oleh James Steward). Ia memberikan beberapa asal dosa (1) kejatuhan Adam, (2) cobaan setan, dan (3) pemberontakan manusia yang berkelanjutan. Dalam paralel dan kontras teologis antara Adam dan Yesus ada dua kemungkinan implikasi.
- 1. Adam adalah benar-benar orang dalam sejarah.
- 2. Yesus adalah manusia sejati.
Kedua kebenaran ini meneguhkan Alkitab dihadapan pengajaran yang palsu. Catat penggunaan berulang dari "satu orang" atau "dia". Dua cara ini yang menunjuk kepada Adam dan Yesus ini digunakan sebelas kali dalam konteks ini.
□ "oleh dosa itu juga maut" Alkitab mengungkapkan tiga tahapan dari kematian (1) kematian rohani (lih. Kej 2:17; 3:1-7; Ef 2:1); (2) kematian badaniah (lih. Kej 5); dan (3) kematian kekal (lih. Wahy 2:11; 20:6,14; 21:8). Yang dibicarakan di bagian ini adalah kematian rohani dari Adam (lih. Kej 3:14-19) yang menghasilkan kematian jasmaniah dari umat manusia (lih. Kej 5).
□ "maut itu telah menjalar kepada semua orang" Pendukung utama dari paragraph ini adalah universalitas daari dosa (lih. ay. Rom 5:16-19; 1Kor 15:22; Gal 1:10) dan kematian.
□ "karena semua orang telah berbuat dosa" Semua manusia secara bersama-sama telah berdosa dalam Adam (yaitu, mewarisi keadaan berdosa dan kecenderungan untuk berdosa). Karena hal ini tiap manusia memilih untuk berdosa secara pribadi dan berulang-ulang. Alkitab secara tgas menyatakan bahwa semua manusia adalah pendosa baik secara bersama maupun secara individual. (lih. 1Raj 8:46; 2Taw 6:36; Mazm 14:1-2; 130:3; 143:2; Ams 20:9; Pengkh 7:20; Yes 9:17; 53:6; Rom 3:9-18,23; 5:18; 11:32; Gal 3:22; 1Yoh 1:8-10).
Masihlah harus dikatakan di sini bahwa penekanan kontekstualnya (lih. ay. Rom 5:15-19) adalah bahwa satu tindakanmenyebabkan kematian (Adam) dan satu tindakan membawa kehidupan (Yesus). Namun demikian, Allah telah sedemikian menyusun hubunganNya dengan manusia sehingga tanggapan manusia adalah aspek signifikan dari "keterhilangan" atau "pembenaran". Manusia secara sukarela terlibat dalam penentuan tujuan hidupnya di masa mendatang! Mereka terus memilih dosa atau mereka memilih Kristus. Mereka tidak bisa merubah kedua pilihan ini, namun harus atas keinginannya menunjukkan ke pilihan mana mereka akan bergabung!
Terjemahan "karena" adalah lazim, namun artinya kadang diperdebatkan. Paulus menggunakan eph’ hō dalam 2Kor 5:4; Fili 3:12; 4:10 dalam pengertian "karena". Jadi setiap dan masing-masing manusia memilih untuk secara pribadi berpartisipasi dalam dosa dan pemberontakan melawan Allah. Beberapa melakukannya dengan menolak perwahyuan khusus, namun semua melakukannya dengan menolak perwahyuan alamiah. (lih. Rom 1:18-3:20).
Rom 5:13-14 Kebenaran yang sama diajarkan dalam Rom 4:15 and Kis 17:30. Allah itu adil. Manusia hanya bertanggung jawab untuk apa yang tersedia bagi mereka. Ayat ini berbicara secaa eksklusif mengenai perwahyuan khusus (PL, Yesus, PB), bukan perwahyuan alamiah (Mazm 19; Rom 1:18-23; 2:11-16).
Catat bahwa NKJV melihat perbandingan dari ay. Rom 5:12 sebagai dipisahkan oleh suatu tanda kurung yang panjang (lih. ay. Rom 5:13-17) dari kesimpulannya di ay. Rom 5:18-21.
- NASB NKJV,
- JB "maut bertahta"
- NRSV "maut telah menlaksanakan penguasaaan"
- TEV "maut telah berkuasa"
Maut bertahta seperti seorang Raja (lih. ay. Rom 5:17,21). Personifikasi dari maut dan dosa sebagai suatu tirani ini dipertahankan di seluruh pasal ini dan pasal Rom 6. pengalaman kematian yang universal meneguhkan adanya dosa universal dari manusia. Dalam ayat Rom 5:17,21, anugrah juga dipersonifikasikan. Anugrah bertahta! Manusia memiliki sebuah pilihan (kedua cara PL): maut atau kehidupan. Siapa yang bertahta dalam hidup anda?
□ "juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam" Adam melanggar suatu perintah yang dinyatakan Allah, bahkan Hawa tidak berdosa dengan cara yang sama. Haawa mendengar dari Adam mengenai pohon itu, bukan dari Allah secara langsung. Manusia dari Adam sampai Musa terkena dampak dari pemberontakan Adam! Mereka tidak melanggar perintah tertentu dari Allah, namun Rom 1:18-32, yang tentu saja merupakan bagian dari konteks teologis ini, menyatakan kebenaran bahwa mereka sesungguhnya melanggar terang yang mereka miliki dari penciptaan dan karenanya menjadi bertanggung jawab di hadapan Allah atas dosa/pemberotakan. Kecenderungan Adam’untuk berdosa telah menyebar pada semua anak-anaknya.
- NASB, NKJV, NRSV "yang adalah gambaran Dia yang akan datang "
- TEV "Adam adalah suatu gambar dari Dia yang akan datang" JB "Adam mengammbarkan Dia yang akan datang"
Hal ini menyatakan dalam suatu cara yang kongkrit tipologi Adam-Kristus (lih. 1Kor 15:21-22,45-49; Fili 2:6-8). Keduanya dilihat sebagai yang pertama dari suatu kelompok, asal dari suatu ras (lih. 1Kor 15:45-49). Adam adalah satu-satunya manusia di PL yang disebut sebuah "type (jenis0" oleh PB. Lihat Topik Khusus: Bentuk (Tupos ) pada Rom 6:17.
Topik Teologia -> Rm 5:12
Topik Teologia: Rm 5:12 - -- Yesus Kristus
Kemanusiaan Kristus
Kristus Dipanggil sebagai Manusia oleh Banyak Orang
Paulus Menyebut-Nya Seorang Manusia
...
- Yesus Kristus
- Kemanusiaan Kristus
- Kristus Dipanggil sebagai Manusia oleh Banyak Orang
- Paulus Menyebut-Nya Seorang Manusia
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Bertanggungjawab Terhadap Allah
- Yeh 18:20,30 Mat 12:36-37 Yoh 3:18-19 Yoh 9:41 Yoh 15:22-24 Kis 3:19 Rom 2:14-15 Rom 5:12 Rom 7:7 1Ko 3:8,10-15 Wah 2:23
- Manusia Disatukan Dalam Dosa dan Kematian
- Dosa
- Natur Dosa
- Universalitas Dosa
- Konsekuensi Dosa
- Eskatologi
- Kematian
- Natur Kematian
- Kematian adalah Akibat Dosa Manusia
TFTWMS -> Rm 5:12-14
TFTWMS: Rm 5:12-14 - Adam Dan Kristus Diperkenalkan Adam Dan Kristus Diperkenalkan (Roma 5:12-14)
12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut...
Adam Dan Kristus Diperkenalkan (Roma 5:12-14)
12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. 13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. 14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
Ayat 12. Kontroversi pada nas itu dimulai dengan kata pertama: Sebab itu. "Sebab itu" menghubungkan bagian ini dengan apa yang telah lewat—tetapi apa hubungannya? Beberapa orang mengaitkan nas itu dengan ayat sebelumnya (5:11) atau bagian sebelumnya (5:1-11). Yang lain percaya bahwa, dalam cara tertentu, teks kita merangkum empat pasal sebelumnya. Misalnya, beberapa orang menulis bahwa dua topik pertama dalam surat itu adalah "penghukuman" (1:18-3:20) dan "pembenaran" (3:21-5:21). Mereka kemudian berpendapat bahwa 5:12-21 merinci sumber bagi masing-masing dua hal ini. Dalam ayat 16, kita membaca, "Pada satu sisi penghakiman timbul dari satu pelanggaran [oleh Adam] yang mengakibatkan penghukuman, tetapi pada sisi lainnya karunia cuma-cuma [Yesus] timbul dari banyak pelanggaran yang mengakibatkan pembenaran" (huruf miring ditambahkan).
Penjelasan yang masuk akal tentang bagaimana ayat 12 sampai 21 sesuai dengan apa yang telah lewat adalah penjelasan yang pernah diberikan dahulu sekali oleh penulis Kristen mula-mula bernama Chrysostom (sekitar 347-407 M.). Ia berpendapat bahwa Paulus mengantisipasi lagi keberatan orang Yahudi—kali ini terhadap ajarannya bahwa kematian Yesus membuat keselamatan tersedia bagi semua orang, baik orang Yahudi atau orang bukan Yahudi (lihat 3:22). Chrysostom menulis, pada dasarnya, "Ketika orang Yahudi berkata kepada Anda, 'Bagaimana bisa dengan perbuatan baik satu orang, Kristus, dunia diselamatkan?' Anda bisa berkata kepada dia, 'Bagaimana bisa dengan ketidaktaatan satu orang, Adam, dunia dihukum?'"41Orang-orang Yahudi menerima fakta bahwa satu perbuatan oleh satu orang (Adam) telah menimbulkan tragedi; Paulus menunjukkan bahwa, begitu juga halnya, satu perbuatan oleh satu Manusia (Kristus) menimbulkan kemenangan.
Apapun hubungannya dengan pernyataannya sebelumnya, Paulus memulai ceramahnya dengan pernyataan ini: Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang. "Satu orang" itu adalah Adam (5:14).42Paulus sudah tentu sadar bahwa Hawa sudah makan lebih dulu buah terlarang itu dan Adam adalah orang kedua yang memakannya (Kej. 3:6). Namun demikian, Adam, sebagai kepala keluarga (lihat Efe. 5:23), bertanggung jawab atas dosa itu. Perintah untuk jangan makan pertama kali diberikan kepada dia (Kej. 2:15-17). Juga, tidak seperti Hawa, Adam tidak tertipu; ia bertindak dengan pemahaman yang jelas tentang akibatnya (1 Tim. 2:14).
Salah satu akibat dari ketidaktaatan Adam adalah bahwa "dosa masuk ke dalam dunia." Dosa sudah ada sebelum pelanggaran Adam, sebab Petrus menulis tentang malaikat-malaikat yang berdosa (2 Pet. 2:4). Namun demikian, pelanggaran Adam memperkenalkan dosa ke dalam dunia yang baru diciptakan yang kita sebut "Bumi."
Akibat yang kedua adalah bahwa kematian/maut masuk ke dalam dunia melalui dosa. Kata Yunani yang diterjemahkan "kematian" adalah qa÷natoß (thanatos). Paulus menggunakan kata ini lebih dua puluh kali dalam kitab Roma. Melekat dalam kata thanatos adalah ide pemisahan. Kematian jasmani adalah pemisahan roh (atau jiwa) dari tubuh (Yak. 2:26). Kematian rohani adalah pemisahan manusia dari Allah (Yes. 59:1, 2; Efe. 2:1; 1 Tim. 5:6). Ketika orang jahat dipisahkan selama-lamanya dari "hadirat Tuhan" (2 Tes. 1:9), itu akan menjadi "kematian kedua" (Why. 20:6, 14).
Kita akan memahami kata "maut" di ayat 12 sebagai mengacu kepada semua tragedi yang ditimbulkan oleh dosa Adam kepada ras manusia—dimulai dengan kematian jasmani. Allah memberitahu Adam bahwa jika ia makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, ia akan mati (Kej. 2:17; lihat 3:19—dan Adam memakannya (Kej. 5:5). Kutukan berupa kematian jasmani ini tidak terbatas pada Adam saja. Teks kita melanjutkan, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang. Alkitab LB menerjemahkannya "jadi semuanya mulai menjadi tua dan mati."
Selanjutnya, "kematian" yang ditimbulkan oleh Adam tidak terbatas pada kematian jasmani. Dosanya memisahkan dirinya dari Allah (Yes. 59:1, 2); dengan demikian ia juga mati secara rohani. Paulus secara jelas memasukkan kematian rohani dalam pikirannya: Maut menimpa semua orang karena semua orang telah berbuat dosa. "Semua orang telah berbuat dosa" diterjemahkan dari kata Yunani yang sama (pa÷nteß h¢marton, pantes hēmarton) yang diterjemahkan "semua orang telah berbuat dosa" dalam 3:23. Dengan asumsi bahwa Paulus menggunakan kata-kata itu dengan pengertian yang sama di sini, ayat 12 mengajarkan sesuatu di sepanjang tulisan ini: "Ketika Adam berdosa, kematian jasmani dan rohani masuk ke dalam dunia.43
Kematian jasmani menyebar kepada semua orang, dan begitu pula halnya dengan kematian rohani karena semua orang44telah mengikuti teladan Bapa Adam dan juga telah berdosa."
Paulus tidak menyelesaikan kalimatnya yang dimulai di ayat 12. Hal ini ditunjukkan dalam Alkitab NASB dengan tanda garis pisah setelah kata "berdosa." Terjemahan lainnya menunjukkan hal ini dengan cara yang berbeda. Alkitab ASV memakai titik dua dan satu garis pisah setelah ayat 12, sedangkan Alkitab KJV menambahkan tanda kurung di sekitar ayat 13 sampai 17. Pokok pikiran ayat 12 akan dimulai lagi pada ayat 18.
Ayat 13. Ayat ini dimulai, Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia . Tidak ada kata sandang pasti sebelum kata "hukum" dalam bahasa Yunaninya, tetapi yang ada dalam pikiran Paulus adalah jelas hukum Musa (lihat 5:14). Manusia selalu memiliki hukum, tetapi mereka tidak memiliki hukum tertulis sampai hukum Musa ada. Karena manusia melanggar hukum tidak tertulis yang mereka miliki, maka "telah ada dosa di dunia" bahkan sebelum hukum Musa diberikan.
Ayat 13 berlanjut, Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. "Diperhitungkan" adalah dari ejlloge÷w (ellogeō). Kata itu mirip logi÷zomai (logizomai), kata yang diterjemahkan "diperhitungkan" dalam pasal 4. Oleh karena itu, Alkitab HCSB menulis "dosa tidak dibebankan kepada rekening seseorang ketika tidak ada hukum." Pada permukaannya, ayat ini sepertinya mengatakan bahwa manusia sudah berdosa sebelum ada hukum tertulis, tetapi mereka tidak dianggap sebagai orang berdosa sampai hukum Musa diberikan. Namun begitu, Paulus secara hati-hati telah menetapkan bahwa manusia sudah berdosa bahkan ketika mereka tidak memiliki hukum tertulis—dan bahwa mereka bertanggung jawab atas dosa-dosa mereka (3:9). Tampak jelas bahwa pokok pikiran Paulus itu harus diperluas. Inilah salah satu cara untuk melakukannya: "Dosa tidak diperhitungkan di mana tidak ada hukum [tapi setiap orang memiliki hukum—hukum tidak tertulis]."45
Ayat 14. Terlepas dari kenyataan bahwa manusia tidak memiliki hukum tertulis pada abad-abad antara penciptaan dan pemberian hukum Taurat, mereka tetap saja mati: Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa. Maut dipersonifikasikan sebagai penguasa tirani yang memerintahkan rakyatnya untuk mati. Pernyataan yang dibuat itu berlaku bagi kematian jasmani dan rohani. Sejauh yang kita tahu, hanya satu orang yang tidak mati secara jasmani antara Adam dan Musa: Henokh (Kej. 5:24). Mengenai kematian rohani, tidak ada pengecualian. Semua orang yang bertanggung jawab mati secara rohani karena dosa pribadi. Kuasa maut adalah universal, mempengaruhi seluruh umat manusia.
Kuasa maut menggapai juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat46oleh Adam. Manusia telah berdosa, tetapi mereka "tidak melanggar perintah eksplisit Allah, seperti yang Adam lakukan" (NLT). Tidak seperti Adam, mereka tidak diberitahu, "Engkau pasti mati [jika Engkau gagal melakukan yang benar]" (Kej. 2:17).47Meski demikian, mereka tetap mati—secara jasmani dan secara rohani.
Sampai titik ini, teks itu telah menorehkan gambaran yang suram. Dosa pertama Adam menimbulkan bencana bagi ras manusia—tapi Paulus sudah siap memasukkan tulisan tentang pengharapan. Pada akhir ayat 14, ia memperkenalkan "Adam terakhir": Adam pertama adalah gambaran Dia yang akan datang. Pribadi "yang akan datang" itu, tentu saja, adalah Kristus. F.. F Bruce berpendapat bahwa "Adam adalah satu-satunya tokoh Perjanjian Lama yang di dalam Perjanjian Baru secara eksplisit disebut 'gambaran' Kristus.'"48
Kata "type [gambaran]" adalah transliterasi kata Yunani tu÷poß (tupos). Tupos mengacu kepada tindakan untuk meninggalkan bekas dengan cara memukul atau membenturkan.49Gagasan itu dapat diilustrasikan oleh pejabat pemerintah moderen yang mencap dokumen. Cap itu akan berfungsi sebagai "gambaran" dan hasil cap di atas kertas sebagai "salinan." Dalam perbandingan/perbedaan Paulus, Adam adalah "gambaran" dan Kristus adalah "salinan."
Dalam beberapa hal, gambaran dan salinan adalah sama. Sebagaimana cap dan hasil cap adalah sama, dalam beberapa hal, Adam dan Kristus adalah sama. Keduanya dapat dianggap sebagai "kepala": Adam adalah kepala jasmani keluarga manusia, dan Kristus adalah kepala rohani keluarga Allah, gereja (1 Tim. 3:15). Keduanya melakukan satu perbuatan yang berdampak bagi semua umat manusia: dosa Adam di taman Eden dan kematian Kristus di kayu salib.
Namun begitu, dalam hal lain, gambaran dan salinanmya tidaklah sama; salinan bisa menjadi kebalikan dari gambaran. Itu memang benar bagi cap pejabat pemerintah, yang meninggalkan bekas terbalik di atas kertas. Begitu juga halnya untuk Adam dan Kristus.
Berbagai kata dapat digunakan untuk menerjemahkan tupos, seperti "contoh," "pola" (NIV), "tokoh" (KJV), dan "bayangan" (lihat NEB). Eugene Peterson menulis kalimat/komentari ini pada akhir ayat 14: "Adam, yang membawa kita ke dalam ini, … menunjuk ke depan kepada Pribadi yang akan membawa kita ke luar dari situ" (MSG).
Paulus juga membandingkan dan membedakan Adam dan Kristus dalam 1 Korintus 15, pasal tentang kebangkitan:
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Kor. 15:21, 22).
Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan (1 Kor. 15:45).
Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga (1 Kor. 15:47).
Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi (1 Kor. 15:49).
Paulus menggambarkan Adam pertama sebagai kepala keluarga duniawi yang ditakdirkan untuk mati, sedangkan "Adam terakhir" (Kristus) adalah kepala keluarga rohani (gereja) yang ditakdirkan untuk hidup.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) "Oleh Satu Orang" (Roma 5:12-21)
Jika sebuah rambu jalan ditempatkan pada bagian perjalanan kita menelusuri kitab Roma ini, mungkin rambu i...
"Oleh Satu Orang" (Roma 5:12-21)
Jika sebuah rambu jalan ditempatkan pada bagian perjalanan kita menelusuri kitab Roma ini, mungkin rambu itu terbaca "Kondisi Berbahaya! Lanjutkan Dengan Risiko Sendiri! "Perjalanan kita selama ini melalui perjalanan ini tidaklah mudah.
Apa Yang Nas Itu Tidak Ajarkan. Roma 5:2-21 adalah salah satu dari nas-nas yang dengannya kita bisa lebih yakin tentang apa yang nas itu tidak ajarkan daripada apa yang nas itu memang ajarkan. Beberapa orang mengejek gagasan seperti itu. Mereka bertanya, "Bagaimana Anda bisa yakin apa yang nas itu tidak ajarkan jika Anda tidak yakin apa yang nas itu ajarkan?" Izinkan saya menggambarkan bagaimana itu memungkinkan. Ketika dua orang laki-laki sedang bicara, seorang wanita melintas. Salah satu dari mereka berkata kepada lawan bicaranya, "Siapakah wanita itu? Apakah ia istri Anda?" Laki-laki yang ditanya menjawab," Saya tidak tahu siapa dia sebenarnya, tapi saya dapat beritahu Anda siapa dia yang bukan sebenarnya. Ia bukan istri saya." Saya mungkin tidak yakin atas setiap rincian dalam 5:12-21, tapi saya yakin bahwa nas itu tidak mengajarkan doktrin-doktrin tertentu.
1. Nas itu tidak mengajarkan bahwa kita mewarisi kesalahan dosa Adam. Sebuah keyakinan yang menyebar luas di kalangan orang-orang yang menyebut diri mereka "Kristen" adalah bahwa, dalam cara tertentu, kita mewarisi kesalahan dosa Adam. Pada abad ketiga, hampir dua ratus tahun setelah Paulus hidup, teolog Aleksandria Origen mengajarkan bahwa "bayi baru lahir" tidak "bebas dari dosa."70Pada abad kelima, Agustinus memperluas dan mempopulerkan gagasan itu. Katolik menyebutnya "doktrin dosa asal." Belakangan, sebagian besar kaum Protestan yang menganut konsep itu, lebih menyukai istilah "kebejatan turun-temurun" atau "kebejatan total yang turun-temurun." Mereka bicara tentang "kebejatan anak-anak bayi," karena percaya bahwa "kebejatan " ini diwarisi dari Adam. John Calvin menyatakan bahwa Adam "merusak, menghalangi, membobrokkan, dan menghancurkan sifat kita."71
"Kebejatan total yang turun-temurun" adalah prinsip dasar dari apa yang kadang-kadang disebut "teologi Calvinis." Berikut ini adalah ringkasan tentang bagaimana "kebejatan total turun-temurun" cocok dengan konsep Calvinis tentang cara manusia diselamatkan:
Manusia dikatakan lahir tercemar oleh dosa Adam; sehingga mereka tidak mampu melakukan apa saja untuk menyelamatkan diri ("kebejatan total turun-temurun").
Kaum Calvinis mengharapkan Allah untuk mengirim Roh Kudus ke atas manusia untuk memperbaharui dan menyelamatkan mereka ("karya langsung Roh Kudus").
Karena percaya bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa untuk diselamatkan, maka kaum Calvinis juga mengatakan bahwa apapun yang mereka perbuat tidak akan menyesatkan mereka ("ketidakmungkinan murtad").
Produk sampingan tak terduga dari doktrin "dosa asal" adalah bahwa umat Katolik mulai mencemaskan bayi-bayi yang mati, tercemar (seperti yang mereka percayai) oleh dosa Adam. Untuk menangkal "dosa asal," mereka mulai "membaptis" anak bayi. Namun itu masih menyisakan masalah bagi bayi yang belum dibaptis, sehingga mereka menciptakan "Limbo," tujuan dunia berikutnya bagi bayi-bayi yang mati "tidak dibaptis."72Ini adalah contoh bagaimana doktrin palsu membiak.
Mari kita kembali kepada "doktrin dosa asal" itu sendiri: Bagaimanakah orang sampai memiliki gagasan seperti itu? Para pendukung doktrin itu mengutip ayat-ayat yang menekankan efek dosa yang kekal dan sangat luas (seperti Kel. 20:5) atau nas-nas hiperbola (melebih-lebihkan) untuk menekankan dosa umat manusia (seperti Maz. 51:573). Namun begitu, Roma 5:12-21 adalah salah satu teks bagi bukti utama mereka. Edwards menulis bahwa ayat 12 nas itu "telah menjadi tempat berkembang biak doktrin dosa asal."74
Seperti yang telah ditunjukkan, doktrin ini, dalam satu bentuk atau lainnya, adalah salah satu dogma yang paling diterima secara universal di dalam dunia Kristen. Namun demikian, saya bisa dengan yakin mengatakan bahwa doktrin itu tidak diajarkan di dalam Roma 5. Untuk memulainya, tujuan Paulus dalam nas itu adalah bukan untuk menyajikan sebuah kajian yang mendalam tentang sifat dosa. Banyak komentator mengakui bahwa Paulus tidak memiliki tujuan seperti itu.
Moo menulis, "Roma 5:12-21 tidak memiliki 'dosa asal' sebagai fokusnya."75
Ewards mengatakan, "Ayat 12, pada kenyataannya, sebenarnya tidak membahas masalah dosa dari perspektif teori.… Tujuan [Paulus] di sini adalah bukan pengembangan doktrin dosa asal."76
Morris menyimpulkan, "Paulus tidak mengatakan apa-apa tentang sifat bejat atau kecenderungan berdosa; pandangan seperti itu dimasukkan [orang] ke dalam teks itu."77
Lebih lanjut, saya menolak klaim bahwa ayat 12 sampai 21 mengajarkan doktrin "kebejatan turun-temurun" karena kesimpulan seperti itu melanggar prinsip dasar penafsiran Alkitab. Prinsip dasar itu dapat dinyatakan seperti ini: "Jangan menafsirkan nas yang tidak jelas sehingga bertentangan dengan ayat-ayat yang jelas di tempat lain." Hampir setiap orang setuju bahwa, sebagian atau seluruh, ayat-ayat ini sangat tidak jelas. Karena benar begitu, maka nas itu harus ditafsirkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan ajaran jelas Alkitab seperti berikut ini:
Bayi dilahirkan murni dan suci, tidak rusak atau tercemar oleh dosa Adam (lihat Mat. 18:3; 19:14).
Masing-masing orang bertanggung jawab atas dosanya sendiri (lihat Efe. 2:1; Kol. 2:13), bukan dosa ayahnya (Yeh. 18:20) atau dosa bapak kita Adam.
Apakah saya sedang menyarankan bahwa dosa Adam tidak memiliki efek bencana besar pada dunia di mana kita hidup? Tidak sama sekali. Meski kita tidak mewarisi kesalahan dosa Adam, namun kita telah mewarisi pelbagai akibat dosanya yang berdampak luas. Dalam ayat 17, Alkitab JB menulis "kematian berkuasa atas setiap orang sebagai akibat dari kejatuhan satu orang" (huruf miring ditambahkan). Apakah perbedaan antara "kesalahan" dan "akibat"? Jika ayah saya bersalah atas pembunuhan, kesalahannya itu tidak akan diwariskan kepada saya; saya tidak bisa diadili untuk kejahatan itu. Namun, saya akan menanggung sejumlah akibat oleh karena perbuatannya—seperti sakit hati, kesedihan, dan penghinaan. Sekali lagi, saya katakan bahwa kita tidak mewarisi kesalahan dosa Adam, namun setiap hari kita menderita akibat perbuatan-Nya.
Apa sajakah akibatnya? Ayat 12 mengatakan bahwa "dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang." Di taman Eden, hanya satu wakil kejahatan yang terlihat. Ular (Kej. 3:1) bisa saja adalah Iblis yang menyamar (lihat Why. 12:9) atau agen Iblis. Sekarang ini, kita diberitahu bahwa "perjuangan kita … melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efe. 6:12). Dari manakah "pasukan jahat" ini berasal? Dalam cara tertentu, apakah ketidaktaatan Adam "membuka pintu" bagi kekuatan jahat untuk membanjiri dunia? Saya tidak tahu, tapi sesuatu telah memicu penyebaran kejahatan di bumi.
Secara khusus, ayat 12 mengatakan bahwa "maut [masuk ke dalam dunia] melalui dosa" (huruf miring ditambahkan). Allah memberitahu Adam, "Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kej. 2:17). Meski sudah ada peringatan ini, ia dan Hawa tetap makan (Kej. 3:6). Akibatnya, mereka diusir dari taman itu dan tidak bisa makan dari pohon kehidupan (Kej. 3:24). Ketika itu terjadi, tubuh mereka mulai memburuk; mereka mulai mati. Kutukan kematian telah datang ke dalam dunia. Pikirkanlah rasa sakit dan penderitaan yang bisa mendahului kematian; pikirkanlah air mata yang tertumpah di sisi kubur yang terbuka. Tidak heran Paulus mengacukan kematian sebagai "musuh" (1 Kor. 15:26). Semua ini adalah hasil dari dosa Adam.
Yang lebih serius daripada trauma kematian itu sendiri adalah cara Iblis menggunakan kematian selama berabad-abad untuk mengintimidasi dan memaksa. Bicara tentang pengorbanan Yesus, penulis Ibrani mengatakan, Karena anak-anak itu [semua manusia] adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia [Kristus] juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut (Ibr. 2:14, 15).
Selama bertahun-tahun, kematian telah menjadi senjata "ancaman" setan untuk memaksa manusia melakukan perintahnya. Terima kasih Allah, melalui kematian dan kebangkitan Yesus, Tuhan membuang jauh "ancaman" Iblis darinya!
Bagaimanapun, pahamilah bahwa kematian jasmani hanyalah pembungkus paket masalah yang robek terbuka pada hari Adam dan Hawa berbuat dosa. Allah memberitahu Hawa, "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu" (Kej. 3:16). Allah memberitahu Adam, "Karena engkau … memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka Terkutuklah tanah karena engkau; …
Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, …; Dengan berpeluh Engkau akan mencari makananmu, Sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, Karena dari situlah engkau diambil; Sebab engkau debu Dan engkau akan kembali menjadi debu (Kej. 3:17-19).
Seluruh ciptaan dipengaruhi oleh dosa Adam (lihat 8:20-22). Setiap kali seorang perempuan menggeliat kesakitan saat melahirkan, setiap kali seorang petani bermandi peluh menyangkuli gulma liar, setiap kali seorang karyawan mengalami kesulitan dalam pekerjaan, setiap kali bencana alam lain terjadi, kita memiliki bukti tambahan mengenai pelbagai akibat dosa yang menjangkau jauh. Kita hidup di dalam dunia yang dipenuhi dan dirusak oleh dosa. Alkitab tidak mengajarkan bahwa kesalahan dosa Adam diwariskan kepada keturunannya, tapi setiap hari kita menderita pelbagai akibat dari ketidaktaatannya.
Kebanyakan komentator moderen tidak lagi mengajarkan bahwa anak bayi dilahirkan dengan kesalahan dosa Adam yang menodai jiwa mereka. Untuk membuat doktrin "kebejatan total turun-temurun" lebih cocok bagi selera moderen, mereka telah mengencerkan doktrin itu. Sekarang ini banyak yang lebih suka mengajarkan bahwa dosa Adam ditanamkan di dalam "kecenderungan berdosa" semua manusia, suatu "bakat" atau "kecondongan" kepada dosa—bahwa kita mewarisi "sifat berdosa" dari Adam. Banyak penulis dengan yakin mengatakan bahwa "sifat berdosa" ini adalah alasan kita berbuat dosa. Beberapa orang bahkan bersikeras bahwa memang tidak dapat dihindari bahwa kita akan berbuat dosa (bahwa kita tidak bisa mencegah untuk berbuat dosa) karena kita mewarisi "sifat berdosa" ini dari Adam. Beberapa terjemahan Alkitab mencerminkan teologi ini. Misalnya, Alkitab NIV sering menerjemahkan kata Yunani untuk "daging" (sa÷rx, sarx) sebagai "sifat berdosa" (7:18; 8:4, 5, 8; 13:14). Kita diberitahu "sifat berdosa" yang kita miliki menjelaskan bagaimana beberapa orang menjadi begitu jahat dan bahkan mengapa anak-anak tidak mematuhi orang tua mereka.
Saya memiliki masalah dengan pandangan "kebejatan turun-temurun" yang sudah direvisi ini. Pertama, saya percaya pandangan itu masih melanggar ajaran ayat-ayat jelas yang disebutkan sebelumnya, ditambah ajaran Alkitab tentang kehendak bebas yang Allah berikan kepada kita masing-masing. Kedua, saya tidak bisa mengerti bagaimana Adam bisa mewariskan "sifat berdosa" kepada keturunannya. Apakah Adam mewariskan sesuatu yang ia miliki sebelum ia berdosa? Dengan kata lain, apakah ia berbuat dosa, karena ia sendiri memiliki "sifat berdosa"? Jika ya, maka Allah, yang menciptakan Adam, pasti telah menempatkan "sifat berdosa" itu di dalam dirinya. Oleh karena itu Allah akan bertanggung jawab untuk dosa Adam. Tentunya, kita tidak bisa menerima kesimpulan itu.
Jika Adam tidak memiliki "sifat berdosa" sebelum ia berdosa, maka "sifat berdosa" (menggunakan istilah pilihan zaman kini) yang ia miliki pasti timbul dari kehendak bebas yang ia praktikkan. Dengan kata lain, "sifat berdosa"nya adalah sifat khas yang ia peroleh belakangan. Jadi, menurut doktrin "kebejatan turun-temurun" yang direvisi ini, Adam mewariskan satu sifat khas yang ia peroleh belakangan—kesimpulan lain yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima. Jika saya terlibat kecelakaan dan lengan saya putus (sebuah sifat khas yang saya peroleh belakangan), ini tidak berarti anak-anak saya akan lahir dengan kehilangan satu lengan.
Adam berdosa bukan karena ia diciptakan dengan "sifat berdosa," dan kita berdosa bukan karena kita dilahirkan dengan "sifat berdosa." Lalu, mengapakah ia berdosa? Mengapakah kita berbuat dosa? Tanpa mengklaim dapat memahami segala sesuatu tentang misteri perilaku manusia, izinkan saya meninjau kebenaran beberapa kebenaran dasar Alkitab tentang Adam dan diri kita sendiri:
Jiwa Adam diciptakan murni dan suci oleh Allah. Demikian juga, jiwa kita adalah murni dan suci, karena mereka berasal dari Allah (lihat Pkh. 12:7; Zak. 12:1).
Adam diciptakan dengan kehendak bebas; ia bisa menaati atau melawan Allah. Kita juga memiliki kapasitas yang diberikan oleh Allah untuk menaati atau melawan Dia (lihat Ula. 30:15-20).
Adam adalah roh hidup yang diciptakan menurut gambar Allah, tetapi ia juga memiliki tubuh daging. Satu cara si penggoda itu menyerang Adam dan Hawa adalah melalui keinginan kedagingan mereka (Kej. 3:6). Setiap orang yang sudah bertanggung jawab mengalami ketegangan antara roh dan daging (Mat. 26:41; lihat Rom. 7:18, 19; 1 Yoh. 2:16).
Bahkan di firdaus (taman Eden), godaan ada. Di dalam dunia yang mengidap penyakit dosa, kita terus-menerus dibombardir dengan pencobaan (lihat Ibr. 2:18; 4:15).
Orang yang memiliki kebebasan memilih tidak akan selalu membuat pilihan yang tepat. Ketika orang dicobai dan membuat pilihan yang salah, itu adalah dosa.Adam membuat pilihan yang salah—dan begitu juga kita (3:23).
Adam tidak menaati Allah sebagai perbuatan dari kehendak bebas. Ia dinyatakan bersalah karena ia telah berdosa. Begitu juga halnya, kita berdosa sebagai manusia yang memiliki moral bebas dan bertanggung jawab atas dosa-dosa kita, bukan dosa orang lain.
Secara rohani, kita masing-masing memulai hidup di tempat dasar yang sama seperti Adam. Ia adalah manusia, seperti halnya kita. Ia bisa jatuh, dan kita juga bisa jatuh. Cepat atau lambat, kita masing-masing membuat kesalahan mendasar yang sama yang ia sudah lakukan: Kita tidak menaati Allah. Ketika itu yang terjadi, kita diminta bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan, bukan apa yang Adam lakukan. Deason mengatakannya seperti ini: "pendosa dibuat oleh masyarakat berdosa, bukan oleh gen berdosa! Manusia menjadi pendosa karena pilihan dan perbuatan."78
Kembali, saya tegaskan bahwa Alkitab tidak mengajarkan bahwa kita mewarisi kesalahan dosa Adam.
2. Nas ini tidak mengajarkan keselamatan universal. Roma 5:12-21 juga digunakan sebagai teks bukti oleh mereka yang percaya bahwa setiap orang akan diselamatkan. Keyakinan mereka itu kadang-kadang disebut "doktrin universalisme."
Argumentsi ini berpusat pada ayat 18 (NASB): "sehingga kemudian sebagaimana melalui satu pelanggaran [dosa Adam di taman] timbul penghukuman kepada semua orang, demikian juga melalui satu perbuatan kebenaran [kematian Kristus di kayu salib] timbul pembenaran kehidupan kepada semua orang." Kepercayaan itu adalah bahwa dosa Adam menghukum setiap orang, tetapi kematian Kristus membalikkan efek dosa Adam sehingga setiap orang akan diselamatkan. Lagi, kita punya contoh tindakan yang mendasarkan suatu posisi doktrin penting pada sebuah nas yang tidak jelas, kesalahan utama dalam menafsirkan dan menerapkan kitab suci.
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa tidak semua orang akan diselamatkan. Banyak nas dapat dikutip (lihat Mat. 25:34, 41, 46), tetapi kita tidak perlu melihat lebih jauh daripada pelbagai pernyataan Paulus sendiri dalam kitab Roma. Dalam pasal 2, ia bicara tentang "hari kemurkaan dan pernyataan penghakiman Allah yang adil" (2:5; NASB), dengan mengatakan bahwa mereka yang "tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman " akan menghadapi "murka dan geram"(2:8). Dalam pasal 12, ia bicara lagi tentang "murka Allah" dan mengutip dari Perjanjian Lama: "Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan" (12:19).
Beberapa orang menangkap kata-kata seperti "banyak" dan "semua" dalam teks kita, dengan menyimpulkan bahwa, bahkan jika nas itu tidak mengajarkan keselamatan universal, nas itu masih mengajarkan bahwa banyak lagi yang akan diselamatkan daripada yang akan sesat. Kita semua ingin itu terjadi—tapi kita harus menerima ajaran jelas dari Yesus bahwa yang sesat akan lebih banyak daripada yang akan diselamatkan (Mat. 7:13, 14).
Apa Yang Nas Itu Ajarkan.
Pertanyaan Direnungkan. Kita telah menekankan apa yang 5:12-21 tidak ajarkan, tapi kita masih harus menentukan apa yang nas itu memang ajarkan. Pertanyaan yang paling mempengaruhi penafsiran nas itu adalah apakah "kematian" di ayat 12 adalah kematian jasmani, kematian rohani, atau kombinasi keduanya. Tidak ada jawaban yang mudah untuk pertanyaan ini.
Beginilah bunyi ayat 12 (NASB): "Oleh karena itu, sebagaimana melalui satu orang dosa masuk ke dalam dunia, dan kematian melalui dosa, sehingga kematian menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa" (huruf miring ditambahkan). Saya telah mempelajari alasan dari mereka yang mengatakan bahwa, tanpa diragukan lagi, "kematian" dalam konteks ini mengacu kepada kematian jasmani. Mari kita mempertimbangkan beberapa kekuatan pendapat itu.
Bagian pertama dari ayat 12 didasarkan pada kisah dosa Adam dalam Kejadian 2 dan 3, di mana Allah berkata, "Pastilah engkau mati" (2:17; lihat 3: 3). Kita memiliki keuntungan dari empat ribu tahun lebih ajaran Alkitab tentang efek dosa, sehingga kita mengerti bahwa dosa Adam mengakibatkan kematian jasmani dan rohani.Namun begitu, Adam akan sudah memahami kata-kata itu sebagai berarti kematian jasmani. Karena ia makan buah terlarang, ia tidak bisa ambil bagian dari pohon kehidupan (2:9; 3:24). Tubuhnya mulai memburuk, seperti halnya tubuh kita.79
Paulus menggunakan perbandingan Adam/Kristus dalam surat sebelumnya (lihat 1 Kor. 15:21, 22, 45-49). Roma 5:12-21 tampaknya menggemakan pemikiran 1 Kor. 15:22: "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." Jadi maksud 1 Korintus 15 adalah kebangkitan tubuh, sehingga masuk akal untuk mengatakan bahwa efek dosa pada tubuh adalah juga pertimbangan utama dalam teks kita dalam Roma 5.
Nas ini dengan jelas mengajarkan bahwa dosa satu orang mempengaruhi seluruh umat manusia. Jika kesimpulan Calvinis kita abaikan, bagaimanakah dosa Adam mempengaruhi seluruh umat manusia, bahkan bayi yang tidak berdosa? Sebagai akibat dari dosanya, kita semua mati secara jasmani.
Saya juga telah mempertimbangkan alasan mereka yang mengatakan bahwa, tanpa diragukan lagi, "kematian" dalam nas ini mengacu kepada kematian rohani. Penafsiran ini memiliki dua kekuatan:
- 1. Nas ini dimulai dengan "Sebab itu," yang mengikat itu dengan apa yang Paulus katakan sebelumnya. Yang lebih sesuai dengan konteks sebelumnya adalah kepedulian rohani, bukan kepedulian jasmani.
- 2. Pendapat ini membolehkan "semua orang telah berbuat dosa" (5:12) untuk memiliki arti sama seperti yang terjadi dalam 3:23, dan kata-kata seperti "pembenaran" (5:18) digunakan seperti telah digunakan dalam empat setengah pasal sebelumnya. (Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menggunakan beberapa kata kunci yang memiliki arti yang berbeda dalam konteks yang berbeda, tetapi, biasanya, arti yang paling umumlah yang harus lebih dipilih.)
Saya telah membaca komentar orang-orang yang bersikeras bahwa memilih antara kematian jasmani dan rohani adalah kesalahan, bahwa yang ada di dalam pikiran Paulus adalah hukuman dan akibat apa saja dari dosa Adam. Dunn menulis, "Seperti dalam sapuan pemikiran Yahudi yang lebih luas …, tidak ada saran tentang perbedaan antara kematian 'rohani' dan 'jasmani'.… [M]ereka mencirikan seluruh sapuan keterasingan makhluk dari Sang Pencipta."80Morris berkata, "Mungkin cara terbaik untuk memahami kedua nas itu [5:17, 21] adalah dengan melihat acuan kepada kedua jenis kematian itu. Kematian jasmani ada dalam pikiran, tetapi bukan kematian jasmani dalam dirinya; itu adalah kematian jasmani sebagai tanda dan simbol kematian rohani."81
Rogers menunjukkan bahwa, ketika surat itu dikirim ke Roma, penerima aslinya akan memiliki surat yang dibacakan kepada mereka.82Karena 5:12-21 dapat dibaca dengan keras dalam beberapa menit, maka semua yang pendengar itu akan bisa ingat adalah maksud utama nas itu: Kristus telah menangani masalah apa saja yang Adam bawa ke dalam ras manusia. Edwards membuat pemikiran yang sama. Ia menulis bahwa kekuatan "tipografi" adalah pada gambaran secara keseluruhan, bukan pada rinciannya. Ia berpendapat bahwa menekankan rincian adalah sama dengan kehilangan maksud analogi tipe/anti-tipe.83
Saya terkesan dengan semua pendapat ini mengenai "kematian" dalam ayat 12. Selama mereka yang menganut pandangan ini tidak mengajarkan ide-ide yang melanggar nas-nas jelas Kitab Suci di tempat lain, saya tidak bisa katakan dengan pasti bahwa siapa saja dari mereka adalah salah. Kekuatan dan kelemahan dapat dilihat dalam setiap pendekatan itu. Apapun pandangan yang seseorang anut, ada banyak kesulitan untuk diatasi.
Teks Diperiksa. Paulus mungkin berpikir bahwa maksudnya adalah sederhana: Kehilangan yang kita alami dalam Adam, kita miliki lebih daripada yang diperoleh kembali di dalam Kristus. Ini merupakan pemikiran yang penting, bahkan pemikiran yang mendalam, tapi tetap sederhana. Ia tentunya akan terkejut terhadap penelitian cermat yang dialami oleh kata-katanya. Namun demikian, kita wajib memeriksa teks itu. Kita sudah melakukan yang terbaik untuk melakukan hal itu di halaman 335-51.
Kesimpulan. Ketika kelas membahas efek dosa Adam, pertanyaan ini sering dilontarkan: "Bagaimana jika Adam tidak berdosa?" Salah satu aspek pertanyaan itu adalah apa yang akan terjadi pada Adam jika ia tidak berdosa. Skenario itu telah diperdebatkan selama berabad-abad. Salah satu pendapat terkenal adalah bahwa Adam akan sudah diangkat ke sorga tanpa mengalami kematian, seperti Henokh dan Elia. Namun begitu, kebanyakan orang lebih tertarik pada aspek lain pertanyaan itu: "Apakah kondisi dunia akan seperti saat ini jika Adam tidak berdosa?" Seperti pertanyaan-pertanyaan "bagaimana jika" pada umumnya, pertanyaan ini mustahil untuk dijawab karena Adam berbuat dosa. Saya selalu beranggapan bahwa, jika Adam tidak berdosa dan mengacaukan dunia … dan anak-anaknya tidak berdosa, juga cicit-cicitnya tidak berdosa … ketika akhirnya tiba giliran saya, maka saya akan sudah berdosa—maka, pada akhirnya, hasilnya akan sama.
Tujuan saya bukan untuk menuduh Adam dan berkata, "Engkau memalukan karena berbuat dosa dan membawa segala macam persoalan ke dalam dunia." Faktanya adalah bahwa kita semua pernah mengikuti jejak Adam. Kita semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (3:23). Hasilnya jauh lebih buruk daripada kematian jasmani: Kita mati secara rohani (6:23) dan menempatkan jiwa kita dalam bahaya "kematian kedua, lautan api" (Why. 20:14). Ini membawa kita kepada satu-satunya pengharapan kita, Yesus Kristus. "Melalui satu orang [Adam] dosa masuk ke dalam dunia" (5:12), tetapi melalui Manusia lain (Yesus) kasih karunia datang ke dalam dunia. Anda dapat terus mengikuti contoh Adam, atau Anda hari ini dapat memilih untuk mengikut Yesus. Yang manakah yang akan Anda pilih?
Pendekatan Yang Berbeda Terhadap Teks (Roma 5:12-21)
Ada banyak cara untuk menyajikan 5:12-21 dalam satu pelajaran. Charles R. Swindoll menggunakan gagasan "kisah tentang dua manusia," dengan mengambil ilustrasi dari buku klasik A Tale of Two Cities karya Charles Dickens.84William Barclay menjudulkan kajiannya atas teks kita ini "Ruin and Rescue," dengan menekankan bahwa kita "dihancurkan oleh dosa" tapi "diselamatkan oleh Kristus."85Beberapa penulis telah meminjam judul dari karya klasik John Milton, dengan menyebut pelajaran itu "Paradise Lost—and Regained." Karena kata-kata "berkuasa" dan "telah berkuasa" digunakan beberapa kali dalam teks kita (5:14, 17, 21), maka D. Stuart Briscoe menjudulkan komentarnya "The Four Monarchs."86Anda bahkan bisa mengetengahkan pendapat Anda tentang "jauh lebih banyak" dari nas itu (5:15, 17; lihat 5:20).87
Kebenaran Yang Jelas (Roma 5:12-21)
Bahkan setelah mempelajari dengan hati-hati Roma 5:12-21, kita mungkin masih memiliki pertanyaan tersisa tentang rinciannya yang banyak. Namun demikian, beberapa kebenaran disajikan dalam teks ini—baik dinyatakan atau disiratkan—yang Allah tidak ingin kita lewatkan. Mari kita lihat beberapanya.
"Satu" adalah penting. Sebagai manusia, kita kadang-kadang berpikir bahwa kita "hanya sendirian" dan karena itu tidak penting. Pembacaan teks itu menunjukkan kepada kita pentingnya angka "satu." Melalui satu manusia, kehancuran datang ke dalam dunia; lalu satu Manusia datang untuk menyelamatkan dunia. Kita harus jangan meremehkan kekuatan satu kehidupan, terutama kehidupan yang didedikasikan kepada Tuhan. Edward Everett Hale pernah menulis, Saya hanya sendirian, tapi saya tetap satu. Saya tidak bisa melakukan segala hal, Tapi saya bisa melakukan suatu hal.
Apa yang bisa saya lakukan, saya harus lakukan, Dan apa yang saya harus lakukan Oleh kasih karunia Allah saya akan lakukan.88
Dosa itu mengerikan. Konsep dosa diremehkan dalam banyak lapisan masyarakat sekarang ini. Beberapa orang menyangkal keberadaan dosa, sementara yang lain bersi- keras bahwa apa yang Alkitab cap sebagai "dosa" adalah tidak begitu buruk sekali. Sebaliknya, ketika kita melihat dosa Adam dan pelbagai akibatnya, kita melihat bahwa dosa adalah nyata, mengerikan, dan hasilnya menjijikkan. "Bayangan paling panjang dan paling kelam dalam sejarah dicampakkan"89melewati bentangan dunia ketika Adam berdosa dan kematian masuk ke dalam dunia!
Anugerah yang luar biasa. Allah tidak berkewajiban untuk menolong manusia, tetapi karena kasih-Nya yang besar Ia mencurahkan kasih karunia-Nya ke atas kita (Yoh. 3:16). Paulus menulis bahwa "di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah" (5:20). John Bunyan (1628-1688), penulis Pilgrim's Progress, mendasarkan judul otobiografinya tentang Roma 5:20: Kasih Karunia Yang Berlimpah-limpah.90
Salib sangat diperlukan. Jika Kristus tidak datang untuk membatalkan apa yang dosa Adam telah perbuat—maka, kata-kata tidak bisa mengungkapkan betapa itu akan tragis jadinya. Ia datang, dan Ia mati di kayu salib bagi kita! Di penghujung Perang Dunia II, Winston Churchill memberi kehormatan kepada Angkatan Udara Kerajaan dengan kata-kata yang monumental: "Belum pernah terjadi begitu banyak orang berhutang begitu banyak kepada begitu sedikit orang." Ketika kita memandang Kristus di kayu salib, kita harus menyatakan, "Belum pernah terjadi begitu banyak orang berhutang begitu banyak kepada Satu orang saja!"91
Kematian tidak bisa dihindari. Salah satu akibat dosa Adam adalah bahwa "kematian telah menjalar kepada semua manusia" (5:12; NASB). "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi" (Ibr. 9:27). Banyak dari kita tidak suka memikirkan kematian, tetapi itu tidak bisa dihindari—dan penghakiman yang mengikuti adalah pasti. Orang bijak tidak hanya mempersiapkan diri untuk kehidupan, tetapi juga untuk kematian.
Kebangkitan adalah pasti. Kristus datang untuk membalik efek dosa Adam. Karena dosa Adam, kematian jasmani menimpa setiap orang; tapi, melalui Kristus, kita semua akan dibangkitkan suatu hari nanti. Ketika Yesus datang kembali, "semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum"(Yoh. 5:28, 29).
Tanggung jawab pribadi. Masing-masing dari kita bertanggung jawab untuk nasibnya sendiri. Karena dosa Adam, kita mati secara jasmani; dan karena kasih karunia Allah, kita suatu hari nanti akan hidup dengan sejenis tubuh. Namun begitu, karena dosa-dosa kita sendiri maka kita mati secara rohani, dan hanya melalui iman kepada pengorbanan Kristus maka kita bisa hidup selama-lamanya.92Kita tidak punya pilihan bagi tubuh kita, tetapi kita memiliki pilihan bagi iman kita. Karena keselamatan katanya untuk semua orang, seorang pengkhotbah tua pernah ditanya mengapa semua orang tidak diselamatkan. Orang tua itu menjawab, "Mengapa juga masih ada orang yang kotor [badannya], meski ada aliran air sebening kristal yang mengalir dari puncak gunung bersalju selama ribuan tahun,?"93Faktanya adalah bahwa beberapa orang menolak untuk membersihkan diri mereka. Begitu juga halnya, beberapa orang menolak untuk menerima karunia Allah berupa Yesus.
Keputusan yang tidak bisa dihindari. Edwards menulis, "Menjadi manusia adalah berdiri di persimpangan jalan pilihan."94Kita bisa memilih untuk tetap di dalam dosa kita dan menanggung segala akibat yang menghancurkan dari dosa itu, atau kita dapat memutuskan untuk percaya kepada Yesus dan memahkotai Dia sebagai Raja hidup kita. Menaati Kristus adalah sama dengan diampuni dari dosa-dosa kita dan menerima berkat-berkat Allah yang telah disiapkan untuk kita. Beberapa orang mengira mereka dapat menolak untuk membuat keputusan, atau setidaknya menundanya; tapi setiap kali mereka gagal untuk membuat keputusan bagi Kristus, mereka sebenarnya sedang membuat keputusan menentang Dia (lihat Luk. 11:23). Dahulu sekali, Yosua memberikan tantangan ini: "Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;
… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"(Yos. 24:15).
Kesimpulan. Roma 5:12-21 mengajarkan kita bahwa Kristus telah menangani masalah apa saja yang Adam sudah perkenalkan ke dalam ras manusia—dan lebih lagi. Apakah ini sekedar pernyataan teologis? Tidak, itu adalah kebenaran praktis dan pribadi. Kita harus jangan menganggap teks ini seperti kisah Adam dan Kristus; itu juga adalah kisah diri kita.
Roh Kudus tidak memasukkan nas ini sebagai teka-teki yang harus dipecahkan, tetapi sebagai penyajian pelbagai kebenaran yang harus dimanfaatkan. Satu kebenaran adalah bahwa kita menderita setiap hari karena dosa Adam dan suatu hari nanti akan menghadapi kematian jasmani karena dosa itu. Kebenaran lainnya adalah bahwa, karena dosa pribadi, kita dapat dijauhkan dari Allah di sini dan di sepanjang kekekalan. Sebuah kebenaran yang lebih menarik adalah bahwa Yesus datang untuk membatalkan hukuman dosa, dosa Adam dan dosa kita. Ia mati untuk masing-masing dari kita, dan Ia ingin sekali kita percaya kepada Dia dan menaati kehendak-Nya (6:3-6). Bagian dari kitab Roma ini mungkin telah menarik pikiran kita tapi sekarang kita harus membiarkan itu menyentuh hati kita dan memotivasi kehendak kita!
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 5
JEMBATAN: BERKAT DAMAI SEJAHTERA
Bagaimanakah Roma 5 cocok dalam perkembangan pemikiran Paulus? Beberapa orang menganggap pasal itu sebagai ...
PASAL 5
JEMBATAN: BERKAT DAMAI SEJAHTERA
Bagaimanakah Roma 5 cocok dalam perkembangan pemikiran Paulus? Beberapa orang menganggap pasal itu sebagai puncak ajaran Paulus tentang pembenaran oleh iman, sementara yang lain meletakkan pasal 5 bersama pasal-pasal selanjutnya yang berhubungan dengan pengudusan. Dalam penilaian saya, Roma 5 berfungsi sebagai jembatan antara dua tema: pembenaran dan pengudusan.
Dalam 3:21-4:25, Paulus menggunakan Kitab Suci dan logika untuk menunjukkan bahwa dasar pembenaran adalah iman. Sekarang, setelah menetapkan prinsip itu, ia siap membuat daftar berkat-berkat dari keadaan dibenarkan. William Barclay menulis bahwa bagian pertama Roma 5 merupakan salah satu dari "ayat-ayat penuh pujian [dari Paulus] di mana ia hampir menyanyikan sukacita yang mendalam atas kepercayaannya kepada Allah."1R. C. Bell berkata, "Hampir tidak ada Kitab Suci lain yang sangat sarat dengan sumber daya tak terbatas tentang agama Kristen."2
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 72.
2 R. C. ...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 72.
- 2 R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 43.
- 3 Larry Deason, "The Righteousness of God": An In-depth Study of Romans, rev. ed. (Clifton Park, N.Y.: Life Communications, 1989), 134.
- 4 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 875.
- 5 Ibid., 876.
- 6 Leon Morris, The Epistle of the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 219.
- 7 John Newton, "Amazing Grace," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 8 William Barclay, New Testament Words (Philadelphia: Westminster Press, 1974), 76.
- 9 Bauer, 457.
- 10 Ibid.
- 11 Barclay, Romans, 73.
- 12 Ibid.
- 13 Morris, 220, n. 11.
- 14 Diadaptasi dari Jim Townsend, Romans: Let Justice Roll Down (Elgin, Ill.: David C. Cook Publishing Co., 1988), 37.
- 15 James D. G. Dunn, Romans 1-8, Word Biblical Commentary, vol. 38A (Dallas: Word Books, 1986), 253.
- 16 Ketika teks ini bicara tentang pelbagai berkat pembenaran, teks itu menyebut perbuatan segenap ke-Allahan: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
- 17 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 331.
- 18 James Burton Coffman, Commentary on Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1973), 197.
- 19 James R. Edwards, Romans, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1992), 139.
- 20 Richard Batey, The Letter of Paul to the Romans, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 67-68.
- 21 Perkataan asli tentang "Allah menolong mereka yang menolong diri mereka sendiri" ditelusuri kembali hingga kepada Poor Richard's Almanac (June 1736). (John Bartlett, Familiar Quotations, 15th ed., rev. and enl., ed. Emily Morison Beck [Boston: Little, Brown and Co., 1980], 347.)
- 22 G. Delling, "kairós," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 389. Kata lain untuk "waktu" ( cro÷noß, chronos, digunakan dalam kata-kata seperti "kronologi"), berkaitan dengan periode waktu.
- 23 Lihat pembahasan poin-poin ini dalam Jimmy Allen, Survey of Romans, 7th ed. (Searcy, Ark.: By the author, 1994), 63.
- 24 Morris, 222.
- 25 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 144.
- 26 Morris, 225.
- 27 C. S. Lewis, The Problem of Pain (Oxford: N.p., 1940; reprint, New York: Macmillan Publishing Co., 1962), 91. Lewis dulunya adalah seorang agnostik dari Universitas Oxford yang menjadi pengiman Allah.
- 28 Morris, 224.
- 29 Stott, 144.
- 30 Bauer, 521.
- 31 J. D. Thomas, Romans, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 38.
- 32 Untuk latar belakang ayat-ayat ini, lihat pelajaran yang membahasnya.
- 33 Ibid., 40.
- 34 Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 162.
- 35 Richard Rogers, Paid in Full: A Commentary on Romans (Lubbock, Tex.: Sunset Institute Press, 2002), 83.
- 36 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 181.
- 37 Hal ini dapat dilihat dalam Alkitab NASB, di mana kata-kata dalam huruf miring telah ditambahkan oleh para penerjemah. Dalam ayat 16, kata-kata berikut ini telah ditambahkan supaya ayat itu masuk akal: "dengan" "mengakibatkan," "pelanggaran," dan "mengakibatkan."
- 38 Stott, 149.
- 39 Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 178.
- 40 Deason, 142.
- 41 Chrysostom Homilies on Romans 10.
- 42 Tidak seperti beberapa orang skeptis sekarang ini, Paulus percaya kepada kisah Adam dan kejatuhan manusia dalam kitab Kejadian sebagai akurat secara sejarah.
- 43 Mereka yang percaya bahwa "maut/kematian" dalam ayat kita hanya mengacu kepada kematian jasmani menunjukkan bahwa penekanan Paulus adalah pada efek satu dosa (dosa Adam) pada dunia. Mereka berpendapat bahwa, ketika Adam berdosa, itu seolah-olah semua keturunannya telah berdosa. Penulis terilham kadang-kadang menggunakan penalaran semacam ini. (Lihat Ibrani 7:9, 10, di mana penulis mengatakan bahwa orang Lewi membayar persepuluhan kepada Melkisedek jauh sebelum ia lahir-karena Abraham kakek buyut orang Lewi telah membayar persepuluhan kepada Melkisedek)
- 44 Seperti di Roma 3:23, pengertiannya adalah bahwa yang ada di dalam pikiran Paulus adalah orang yang bertanggung jawab .
- 45 Jika "kematian" dipahami sebagai kematian fisik di seluruh teks kita, maka maksud Paulus dalam ayat 13 mungkin sebagai berikut: Jika kematian fisik merupakan hukuman untuk dosa pribadi, maka tidak akan ada orang yang harus mati sebelum hukum Musa diberikan.
- 46 "Pelanggaran" adalah dari kata para÷basiß (parabasis). Lihat komentar tentang 4:15.
- 47 Allah telah menetapkan bahwa pembunuh harus dihukum mati (Kej. 9:6), "tapi tidak ada hukum umum yang melibatkan semua dalam hukuman mati" (McGarvey dan Pendleton, 335).
- 48 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 124.
- 49 Bauer, 1019.
- 50 Ibid., 770.
- 51 McGarvey and Pendleton, 336.
- 52 Kata untuk "karunia," dw÷rhma (dōrema), terkait dengan dōrea dalam ayat 15. Istilah itu menambahkan jumlah kata yang Paulus gunakan untuk menyampaikan "karunia"Allah.
- 53 Dalam pandangan "hanya kematian fisik," "hukuman" mengacu semata-mata kepada keadaan dihukum mati secara fisik.
- 54 Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu pengecualian adalah Henokh (Kej. 5:24). Yang lain lagi adalah Elia (2 Raja 2:11). Juga, mereka yang hidup ketika Kristus datang kembali tidak akan mati secara fisik.
- 55 Lard, 167.
- 56 Para pendukung "hanya kematian fisik" bersikeras bahwa "pembenaran" di sini hanya mengacu kepada pembalikan hukuman mati fisik.
- 57 McGarvey dan Pendleton, 338.
- 58 Mereka yang memilih pendekatan "hanya kematian fisik" akan menafsirkan "penghukuman" diturunkan "kepada semua orang" melalui dosa Adam sebagai hukuman kematian fisik. "Pembenaran kehidupan" akan terutama mengacu kepada perbuatan Yesus yang membalik hukuman itu dengan membangkitkan setiap orang dari antara orang mati (Yoh. 5:28, 29).
- 59 Bruce Barton, David Veerman, and Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), 110.
- 60 J. D. Thomas, Class Notes, Romans, Abilene Christian College (1955).
- 61 Tidak ada kata sandang pasti ( "the" dalam bahasa Inggris) yang muncul sebelum kata "hukum" ( no÷moß, nomos ) dalam teks Yunaninya. Namun demikian, konteksnya menunjukkan bahwa Paulus sedang bicara tentang hukum Musa.
- 62 Morris, 241.
- 63 Bruce, 121.
- 64 Stott, 139.
- 65 Disadur dari Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7,700 Illustrations (Rockville, Md.: Assurance Publishers, 1979), 1508.
- 66 Mary Ann Bird, "A Genius for Loving," Guideposts (January 1985): 29.
- 67 David Mowday, pembicaraan devosional yang disajikan di Eastside church of Christ, Midwest City, Oklahoma, 7 December 2003.
- 68 Charles H. Spurgeon, dikutip dalam Joseph S. Excell, The Biblical Illustrator (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 364.
- 69 Di sadur dari David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 95.
- 70 Deason, 156.
- 71 Dikutip dalam Morris, 231.
- 72 Menurut doktrin Katolik, "Limbo" juga adalah tempat untuk orang-orang benar yang mati sebelum pengorbanan Yesus di kayu salib. (Charles G. Herbermann, et. al., eds., "Limbo," in The Catholic Encyclopedia [New York: Encyclopedia Press, 1913], 9:256-59.)
- 73 Mazmur 58:3 menyiratkan bahwa orang jahat adalah pendusta sejak dari kandungan, yang merupakan suatu kemustahilan jika diartikan secara harfiah. Selanjutnya, Mazmur 22:9, 10 menggunakan hiperbola untuk membuat maksud sebaliknya dari Mazmur 51:5. Kedua mazmur itu dikaitkan kepada Daud.
- 74 Edwards, 147.
- 75 Moo, 189.
- 76 Edwards, 148.
- 77 Morris, 231.
- 78 Deason, 151.
- 79 Beberapa orang percaya bahwa tidak ada kematian jasmani sama sekali sebelum Adam berdosa. Manusia dan hewan diberi tanaman untuk dimakan (Kej. 1:29, 30). Pernah dikemukakan bahwa kematian jasmani pertama terjadi setelah Adam berdosa, ketika binatang dibunuh untuk membuat pakaian bagi Adam dan Hawa (Kej. 3:21).
- 80 Dunn, 273.
- 81 Morris, 230.
- 82 Rogers, 84.
- 83 Edwards, 146.
- 84 Charles R. Swindoll, Coming to Terms with Sin: A Study of Romans 1-5 (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1999), 87-88. Swindoll menyebut kedua orang itu "Manusia Kesalahan" dan "Manusia Kasih Karunia."
- 85 Barclay, Romans, 77, 82.
- 86 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 119.
- 87 Lihat Coffman, 208.
- 88 Edward Everett Hale, "Lend a Hand," quoted in 742 Heart-Warming Poems, comp. and ed. John R. Rice (Murfreesboro, Tenn.: Sword of the Lord Publishers, 1964), no. 314.
- 89 Jim Hylton, Just Dying to Live (Kalamazoo, Mich.: Master's Press, 1976), 46.
- 90 Edwards, 154.
- 91 Diadaptasi dari Burgess, 176.
- 92 McGuiggan, 170.
- 93 Diadaptasi dari Coffman, 210.
- 94 Edwards, 151.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi