Teks -- Filipi 1:21-25 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Flp 1:21
Full Life: Flp 1:21 - MATI ADALAH KEUNTUNGAN.
Nas : Fili 1:21
Orang percaya yang sejati, yang hidup di tengah-tengah kehendak
Allah, tidak perlu takut terhadap kematian. Mereka mengetahui bahwa...
Nas : Fili 1:21
Orang percaya yang sejati, yang hidup di tengah-tengah kehendak Allah, tidak perlu takut terhadap kematian. Mereka mengetahui bahwa Allah mempunyai maksud untuk kehidupan mereka dan bahwa kematian, bila itu datang, hanya merupakan akhir tugas mereka di dunia dan awal kehidupan yang lebih indah bersama Kristus (ayat Fili 1:20-25;
lihat cat. --> Rom 8:28;
[atau ref. Rom 8:28]
lihat art. KEMATIAN).
Jerusalem: Flp 1:23 - diam bersama-sama dengan Kristus Baik mati maupun hidup, masing-masing dengan Kristus, 1Te 5:10; Rom 14:8; Kol 3:3; dll. Paulus tidak menjelaskan bagaimana memikirkan "keuntungan" yan...
Jerusalem: Flp 1:25 - bersama-sama lagi dengan kamu Firasat Paulus ini yang belum merupakan suatu kepastian, bdk Fili 2:17, sesungguhnya terlaksana (lihat Kis 20:1-6 dan surat-surat pastoral); lain sama...
Firasat Paulus ini yang belum merupakan suatu kepastian, bdk Fili 2:17, sesungguhnya terlaksana (lihat Kis 20:1-6 dan surat-surat pastoral); lain sama sekali apa yang dikatakan Paulus di Miletus, Kis 20:25.
Ende: Flp 1:21 - Bagi aku hidup itu adalah Kristus Hidup "dalam daging" bagi Paulus hanja
bernilai sekedar berguna untuk kepentingan-kepentingan Kristus. Barangkali
djuga terkandung didalamnja pandanga...
Hidup "dalam daging" bagi Paulus hanja bernilai sekedar berguna untuk kepentingan-kepentingan Kristus. Barangkali djuga terkandung didalamnja pandangan dan perasaan Paulus seperti jang dinjatakannja dalam Gal 2:20, ialah: "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku jang hidup, melainkan Kristuslah jang hidup didalam aku".
Ende: Flp 1:23 - Tinggal bersama dengan Kristus Dengan utjapan ini Paulus terang-terang
menjatakan kejakinannja, bahwa sesudah kematian tubuh, djiwa para orang beriman
segera masuk kemuliaan abadi.
Dengan utjapan ini Paulus terang-terang menjatakan kejakinannja, bahwa sesudah kematian tubuh, djiwa para orang beriman segera masuk kemuliaan abadi.