Teks -- Wahyu 2:18 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Why 2:1--3:22
Jerusalem: Why 2:1--3:22 - -- Bab 2-3 Ketujuh surat yang tercantum di sini tersusun secara sama. Dijelaskan dahulu bagaimana keadaan jemaat (Aku tahu), lalu menyusul janji atau anc...
Bab 2-3 Ketujuh surat yang tercantum di sini tersusun secara sama. Dijelaskan dahulu bagaimana keadaan jemaat (Aku tahu), lalu menyusul janji atau ancaman, yang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Ajaran yang termaktub dalam surat-surat ini sangat padat, khususnya ajaran mengenai Yesus Kristus. Surat-surat itu juga memberi informasi tentang hidup Kristen di kawasan Asia-Kecil sekitar th 90.
Ende -> Why 2:18
Ialah kota ketjil 65 km sebelah tenggara Pergamum.
Ref. Silang FULL -> Why 2:18
Ref. Silang FULL: Why 2:18 - di Tiatira // Anak Allah // bagaikan tembaga · di Tiatira: Wahy 2:24; Kis 16:14; Wahy 1:11
· Anak Allah: Mat 4:3; Mat 4:3
· bagaikan tembaga: Wahy 1:14,15; Wahy 1:14; Wahy 1:...
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Why 2:18 - -- 1. Alamat surat ini: Jemaat di Tiatira (2:18a)
2:18a Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira
Walaupun Tiatira kota kecil, dan tidak banyak y...
1. Alamat surat ini: Jemaat di Tiatira (2:18a)
2:18a Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira
Walaupun Tiatira kota kecil, dan tidak banyak yang diketahui tentang kota ini, tetapi jemaat ini mendapat kiriman surat yang paling panjang di antara ketujuh jemaat yang lain. Tiatira ada di jalan yang menuju ke Pergamus, jadi lokasinya penting dari segi pertahanan Pergamus. Masalahnya di sana hanya ada bukit-bukit yang rendah, yang tidak dapat dijadikan dasar benteng yang kuat. Oleh karena itu, maka pasukan yang mau mengalahkan Pergamus (ibu kota propinsi) harus lebih dulu mengalahkan Tiatira sampai habis. Sejak pasukan ditempatkan di situ pada tahun 300 SM, berkali-kali Tiatira dibangun untuk keamanan Pergamus, kemudian dihancurkan oleh musuh Pergamus, dan dibangun kembali oleh pihak yang menang.
Selain itu, ada perindustrian zat warna ungu yang diperoleh dari akar yang bertumbuh di sekitarnya, dan juga ada banyak serikat kerja di Kota Tiatira. Upacara-upacara serikat kerja itu pasti dimulai dan diakhiri dengan menyembah berhala, dan kemungkinan besar dipenuhi dengan kemabukan dan segala macam dosa. Rupanya sulit mempertahankan keanggotaan dalam serikat kerja yang seperti itu, tanpa melibatkan diri dalam upacara-upacara kafir. Orang percaya di sana dihadapkan dengan suatu pergumulan yang berat. Mungkin orang yang disebut Izebel menasihati mereka untuk berkompromi.
Hagelberg: Why 2:18 - -- 2. Sifat Kristus (2:18b)
2:18b Inilah Firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga
Sebutan ini, mengenai Dia yang...
2. Sifat Kristus (2:18b)
2:18b Inilah Firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga
Sebutan ini, mengenai Dia yang berfirman kepada mereka di Tiatira, menegaskan bahwa pesan ini layak, karena Tuhan Yesus pasti mengetahui isi hati orang, dan bahwa Dia mampu menggenapi segala sesuatu yang dijanjikan dalam pesan yang berikut, baik janji maupun ancaman-Nya.
Hanya di sini, dalam seluruh Kitab Wahyu, Tuhan Yesus disebut Anak Allah, sedangkan istilah "raja" dipakai tiga kali mengenai Tuhan Yesus.
Mazmur 2, terutama ayat 7-8, melatarbelakangi sebutan ini, dan juga janji kepada mereka yang menang, yang disinggung dalam pasal 2:26-27. Dalam budaya zaman pemazmur, istilah Anak dapat menunjukkan kepada raja yang ditetapkan untuk memerintah, dan bukan keturunan jasmani dari seorang ayah. Oleh karena latar belakang itu, maka istilah Anak, seperti istilah "Kristus" ("yang diurapi"), dapat diartikan dengan kata "Raja".
Dalam pasal 19:12, di mana Dia datang ke bumi untuk menghakimi dan memerintah, kita juga membaca bahwa mata-Nya bagaikan nyala api. Dengan mata-Nya yang seperti itu, Dia dapat melihat setiap dosa. Yang berdosa tidak dapat bersembunyi dari Dia.
Juga kaki-Nya bagaikan tembaga, yaitu murni dan kuat untuk menginjak-injak dosa, seperti apa yang juga dikatakan dalam pasal 2:27.
D. Surat kepada Jemaat di Tiatira (2:18-29)
Hagelberg: Why 2:1--3:22 - -- II. Bagian Kedua: \"...apa yang terjadi sekarang...\" (2:1-3:22)
Fungsi pasal dua dan pasal tiga:
Bagian ini menjelaskan dan menerapkan rincian-rincia...
II. Bagian Kedua: \"...apa yang terjadi sekarang...\" (2:1-3:22)
Fungsi pasal dua dan pasal tiga:
Bagian ini menjelaskan dan menerapkan rincian-rincian yang sulit dimengerti dari penglihatan tentang Tuhan Yesus dalam pasal satu. Juga perintah-perintah yang harus kita turuti untuk mengalami kebahagiaan yang disebutkan dalam pasal 1:3, terdapat dalam bagian ini. Kalau kita mau menerima berkat yang diucapkan di dalam pasal 1:3, maka kita perlu membaca bagian ini dan menaati perintah-perintah yang ada di dalamnya.
Isi bagian ini:
Bagian ini terdiri dari tujuh surat kepada tujuh jemaat. Setiap jemaat adalah sebuah gereja setempat yang harfiah. Oleh karena jemaat-jemaat sepanjang zaman ini mempunyai ciri-ciri yang diuraikan dalam pasal dua dan tiga, maka dapat dikatakan bahwa ketujuh jemaat itu juga mewakili setiap jemaat. Jadi, walaupun sesuatu ditulis untuk jemaat di Efesus, tetapi hal itu juga berlaku bagi kita "yang bertelinga". Wahyu 2:7 berbunyi, "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat...." Jadi, semua ini dikatakan kepada jemaat-jemaat Kristus, dan bukan kepada satu jemaat saja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa surat-surat ini milik kita juga.
Ketujuh Kota di Asia Kecil
Bentuk bagian ini:
Ketujuh surat disusun menurut suatu pola yang mempunyai tujuh bagian, yaitu:
1. Alamat Surat
2. Sifat Kristus
3. Pujian untuk Jemaat
4. Kritikan
5. Tuntutan
6. Ancaman
7. Janji
Ada perkecualian: jemaat di Laodikia tidak dipuji, dan jemaat di Smirna tidak dikritik.
Morris137 mengamati bahwa jemaat pertama dan jemaat ketujuh berada dalam keadaan yang amat parah, jemaat kedua dan keenam berada dalam keadaan yang sangat baik, dan keadaan jemaat yang ketiga, keempat, dan kelima sedang-sedang saja.
Beberapa penafsir berkata bahwa setiap jemaat melambangkan suatu masa dalam sejarah gereja. Misalnya jemaat di Efesus, yang ajarannya mantap, melambangkan gereja yang mula-mula, pada masa rasul-rasul. Menurut pola penafsiran itu, mungkin jemaat di Sardis (yang "dikatakan hidup, padahal engkau mati") melambangkan gereja pada zaman Reformasi. Penulis menolak tafsiran tersebut, berdasarkan atas lima alasan berikut. Pertama, sebenarnya tafsiran tersebut tidak berdasarkan pengamatan yang teliti. Alasannya karena sejarah gereja tidak begitu sesuai dengan jalannya dua pasal ini. Kedua, kita perlu mengerti bahwa ada jemaat seperti setiap ketujuh jemaat ini pada setiap generasi sejak kitab ini ditulis. Ketiga, tafsiran tersebut cenderung menarik perhatian kita dari penerapan nas ini dalam pribadi kita masing-masing dan dalam jemaat kita masing-masing. Keempat, tampaknya urutan kota yang ada dalam nas ini disamakan bukan dengan sejarah gereja tetapi dengan letaknya kota-kota ini di jalan raya di wilayah itu. Kelima, tidak ada satu petunjuk pun dalam nas ini yang dapat dipakai sebagai alasan atau bukti untuk menafsirkan secara alegoris (lambang).
Oleh karena setiap "surat" ini dimulai dengan kata "Inilah Firman dari Dia...",138 kata yang juga dipakai sebagai kata pengantar pada nubuatan dalam Perjanjian Lama (LXX),139 maka beberapa penafsir140 menegaskan bahwa apa yang kita sebut "surat" sebaiknya disebut "nubuatan". Menurut mereka, khas nubuatan ketujuh surat perlu ditegaskan.