Teks -- Yohanes 21:22 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Yoh 21:1-25; Yoh 21:22
Jerusalem: Yoh 21:1-25 - -- Bab terakhir ini berupa tambahan, yang ditambahkan pada injil yang sudah selesai, entah oleh penginjil sendiri entah oleh salah seorang dari antara mu...
Bab terakhir ini berupa tambahan, yang ditambahkan pada injil yang sudah selesai, entah oleh penginjil sendiri entah oleh salah seorang dari antara murid-muridnya.
Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini.
Ref. Silang FULL -> Yoh 21:22
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Yoh 21:22 - -- 21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup1498 sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.1499 Tetapi engkau: ikutlah Aku."1500
T...
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup1498 sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.1499 Tetapi engkau: ikutlah Aku."1500
Tanggapan Tuhan Yesus terhadap pertanyaan Petrus merupakan teguran yang keras dan tegas. Dari satu segi, ada perbandingan yang jelas dengan apa yang dikatakan mengenai "nasib" Petrus dan keadaan Yohanes, tetapi dari segi yang lain, baik Petrus maupun Yohanes di bawah keadaan yang sama: keduanya harus ikut Tuhan Yesus ke mana saja Dia perintahkan mereka.
Sebaiknya kita mengerti bahwa ayat ini berlaku bagi kita juga. Kehidupan setiap kita masing-masing diatur oleh Tuhan, dan kita tidak usah merepotkan diri kita dengan keadaan teman-teman, yang tampaknya diberi keadaan yang lebih enak, seolah-olah Tuhan Yesus tidak fair, misalnya kalau satu orang memperoleh pekerjaan yang baik, tetapi temannya harus "mulai dari bawah". Sambil mengatur kehidupan dan pengalaman kita, Tuhan Yesus tidak minta izin dari kita, Dia hanya minta hati yang rela berpartisipasi dalam kehendak-Nya.
Pada saat kita berseru, "Tuhan, mengapakah aku harus menderita kesusahan ini?", Dia hanya menjawab dengan ayat ini. Apakah kita rela mengikuti Dia, atau tidak? Apakah kita siap menghadapi kesusahan itu dengan sikap iman, atau sikap meragukan kebaikan dan hikmat Tuhan Yesus? Apakah kita sedang berbegang pada keyakinan iman kita, apakah kita sedang percaya dengan iman yang semakin bertumbuh, sehingga kita dapat mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Dia?
Dalam bagian ini kita mengerti bahwa Tuhan Yesus menyusun suatu rencana khusus bagi setiap individu yang telah Dia panggil. Dia merencanakan jalan hidup yang dapat ditempuh oleh setiap kita, sesuai dengan hikmat-Nya dan kreativitas-Nya. Kebenaran ini dinyatakan dengan dua contoh yang ekstrem: yang satu Dia recanakan supaya mati syahid, dan yang satu mungkin direncanakan supaya tidak mengalami maut sama sekali. Demikianlah hak-Nya!
Kita tidak diberitahu bagaimana hal ini akan diwujudkan dalam pengalaman kita masing-masing. Yang terlihat bagi kita adalah bentuk Tuhan Yesus di depan kita, yang telah diilhamkan kepada kita melalui Injil Yohanes ini.
Hagelberg: Yoh 21:15-24 - -- B. Yesus, Petrus, dan Yohanes (21:15-24)
Tradisi dan ajaran Katolik terlalu meninggikan perikop ini, sampai Petrus menjadi pemimpin rasul-rasul yang l...
B. Yesus, Petrus, dan Yohanes (21:15-24)
Tradisi dan ajaran Katolik terlalu meninggikan perikop ini, sampai Petrus menjadi pemimpin rasul-rasul yang lain, tetapi sebenarnya hal itu tidak dikatakan dalam kisah pengampunan dan penabisan ini. Mereka tidak mempertimbangkan bahwa sebenarnya Rasul Yohanes lebih akrab dan lebih mengasihi Tuhan Yesus. Perkataan Tuhan Yesus kepada Simon Petrus lebih terkait erat pada penyangkalan Petrus daripada hubungan Petrus dengan rasul-rasul yang lain. Yang ditekankan adalah bahwa dosa besar Petrus diampuni. Hubungan antara Petrus dan murid-murid yang lain (misalnya Yohanes) dengan sengaja dikesampingkan sebagai sesuatu yang tidak usah dipertimbangkan. Yang pokok adalah bahwa setiap orang percaya harus mengikut Tuhan Yesus, dan tidak memikirkan keadaan ataupun status orang lain.
Dengan demikian beberapa tema pokok dalam Injil Yohanes terselesaikan dalam bagian ini. Hubungan Petrus dengan Tuhan Yesus perlu dibereskan, dan kita melihat itu dalam bagian ini. Hubungan antara Petrus dan Yohanes diuraikan lebih rinci, sehingga kita dapat mengerti bagaimana mereka saling melengkapi (dan tidak ada persaingan di antara mereka untuk menjadi pemimpin agama Kristen). Juga identitas murid yang dikasihi Tuhan Yesus lebih dijelaskan dalam bagian ini.
Hagelberg: Yoh 21:22 - -- 21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup1498 sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.1499 Tetapi engkau: ikutlah Aku."1500
T...
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup1498 sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.1499 Tetapi engkau: ikutlah Aku."1500
Tanggapan Tuhan Yesus terhadap pertanyaan Petrus merupakan teguran yang keras dan tegas. Dari satu segi, ada perbandingan yang jelas dengan apa yang dikatakan mengenai "nasib" Petrus dan keadaan Yohanes, tetapi dari segi yang lain, baik Petrus maupun Yohanes di bawah keadaan yang sama: keduanya harus ikut Tuhan Yesus ke mana saja Dia perintahkan mereka.
Sebaiknya kita mengerti bahwa ayat ini berlaku bagi kita juga. Kehidupan setiap kita masing-masing diatur oleh Tuhan, dan kita tidak usah merepotkan diri kita dengan keadaan teman-teman, yang tampaknya diberi keadaan yang lebih enak, seolah-olah Tuhan Yesus tidak fair, misalnya kalau satu orang memperoleh pekerjaan yang baik, tetapi temannya harus "mulai dari bawah". Sambil mengatur kehidupan dan pengalaman kita, Tuhan Yesus tidak minta izin dari kita, Dia hanya minta hati yang rela berpartisipasi dalam kehendak-Nya.
Pada saat kita berseru, "Tuhan, mengapakah aku harus menderita kesusahan ini?", Dia hanya menjawab dengan ayat ini. Apakah kita rela mengikuti Dia, atau tidak? Apakah kita siap menghadapi kesusahan itu dengan sikap iman, atau sikap meragukan kebaikan dan hikmat Tuhan Yesus? Apakah kita sedang berbegang pada keyakinan iman kita, apakah kita sedang percaya dengan iman yang semakin bertumbuh, sehingga kita dapat mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Dia?
Dalam bagian ini kita mengerti bahwa Tuhan Yesus menyusun suatu rencana khusus bagi setiap individu yang telah Dia panggil. Dia merencanakan jalan hidup yang dapat ditempuh oleh setiap kita, sesuai dengan hikmat-Nya dan kreativitas-Nya. Kebenaran ini dinyatakan dengan dua contoh yang ekstrem: yang satu Dia recanakan supaya mati syahid, dan yang satu mungkin direncanakan supaya tidak mengalami maut sama sekali. Demikianlah hak-Nya!
Kita tidak diberitahu bagaimana hal ini akan diwujudkan dalam pengalaman kita masing-masing. Yang terlihat bagi kita adalah bentuk Tuhan Yesus di depan kita, yang telah diilhamkan kepada kita melalui Injil Yohanes ini.
Hagelberg: Yoh 21:1-25 - -- V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Beberapa sarjana yang tidak menerima Alkitab sebagai Firman Tuhan berkata bahwa pasal 21 merupakan suatu tambah...
V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Beberapa sarjana yang tidak menerima Alkitab sebagai Firman Tuhan berkata bahwa pasal 21 merupakan suatu tambahan pada Injil ke empat, yang ditulis lama sesudah pasal 1-20 ditulis. Di antara sarjana itu ada yang berkata bahwa Yohanes sendiri penulis pasal 21 ketika dia berusia lanjut, tetapi sarjana lain berkata bahwa pasal 21 tidak ditulis oleh penulis pasal 1-20. Mereka berkata bahwa kosakata pasal 21 berbeda dari kosakata pasal 1-20, dan bahwa pasal 20:30-31 merupakan puncak dan akhir Injil Yohanes yang asli.
Dari segi kosakata, memang benar ada 28 kata yang dipakai dalam pasal 21 tetapi tidak dipakai dalam pasal 1-20. Beberapa kata dari daftar 28 kata itu, misalnya "ikan", "jala", "tidak berpakaian", "gembalakanlah", dan "mengenakan" terkait erat dengan pokok yang diceritakan oleh Yohanes, sehingga tidak menjadi bukti yang kuat. Kata-kata itu dipakai dalam pasal 21 karena perlu dipakai untuk menceritakan kisah yang harus diceritakan, dan tidak dipakai dalam pasal 1-20 karena tidak diperlukan di situ. Namun beberapa kata yang muncul dalam pasal 21 tidak biasa dipakai oleh Yohanes (misalnya kata yang diterjemahkan "bertanya"1443 dalam ayat 12, dan kata benda "anak-anak"1444 dalam ayat 5). Sarjana yang mengajukan pendapat itu, bahwa pasal 20 merupakan akhir Injil Yohanes yang asli, juga mengaku bahwa masalah kosakata tidak merupakan bukti yang cukup kuat. Barangkali setiap pasal dalam Injil Yohanes mempunyai perbedaan-perbedaan (atau ciri khas) seperti itu.
Selain masalah kosakata, mereka juga meremehkan isi pasal 21, dan berkata bahwa Injil ini sudah utuh dan tidak perlu dilanjutkan setelah pasal 20:31. Namun kita akan mengamati bahwa pasal 21 sangat penting dalam susunan Injil Yohanes. Antara lain, seandainya tidak ada pasal 21, maka tidak ada rekonsiliasi antara Tuhan Yesus dan Petrus.
Perlu juga dikatakan bahwa antara ribuan naskah Perjanjian Baru yang telah ditemukan, tidak ada satu pun yang mengandung suatu Injil Yohanes yang berakhir dengan pasal 20.