Teks -- Yohanes 4:25-26 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Yoh 4:25 - -- 4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias417" (yang disebut Kristus)418 "akan datang; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segal...
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias417" (yang disebut Kristus)418 "akan datang; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Mungkinkah perempuan itu menangkap bahwa penyembahan "dalam roh dan kebenaran" hanya dapat diwujudkan melalui Mesias? Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan kepastian, namun jelaslah bahwa pada titik ini kesabaran dan kecerdasan Tuhan Yesus sudah berhasil: perempuan itu membuka hatinya untuk mengekspresikan suatu kerinduan yang amat dalam. Walaupun dia orang berdosa, tetapi ada kerinduan untuk menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Kepada orang lain dia tidak mungkin berbicara mengenai kerinduan itu, pasti dia ditertawakan. Namun kepada orang Yahudi yang lemah lembut ini dia berani, dan dia tidak ditertawakan, karena orang Yahudi itu datang justru untuk menyelamatkan orang berdosa.
Menurut ajaran Samaria Mesias, atau "Taheb"419 yang mereka nantikan bukan seorang Raja, dan bukan seorang Juruselamat. Dia akan melayani sebagai nabi yang utama, sesuai dengan Ulangan 18:15-19. Nabi yang mereka nantikan akan memberitakan segala sesuatu kepada mereka. Namun mungkin perempuan itu sudah mengerti bahwa Dia berbicara dengan segala hikmat sorgawi. Apakah hikmat Taheb atau Mesias itu akan melebihi hikmat orang Yahudi ini yang sedang berbicara kepadanya?
Hagelberg: Yoh 4:1-42 - -- 9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
Percakapan ini luar biasa. Orang Yahudi laki-laki biasanya tidak mau berbicara dengan perempuan, dan orang Yah...
9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
Percakapan ini luar biasa. Orang Yahudi laki-laki biasanya tidak mau berbicara dengan perempuan, dan orang Yahudi yang memelihara agama Yahudi tidak mau berbicara dengan orang Samaria. Percakapan ini, yang merupakan sebagian dari sejarah Yesus Kristus, juga mengandung teologia yang amat indah dan dalam. Ada dua kontras yang timbul. Ada kontras antara air sumur dan air hidup, dan ada kontras antara Yakub dan Yesus.
Percakapan ini dapat dibandingkan dengan percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus. Di situ ada kontras antara kelahiran jasmani dan kelahiran rohani. Kiasan yang dipakai dalam dua percakapan masing-masing jauh berbeda, tetapi pelajaran rohani di balik kedua kiasan itu sebenarnya sama. Tuhan Yesus membicarakan kehidupan kekal yang diperoleh melalui Dia.
Perempuan itu juga dapat dibandingkan dengan Nikodemus. Dari segi latar belakang, perempuan itu (yang namanya tidak disebutkan) adalah orang berdosa dari suku yang dianggap hina, sedangkan Nikodemus adalah tokoh agama Yahudi yang terkemuka. Sedangkan dari segi tanggapannya, Nikodemus bingung dan belum percaya. Mungkin dia pergi dari ruangan itu, tetapi kepergiannya pun tidak disebutkan. Tanggapan perempuan itu jauh lebih baik. Dia percaya, dan dia membawa banyak orang kepada Yesus. Latar belakang yang mantap bukan merupakan syarat untuk melayani Tuhan Yesus secara efektif!
Peristiwa ini tidak diceritakan dalam ke tiga Injil Sinoptik, tetapi kiasan panen dipakan dalam Matius 9:35-38 ("Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit"), dan keperluan untuk roti jasmani disingkirkan demi kepentingan rohani dalam Matius 4:1-4.
Ringkasan Ephrem dari Suria indah dan tepat:
Yesus datang pada air mancur itu sebagai pemburu.... Dia melemparkan sebiji gandum di depan seekor merpati untuk menangkap seluruh kelompok burung.... Pada permulaan percakapan Dia tidak menyatakan diri-Nya kepada perempuan itu.... Semula dia hanya melihat seorang manusia yang haus, lalu seorang Yahudi, lalu seorang rabi, kemudian seorang nabi, akhirnya Mesias. Dia berusaha untuk mengalahkan orang haus itu, dia tidak senang dengan orang Yahudi itu, dia mengejek rabi itu, dia dimenangkan oleh nabi itu, dan dia menyanggung Mesias.362
Hagelberg: Yoh 4:25 - -- 4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias417" (yang disebut Kristus)418 "akan datang; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segal...
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias417" (yang disebut Kristus)418 "akan datang; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Mungkinkah perempuan itu menangkap bahwa penyembahan "dalam roh dan kebenaran" hanya dapat diwujudkan melalui Mesias? Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan kepastian, namun jelaslah bahwa pada titik ini kesabaran dan kecerdasan Tuhan Yesus sudah berhasil: perempuan itu membuka hatinya untuk mengekspresikan suatu kerinduan yang amat dalam. Walaupun dia orang berdosa, tetapi ada kerinduan untuk menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Kepada orang lain dia tidak mungkin berbicara mengenai kerinduan itu, pasti dia ditertawakan. Namun kepada orang Yahudi yang lemah lembut ini dia berani, dan dia tidak ditertawakan, karena orang Yahudi itu datang justru untuk menyelamatkan orang berdosa.
Menurut ajaran Samaria Mesias, atau "Taheb"419 yang mereka nantikan bukan seorang Raja, dan bukan seorang Juruselamat. Dia akan melayani sebagai nabi yang utama, sesuai dengan Ulangan 18:15-19. Nabi yang mereka nantikan akan memberitakan segala sesuatu kepada mereka. Namun mungkin perempuan itu sudah mengerti bahwa Dia berbicara dengan segala hikmat sorgawi. Apakah hikmat Taheb atau Mesias itu akan melebihi hikmat orang Yahudi ini yang sedang berbicara kepadanya?
B. Pelayanan yang Awal: Tanda, Perbuatan, dan Kata (2:1-4:45)
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
Hagelberg: Yoh 4:26 - -- 4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia,420 yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Oleh karena perempuan itu sudah membuka hatinya, maka akhirnya, de...
4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia,420 yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Oleh karena perempuan itu sudah membuka hatinya, maka akhirnya, dengan segala kelemah lembutan Tuhan Yesus mengaku bahwa Dialah Mesias. Pengakuan ini yang istimewa dan mulia dibentuk dengan nada yang begitu lemah lembut. Kasih-Nya kepada perempuan itu, dan seluruh desa Sikhar, nyata dalam kalimat itu.
Selain nas ini (dan mungkin Markus 9:41) Tuhan Yesus tidak mengaku identitas-Nya sebagai Mesias sebelum Dia diadili.421 Pengakuan yang bersifat terang-terangan disampaikan kepada orang Samaria, dan bukan kepada orang Yahudi, mungkin karena bagi orang Yahudi jabatan Mesias disamakan dengan jabatan raja, dan Dia belum siap dilantik sebagai raja.422 Orang Samaria tidak akan memaksa Taheb atau Mesias menjadi raja, tetapi mereka mau diajar oleh Dia.
Ungkapan Akulah Dia menimbulkan pertanyaan. Apakah ungkapan ini hanya dipakai sebagai kata-kata biasa, untuk berkata bahwa Yesus adalah Mesias?423 Dalam konteks ini, pertanyaan itu dapat dijawab, "Ya". Namun dalam konteks Injil Yohanes pasal 8:24, 28, 58; 13:19; 18:5, 6, dan 8, pemakaian ungkapan tersebut, yang juga merupakan terjemahan dari sebagian dari penjelasan nama Allah,424 merujuk kepada nama Allah, YHWH, yang ditulis Tuhan dalam Perjanjian Lama kita.425 Jika kaitan dengan nama Allah dapat dipertahankan, maka dalam nas ini Tuhan Yesus tidak hanya mengaku secara terang-terangan bahwa Ia adalah Mesias, tetapi Dia juga mengaku secara tidak langsung bahwa Dia Allah!
Kemungkinan besar, perempuan itu tidak menangkap kaitan ungkapan Akulah Dia dengan nama Allah, tetapi orang yang membaca Injil Yohanes berkali-kali mengerti bahwa dalam ayat ini Tuhan Yesus mengaku diri-Nya sebagai Mesias secara terang-terangan, dan Dia memberi pentunjuk bahwa Dia adalah Allah.
Sangatlah menarik membandingkan percakapan antara Tuhan Yesus dan perempuan di sumur Yakub dengan percakapan antara Tuhan Yesus dan Nikodemus:
Nicodemus: Perempuan Samaria:
malam siang hari
dalam ruangan di luar
Yahudi Samaria
laki-laki perempuan
terhormat tanpa hormat
bernama tidak bernama
agamawi berdosa
sopan santun mengecek dan kaget
ragu-ragu percaya
menghilang menarik penghuni desa kepada Kristus
Terhadap dia Tuhan Yesus bersikap:
kasar sabar
tegak elastis: main, menyatakan dosa, menegur,
membesarkan hati, menyatakan diri-Nya
Kesamaan:
kedua-duanya bangga mengenai tradisi mereka masing-masing kedua-duanya diberi kiasan kehidupan kekal yang disalah pahami kedua kiasan itu mengandung kontras antara yang lama dan yang baru
Nampaknya para pembaca diajak merenungkan kontras yang begitu menonjol antara kedua percakapan yang bersejarah itu. Mungkinkah Yohanes memilih kedua percakapan itu dan memasukkannya dalam Injil Yohanes untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus dapat melayani dua orang itu yang sangat jauh berbeda? Jika Dia dapat melayani mereka, Dia juga dapat melayani setiap kita!
Kontras yang dibahas di atas juga dapat diterapkan dalam pendekatan seorang penginjil kepada orang lain. Sama seperti Rasul Paulus membahas bagaimana dia di bawah hukum Taurat bagi mereka yang di bawah hukum Taurat, dan bebas dari hukum Taurat dengan mereka yang bebas dari hukum Taurat (1 Korintus 9), dalam nas ini Tuhan Yesus bersikap lemah lembut terhadap seorang perempuan yang keperluannya nyata, segaligus Dia bersikap seperti seorang rabi yang keras terhadap seorang rabi. Baik Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus beradaptasi sejauh mungkin tanpa mengkompromikan hal-hal yang pokok. Mereka sendiri menjembatani jurang komunikasi, dan mereka tidak menuntut supaya yang dilayani menjembataninya.
Dalam dua nas tersebut kita membaca dua contoh dari pendekatan Tuhan Yesus. Mungkin setiap kali Dia berbicara dengan orang mengenai kehidupan yang kekal Dia mengamati situasi mereka, untuk menemui sesuatu yang dapat dipakai sebagai titik temu. Dalam kasus Nikodemus, titik temu yang Dia temui adalah kelahiran Nikodemus sebagai orang Yahudi yang murni. Dalam kasus perempuan itu, titik temunya air sumur Yakub. Dari titik temu yang Dia temui Dia membentuk sebuah kiasan khusus untuk orang itu, sesuai dengn keadaannya masing-masing. Mai kita meneladai pendekatan ini, bukan dengan menceritakan kelahiran baru kepada sembarangan orang, tetapi dengan membentuk kiasan kehidupan kekal yang khusus untuk setiap orang yang kita layani. Carilah sesuatu dalam situasi mereka masing-masing, dan bentuklah sebuah kiasan mengenai kehidupan Allah yang disediakan bagi orang itu. Jika kita bertemu orang yang sedang mencari kendaraan, ataupun seseorang yang bangga karena kendaraan yang dia miliki, kita menceritakan kendaraan yang kekal, yang membawa orang ke tempat yang indah. Pada waktu mereka salah paham (pasti mereka salah paham, sama seperti Nikodemus dan perempuan itu!) kesalah pahaman itu kita pakai untuk lebih menjelaskan kebenaran dan Tuhan Yesus kepada mereka. Jika ada orang yang menikmati udara segar, kita menceritakan kepada mereka mengenai udara segara yang hidup, yang membawa kehidupan kekal. Jika dua orang sedang menikmati kesahabatan yang baik (atau seseorang merasa kehilangan kesehabatan), ceritakanlah mengenai seorang Sehabat yang membawa kehidupan yang kekal. Tidak apa-apa jika kita mengceritakan hal-hal yang tidak dimengerti. Mula-mula Tuhan Yesus sendiri tidak dimengerti. Tidak apa-apa jika semula mereka menolak, seperti Nikodemus.
Dengan kata lain, biarlah kita meneladai pendekatan Tuhan Yesus yang begitu lunak, dan tidak hanya mengulangi pendekatan yang begitu tepat pada situasi Nikodemus, atau pendekatan yang begitu tepat pada situasi perempuan itu. Ingatlah, Tuhan Yesus tidak membahas air hidup dengan Nikodemus, dan Dia tidak membahas kelahiran baru kepada perempuan itu!
Hagelberg: Yoh 4:26 - -- 4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia,420 yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Oleh karena perempuan itu sudah membuka hatinya, maka akhirnya, de...
4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia,420 yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Oleh karena perempuan itu sudah membuka hatinya, maka akhirnya, dengan segala kelemah lembutan Tuhan Yesus mengaku bahwa Dialah Mesias. Pengakuan ini yang istimewa dan mulia dibentuk dengan nada yang begitu lemah lembut. Kasih-Nya kepada perempuan itu, dan seluruh desa Sikhar, nyata dalam kalimat itu.
Selain nas ini (dan mungkin Markus 9:41) Tuhan Yesus tidak mengaku identitas-Nya sebagai Mesias sebelum Dia diadili.421 Pengakuan yang bersifat terang-terangan disampaikan kepada orang Samaria, dan bukan kepada orang Yahudi, mungkin karena bagi orang Yahudi jabatan Mesias disamakan dengan jabatan raja, dan Dia belum siap dilantik sebagai raja.422 Orang Samaria tidak akan memaksa Taheb atau Mesias menjadi raja, tetapi mereka mau diajar oleh Dia.
Ungkapan Akulah Dia menimbulkan pertanyaan. Apakah ungkapan ini hanya dipakai sebagai kata-kata biasa, untuk berkata bahwa Yesus adalah Mesias?423 Dalam konteks ini, pertanyaan itu dapat dijawab, "Ya". Namun dalam konteks Injil Yohanes pasal 8:24, 28, 58; 13:19; 18:5, 6, dan 8, pemakaian ungkapan tersebut, yang juga merupakan terjemahan dari sebagian dari penjelasan nama Allah,424 merujuk kepada nama Allah, YHWH, yang ditulis Tuhan dalam Perjanjian Lama kita.425 Jika kaitan dengan nama Allah dapat dipertahankan, maka dalam nas ini Tuhan Yesus tidak hanya mengaku secara terang-terangan bahwa Ia adalah Mesias, tetapi Dia juga mengaku secara tidak langsung bahwa Dia Allah!
Kemungkinan besar, perempuan itu tidak menangkap kaitan ungkapan Akulah Dia dengan nama Allah, tetapi orang yang membaca Injil Yohanes berkali-kali mengerti bahwa dalam ayat ini Tuhan Yesus mengaku diri-Nya sebagai Mesias secara terang-terangan, dan Dia memberi pentunjuk bahwa Dia adalah Allah.
Sangatlah menarik membandingkan percakapan antara Tuhan Yesus dan perempuan di sumur Yakub dengan percakapan antara Tuhan Yesus dan Nikodemus:
Nicodemus: Perempuan Samaria:
malam siang hari
dalam ruangan di luar
Yahudi Samaria
laki-laki perempuan
terhormat tanpa hormat
bernama tidak bernama
agamawi berdosa
sopan santun mengecek dan kaget
ragu-ragu percaya
menghilang menarik penghuni desa kepada Kristus
Terhadap dia Tuhan Yesus bersikap:
kasar sabar
tegak elastis: main, menyatakan dosa, menegur,
membesarkan hati, menyatakan diri-Nya
Kesamaan:
kedua-duanya bangga mengenai tradisi mereka masing-masing kedua-duanya diberi kiasan kehidupan kekal yang disalah pahami kedua kiasan itu mengandung kontras antara yang lama dan yang baru
Nampaknya para pembaca diajak merenungkan kontras yang begitu menonjol antara kedua percakapan yang bersejarah itu. Mungkinkah Yohanes memilih kedua percakapan itu dan memasukkannya dalam Injil Yohanes untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus dapat melayani dua orang itu yang sangat jauh berbeda? Jika Dia dapat melayani mereka, Dia juga dapat melayani setiap kita!
Kontras yang dibahas di atas juga dapat diterapkan dalam pendekatan seorang penginjil kepada orang lain. Sama seperti Rasul Paulus membahas bagaimana dia di bawah hukum Taurat bagi mereka yang di bawah hukum Taurat, dan bebas dari hukum Taurat dengan mereka yang bebas dari hukum Taurat (1 Korintus 9), dalam nas ini Tuhan Yesus bersikap lemah lembut terhadap seorang perempuan yang keperluannya nyata, segaligus Dia bersikap seperti seorang rabi yang keras terhadap seorang rabi. Baik Tuhan Yesus maupun Rasul Paulus beradaptasi sejauh mungkin tanpa mengkompromikan hal-hal yang pokok. Mereka sendiri menjembatani jurang komunikasi, dan mereka tidak menuntut supaya yang dilayani menjembataninya.
Dalam dua nas tersebut kita membaca dua contoh dari pendekatan Tuhan Yesus. Mungkin setiap kali Dia berbicara dengan orang mengenai kehidupan yang kekal Dia mengamati situasi mereka, untuk menemui sesuatu yang dapat dipakai sebagai titik temu. Dalam kasus Nikodemus, titik temu yang Dia temui adalah kelahiran Nikodemus sebagai orang Yahudi yang murni. Dalam kasus perempuan itu, titik temunya air sumur Yakub. Dari titik temu yang Dia temui Dia membentuk sebuah kiasan khusus untuk orang itu, sesuai dengn keadaannya masing-masing. Mai kita meneladai pendekatan ini, bukan dengan menceritakan kelahiran baru kepada sembarangan orang, tetapi dengan membentuk kiasan kehidupan kekal yang khusus untuk setiap orang yang kita layani. Carilah sesuatu dalam situasi mereka masing-masing, dan bentuklah sebuah kiasan mengenai kehidupan Allah yang disediakan bagi orang itu. Jika kita bertemu orang yang sedang mencari kendaraan, ataupun seseorang yang bangga karena kendaraan yang dia miliki, kita menceritakan kendaraan yang kekal, yang membawa orang ke tempat yang indah. Pada waktu mereka salah paham (pasti mereka salah paham, sama seperti Nikodemus dan perempuan itu!) kesalah pahaman itu kita pakai untuk lebih menjelaskan kebenaran dan Tuhan Yesus kepada mereka. Jika ada orang yang menikmati udara segar, kita menceritakan kepada mereka mengenai udara segara yang hidup, yang membawa kehidupan kekal. Jika dua orang sedang menikmati kesahabatan yang baik (atau seseorang merasa kehilangan kesehabatan), ceritakanlah mengenai seorang Sehabat yang membawa kehidupan yang kekal. Tidak apa-apa jika kita mengceritakan hal-hal yang tidak dimengerti. Mula-mula Tuhan Yesus sendiri tidak dimengerti. Tidak apa-apa jika semula mereka menolak, seperti Nikodemus.
Dengan kata lain, biarlah kita meneladai pendekatan Tuhan Yesus yang begitu lunak, dan tidak hanya mengulangi pendekatan yang begitu tepat pada situasi Nikodemus, atau pendekatan yang begitu tepat pada situasi perempuan itu. Ingatlah, Tuhan Yesus tidak membahas air hidup dengan Nikodemus, dan Dia tidak membahas kelahiran baru kepada perempuan itu!