Kitab 2 Tawarikh adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang termasuk dalam bagian Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh Ezra, seorang imam dan ahli sejarah, dan berfungsi sebagai catatan sejarah Israel khususnya mengenai kerajaan Yehuda.
Pasal
33 dari Kitab 2 Tawarikh mengisahkan tentang pemerintahan raja Manasye, salah satu raja Yehuda yang paling jahat. Manasye melakukan banyak perbuatan jahat, termasuk membangun tempat penyembahan berhala di dalam Bait Allah dan melakukan praktik-praktik penyembahan berhala yang dilarang oleh Allah.
Sebelumnya, dalam pasal-pasal sebelumnya, Kitab 2 Tawarikh mencatat pemerintahan raja-raja Yehuda sejak raja Salomo hingga raja-raja terakhir sebelum kerajaan Yehuda jatuh ke tangan Babel. Kitab ini juga mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Israel, seperti pembangunan Bait Allah oleh Salomo dan pembuangan bangsa Israel ke Babel.
Dalam konteks historis, pasal
33 ini terjadi pada masa pemerintahan raja Manasye sekitar abad ke-7 SM. Pada masa ini, Israel mengalami masa kegelapan rohani dan moral yang parah, di mana penyembahan berhala dan praktik-praktik yang bertentangan dengan hukum Allah menjadi umum.
Dalam konteks budaya, praktik penyembahan berhala pada masa itu dipengaruhi oleh budaya bangsa-bangsa sekitar Israel yang menyembah berhala-berhala dewa-dewa mereka. Raja Manasye terpengaruh oleh budaya ini dan memperkenalkan penyembahan berhala ke dalam agama Israel.
Dalam konteks literatur, Kitab 2 Tawarikh merupakan bagian dari narasi sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Israel. Kitab ini juga mengandung unsur-unsur teologis yang menekankan pentingnya setia kepada Allah dan konsekuensi dari meninggalkan hukum-Nya.
Secara teologis, pasal
33 ini menyoroti pentingnya taubat dan pertobatan. Meskipun Manasye melakukan banyak perbuatan jahat, ia akhirnya bertobat dan kembali kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih dan siap mengampuni orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya.
Dengan demikian, latar belakang pasal
33 dari Kitab 2 Tawarikh mencakup konteks historis pada masa pemerintahan raja Manasye, pengaruh budaya penyembahan berhala, narasi sejarah dalam literatur Alkitab, dan pesan teologis tentang taubat dan pertobatan.