Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 725 ayat untuk tidak tahan lagi AND book:[40 TO 66] [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Why 10:6) (ende: Waktu tidak ada lagi)

pelaksanaan keputusan Allah tidak ditunda lagi.

(0.82) (Mat 19:1) (sh: Benarkah satu ditambah satu sama dengan satu? (Kamis, 22 Februari 2001))
Benarkah satu ditambah satu sama dengan satu?

Menurut ilmu pasti, hasilnya pasti salah. Tetapi inilah rumus pernikahan yang menurut beberapa orang sulit dipertahankan. Salah seorang yang menangani hot line service, menanyakan bagaimana memberikan saran kepada seorang ibu yang ingin minta cerai dari seorang lelaki yang telah menjadi suaminya selama 14 tahun, karena tidak tahan menerima perlakuan sadis suaminya? Bagaimana pula dengan seorang istri yang menceritakan betapa sakit hatinya ketika suaminya telah menikah lagi? Bagaimana kita meresponi kasus-kasus tentang ketidakharmonisan hidup pernikahan? Bolehkah kita menyetujui perceraian?

Dalam perikop ini orang Farisi mempertanyakan pendapat Yesus tentang perceraian. Yesus tidak langsung menjawab, tetapi Ia menjelaskan dasar pernikahan. Masalah sesungguhnya bukan perceraian, tetapi makna pernikahan. Kristen akan mengerti arti perceraian, bila sebelumnya telah mengerti makna pernikahan. Allah tidak hanya menciptakan laki-laki atau perempuan saja, supaya suatu saat nanti keduanya meninggalkan keluarga masing-masing untuk menjadi satu keluarga baru dalam hubungan yang sangat intim, lebih dari sekadar hubungan dua manusia. Pernyataan `mereka menjadi satu daging' menegaskan bahwa mereka tidak dapat lagi dipisahkan, karena Allah sendiri yang telah mempersatukan mereka. Kemudian orang-orang Farisi menanggapi lebih jauh tentang masalah surat cerai yang diberikan Musa. Yesus tidak membenarkan bahwa Musa menyetujui perceraian, tetapi surat izin cerai yang diberikan Musa adalah karena kehendak mereka sendiri yang memaksakan perceraian. Sejak kapan pun dan sampai kapan pun, sesungguhnya perceraian tidak pernah diizinkan Allah.

Meresponi masalah perceraian, murid-murid menganggap bahwa orang yang tidak menikah akan hidup lebih mudah. Yesus mengatakan bahwa keputusan tidak menikah bukanlah suatu keputusan untuk menghindari konflik dalam hidup pernikahan, karena kehidupan tidak menikah pun bukanlah hidup yang mudah. Menikah atau tidak menikah tetap harus diputuskan di dalam rencana dan anugerah-Nya.

Renungkan: Mudahkah seorang memilih jalan perceraian, bila ia menyadari makna pernikahan, dimana ia dan pasangannya telah dipersatukan Tuhan menjadi satu, bukan lagi dua insan?

(0.81) (Yoh 14:30) (jerusalem: Tidak banyak lagi Aku berkata-kata) Var: Tidak lagi Aku berkata-kata.
(0.75) (Luk 13:11) (jerusalem: tidak dapat berdiri lagi dengan tegak) Terjemahan lain: sama sekali tidak dapat berdiri tegak lagi; atau; tidak dapat berdiri lagi dengan tegak seluruhnya.
(0.75) (Rm 5:1) (sh: Hidup dalam damai sejahtera. (Selasa, 19 Mei 1998))
Hidup dalam damai sejahtera.

Damai sejahtera sangat dirindukan dan terus dicari banyak orang. Damai sejahtera itu selain berhubungan dengan kondisi hati, juga berkait dengan hubungan-hubungan yang baik dan benar dengan sesamanya. Kita patut bersukacita dan merasa beruntung bahwa di dalam Kristus kita telah diperdamaikan dengan Allah. Dari musuh, kita dijadikan sahabat Allah. inilah wujud nyata pembenaran Allah di dalam Yesus Kristus. Karena ada dalam hubungan damai dengan Allah, kita dimungkinkan bermegah bahkan di tengah-tengah kesulitan dan penderitaan hidup seberat apapun.

Bermegah dalam setiap keadaan. Hidup dalam damai sejahtera tidak berarti kita bebas dari pergumulan, masalah dan penderitaan. Janganlah kita salah mengartikannya. Di sinilah letak dialektika kehidupan Kristen. Di satu pihak kita telah menjadi milik Kristus, di pihak lain kita sedang bertumbuh dalam Kristus. Dalam iman, masalah, pergumulan, penderitaan itu tetap ada, namun tidak lagi bersifat merusak. Sebaliknya semuanya itu akan membuat kita makin tekun, tahan uji, dan berpengharapan pada Allah. Melaluinya kita belajar untuk selalu bergantung pada kuasa Kristus yang memberdayakan kita, melalui Roh Kudus yang diam di dalam kita (ayat 1-5).

Renungkan: Bermegah bukan berarti pongah, sebab sumber dan isi kemegahan kita ialah kasih karunia dan kuasa Allah dalam Kristus.

(0.74) (Yoh 11:7) (jerusalem: kembali lagi) Var: pergi.
(0.73) (Kis 8:26) (bis: Jalan itu sepi)

Jalan itu sepi: atau Jalan itu tidak dipakai lagi sekarang.

(0.73) (Mat 2:9) (ende)

Keluarga sutji tentu tidak tinggal didalam "kandang" lagi.

(0.73) (Yoh 10:39) (jerusalem: Sekali lagi) Sejumlah naskah tidak memuat kata ini.
(0.68) (Flp 2:19) (sh: Kualifikasi pelayan Kristus (Sabtu, 29 Mei 2004))
Kualifikasi pelayan Kristus

Setelah berbicara tentang hidupnya yang seolah semakin mendekati garis akhir (ayat 17), Paulus mulai memikirkan siapa yang akan meneruskan pekerjaan pelayanannya. Seperti tertulis pada makam John Wesley "Allah menguburkan hamba-Nya dan meneruskan pekerjaan-Nya". Pekerjaan Tuhan akan terus berlanjut selama langit dan bumi belum lenyap.

Paulus tidak mempercayakan tugas tersebut kepada sembarang orang. Dia memiliki kualifikasi tertentu bagi seorang rekan kerja. Melalui dua rekan kerja Paulus, yaitu Timotius dan Epafroditus, kita dapat mempelajari kualifikasi itu. Pertama, sehati dan sepikir (ayat 20). Ini penting, sebab Paulus telah membangun dengan kualitas yang tinggi. Seorang penerus harus memiliki pikiran yang sama, jika tidak demikian pekerjaan yang telah dibangun lambat laun akan hancur karena kontradiksi yang terjadi di dalam.

Kedua,kesungguhan dan ketulusan memperhatikan kepentingan jemaat dan bukan kepentingannya sendiri (ayat 20-21). Di sini sekali lagi penyangkalan diri dan pengorbanan merupakan syarat bagi seorang hamba Tuhan. Ketiga, kesetiaan. Ini berarti konsistensi, ketekunan, tahan uji. Kesetiaan adalah kerelaan untuk tetap tinggal bersama sekalipun segala sesuatu berjalan tidak baik. Timotius tidak meninggalkan Paulus di saat-saat sulit.

Keempat, terlibat dalam pelayanan Injil. Ini bahkan adalah panggilan setiap orang percaya. Kelima, memiliki kerinduan yang lahir dari kasih kepada jemaat (ayat 26). Keenam, berani mempertaruhkan jiwanya (ayat 30) dan ketujuh, melengkapkan apa yang masih kurang dalam pelayanan yang telah dikerjakan. Inilah kualifikasi yang ditulis oleh Paulus bagi penerus pekerjaannya.

Tekadku: Saya mau menjadi pelayan Tuhan. Tolong Tuhan, agar saya selalu melatih diri meneladani Kristus supaya layak menjadi hamba-Mu.

(0.64) (1Kor 14:32) (jerusalem) Kalau tidak demikian - jikalau nabi itu rupanya tidak lagi menguasai karunianya - jelaslah ia seorang nabi palsu.
(0.64) (Mat 15:21) (sh: Alamat yang tepat (Senin, 12 Februari 2001))
Alamat yang tepat

Seorang yang sedang mengalami depresi tidak akan mendapatkan solusi yang tepat bila ia datang kepada seorang dokter umum atau dokter ahli penyakit dalam, karena mereka tidak menguasai ilmu kejiwaan. Inilah akibatnya bila seorang datang pada alamat yang salah. Tidak sama halnya dengan perempuan Kanaan yang tahu bahwa ia datang kepada Yesus, alamat yang tepat, sehingga ia mendapatkan jawaban bagi pergumulannya.

Ketika Yesus sedang menyingkir ke Tirus dan Sidon, seorang perempuan Kanaan dari daerah itu datang menemui-Nya dan berseru memohon belas kasihan. Apa yang dapat kita teladani dari perempuan ini? (ayat 1) Ia datang kepada 'Tuhan' dan 'Anak Daud', suatu sebutan yang berarti Mesias yang dinantikan. Kepada-Nya ia menceritakan pergumulannya. (ayat 2) Ia tetap beriman memohon walaupun sepertinya Yesus sama sekali tidak mempedulikan teriakannya. Murid- murid-Nya pun meminta-Nya untuk mengusirnya karena tidak tahan mendengar teriakan perempuan ini yang mungkin berkali-kali dilakukannya sambil mengikuti mereka. (ayat 3) Sikap rendah hati karena menyadari siapa dirinya di hadapan Yesus. Ia sepertinya tidak mempedulikan pernyataan Yesus bahwa Ia diutus hanya kepada domba-domba Israel yang hilang, maka dengan sikap menyembah ia menyatakan bahwa ia sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan-Nya. (ayat 4) Ketika Yesus kembali menekankan bahwa status perempuan ini berbeda dengan orang Israel, sepertinya perempuan ini tidak layak menerima belas kasihan-Nya; ia mengatakan bahwa ia tidak meminta apa yang diperuntukkan bagi orang Israel tetapi ia hanya meminta yang layak ia dapatkan, yakni remah- remahnya. Di sini kita melihat bagaimana imannya, karena ia tidak memaksakan kehendaknya tetapi ia benar-benar memfokuskan permohonnya kepada belas kasihan-Nya. Ia tetap menganggap suatu anugerah bila ia pun hanya mendapatkan remah-remah, sesuatu yang tidak lagi dihargai orang lain.

Yesus menyembuhkan banyak orang tetapi tidak semuanya memiliki iman seperti perempuan Kanaan ini. Perempuan ini telah datang pada alamat yang tepat, memiliki sikap yang benar, dan mendapatkan anugerah-Nya.

Renungkan: Anugerah-Nya nyata bagi orang yang mau datang kepada-Nya dan menghargai setiap anugerah yang dinyatakan-Nya.

(0.63) (Why 16:1) (ende)

Allah tidak sabar lagi, maka melangsungkan hukumanNja. Sekali lagi untuk menginsjafkan orang, tetapi tidak berhasil. Mereka tetap tegar hati malah menghodjat Allah.

(0.61) (1Yoh 5:13) (sh: Kepastian hidup yang kekal (Selasa, 12 Desember 2000))
Kepastian hidup yang kekal

Seorang sales pasti menjamin bahwa barang yang ditawarkan bermutu tinggi, harga bersaing, dan tahan lama. Namun banyak realita yang ternyata tidak seperti yang dijanjikan. Seorang sales menjamin barang tersebut bukan karena ia tahu benar kualitas barang tersebut, tetapi ia memang harus menjualnya untuk mendapatkan bonus. Berbeda halnya dengan jaminan yang diberikan oleh sang pembuat produk itu, ia dapat menyatakan dengan pasti kualitas produknya. Jadi kepastian jaminan bukan terletak pada kata- katanya, tetapi siapa yang mengatakannya.

Kepastian kehidupan kekal bagi anak-anak Allah hanya dapat dipercaya kebenarannya di dalam Yesus Kristus, karena Dialah sumber kehidupan kekal. Sebagai anak-Nya kita percaya bahwa Ia telah memberikan segala-galanya kepada kita, dan yang terbesar adalah diri-Nya sendiri bagi hidup kita. Bila yang terbesar telah dinyatakan-Nya bagi kita, maka hal-hal yang lain pun akan menjadi bagian kita, artinya sebelum kita memintanya pun, hal itu telah disediakan-Nya bagi kita, yaitu segala sesuatu menurut rencana- Nya; inilah iman (15). Semakin kita dekat dengan Dia, permintaan kita akan semakin sesuai dengan rencana-Nya, karena kita tidak lagi meminta apa yang berkenan bagi diri sendiri tetapi yang berkenan bagi-Nya.

Kepastian jaminan lain yang diberikan Allah adalah bahwa Ia akan melindungi anak-anak Allah dari kuasa si jahat. Tak ada kuasa apa pun atau siapa pun yang dapat merampas kita dari genggaman tangan Allah yang Maha Kuasa. Memang benar bahwa selama kita masih di dunia, kita akan mengalami banyak tantangan dari si jahat, namun ketika jatuh dalam dosa, tidak membawa kita kepada maut. Penulis mengatakan ada dosa yang membawa maut dan ada dosa yang tidak membawa maut (16). Kalimat ini tidak bermaksud membedakan dosa, karena kejahatan apa pun tetap dosa (17). Orang percaya yang sungguh-sungguh menjaga kekudusan hidupnya, namun suatu kali berdosa tidak membawanya kepada kematian kekal, karena ia tetap memiliki hidup kekal. Yang menjamin kehidupan kekal bukan dirinya sendiri, tetapi Yesus Kristus yang ada di dalamnya.

Renungkan: Kegagalan, pergumulan, dan tantangan, seringkali membuat kita kecewa dan lelah dalam perjuangan iman. Namun ingatlah bahwa Allah sendiri yang menjamin kepastian kehidupan kekal!

Pengantar Kitab Mikha Latar belakang. Mikha hidup sezaman dengan Yesaya, ia menjadi nabi pada pemerintahan Yotam (750-735 sM); Ahaz (735-715 sM); dan Hizkia (715-686 sM). Saat itu Asyur mulai melakukan ekspansi dan menaklukkan kerajaan- kerajaan di sekitarnya. Israel ditaklukkan oleh raja Salmaneser dari Asyur (722 sM). Ahaz raja Yehuda menjadi sekutu Asyur dan mengadopsi dewa-dewanya (2Raj. 16:7-18). Kemudian Hizkia, anak Ahaz, memberontak terhadap Asyur (2Raj. 18:17-19:37). Allah membangkitkan Asyur untuk menghukum umat-Nya (Yes. 10:5-11). Seperti dinubuatkan oleh Mikha (1:2-7), Samaria dihancurkan oleh Asyur. Bangsa Yehuda sudah dapat merasakan dahsyatnya penghukuman itu ketika Sanherib bergerak menuju pintu gerbang Yerusalem seperti yang dinubuatkan oleh Mikha (1:8-16).

Karakteristik dan tema utama. Mikha merangkai 19 nubuatnya menjadi 3 seri. Masing-masing seri dimulai dengan nubuat penghukuman (1:2; 3:1; 6:1) dan berakhir dengan nubuat keselamatan. Sang nabi menyatakan bahwa Allah yang kudus dan adil tidak dapat mentolerir dosa umat-Nya (1:3). Mereka berdosa dalam hal penyembahan berhala (5:12-14), penipuan, dan kecurangan (6:10, 11). Namun Mikha secara khusus mengutuk mereka yang menindas orang miskin dengan cara merampas tanah yang diberikan Allah (2:1-5; Bil. 27:1-11). Pemimpin politik dan agama Yehuda dikutuk karena mereka pun menindas orang-orang miskin dan tidak mengindahkan keadilan dan kebenaran (3). Yang sangat fundamental dalam pemberitaan Mikha adalah masalah perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Allah tetap setia kepada perjanjian- Nya namun umat-Nya mengkhianati perjanjian itu, sehingga mereka akan menerima penghukuman yang sudah terkandung dalam perjanjian itu (6:13-16). Mikha juga menyuarakan pemulihan dan berkat di masa yang akan datang berdasarkan perjanjian. Allah akan menggenapi janji kepada nenek moyang Israel (7:20) dengan memelihara umat-Nya yang tersisa (2:12; 4:7; 5:3,7,8) dan akan membangkitkan Seorang Pemerintah dari Betlehem - sang Mesias (5:1- 5). Keselamatan ini berdasarkan kemurahan pengampunan dan kedaulatan Allah (7:18, 19).

Penulis Mikha 1:1 mengidentifikasikan dengan jelas bahwa Mikha dari Moresyet adalah penulis kitab ini.

(0.60) (Yoh 9:18) (jerusalem: bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi) Sejumlah naskah tidak memuat bagian kalimat ini.
(0.60) (1Kor 5:9) (jerusalem: suratku) Surat ini tidak ada lagi pada kita, bdk Pengantar surat-surat Paulus.
(0.60) (Yoh 4:35) (ende: Lagi empat bulan....)

Sebagai kiasan ungkapan itu berarti bahwa tidak lama lagi, usaha Jesus akan berhasil. Mengenai Samaria perhatikan Yoh 4:41-42 dan lagi Kis 8:5-17.

(0.60) (Ibr 6:6) (jerusalem: yang murtad lagi) Harafiah: yang terjatuh lagi. Murtad dari kepercayaan Kristen adalah suatu celaka yang terpulihkan, oleh karena orang menolak Kristus dan tidak percaya lagi kepada kekuatan korbanNya, sedangkan justru itulah satu-satunya jalan penyelamatan.
(0.54) (Luk 20:36) (jerusalem: tidak dapat mati lagi) Var: tidak harus mati lagi
(0.53) (2Ptr 2:3) (ende)

Jang lebih berbahaja lagi ialah bahwa nabi-nabi palsu itu tidak membawa manusia kepada Allah tetapi kepada dirinja sendiri.



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA