Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 34 ayat untuk mengucap [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mat 12:31) (bis: mengucap penghinaan)

mengucap penghinaan: atau mengucap penghinaan terhadap Allah.

(1.00) (Mrk 3:28) (bis: mengucap penghinaan)

mengucap penghinaan: atau mengucap penghinaan terhadap Allah.

(0.35) (Kol 1:12) (bis: dengan sabar dan senang hati dan dengan ucapan terima kasih kepada)

dengan sabar dan senang hati dan dengan ucapan terima kasih kepada: atau dengan sabar. Dan dengan senang hati mengucap terima kasih kepada.

(0.35) (Mat 26:27) (jerusalem: mengucap syukur) Kata Yunaninya berbunyi: eukharisto. Dari kata kerja itu berasallah kata benda "Ekaristi", pengucapan syukur. Dalam tradisi Kristen kata itu menjadi istilah yang menunjuk Perjamuan Tuhan.
(0.29) (Mrk 6:41) (full: LIMA ROTI ... DUA IKAN. )

Nas : Mr 6:41

Lihat cat. --> Mat 14:19.

[atau ref. Mat 14:19]

(0.29) (Kis 27:35) (jerusalem: mengucap syukur) Setiap orang Yahudi yang baik waktu mulai makan selalu mengucapkan sebuah doa syukur. Tetapi kata-kata yang dipilih Lukas mengingatkan upacara Ekaristi, bdk Kis 2:42+
(0.29) (Luk 17:16) (full: MENGUCAP SYUKUR KEPADANYA. )

Nas : Luk 17:16

Kita yang menerima kasih, kasih karunia, keselamatan, dan semua berkat rohani dari Allah tidak boleh lupa untuk mengucap syukur kepada-Nya. Apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita seharusnya mendorong kita untuk datang kepada-Nya dengan hati yang penuh syukur. "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1Yoh 4:19).

(0.24) (2Kor 1:11) (jerusalem: mengucap syukur) Pengucapan syukur kerap kali dikemukakan Paulus, bdk kata pembukaan surat-suratnya di mana Paulus mengucap syukur kepada Allah oleh karena mereka yang di alamat surat, Rom 1:8; 1Ko 1:4; 1Te 1:2; 2Te 1:3; Fili 1:3; Kol 1:3; File 4. Ini bukannya sekedar ucapan bohong saja. Tidak adanya pengucapan syukur dalam Galatia memang banyak artinya, bdk Gal 1:1+. Syukur perlu meresap dalam segala perbuatan orang Kristen yang dilakukan dalam nama Kristus dan yang olehNya diikutsertakan dalam pengucapan syukurNya kepada Bapa, Kol 3:17; Efe 5:20. Mengucap syukur merupakan suatu kewajiban yang sesuai dengan kehendak Allah dan tidak hanya bagi orang Kristen, 1Te 5:8, tetapi juga bagi orang bukan Kristen, Rom 1:21. Sebab dengan mengucap syukur orang mengembalikan kepada Allah, meski dengan cara tak sempurna sekalipun, karunia yang diterima dari Allah, bdk 1Te 3:9. Bahkan pengucapan syukur itulah yang pada pokoknya dimaksudkan jika orang meminta karunia dari Allah, 2Ko 1:11; 4:15, dan jika orang mengamalkan kasih persaudaraan, 2Ko 9:11-15. Karenanya pengucapan syukur menjadi bagian penting dalam ibadat jemaat, 1Ko 14:16; Kol 3:16; Efe 5:19 dst, dan dalam doa pribadi, 1Te 5:18; Fili 4:6
(0.18) (Flp 1:1) (sh: Persekutuan dalam penginjilan (Kamis, 20 Mei 2004))
Persekutuan dalam penginjilan

Kualitas apa dalam gereja kita membuat kita bersyukur? Karena warganya banyak? Karena gedung dan fasilitasnya megah dan lengkap? Karena programnya OK dan partisipasi jemaatnya tinggi? Apakah ukuran Anda akan kesuksesan sebuah gereja? Perhatikan hal-hal dalam gereja di Filipi yang membuat Paulus bersyukur (ayat 3)! Paulus mengenal gereja itu sebab ia sendiri yang mendirikannya (Kis. 16). Di situ ada anak-anak Tuhan yang setia dan dedikatif seperti Lidia, kepala penjara, dll. Mereka pasti loyal kepada Paulus dan kepada Tuhan.

Namun, Paulus mengucap syukur bukan karena keadaan eksternal gereja itu. Apalagi, keadaan eksternal gereja di Filipi juga gereja-gereja di Asia Kecil dan Eropa pada abad-abad permulaan Kristen pasti tidak dapat dibandingkan dengan gereja-gereja di kota-kota besar di Indonesia. Paulus mengucap syukur karena persekutuan warga gereja di Filipi dalam penginjilan dari sejak gereja ini baru berdiri sampai saat Paulus menulis surat ini (ayat 5). Paulus mengucap syukur bukan saja karena mereka berpegang teguh kepada iman mula-mula dan tetap setia bertumbuh dalam iman tersebut, tetapi juga karena semangat mereka untuk terlibat dalam pelayanan rasul Paulus.

Pelajaran apa yang dapat kita tarik tentang kemajuan gereja dan kemajuan penginjilan? Pertama, pendiri (pemimpin) gereja selalu memperhatikan gereja ini bahkan saat ia jauh dan tidak dapat hadir bersama mereka. Ia terus bersekutu menaruh gereja itu dalam doa-doanya, bahkan ketika ia sendiri dalam kesusahan dipenjarakan. Kedua, sejak awal gereja itu sudah diarahkan untuk menjadi gereja yang berperan serta melayani dalam berbagai bentuk pelayanan, bukan hanya menerima berkat dan pelayanan. Gereja yang pemimpin dan warganya terfokus melayani Injil Kristus akan menjadi gereja yang sukses di mata Allah.

Camkanlah: Jangan menilai gereja sukses bila ukurannya duniawi. Gereja sukses jika setia menginjili dan bertumbuh dalam iman.

(0.18) (1Kor 10:31) (full: LAKUKANLAH SEMUANYA ITU UNTUK KEMULIAAN ALLAH. )

Nas : 1Kor 10:31

Sasaran utama dari kehidupan orang percaya ialah menyenangkan hati Allah dan menjunjung tinggi kemuliaan-Nya

(lihat art. KEMULIAAN ALLAH).

Jadi, apa yang tidak dapat dilakukan untuk kemuliaan Allah (yaitu, untuk menghormati dan mengucap syukur kepada-Nya sebagai Tuhan, Pencipta, dan Penebus kita) hendaknya jangan dilakukan sama sekali. Kita menghormati Dia dengan ketaatan, ucapan syukur, ketergantungan, doa, iman dan kesetiaan. Ketetapan ini ("lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah") harus menjadi petunjuk utama kehidupan kita, tuntunan bagi perilaku kita dan ujian bagi tindakan kita.

(0.13) (Ef 5:18) (full: ANGGUR. )

Nas : Ef 5:18

Kepenuhan Roh Kudus tergantung pada tanggapan orang percaya terhadap kasih karunia yang diberikan kepada mereka untuk mencapai dan memelihara pengudusan. Maksudnya, seseorang tidak mungkin "mabuk oleh anggur" dan pada saat yang sama "penuh dengan Roh." Paulus mengingatkan semua orang percaya tentang perbuatan sifat berdosa -- bahwa mereka yang melakukan hal itu "tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah" (Gal 5:19-21; bd. Ef 5:3-7). Lagi pula, mereka "yang melakukan hal-hal yang demikian" (Gal 5:21) tidak akan mendapat bagian dalam kehadiran dan kepenuhan Roh Kudus. Dengan kata lain, tidak memiliki "buah Roh" (Gal 5:22-23) berarti kehilangan kepenuhan Roh

(lihat cat. --> Kis 8:21).

[atau ref. Kis 8:21]

(0.13) (Kol 1:3) (sh: Bersyukur untuk pertumbuhan jemaat yang konkrit (Senin, 2 Juli 2001))
Bersyukur untuk pertumbuhan jemaat yang konkrit

Mengucap syukur bukanlah hal yang mudah bagi jemaat, terlebih lagi bila jemaat tidak dapat melihat dengan jelas hal-hal konkrit apa yang akan disyukuri. Seringkali kita hanya menyatakan bersyukur untuk hal-hal yang bersifat global dan terkesan “basa- basi” sebagai pembuka doa. Mempelajari bagian ini kita akan mendapatkan teladan Paulus, ketika ia mengucap syukur untuk pertumbuhan jemaat Kolose, yang merupakan buah pelayanan Epafras, rekan sepelayanannya (ayat 8).

Paulus memiliki dasar pengenalan yang up to date tentang jemaat ini, sehingga ia dapat menaikkan syukur untuk hal-hal yang konkrit. Perhatian Paulus nampak pula dalam kerutinannya mengingat jemaat ini dalam doanya (ayat 3). Yang menjadi perhatian Paulus bukanlah hal-hal yang bersifat materi, tetapi hal-hal rohani yang begitu mendasar bagi sebuah jemaat yang bertumbuh, yakni: iman, kasih, dan pengharapan; semuanya berdasarkan kebenaran Injil dan kasih karunia Allah (ayat 4-6). Paulus begitu jeli mengamati jemaat ini dan dengan dasar teologinya yang benar, ia menilai secara spesifik terhadap pertumbuhan jemaat yang berakar dari pendengarannya akan Injil dan responsnya terhadap kasih karunia Allah. Injil adalah kekuatan Allah yang tidak pernah padam gemanya, dari sejak zaman Perjanjian Baru telah tersiar, bertumbuh, dan berbuah di seluruh dunia. Injil inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi sebuah jemaat yang bertumbuh dan berbuah.

Bercermin pada ucapan syukur Paulus tentang jemaat Kolose, bagaimana kualitas jemaat dimana kita beribadah? Pertumbuhan apakah yang selama ini menjadi fokus ucapan syukur kita? Seringkalikah kita bersyukur untuk: kemegahan gedung gereja, peralatan sound system yang canggih, peralatan multimedia yang modern, dan penambahan jumlah jemaat yang hadir dalam ibadah; ataukah kita bersyukur untuk respons jemaat terhadap kebenaran Injil yang diberitakan, kehidupan jemaat yang rindu dan haus firman Tuhan, kehidupan antar jemaat yang saling memperhatikan, menguatkan, mengasihi, dan mendoakan.

Renungkan: Melihat dan mengamati keberadaan jemaat sampai saat ini, pikirkan hal-hal konkrit apakah yang dapat menjadi dasar ucapan syukur Anda! Bersyukurlah untuk pertumbuhan jemaat Anda dengan ucapan syukur yang konkrit, berdasarkan pengenalan Anda!

(0.12) (Kol 1:9) (full: MENGETAHUI KEHENDAK TUHAN. )

Nas : Kol 1:9

Pengetahuan akan kehendak Allah adalah akibat dari berdoa dan tetap tinggal dalam Firman-Nya dan dalam persekutuan dengan Dia. Hanya pengetahuan seperti ini yang menghasilkan hikmat dan pengertian rohani serta mengubah hati dan kehidupan kita (ayat Kol 1:9-11;

lihat cat. --> Fili 1:9).

[atau ref. Fili 1:9]

(0.12) (Kol 3:17) (full: SEGALA SESUATU YANG KAMU LAKUKAN DENGAN PERKATAAN ATAU PERBUATAN. )

Nas : Kol 3:17

Alkitab memberikan prinsip-prinsip umum yang mengizinkan orang percaya yang dipimpin oleh Roh untuk menentukan betulnya atau salahnya hal-hal yang tidak disebut dengan jelas di dalam Firman Allah. Dalam segala sesuatu yang kita katakan, lakukan, pikirkan, atau nikmati, kita harus mengajukan pertanyaan berikut:

  1. 1) Dapatkah hal itu dilakukan untuk kemuliaan Allah (1Kor 10:31)?
  2. 2) Dapatkah hal itu dilakukan "dalam nama Tuhan Yesus" seraya memohon berkat-Nya atas kegiatan itu

    (lihat cat. --> Yoh 14:13)?

    [atau ref. Yoh 14:13]

  3. 3) Dapatkah hal itu dilakukan sementara kita dengan sungguh-sungguh mengucap syukur kepada Allah?
  4. 4) Apakah hal itu suatu tindakan bersifat Kristen (1Yoh 2:6)?
  5. 5) Apakah hal itu akan melemahkan keyakinan yang sungguh-sungguh dari orang Kristen lainnya

    (lihat cat. --> 1Kor 8:1)?

    [atau ref. 1Kor 8:1]

  6. 6) Apakah akan melemahkan keinginan saya akan hal-hal rohani, Firman Allah, dan doa (Luk 8:14;

    lihat cat. --> Mat 5:6)?

    [atau ref. Mat 5:6]

  7. 7) Apakah hal itu akan melemahkan atau menghalangi kesaksian saya bagi Kristus (Mat 5:13-16)?
(0.12) (Hak 11:29) (sh: Prajurit Tuhan yang perkasa (Minggu, 19 Oktober 1997))
Prajurit Tuhan yang perkasa

Biasanya orang yang telah dirubah Tuhan memiliki kepribadian yang berpendirian dan sifat istimewa. Persis kata Paulus: menjadi ciptaan baru!

Roh Tuhan menjadikan perkasa. Inilah yang diperlukan setiap pahlawan iman. Roh itu menyebabkan orang gagah berani, berserah kepada Tuhan, bahkan berani bernazar kepada-Nya. Keperkasaan rohani menyebabkan orang jadi perkasa jasmani. Di medan perang, dalam usaha, dalam pelayanan, dalam perjuangan rohani, terutama dalam peperangan rohani masa kini kita perlu kuasa dari Roh Tuhan. Bukankah kita ingin berkemenangan?

Yefta bertindak konsekuen. Yefta bersikap konsekuen terhadap Allah. Dalam keadaan yang sangat mengharukan dan memilukan, ia tega bersikap ksatria. Ia membayar nazarnya. Jelas ada hal yang sulit kita pahami dalam peristiwa ini dalam konteks kita sekarang. Terutama dalam terang bahwa Allah menolak pengorbanan manusia dari manusia. Mungkinkah nazar Yefta itu harus kita anggap gegabah? Paling tidak sikap Yefta yang konsekuen yang patut kita kagumi.

Renungkan: Jangan tergesa mengucap janji atau nazar. Allah menginginkan hati yang terbuka pada kehendak-Nya bukan yang meluap-luap oleh semangat diri sendiri.

Doa: RohMu lebih besar dari roh dalam dunia ini maupun dari roh kami sendiri.

(0.12) (Mzm 75:1) (sh: Berdialog dengan Allah dalam pergumulan. (Senin, 10 Agustus 1998))
Berdialog dengan Allah dalam pergumulan.

Mazmur ini unik, isinya semacam dialog antara Asaf yang berdoa syukur; dan di tengah syukurnya Tuhan berfirman kepadanya. Israel yang luput dari pembinasaan musuh mensyukuri pemeliharaan Tuhan meski ancaman musuh itu masih ada. Menghadapi musuh yang sombong itu, Israel mengingat sabda Tuhan. Dengan demikian mereka yang bertahan ini terus menerus merendahkan diri dan bersyukur kepada Tuhan. Bagaimana kita harus bersikap di tengah masyarakat yang makin melawan Tuhan? Sama: merendahkan diri, bersandar dan berpaut kepada Tuhan, serta senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan.

Yang merendahkan diri akan ditinggikan. Menghadapi musuh, Asaf dan orang Israel belajar merendahkan diri, mencari wajah Tuhan. Mereka menyerahkan ancaman dan penghinaan musuh kepada Tuhan. Semua musuh Israel yang hebat, kuat dan sangat terkenal seperti Asyur dan Mesir akhirnya dapat mereka taklukkan. Tuhan berperang bagi umat-Nya, dan menguatkan umat-Nya (ayat 75:10" context="true" vsf="TB">11b). Kita tidak perlu meniru cara-cara dunia, mencari kedudukan dan nama dengan mengorbankan orang lain. Hal demikian tidak akan bertahan lama. Allah sendiri pada waktunya akan meruntuhkan kemegahan itu. Kebesaran sejati ada pada pihak yang merendahkan diri dan memuliakan Allah saja.

(0.12) (Yoh 6:41) (sh: Roti Hidup dan Hidup Kekal (Selasa, 12 Januari 1999))
Roti Hidup dan Hidup Kekal

Setiap orang yang percaya kepada Kristus adalah orang yang menerima ajaran Bapa di dalam hatinya. Ajaran yang dimaksud adalah firman Tuhan yang didengar dan dipahami. Keyakinan kepada Yesus memberikan makna bahwa seseorang sudah tiba pada tahap dikenyangkan, dipuaskan oleh Roti Hidup. Tuhan Yesus dalam firman-Nya mengatakan bahwa siapa yang percaya padaNya akan memperoleh hidup kekal.

Sakramen Perjamuan Kudus. Apa yang Tuhan maksud ketika Ia berkata, "...makan daging-Ku ... minum darah-Ku ...?" Iman kepada Kristus adalah respons aktif seseorang yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Iman ini mempercayai bahwa darah dan tubuh Kristus telah tercurah bagi manusia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal. Darah yang tercurah dan tubuh yang terkoyak di kayu salib ini menjadi satu-satunya sumber dan alasan mengapa Kristen hidup di segala zaman. Sakramen ini mengingatkan kita pada kematian dan pengorbanan Kristus. Mengikuti Sakramen berarti mempersegar iman percaya kita kepada-Nya.

Doa: Betapa besar rasa syukur kami kepada-Mu, Bapa pengasih jiwa kami. Kepada-Mulah kami percaya. Melalui sakramen perjamuan kudus, kami mengingat dan mengucap syukur atas pengorbanan-Mu.

(0.12) (Flp 1:1) (sh: Tim yang kompak. (Jumat, 23 Oktober 1998))
Tim yang kompak.

Seperti biasanya, Paulus mengirimkan salam yang sarat dengan kebenaran teologis. Seperti halnya sumber salam itu ialah Keesaan Allah, Bapa dan Putra, yang dari-Nya mengalir kasih karunia dan damai sejahtera (ayat 2), demikian pula pemberi salam dan alamat salam itu pun kompak dalam persekutuan mereka (ayat 1). Di satu pihak persekutuan Paulus dan Timotius sebagai para hamba Kristus Yesus. Di lain pihak jemaat Tuhan sebagai orang-orang kudus dengan para penilik jemaat dan diaken. Alangkah indahnya bila kekompakan sedemikian kita alami juga dalam tim pelayan dan jemaat kita kini.

Ingatan yang menyukakan. Manusia dikaruniakan Tuhan ingatan. Sayangnya ingatan kita tentang orang lain, atau ingatan tentang diri kita yang kita tinggalkan pada orang lain sering tidak positif. Ingatan Paulus tentang jemaat di Filipi membuatnya mengucap syukur dan bersukacita (ayat 3-4). Itu tidak dibuat-buat, sebab jemaat itu terlibat aktif dalam pelayanan misi Paulus. Kristen di Indonesia pun harus lebih terlibat satu dengan yang lain, supaya Tuhan dimuliakan dan gereja disukakan.

Renungkan: Kesehatian dan kekompakan antar orang beriman adalah hal yang indah dan memberikan kekuatan.

(0.12) (2Tes 2:13) (sh: Pengharapan orang-orang pilihan. (Selasa, 20 Oktober 1998))
Pengharapan orang-orang pilihan.

Sesudah berbicara tentang penghukuman, Paulus mengucap syukur. Mengapa? Karena ia yakin bahwa gereja di Tesalonika tidak akan dihukum, sebab Tuhan mengasihi mereka (ayat 12). Buktinya, mereka telah dipilih, diselamatkan, dan dikuduskan oleh Roh Kudus di dalam kebenaran Injil Yesus Kristus (ayat 13, 14). Gereja, termasuk semua orang yang beriman dan taat kepada Yesus Kristus, diuntukkan Allah untuk menerima kemuliaan, bukan untuk menerima kebinasaan (ayat 14). Patutlah kita bersyukur.

Pentingnya Ajaran yang benar. Pengalaman rohani dalam iman Kristen bermakna karena pengalaman itu bersumber pada kebenaran. Apabila keteguhan iman Kristen disandarkan pada pengalaman belaka, iman itu akan melemah dan goyah ketika pengalaman buruk seperti aniaya terjadi. Satu-satunya jalan agar iman Kristen kita dapat kokoh teguh dalam keadaan bagaimana pun ialah dengan mengalaskan iman dan pengalaman kita atas ajaran yang benar.

Renungkan: Yesus adalah Firman kebenaran. Kita kenal Dia secara akrab hanya bila kita bersedia menjadikan seluruh kebenaran Alkitab menjadi sumber dan dasar dari sikap, pola pikir, pertimbangan dan kelakuan kita sehari-hari.



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA