Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 160 ayat untuk membesarkan dirinya AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.004 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 32:2) (jerusalem: berjiwa penipu) Artinya: berusaha menipu dirinya atau Tuhan sehubungan dengan dosanya.
(1.00) (Mzm 116:6) (jerusalem: orang-orang sederhana) Ialah orang yang tidak berpengalaman dan yang tidak dapat menolong dirinya.
(0.98) (Mzm 25:1) (sh: Petunjuk hidup baru (Selasa, 25 Februari 2003))
Petunjuk hidup baru

Mazmur ini lahir dari pergumulan seorang yang hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosanya, namun yakin dan percaya bahwa kasih setia Allah menaunginya. Ia datang kepada Tuhan meminta pembebasan dari kesesakan batiniah dan ancaman lahiriah.

Sikap pemazmur yang merupakan sikap iman tersebut mencakup tiga hal: [1] seluruh perhatian pemazmur diarahkan kepada Tuhan, {2] ia mempercayakan dirinya kepada Allah, sehingga ia merasa tak mungkin dipermalukan oleh musuh, [3] ia juga menanti-nantikan Tuhan, sehingga masa depannya terbuka karena Tuhan menyelamatkan umat-Nya (ayat 1-3). Dari sikap iman yang demikian, di dalam kesulitan pribadi yang dialaminya, pemazmur meminta kepada Allah -- seperti yang pernah di lakukan Musa di padang gurun -- agar ia mengenal jalan Tuhan, supaya ia dapat hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan (ayat 4-5, bdk. 1:6). Sama seperti orang tua yang membesarkan dan melatih anak-anaknya, Allah mengajarkan dan menunjukkan jalan itu, dan bertindak sebagai navigator dalam perjalanan hidup umat.

Sejak zaman dahulu kala, kasih setia Tuhan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan di dalam kehidupan umat-Nya. Sekalipun pemazmur menyadari hal ini, tetapi ia juga meminta agar Tuhan mengampuni perbuatan dosa masa mudanya. Akankah Tuhan memberikan pengampunan kepadanya? Jika kasih setia yang diingat Tuhan, maka nasib orang berdosa itu ditentukan menurut kebaikan Tuhan (ayat 6-10). Tuhan penuh kasih dan kesabaran. Kita acap kali tidak dapat bertahan untuk hidup kudus dan benar, tetapi Allah selalu mengampuni dan memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

Renungkan: Setiap kali pengampunan dinyatakan, petunjuk hidup baru diberikan. Sekarang hiduplah senantiasa dalam pola petunjuk hidup baru yang telah Allah berikan dalam kehidupan Anda!

(0.98) (Mzm 105:1) (sh: ujian dan ketaatan (ayat 1) (Minggu, 21 April 2002))
ujian dan ketaatan (ayat 1)

Mazmur 105 ini sering dipahami sebagai mazmur sejarah yang bersifat pengajaran. Maka, penuturan tentang data nama, tempat, dan kejadian dalam sejarah Israel bukan pusat perhatian mazmur ini. Perhatian mazmur ini adalah pujian (ayat 1-6) dan ketaatan (ayat 45). Tujuan pemazmur mengisahkan ulang kisah lama Israel adalah untuk menciptakan rasa syukur dalam kehidupan umat dan respons setia mereka kepada pemilihan Allah (ayat 6), agar mereka setia memelihara hubungan mereka dengan-Nya dalam suatu perjanjian (ayat 8-10). Pujian dan kesetiaan tersebut bersumber bukan pada kekuatan rohani umat sendiri, tetapi di dalam perbuatan-perbuatan Allah yang secara nyata menunjukkan bahwa diri-Nya penuh kasih dan setia pada janji-janji-Nya (ayat 2,5).

Pujian dan ketaatan adalah tujuan mazmur ini. Maka, perhatian pemazmur tidak ditujukan hanya pada masa lalu, melainkan juga pada masa kini dan masa depan kehidupan umat. Untuk umat Israel pascapembuangan, juga ke masa kini, tegas pesannya: jangan tidak beriman, namun taatlah kepada Dia yang setia dan berbelas kasih.

Karya-karya ajaib Allah (ayat 2b,5a), penghukuman-Nya (ayat 7), kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya (ayat 8-11), yang umat Israel zaman Keluaran alami, patut menjadi pusat perenungan umat Allah seterusnya. Hal-hal tersebut adalah sebagian kecil bentuk nyata kemuliaan Allah yang tak terukur besarnya. Dengan merenungkan perbuatan-perbuatan besar Allah, umat Allah memasuki proses pengenalan lebih dalam akan Allah mereka. Puji-pujian terhadap kemuliaan nama Allah tidak saja akan mewujud dalam kegiatan penyembahan, tetapi juga dalam sikap beriman lebih dalam dan ketaatan lebih sungguh (ayat 1-3).

Renungkan: Hakikat dari penyembahan, pujian, dan membesarkan Allah adalah memuliakan Allah dalam kata dan hidup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4

Kisah Para Rasul 13:44-52

Wahyu 7:9-17

Yohanes 10:22-30

Mazmur 100

Lagu:

Kidung Jemaat 293

PA 7 Mazmur 104

Dalam tafsirannya, Calvin menulis bahwa mazmur ini bertujuan mengokohkan keyakinan kita tentang masa depan agar kita tidak hidup dalam keadaan takut dan khawatir terus-menerus dalam dunia ini, sebagaimana yang lazim kita lakukan apabila Allah tidak menyaksikan bahwa Dia telah memberikan dunia ini menjadi tempat kediaman manusia. Lebih lanjut Calvin menulis bahwa Allah memiliki sifat terbaik seorang bapak yang dalam kelembutannya berkenan melimpahi anak-anaknya dengan kebaikan agar mereka bertumbuh penuh kesukaan. Kebaikan kebapaan Allah memberikan dunia ini sebagai kediaman manusia. Dengan indah Katekismus Heidelberg mengungkapkan demikian: Allah memerintah sedemikian rupa agar daun dan rumput, hujan dan kekeringan, tahun-tahun berkelimpahan panen dan berkekurangan, makan dan minum, kematian dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan serta segala sesuatu lainnya datang kepada kita bukan karena kebetulan, tetapi dari tangan kebapaan-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Telusuri bagaimana pemazmur melihat kebesaran Allah dalam alam (ayat 1-9). Perhatikan lebih rinci hal apa saja dari diri dan sifat Allah nyata dalam unsur-unsur alam tersebut! Bagaimana doktrin penciptaan dan pemeliharaan menganjurkan orang beriman bersikap terhadap alam?

Dalam masyarakat purba sekitar Israel, terdapat kepercayaan takhayul dan penyembahan berhala, antara lain tentang laut/air dan bulan serta matahari. Apa kata mazmur ini tentang samudera raya dan air? Tentang bulan dan matahari? Jika Allah mengubah pemahaman tentang unsur-unsur tersebut, hal apa yang kita pelajari tentang kuasa dan kasih Allah?

Bila kepercayaan purba diwarnai oleh takhayul yang membuat mereka cenderung menyembah alam, kepercayaan modern diwarnai oleh sikap menolak adanya campur tangan atau unsur Ilahi dalam alam. Apa kata mazmur ini tentang keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat 10-26)?

Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap alam dan kepada Allah dari menyaksikan keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat 27-35)?

(0.96) (Mzm 30:7) (jerusalem: gunung yang kokoh) Ini menyinggung gunung Sion, Maz 2:6+, dan melambangkan keamanan, Maz 31:2; 40:3. Segala kekuatan memang karunia Allah, Ula 8:18; Maz 104:29; 18:3
(0.90) (Mzm 112:7) (full: TIDAK TAKUT KEPADA KABAR CELAKA. )

Nas : Mazm 112:7

Pemazmur tidak goyah oleh ketakutan dan kekhawatiran pada saat-saat kesulitan karena kepercayaannya adalah pada Tuhan dan bukan pada dirinya sendiri atau pada situasi di luar dirinya (bd. pasal Mazm 37:1-40).

(0.90) (Mzm 122:3) (jerusalem: bersambung rapat) Terjemahan ini tidak pasti. Harafiah: yang bersambung dengan dirinya menjadi satu. Mungkin dimaksudkan bangunan kota yang rapih teratur. Mungkin pula: kota itu mempersatukan di dalam dirinya semuanya. Kalau demikian maka pemazmur mungkin berpikir kepada Yerusalem sebagai pusat bangsa, yang mempersatukan semua suku menjadi satu umat.
(0.87) (Mzm 38:13) (jerusalem: tidak membuka mulutnya) Oleh karena insaf akan dosanya, maka penderita tidak membela dirinya terhadap serangan musuh. Sebaliknya, ia menaruh pengharapannya pada Tuhan semata-mata, Maz 38:14-16.
(0.87) (Mzm 109:24) (jerusalem: badanku....) Terjemahan lain: badanku menjadi kisut karena kurang minyak. Artinya pendoa tidak merawat dirinya sebagaimana lazim (minyak menyegarkan dan menghaluskan kulit). Ini termasuk ke dalam cara berkabung sama seperti puasa.
(0.87) (Mzm 140:9) (jerusalem: meninggikan kepala) Musuh dibandingkan dengan tentara yang "meninggikan kepala", tanda pemenang
(0.82) (Mzm 9:16) (jerusalem: telah memperkenalkan diriNya) yaitu melalui penghakiman yang menghukum para penindas, bdk Maz 76:2
(0.82) (Mzm 42:6) (jerusalem: gunung Mizar) Tidak diketahui gunung apa yang dimaksud. Barangkali dimaksud gunung Zaorah yang tidak jauh letaknya dari sumber-sumber sungai Yordan (pegunungan, Hermon). Mungkin tempat itu adalah tempat istirahat bagi kaum buangan yang pulang dan dalam ibadat di situ memakai mazmur ini. Ungkapan Ibrani "gunung Mizar" juga dapat diterjemahkan sebagai: gunung rendah. Kalau demikian, maka yang mungkin dimaksudkan ialah gunung Sion. Dengan merubah ayat sedikit lalu dapat diterjemahkan: sebab aku teringat kepadamu.... hai gunung rendah.
(0.82) (Mzm 96:13) (jerusalem: menghakimi) Kata Ibrani yang diterjemahkan demikian juga dapat diartikan sebagai memerintah
(0.82) (Mzm 137:5) (jerusalem: biarlah....) Kaum buangan (atau pemazmur?) mengutuk dirinya sendiri untuk menekankan bahwa mereka tidak dapat melupakan Yerusalem, yang tidak hanya tanah air tetapi terlebih Kota Suci, bdk Maz 2:6+, tempat kediaman Allah. Maka apa saja yang dilakukan orang terhadap Yerusalem, dilakukan terhadap Tuhan sendiri dan mesti dibalas dengan hukuman yang setimpal, Maz 137:7-9.


TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA