Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 31 ayat untuk medan [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 22:34) (endetn: medan perang)

diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "perkemahan".

(0.70) (1Raj 20:37) (jerusalem: melukai dia) Maksud luka itu ialah: memberi kesan bahwa "nabi" itu datang dari medan perang, 1Ra 20:39.
(0.60) (Yes 14:19) (ende)

Tidak dikuburkan semestinja adalah kemalangan terbesar dan merupakan hukuman radja Babel jang tewas di medan perang dan dikuburkan begitu sadja bernama dengan majat2 lain.

(0.40) (2Sam 11:11) (full: TABUT SERTA ORANG ISRAEL. )

Nas : 2Sam 11:11

Ternyata Uria seorang yang lebih baik daripada Daud. Tindakan-tindakannya berlandaskan pengabdiannya kepada Allah dan kesetiakawanannya terhadap orang-orang yang ada di medan pertempuran demi Tuhan. Ia membayar pengabdiannya ini dengan nyawanya.

(0.40) (1Sam 4:3) (jerusalem: dari tangan musuh kita) Tabut itu adalah tanda bahwa Tuhan hadir, 1Sa 4:7. 1Sa 4:7 menyatakan bahwa hanya jarang sekali tabut itu dibawa serta ke medan perang, bdk Yos 6:6; 2Sa 11:11.
(0.40) (2Sam 11:11) (jerusalem: tidur dengan isteriku) Uria tidak mau berseketiduran dengan isterinya oleh karena sedang berperang (perang suci: tabut perjanjian ikut ke medan perang, bdk 1Sa 4:3 dst). Orang yang berperang harus tahir, padahal persetubuhan menajiskan, bdk 1Sa 21:5.
(0.35) (1Sam 4:2) (full: TERPUKULLAH KALAH ORANG ISRAEL. )

Nas : 1Sam 4:2

Israel menderita kekalahan karena kaum imam telah rusak dan umat itu tidak taat kepada perintah-perintah Allah. Mereka membawa tabut perjanjian ke medan pertempuran sambil mengira bahwa tabut tersebut akan memastikan kemenangan mereka

(lihat cat. --> 1Sam 4:3 berikut);

[atau ref. 1Sam 4:3]

sebaliknya, mereka seharusnya bertobat dan memperbaiki cara hidup berdosa mereka jikalau merindukan berkat Allah.

(0.35) (Luk 9:1) (sh: Siap melayani (Jumat, 30 Januari 2004))
Siap melayani

Laksana seorang prajurit yang masuk ke medan perang, seorang pelayan Injil Kerajaan Allah memerlukan persiapan bukan hanya pengetahuan tentang medan dan strategi pelayanan, tetapi juga persiapan secara fisik, mental dan spiritual. Untuk itu, ketika Yesus mengutus kedua belas murid-Nya, Yesus memberikan pembekalan agar murid-murid-Nya siap menanggung semua risiko pelayanan yang mungkin dihadapi. Beberapa persiapan penting yang perlu dimiliki seorang pelayan, termuat dalam perikop bacaan kali ini.

Pertama, menerima kuasa Allah (ayat 1-2,6). Dalam pelayanan Yesus memberitakan Injil sebelumnya Yesus melakukan banyak mukjizat. Banyak orang diselamatkan melalui pembebasan dari kuasa setan, kesembuhan dari penyakit dan peristiwa-peristiwa yang membutuhkan kuasa Allah. Untuk tujuan itulah maka Yesus memberikan kuasa-Nya kepada murid-murid-Nya.

Kedua, memprioritaskan pemberitaan Injil di atas pemenuhan kebutuhan pribadi (ayat 3-6). Yesus melarang murid-murid-Nya membebani diri dengan kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal yang seolah-olah menjadi prioritas utama dalam melayani. Seorang pelayan harus terfokus pada tujuan pengutusan yaitu memberitakan Injil kerajaan Allah ke segala tempat.

Ketiga, mewaspadai intrik penguasa dunia (ayat 7-9). Herodes ingin bertemu Yesus (ayat 9). Untuk apa? Ia pernah membunuh Yohanes Pembaptis karena dendam atas teguran Yohanes padanya. Pasti keinginan Herodes untuk bertemu Yesus didasari oleh motivasi yang tidak baik.

Betapa pentingnya prajurit Kristus mempersiapkan diri dalam memasuki medan pelayanan.

Renungkan: Tanpa kuasa Yesus, pelayanan Anda dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah hanya akan menghasilkan pengikut Anda bukan, Dia.

(0.30) (Hak 9:4) (full: ABIMELEKH ... MEMBUNUH SAUDARA-SAUDARANYA ... TUJUH PULUH ORANG. )

Nas : Hak 9:4-5

Tragedi besar yang terjadi dalam keluarga Gideon ini disebabkan oleh poligaminya (Hak 8:30-31). Gundiknya di Sikhem telah melahirkan Abimelekh yang kemudian membunuh tujuh puluh saudaranya. Gideon memiliki kemampuan memimpin di medan peperangan, tetapi bukan di rumah tangga. Allah, sebaliknya, sangat mementingkan keluarga. Di bawah perjanjian yang baru Ia memerintahkan agar jangan mengangkat seorang menjadi penilik jemaat apabila ia tidak bisa mengatur keluarganya dengan baik (1Tim 3:1-5)

(0.30) (Hos 1:5) (jerusalem: lembah Yizreel) Lembah di sekitar kota (benteng) Megido ini terletak pada ujung jalan yang datang dari daerah pesisir. Ia menjadi tempat lalu lintas biasa antara negeri Mesir dan negeri Asyur. Karena itu lembah itu sering menjadi medan pertempuran, bdk Hak 4:12-16; 6:33; 1Sa 28:4; 2Ra 23:29. Di situpun ditempatkan pertempuran di akhir zaman, Zak 12:11; Wah 16:16. tetapi lembah itupun tanah yang subur (ini terungkap dalam namanya Yezreel=Allah menabur), sehingga dapat melambangkan janji Allah mengenai kelahiran suatu umat yang baru, Hos 2:21-22. Itulah "Hari Yizreel", Hos 1:11.
(0.25) (Gal 5:17) (full: ROH ... KEINGINAN DAGING. )

Nas : Gal 5:17

Perselisihan rohani di dalam orang percaya melibatkan seluruh orang itu; yang diperjuangkan adalah apakah mereka akan menyerah pada kecenderungan keinginan daging dan sekali lagi tunduk kepada penguasaan dosa atau apakah mereka akan menyerah kepada tuntutan Roh dan tinggal di bawah kekuasaan Kristus (ayat Gal 5:16; Rom 8:4-14). Medan perang itu berada di dalam orang Kristen itu sendiri dan pertempuran itu harus berlangsung sepanjang hidup mereka di dunia ini jikalau mereka kelak akan memerintah bersama Kristus (Rom 7:7-25; 2Tim 2:12; Wahy 12:11;

lihat cat. --> Ef 6:11).

[atau ref. Ef 6:11]

(0.25) (Why 19:17) (full: PERJAMUAN ALLAH, PERJAMUAN YANG BESAR. )

Nas : Wahy 19:17

Perjamuan ini menunjuk kepada perang di Harmagedon

(lihat cat. --> Wahy 16:16).

[atau ref. Wahy 16:16]

  1. 1) Pembinasaan musuh-musuh Allah sedemikian besar sehingga akan memerlukan sekumpulan besar burung untuk membersihkan medan perang itu. Ini disebut sebagai "perjamuan Allah, perjamuan yang besar", karena Allah akan menyediakan makanan bagi burung-burung sebagai mangsa.
  2. 2) Pemandangan ini memperlihatkan hukuman terhadap kekejaman dan kejahatan yang dahsyat dari dunia ini. Nubuat-nubuat lain yang kemungkinan besar menunjuk kepada peristiwa yang akan datang ini ialah Wahy 14:14-20; 16:13-16; 17:14; Yer 51:27-44; Yeh 39:17-20; Yoel 3:9-16; Zef 3:8; Za 14:2-5).
(0.20) (Hak 7:1) (sh: Jumlah atau mutu? (Sabtu, 11 Oktober 1997))
Jumlah atau mutu?

Di medan perang dan di arena politik, biasanya orang berpikir bahwa jumlah adalah hal terpenting. Ternyata tidak! Tiga puluh ribu orang itu disaring berulang kali hingga tersisa tiga ratus orang. Hanya satu persen dari total jumlah semula yang Tuhan pakai untuk menaklukkan orang Midian! Yang penakut, yang bersikap seperti hewan, dan yang tidak siaga pulang kampung saja!(ayat 5-7). Kemenangan tergantung pada kepatuhan kepada kehendak Allah. Allah ingin agar para pelayannya tidak menyombongkan kekuatan maupun sarana perang buatan manusia.

Perang rohani nyata (ayat 15-19). Metode dan strategi terbaik manusia tak laku bagi Allah. Ketiga ratus personalia militer terpilih itu tidak boleh membawa senjata, pedang, tombak, dlsb. Mereka hanya boleh membawa terompet, buyung atau kendi kosong, dan obor. Meski aneh, tugas mereka sebagai pasukan Allah kini adalah taat pada sang komandan. Perang itu adalah perang rohani, maka hanya bisa dimenangkan bukan dengan senjata biasa tetapi dengan iman dan ketaatan!

Renungkan: Mana yang benar? Allah dibatasi oleh sumber daya insani atau sumber daya insani yang tergantung pada Allah?

Doa: Tuhan ajarku untuk taat pada firman-Mu dan bukan banyak tanya terhadap pikiran-Mu.

(0.20) (Hak 11:29) (sh: Prajurit Tuhan yang perkasa (Minggu, 19 Oktober 1997))
Prajurit Tuhan yang perkasa

Biasanya orang yang telah dirubah Tuhan memiliki kepribadian yang berpendirian dan sifat istimewa. Persis kata Paulus: menjadi ciptaan baru!

Roh Tuhan menjadikan perkasa. Inilah yang diperlukan setiap pahlawan iman. Roh itu menyebabkan orang gagah berani, berserah kepada Tuhan, bahkan berani bernazar kepada-Nya. Keperkasaan rohani menyebabkan orang jadi perkasa jasmani. Di medan perang, dalam usaha, dalam pelayanan, dalam perjuangan rohani, terutama dalam peperangan rohani masa kini kita perlu kuasa dari Roh Tuhan. Bukankah kita ingin berkemenangan?

Yefta bertindak konsekuen. Yefta bersikap konsekuen terhadap Allah. Dalam keadaan yang sangat mengharukan dan memilukan, ia tega bersikap ksatria. Ia membayar nazarnya. Jelas ada hal yang sulit kita pahami dalam peristiwa ini dalam konteks kita sekarang. Terutama dalam terang bahwa Allah menolak pengorbanan manusia dari manusia. Mungkinkah nazar Yefta itu harus kita anggap gegabah? Paling tidak sikap Yefta yang konsekuen yang patut kita kagumi.

Renungkan: Jangan tergesa mengucap janji atau nazar. Allah menginginkan hati yang terbuka pada kehendak-Nya bukan yang meluap-luap oleh semangat diri sendiri.

Doa: RohMu lebih besar dari roh dalam dunia ini maupun dari roh kami sendiri.

(0.20) (2Sam 8:1) (sh: Kepastian. (Rabu, 25 Februari 1998))
Kepastian.

Hari ini kita akan membaca kisah kesuksesan Daud yang gilang gemilang. Kemenangan demi kemenangan bagai bayangan, yang mengikuti derap langkah pasukan Daud di medan perang. Turun temurun orang Israel menceritakan kisah heroik figur nenek moyang kebanggaan mereka. Akan tetapi di balik cerita ini kitab Samuel ingin memberikan kesaksian iman tentang langkah kehidupan orang yang diberkati Tuhan. Bagi orang percaya, Tuhanlah penjamin kepastian akan keberhasilan hidupnya. Bila ada keberhasilan dalam upaya dan kerja kita Tuhanlah yang memberikannya bagi kita.

Budi yang luhur. Setiap suku memiliki kisah tentang figur nenek moyangnya yang hebat dan berbudi luhur. Mungkin kita pun memiliki tokoh yang kita kagumi: kepribadiannya, pemikirannya, ataupun keuletannya. Dalam dunia anak-anak sekarang ini ada kura-kura ninja, power ranger, atau satria baja hitam dll. Hal yang patut dicermati ialah sampai di mana nilai-nilai luhur kejujuran, keadilan, kebenaran dari tokoh-tokoh idola itu dipanuti. Semua figur yang dijadikan panutan haruslah diuji. Di atas tokoh panutan seperti Daud, Kristus yang sudah menebus kita dengan nyawa-Nyalah, satu-satunya panutan terpercaya.

Renungkan: Harapan generasi mendatang hanyalah bila keluarga berharap dan memandang kepada Yesus sepenuh hati.

(0.20) (2Sam 11:14) (sh: Hati-hati dengan kuasa. (Kamis, 25 Juni 1998))
Hati-hati dengan kuasa.

Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya adalah agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Betsyeba, maka apapun caranya Uria harus mati. Kemudian Daud menggunakan kuasanya sebagai raja, bukan untuk melindungi rakyatnya, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyatnya.

Hati-hati dengan rekayasa. Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi persekongkolan ini harus tidak boleh terbongkar. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan. Bahaya rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah merekayasa dengan jalan menipu.

Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa. Ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.

Doakan: Agar kuasa tidak dipakai untuk rekayasa pembunuhan.

(0.20) (2Sam 21:15) (sh: Peperangan Daud. (Kamis, 16 Juli 1998))
Peperangan Daud.

Untuk kesekian kalinya Daud berangkat ke medan perang melawan bangsa Filistin. Meskipun peperangan itu membuatnya letih lesu, ia tetap memiliki semangat juang yang tinggi untuk mempertahankan keutuhan bangsa dan negaranya dari serangan musuh-musuh sekitar. Selain itu apa yang dilakukan Daud pun patut mendatangkan decak kagum kita kepadanya. Bayangkan, Daud yang tak muda lagi itu, yang sudah kenyang dengan peperangan, dan yang begitu besar jasa untuk bangsa dan negaranya, masih juga bersungguh-sungguh dalam peperangan. Dia masih tetap memiliki tanggungjawab, dan itu patut kita kita teladani.

Daud dilindungi. Kesungguhan Daud dalam peperangan sempat menimbulkan kecemasan pada banyak orang, sehingga mereka berniat melindungi Daud. Dengan berbagai cara dan alasan mereka berusaha mencegahnya melanjutkan peperangan. Daud seorang raja yang sangat mencintai rakyatnya. Tangan Tuhan telah melindungi Daud lewat perlindungan dan perhatian anak buahnya dengan demikian marilah kita berkata, "Demikianlah cara Tuhan melindungi Daud."

Renungkan: Kepahlawanan tampak bukan dalam perjuangan mempertahankan kedudukan tetapi dalam sikap mengutamakan pengabdian tanpa motif keuntungan diri sendiri.

(0.20) (Yoh 12:12) (sh: Yesus Raja Israel (Kamis, 25 Februari 1999))
Yesus Raja Israel

Kebiasaan orang Yahudi bila kedatangan seorang raja adalah menyambutnya dengan elu-eluan daun-daun palem. Apa yang mendorong mereka memperlakukan Yesus sebagai Raja Israel? Mereka telah melihat betapa kuasa Yesus telah membangkitkan Lazarus dan melakukan mujizat lain. Mereka mengira bahwa Yesus yang penuh kuasa ini adalah raja yang telah lama dinantikan dan yang akan tampil sebagai pemimpin bangsa Yahudi.

Yesus, Raja seluruh dunia. Motivasi penyambutan orang-orang itu berbeda dengan motivasi kedatangan Yesus. Yesus tidak datang dengan tujuan untuk menjadi raja Israel yang penuh dngan kekuasaan dan kemenangan di medan peperangan. Kedatangan-Nya ke Yerusalem justru untuk mengawali kesengsaraan, yang akan mencapai puncak pada kematian-Nya di kayu salib. Kesengsaraan yang akan membawa keselamatan bukan hanya bagi orang Israel, tetapi bagi seluruh dunia.

Renungkan: Kadangkala motivasi kita menyambut Kristus sering tidak sejalan dengan motivasi kedatangan-Nya untuk dunia ini. Periksalah ulang motivasi Anda menyambut Kristus, karena ungkapan syukurkah?

Doa: Tuhan Yesus, Engkaulah Raja kami yang sejati, yang memberikan kebebasan kekal yang kami perlukan dalam kehidupan kami.

(0.17) (1Sam 4:1) (sh: Karena A, maka pasti B? (Sabtu, 2 Agustus 2003))
Karena A, maka pasti B?

Karena Anda cantik/ganteng, maka anak Anda hidup bahagia. Benarkah pernyataan ini? Tentu saja tidak. Orang Romawi bilang: 'non sequitur'; "tidak mengikuti". Pernyataan kegantengan atau kecantikan fisik orang tua tidak dapat dijadikan sebab, lalu 'diikuti' oleh pernyataan bahwa anak orang tersebut bahagia sebagai akibatnya. Tidak ada hubungannya, dan tidak bisa dihubung-hubungkan.

Sayang, istilah Latin itu tidak dikenal orang Israel. Karena kira- kira justru demikianlah cara mereka waktu itu berpikir. Mereka berpikir jika tabut perjanjian Allah dibawa ke medan perang, pasti Allah akan memenangkan mereka (ayat 3). Siapa tahu, seperti yang ditakutkan Filistin (ayat 7-8), karenanya Allah bertindak seperti pada saat Israel keluar dari Mesir. Non sequitur. Dari perspektif teologi PL, hal pemberian kemenangan bagi Israel dalam peperangan bersangkut paut dengan kedaulatan dan kekudusan Allah sendiri, serta ketaatan umat. Kekalahan adalah hukuman Tuhan. Kekalahan Israel yang dahsyat menjadi bukti ketidakberkenanan Allah (ayat 10-11). Melalui peristiwa ini pula firman Tuhan mengenai penghukuman terhadap Eli dan keluarganya digenapi (ayat 11-22). Istri Pinehas memberikan kesimpulan yang tepat: dengan berbuat demikian, justru Israel kehilangan kemuliaan (ayat 21- 22).

Apa yang dilakukan Israel mirip dengan apa yang sering dilakukan Kristen masa kini. Kadang "klaim" akan janji Tuhan berubah menjadi pemerasan terhadap Allah: kita menjebak Allah dengan menaruh janji firman tertentu untuk menghadapi masalah kita. Kita anggap Allah pasti tidak mau dipermalukan karena janji-Nya "tidak digenapi." Padahal, upaya jebak-paksa rohani ini sering berakar dari pengertian salah tentang janji atau firman tersebut. Seharusnya Kristen selalu ingat bahwa Allah tidak bisa dipaksa.

Renungkan: Keyakinan tentang kedaulatan, kasih, keadilan Allah akan mengajarkan kita berserah bukan memaksa Allah.

(0.17) (2Sam 11:14) (sh: Hati-hati dengan kuasa (Kamis, 14 Agustus 2003))
Hati-hati dengan kuasa

Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa Mei 1998, ketika bangsa Indonesia menuntut reformasi dan menurunkan penguasa yang berkuasa saat itu. Alasannya adalah bahwa rakyat tertindas, terpasung hak-haknya mengemukakan pendapat, praktik rasialis, dlsb. Pengalaman ini mungkin tidak hanya dialami oleh bangsa Indonesia. Di seluruh dunia pun akan mengalami hal yang sama ketika negaranya diperintah oleh penguasa yang lalim. Akibatnya kekuasaan selalu identik dengan kekerasan, dan tindakan sewenang- wenang.

Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Daud mulai menempatkan kekuasaan pada proporsi yang keliru. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya, agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Batsyeba, maka apa pun caranya Uria harus mati. Daud menggunakan kuasanya sebagai raja bukan untuk melindungi rakyat, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyat.

Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi Daud berusaha agar persekongkolan ini tidak boleh terbongkar lagi-lagi karena kekuasaan. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan atau insiden semata. Hakikat rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah, merekayasa dengan jalan menipu.

Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa banyak hal. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA