Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 34 ayat untuk firman-Mu [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 119:57) (ende)

Dapat diterdjemahkan djuga: Bagianku ialah Allah; aku telah berkata: firmanMu hendak kupeliharakan.

(1.00) (Mzm 119:57) (jerusalem: Bagianku....) Terjemahan lain: Aku telah berkata ya TUHAN: Bagianku ialah berpegang pada firmanMu.
(0.75) (Ayb 42:4) (jerusalem: FirmanMu) kata ini ditambahkan oleh penterjemah
(0.62) (Mzm 119:89) (full: UNTUK SELAMA-LAMANYA, YA TUHAN, FIRMAN-MU TETAP TEGUH. )

Nas : Mazm 119:89

Lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB.

(0.62) (Ayb 42:3) (jerusalem: FirmanMu) Kata ini ditambah oleh penterjemah, supaya kalimat berikut yang nampaknya sebuah kutipan, tidak terasa janggal. Memang kalimat itu hampir secara harafiah ditemukan dalam Ayu 38:2. tetapi tambahan "FirmanMu", agaknya tidak perlu juga. Dengan mengutip firman Allah Ayub menyatakan: Akulah yang menyelubungkan keputusan
(0.49) (Mzm 119:33) (sh: Firman-Mu kehidupanku (Minggu, 22 Agustus 1999))
Firman-Mu kehidupanku

Fungsi firman Tuhan. Ada beberapa pengertian dari kata-kata yang diungkapkan pemazmur tentang firman Tuhan: (1) petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu; (2) Taurat-Mu; (3) perintah-Mu; (4) jalan-jalan yang Kautunjukkan; (5) janji-Mu; (6) hukum-Mu; (7) titah-Mu; (8) keadilan-Mu; (9) firman-Mu. Penggunaan kata-kata ini menunjukkan bahwa pemazmur sungguh merasakan dan mengalami betapa pentingnya, kayanya, dalamnya pengertian, dan kuasa firman Tuhan dalam hidupnya. Tak ada buku lain yang memiliki kekayaan fungsi seperti firman-Nya, karena Allah sendiri yang berfirman. Ketika kita menyadari dan mengalami kekayaan fungsi dan keajaiban firman Tuhan, tak sedetik pun kita akan mengabaikan firman-Nya, karena firman-Nya terlalu berharga.

Sikap terhadap firman Tuhan. Keyakinan pemazmur akan pentingnya firman Tuhan mewarnai sikapnya terhadap firman-Nya: (1) memegang sampai saat terakhir; (2) memegang dan memelihara dengan segenap hati; (3) hidup menurut; (4) mencondongkan hati; (5) hidup sesuai; (6) rindu; (7) percaya; (8) berharap; (9) berpegang selamanya; (10) mencari; (11) bergemar; (12) mencintai; (13) bergemar; (14) merenungkan. Sikap-sikap ini muncul dalam diri seorang yang sungguh mengalami betapa indahnya firman-Nya, yang telah memimpin, menolong, memurnikan, dan menyucikan. Bila kita memiliki sikap terhadap firman Tuhan seperti pemazmur, maka kuasa firman-Nya akan menjadi bagian dalam kehidupan kita.

Hidup dalam kelegaan. Hidup karena firman Tuhan dan di dalam firman Tuhan akan memberi kelegaan sejati. Kelegaan Kristen bukan tergantung pada sepinya pergumulan atau lancarnya usaha, tetapi bila Kristen hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Kerinduan seperti inilah yang akan memotivasinya untuk sungguh-sungguh mencari dan memegang firman Tuhan sampai akhir, karena firman Tuhan adalah kehidupannya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, berikanku firman-Mu, agar aku hidup berpegang dan menaatinya. Aku rindu firman-Mu mengubah hidupku.

(0.44) (Kis 4:29) (full: BERIKANLAH KEPADA HAMBA-HAMBA-MU KEBERANIAN UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN-MU. )

Nas : Kis 4:29

Para murid memerlukan keberanian baru untuk bersaksi dan berbicara tentang Kristus. Sepanjang kehidupan Kristen kita, kita juga perlu berdoa supaya mengatasi ketakutan, penolakan, kecaman, dan penganiayaan. Kasih karunia Allah, lewat kepenuhan Roh Kudus, akan membantu kita untuk berbicara tentang Yesus dengan berani (bd. Mat 10:32).

(0.38) (Mzm 119:105) (full: FIRMAN-MU ... TERANG BAGI JALANKU. )

Nas : Mazm 119:105

Firman Allah mengandung prinsip-prinsip rohani yang akan membantu kita menjauhi banyak kesusahan, perangkap, dan tragedi yang disebabkan oleh keputusan dan pilihan yang salah; oleh karena itu, kita harus menghargai hikmatnya dan berpegang teguh pada ketetapan-ketetapannya dalam segala situasi kehidupan (ayat Mazm 119:106,112).

(0.38) (Yoh 17:6) (full: MEREKA TELAH MENURUTI FIRMAN-MU. )

Nas : Yoh 17:6

Doa Kristus untuk perlindungan, sukacita, pengudusan, kasih, dan kesatuan hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, yaitu mereka yang menjadi milik Allah, percaya kepada Kristus (ayat Yoh 17:8), terpisah dari dunia (ayat Yoh 17:14-16) dan menaati sabda Kristus dan ajaran-ajaran-Nya (ayat Yoh 17:6,8).

(0.38) (Mzm 27:8) (jerusalem: Hatiku mengikuti firmanMu) Dalam naskah Ibrani tertulis: Hatiku berkata tentang Engkau ... Macam-macam perbaikan teks diusulkan
(0.31) (Yer 15:16) (full: FIRMAN-MU ... KEGIRANGAN BAGIKU DAN ... KESUKAAN HATIKU. )

Nas : Yer 15:16

Yeremia berbeda dengan bangsanya dalam dua hal mendasar.

  1. 1) Dia mengasihi firman Tuhan; firman itu menjadi sukacita dan kegembiraan baginya. Salah satu tanda yang pasti bahwa kita ini anak-anak Allah ialah kasih yang kuat akan Firman Allah yang dilhamkan

    (lihat cat. --> Mazm 119:1 dst. catatan-catatan s/d 119:176

    lihat cat. --> Mazm 119:176;

    [atau ref. Mazm 119:1-176]

    lihat art. FIRMAN ALLAH).

  2. 2) Ia tetap terpisah dari tindakan berdosa orang fasik (ayat Yer 15:17); pengalaman pengasingan dan kesepian yang terjadi menjadi harga yang harus dibayar untuk kesetiaan kepada Allah dan kebenaran-Nya (bd. Mazm 26:3-5).
(0.31) (Mzm 119:17) (sh: Taurat Tuhan adalah karunia (Senin, 27 Mei 2002))
Taurat Tuhan adalah karunia

Jika Tuhan tidak menganugerahkan Taurat-Nya, maka manusia akan selamanya berjalan dalam dusta dan kejahatan (ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">29). Pemazmur sungguh menyadari kebenaran ini, dan mengakui bahwa tanpa pertolongan Tuhan, dan tanpa Roh Tuhan, ia tidak dapat memandang, memahami dan menjalankan Taurat Tuhan. Baginya Taurat adalah karunia Allah (ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">29) karena diilhamkan oleh kebenaran Allah, bukan kebenaran manusia, dan diberikan kepada manusia untuk dipelajari, dilakukan, dan ditaati. Taurat itu hidup, dinamis, dan relevan dalam kehidupan setiap orang. Namun, hukum dan ketetapan Taurat juga tidak hanya dilihat dalam bentuk ketetapan dan peraturan sebagaimana adanya, tetapi juga harus dilihat substansinya yaitu kebenaran Allah (ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">30). Tanpa Taurat seseorang hanyalah debu, “jiwaku melekat kepada debu, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu”. Istilah “firman-Mu” dalam ayat ini menunjuk pad a ber bagai peraturan, ketetapan dan hukum. Ini berkaitan dengan pemahaman para imam pada zaman sesudah pembuangan tentang firman. Penggunaan kata ‘firman’ oleh para imam pada masa itu dimaksudkan untuk menegaskan bahwa Taurat itu berkuasa bahkan sangat berkuasa untuk menciptakan kehidupan baru. Keyakinan ini jelas berhubungan erat dengan kesadaran bahwa pembuangan adalah kematian; dan kematian itu disebabkan ketidaktaatan umat terhadap Taurat yang merupakan pengejawantahan kebaikan, keselamatan, dan kebenaran Allah dalam konteks umat Allah masa Perjanjian Lama.

Dalam konteks saat ini, bagaimana sikap Kristen terhadap Taurat? Seharusnya sama seperti sikap pemazmur yang selalu menyelami keindahan firman dan selalu membuatnya bergantung pada-Nya. Kristen harus mempertahankan sikap seperti ini karena melaluinya kita pun makin termotivasi untuk mencintai dan bergantung pada-Nya. Dengan demikian, hidup kita diarahkan pada suatu perubahan yang bersih, setia, dan yang berkenan pada-Nya.

Renungkan: Keterbukaan dan kejujuran kepada Allah tentang kebergantungan kita pada firman-Nya merupakan kesempatan dan peluang bagi kita untuk semakin mengenal Dia.

(0.25) (Mzm 119:9) (full: FIRMAN-MU. )

Nas : Mazm 119:9

Firman Allah (Ibr. _dabar_) merupakan penyataan diri-Nya secara umum dan semua perintah serta janji-Nya.

(0.25) (Hak 7:1) (sh: Jumlah atau mutu? (Sabtu, 11 Oktober 1997))
Jumlah atau mutu?

Di medan perang dan di arena politik, biasanya orang berpikir bahwa jumlah adalah hal terpenting. Ternyata tidak! Tiga puluh ribu orang itu disaring berulang kali hingga tersisa tiga ratus orang. Hanya satu persen dari total jumlah semula yang Tuhan pakai untuk menaklukkan orang Midian! Yang penakut, yang bersikap seperti hewan, dan yang tidak siaga pulang kampung saja!(ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">5-7). Kemenangan tergantung pada kepatuhan kepada kehendak Allah. Allah ingin agar para pelayannya tidak menyombongkan kekuatan maupun sarana perang buatan manusia.

Perang rohani nyata (ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">15-19). Metode dan strategi terbaik manusia tak laku bagi Allah. Ketiga ratus personalia militer terpilih itu tidak boleh membawa senjata, pedang, tombak, dlsb. Mereka hanya boleh membawa terompet, buyung atau kendi kosong, dan obor. Meski aneh, tugas mereka sebagai pasukan Allah kini adalah taat pada sang komandan. Perang itu adalah perang rohani, maka hanya bisa dimenangkan bukan dengan senjata biasa tetapi dengan iman dan ketaatan!

Renungkan: Mana yang benar? Allah dibatasi oleh sumber daya insani atau sumber daya insani yang tergantung pada Allah?

Doa: Tuhan ajarku untuk taat pada firman-Mu dan bukan banyak tanya terhadap pikiran-Mu.

(0.25) (1Sam 13:1) (sh: Sabar dan taat. (Jumat, 5 Desember 1997))
Sabar dan taat.

Dua kata itu sangat mudah diucapkan tetapi sangat sulit dilaksanakan. Sabar dan taat adalah pangkal keberuntungan. Tidak sabar dan tidak taat adalah sumber berbagai kegagalan dan kemalangan. Belum lagi lama Saul menjadi raja, ia sudah gagal untuk sabar dan taat. Samuel sudah mengantisipasi hal tersebut dalam doa syafaatnya (ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">12:23-25). Saul tidak sabar menantikan masa tujuh hari. (ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">8-9). Ia tidak taat kepada aturan yang melarangnya melakukan tugas yang bukan wewenangnya. Pemimpin yang tidak tahu batas wewenangnya akan berkembang menjadi pemimpin yang membahayakan bukan mendatangkan sejahtera.

Keputusan Tuhan. Beranikah kita seperti Samuel, menegur pemimpin yang salah? Samuel dengan tegas menyebut Saul bodoh (ayat firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">13a). Lebih dari itu ia menyatakan keputusan Allah yang tegas. Kerajaan di bawah Saul tidak akan langgeng. Takhta itu adalah pemberian Allah, bukan milik Saul, bukan juga datang dari Israel. Tuhan Allah yang mengangkat pemimpin, akan mencopotnya juga jika tidak tunduk kepada-Nya.

Renungkan: Kepemimpinan dimulai dengan kesabaran dan ketaatan.

Doa: Dalam keterdesakan bagaimanapun, ajar kami berpegang teguh pada firman-Mu.

(0.25) (Mzm 78:32) (sh: Kekerasan hati Israel. (Sabtu, 15 Agustus 1998))
Kekerasan hati Israel.

Perbuatan ajaib Tuhan yang silih berganti, begitu mudah dilupakan oleh umat-Nya. Mereka bertobat dan ingat akan Tuhan hanya tatkala murka Tuhan membuat mereka mengalami berbagai kesulitan. Banyak di antara mereka yang terbunuh di padang belantara. Sesaat umat Israel sadar dan kembali menyembah Allah. Tuhan pun mengasihi dan mengampuni mereka. Perjalanan berpuluh tahun umat Israel di padang pasir itu, adalah cara Tuhan memberikan bangsa pilihan-Nya ini pelbagai pelajaran yang keras dan pahit. Melalui tindakan-tindakan-Nya, Tuhan mengajar dan menghajar mereka.

Tuhan tidak putus asa. Dosa tidak mengenal perbedaan zaman atau kebudayaan. Kecenderungan Israel mengecewakan hati Allah menggambarkan pula kehidupan kita. Banyak orang kini hilang pekerjaan dan memikul berbagai penderitaan, baik disebabkan oleh dosa-dosa mereka sendiri tetapi kebanyakan karena dosa-dosa pihak lain yang menggunakan kekuasaan dan jabatannya dalam dosa. Masihkah Tuhan mendengar doa-doa orang yang menderita? Menerima pertobatan kita? Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan mendengar seru doa kita. Jangan putus asa dan undur dari hadirat-Nya kapan pun.

Doa: Angkat dan ringankanlah tekanan tanganMu dari bangsa kami yang sedang menderita, ya Bapa di sorga. Berilah terang firman-Mu, supaya kami tak menyimpang ke jalan yang salah.

(0.25) (Mzm 112:1) (sh: Yang Tuhan lakukan (Selasa, 18 Mei 1999))
Yang Tuhan lakukan

Mazmur 111 yang dibaca kemarin, sangat erat kaitannya dengan Mazmur 112 ini. Kedua mazmur ini dipisahkan menurut kebiasaan pembacaan mazmur dalam kehidupan ibadah Israel. Jika dalam Mazmur 111 pemazmur menyaksikan bahwa orang yang takut akan Tuhan selalu merenungkan perbuatan Tuhan, maka dalam Mazmur 112 ini, pemazmur menekankan apa yang Tuhan lakukan terhadap orang yang takut akan Dia.

Jaminan Allah bagi orang yang takut akan Dia. Banyak orang menganggap bahwa hidup sebagai orang yang takut akan Tuhan itu tidak populer, tidak membawa keuntungan dan tidak menyenangkan. Namun, pemazmur menyaksikan bahwa Tuhan berpihak kepada orang yang hidup dan takut akan Dia. Tuhan tidak pernah membiarkan hidup orang itu menderita dalam kegelapan. Jaminan pemeliharaan pasti dinyatakan. Hidup yang takut akan Tuhan adalah ciri rohani umat Kristiani yang mensyukuri sungguh-sungguh berkat Tuhan yang bekerja terus-menerus dalam kehidupannya.

Renungkan: Bagaimanakah Anda menilai diri Anda sendiri? Bagaimanakah Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam kehidupan Anda?

Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk dapat menilai diri kami secara benar sesuai dengan firman-Mu.

(0.25) (Mzm 119:17) (sh: Konsekuensi ketaatan (Sabtu, 21 Agustus 1999))
Konsekuensi ketaatan

Orang yang bertekad untuk taat pada hukum-hukum Tuhan tidak selalu akan hidup lancar dan luput dari kesulitan hidup. Bahkan musuh-musuh dengan sikap beludak tak henti menteror, ingin membuat hidup kita penuh aib (ay. firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">22, 23). Dunia cenderung membenci orang yang mengasihi Tuhan dan hidup dalam jalan-Nya. Meskipun situasi sulit berada di sekitar kita, Tuhan tetap berada di pihak kita, menghardik dan mendepak musuh. Petualangan maut pun dihancurkan dan kita yang taat kepada firman Tuhan berkesempatan memperoleh kemenangan.

Firman yang meneguhkan. Melalui kuasa firman dan Roh Kudus, Tuhan menjaga dan melindungi kita. Di sinilah letak kebahagiaan kita yang tak kunjung rapuh oleh terpaan godaan musuh. Firman yang meneguhkan dan menguatkan kebahagiaan kita itu, melayakkan kita hidup sesuai kehendak Tuhan. Firman yang meneguhkan itu memotivasi kita untuk mengambil sikap tegas menghadapi segala situasi. Melalui pemazmur, firman yang meneguhkan itu mengisyaratkan agar kita mempertahankan kehidupan bersih, benar, mematuhi firman Tuhan, menjauhi dusta, dan berketetapan untuk setia pada firman-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ingatkanlah aku bahwa firman-Mu dasar yang teguh dalam hidupku.

(0.25) (Mzm 119:65) (sh: Seperti pengalaman pemazmur (Selasa, 24 Agustus 1999))
Seperti pengalaman pemazmur

Harta, pekerjaan, dan segala kesibukan sehari-hari dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat, adalah penting dan merupakan karunia Tuhan. Karunia Tuhan yang baik itu tidak boleh ditinggikan sampai akhirnya menggantikan kedudukan Allah, Sang Pemberi. Inilah alasan mengapa pemazmur sampai sedemikian rindu memahami, melaksanakan dan setia pada firman Tuhan. Mungkinkah pengalaman pemazmur ini juga mampu memacu semangat dan tekad kita untuk memahami dan menjalani kehendak-Nya? Kita pasti dimampukan-Nya, sebab yang terpenting dalam hidup ini ialah berpegang dan berjalan dalam kebaikan Tuhan.

Firman Tuhan dasar pertumbuhan. Banyak Kristen yang belum memiliki sikap seperti yang dimiliki pemazmur. Mengapa? Seringkali kerinduan pada firman Tuhan tidak diikuti oleh tekad dan semangat untuk setia menjalani kehendak-Nya. Pertumbuhan rohani kita tersendat karena tidak bertumbuhnya pengenalan kita akan Allah yang berfirman. Firman-Nya adalah makanan sehat dan bergizi bagi kerohanian kita.

Renungkan: Tekad dan semangat untuk setia menjalani firman-Nya hanya akan ada dalam diri bila kita menyadari bahwa kita berasal dari Dia.

Doa: Tuhan, tumbuhkanlah kesadaranku bahwa firman-Mu mengajarku mengerti setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku.

(0.25) (Mzm 120:1) (sh: Jeritan di tengah kesesakan (Selasa, 31 Agustus 1999))
Jeritan di tengah kesesakan

Mazmur ini adalah mazmur ziarah; yang biasa dinyanyikan pada waktu orang Israel dari segala penjuru tanah air dan perasingan, menuju ke Yerusalem, mudik ke Bait Allah pada hari raya. Digambarkan tentang pengalaman pahit mereka, hidup di tengah-tengah bangsa pendusta dan penipu (ay. firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">2, 3), di antara orang-orang yang suka dendam (ay. firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">4), bahkan di antara orang-orang yang benci perdamaian (ay. firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">6); dan mencintai huru-hara serta gemar berperang. Keadaan sedemikian inilah yang menyebabkan si pemazmur menyebut hidupnya celaka (ay. firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">5). Agar dapat luput dari keadaan yang mencemaskan ini, ia berseru kepada Tuhan dan mengharapkan pertolongan dari pada-Nya (ay. firman-Mu&tab=notes&exact=on" ver="">1).

Hidup benar di tengah ketidakbenaran. Menyadari bahwa sebenarnya situasi hidup kita tidak lebih baik dari si pemazmur, maka wajiblah kita mengikuti jejak langkahnya dan memohon pertolongan Tuhan. Bukan saja agar kita terpelihara dari segala ancaman dunia, tetapi agar kita juga menjadi terang bagi sekitar kita dengan menyuarakan kebenaran, kasih dan perdamaian di tengah dunia yang serba tidak benar, tidak adil, dan penuh dengan peperangan.

Doa: Tuhan, jadikan aku menjadi pembawa damai di mana pun aku berada dengan firman-Mu.



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA