Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.

Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.

Oleh sebab itu, ampunilah kiranya dosaku untuk sekali ini saja dan berdoalah kepada TUHAN, Allahmu itu, supaya bahaya maut ini dijauhkan-Nya dari padaku."

Dan kami juga--mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya?

tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.

Dengan bahaya maut karena serangan pedang di padang gurun, kami harus mengambil makanan kami.

Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.

(18-6) tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.

Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,

Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

(18-5) Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,

(44-23) Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami dianggap sebagai domba-domba sembelihan.

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Seperti orang gila menembakkan panah api, panah dan maut,

Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati.

Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.

Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

(55-5) Hatiku gelisah, kengerian maut telah menimpa aku.