Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 47 ayat untuk Yang Benar AND book:11 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 21:25) (jerusalem) Kedua ayat ini merupakan renungan seorang penyadur kitab Raja-raja yang tidak yakin bahwa Ahab benar-benar bertobat, seperti dikatakan 1Ra 21:27-29.
(0.90) (1Raj 4:33) (jerusalem: tentang ikan-ikan) Salomo dianggap yang pertama dari orang-orang berhikmat di Israel (Lihat Pengantar bagi Kitab-kitab Kebijaksanaan). Tidak dapat diragukan bahwa Salomo benar-benar berkarya di bidang kesusasteraan dan persanjakan, bdk 1Ra 8:12-13. Sebagian dari kitab Amsal barangkali berasal dari Salomo. Maz 72 dan Maz 127 dikatakan karangan Salomo dan juga kitab Pengkhotbah, Kidung Agung dan Kebijaksanaan.
(0.88) (1Raj 8:16) (jerusalem: tempat kediaman namaKu) Yang bertempat tinggal dalam bait Allah ialah "Nama Tuhan", sebab sebuah rumah buatan manusia tidak dapat mengurangi Allah sendiri, bdk 1Ra 8:27. Dengan demikian terpecah suatu pandangan terlalu kasar mengenai kehadiran Allah dalam baitNya Allah memang terlalu besar dan luhur, sehingga tidak terikat pada salah satu tempat jasmani. Ia hadir di mana-mana. Namun "Nama Tuhan" tentu saja Tuhan sendiri dan menjadikan Dia hadir. Maka tuhan benar-benar hadir dalam baitNya, tetapi tidak hanya di situ saja.
(0.88) (1Raj 18:18) (full: MENINGGALKAN PERINTAH-PERINTAH TUHAN. )

Nas : 1Raj 18:18

Konfrontasi Elia yang berani dengan Ahab dan ketidakbenaran di Israel menjadikannya nabi teladan bagi Israel dan orang yang paling layak melambangkan pendahulu Tuhan Yesus Kristus (bd. Mal 4:5-6; Luk 1:17).

  1. 1) Elia benar-benar seorang "abdi Allah" (1Raj 17:24), seorang yang berbicara bukan sekedar untuk menyenangkan orang lain tetapi sebagai hamba Allah yang setia (bd. Gal 1:10; 1Tes 2:4;

    lihat cat. --> Luk 1:17).

    [atau ref. Luk 1:17]

  2. 2) Sebagaimana Elia dipanggil untuk membela Allah Israel yang sejati, semua hamba Allah dari perjanjian yang baru dipanggil untuk membela Injil Kristus terhadap pemutarbalikan, kompromi, dan pencemaran

    (lihat cat. --> Fili 1:17;

    lihat cat. --> Yud 1:3).

    [atau ref. Fili 1:17; Yud 1:3]

(0.88) (1Raj 12:24) (full: AKULAH YANG MENYEBABKAN HAL INI TERJADI. )

Nas : 1Raj 12:24

Tuhanlah yang memecah kerajaan itu. Adanya dua kerajaan itu sesuai dengan rencana-Nya

  1. (1) sebagai hukuman atas penyembahan berhala mereka, dan
  2. (2) sebagai sarana untuk memelihara kaum sisa yang benar di Yehuda (1Raj 11:13). Sekalipun Israel secara keseluruhan meninggalkan Tuhan, sekelompok orang di Yehuda tetap setia kepada perjanjian, dan melalui merekalah Allah dapat menggenapi semua janji dan rencana penebusan-Nya.
(0.88) (1Raj 22:6) (full: EMPAT RATUS ORANG. )

Nas : 1Raj 22:6

Keempat ratus nabi Ahab ini (lih. ayat 1Raj 22:22-23) bukan nabi Tuhan yang benar, tetapi tokoh-tokoh agama yang bernubuat sesuai dengan apa yang ingin didengar oleh raja (bd. ayat 1Raj 22:8;

lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA).

(0.88) (1Raj 8:41) (sh: Zaman kini butuh Salomo-Salomo yang berdoa dengan benar (Jumat, 11 Februari 2000))
Zaman kini butuh Salomo-Salomo yang berdoa dengan benar

Salah satu kebenaran yang sangat menghibur, menguatkan, dan menjamin Kristen sepanjang masa, terkandung dalam Doa Bapa Kami, yaitu Allah yang tak terhampiri adalah Allah yang beserta dan akrab dengan kita. Ini tersurat dalam pembukaan doa: "'Bapa kami yang ada di surga". Inilah paradoks Kristen yang sangat mengagumkan. Doa adalah sarana kasih karunia Allah.

Salomo pun memahami kebenaran doa ini. Ia berseru agar orang asing pun menerima hak dan kewajiban yang sama dengan bangsa pilihan Allah. (Suatu peristiwa yang bisa dikatakan tidak mungkin terjadi pada zaman Salomo, namun itulah yang didoakannya.) Ketika mereka berdoa dalam rumah Allah ini, mereka menerima berkat dari Allah sehingga mereka takut akan Allah. Melalui doa Salomo, karya Allah bagi seluruh bangsa dilaksanakan. Doa Salomo adalah sarana kasih karunia Allah.

Selain itu ia juga berseru kepada Allah bagi bangsanya. Doanya mengantisipasi apa yang akan terjadi kelak karena realita manusia Israel -- berdosa -- dan perjanjian Allah (ayat 46). Doanya mempertemukan realita umat Allah yang cenderung tidak taat dan perjanjian Allah di bawah ikatan kemurahan, kasih karunia, dan pengampunan-Nya, sehingga kedua realita itu dapat disatukan. Sekali lagi doa yang menjadi sarana kasih karunia Allah. Salomo mampu menjadi pendoa seperti ini karena pengenalannya yang benar akan Allah dan pengenalannya yang benar akan siapa bangsa Israel di hadapan Allah (ayat 52-53).

Zaman ini membutuhkan pendoa-pendoa seperti Salomo, dalam ketidakmungkinan yang begitu terpampang di depan mata, kefasikan dan kebejatan sudah menjadi bagian dari struktur yang lazim dalam setiap institusi, lembaga, atau pun departemen pemerintah maupun swasta, dan kekuatan-kekuatan yang siap melindas Kekristenan yang begitu perkasa dan menakutkan.

Renungkan: Jika kita memahami dengan benar siapakah Allah dan siapakah manusia, maka seharusnya kita menjadi pendoa-pendoa yang melaluinya paradoks Kristen terjadi, melaluinya kasih karunia Allah bisa direalisasikan di negara kita tercinta. Marilah kita menjadi pendoa-pendoa yang demikian, kita menyerahkan sepenuhnya perjalanan hidup bangsa kita di tangan Bapa, pemilik alam semesta.

(0.87) (1Raj 22:15) (full: MAJULAH DAN ENGKAU AKAN BERUNTUNG )

Nas : 1Raj 22:15

(versi Inggris NIV -- dan engkau akan menang). Mikha menirukan nubuat para nabi palsu sedemikian rupa sehingga Ahab mengetahui dia tidak bersungguh-sungguh (bd. ayat 1Raj 22:16). Mikha kemudian menyampaikan penglihatan nubuat yang benar yang diterima olehnya (ayat 1Raj 22:17). Maksudnya jelas: Ahab akan mati dan Israel akan mundur dan kembali ke negerinya.

(0.86) (1Raj 14:1) (sh: Kemunafikan Yerobeam (Sabtu, 14 Agustus 2004))
Kemunafikan Yerobeam

Orang yang pernah mendapat belas kasih Allah, namun dalam hidupnya kemudian melawan Allah adalah orang durhaka. Ketika kesulitan menghadangnya, ia bertindak secara diam-diam meminta pertolongan Allah tanpa benar-benar bertobat, itu adalah kemunafikan!

Kemunafikan seperti itu terlihat dalam diri Yerobeam. Ia telah berbuat durhaka kepada Allah dengan perbuatannya mendirikan patung lembu emas dan mezbah untuk menyembah patung itu. Ia sudah membawa Israel ke dalam penyembahan berhala dan mengkhianati ikatan Perjanjian Sinai, sehingga Allah mengirimkan abdi-Nya untuk menubuatkan penghukuman yang memang pantas bagi Yerobeam (ayat 13:1-5). Tetapi, itu tidak membuat Yerobeam sadar. Ketika anaknya sakit, ia mencari Allah, melalui Nabi Ahia. Ia mengutus istrinya berpura-pura menyamar untuk mengelabui Ahia. Memang Ahia secara fisik buta, tetapi mata rohaninya tidak buta. Allah menyatakan muslihat Yerobeam dengan jelas kepada Ahia (ayat 1-5).

Mencari pertolongan pada Allah, apa salahnya? Tentu saja tidak salah kalau memang disertai dengan pertobatan, penyesalan akan dosa-dosa, dan bertekad untuk setia kembali melakukan kehendak-Nya. Masalahnya, Yerobeam hanya mencari pertolongan pada Allah, tetapi tidak disertai dengan mencari pengampunan. Yang didapatkan Yerobeam bukan pertolongan Allah melainkan penghukuman. Anaknya tidak akan sembuh (ayat 12-13). Kerajaannya akan jatuh ke tangan orang lain, dinastinya akan berakhir (ayat 14). Israel akan dihukum dengan diserakkan ke seberang sungai Efrat dan diacuhkan oleh Allah karena dosa-dosa mereka (ayat 15-16).

Jangan berlaku seperti Yerobeam. Jangan mempermainkan Allah. Kalau Anda tidak benar-benar bertobat, Anda adalah orang munafik. Orang munafik akan dihancurkan Allah, karena ia bukan hanya berdosa terhadap Allah saja tetapi berpotensi besar membawa orang lain berdosa juga.

Camkanlah: Orang munafik tidak akan mendapat belas kasih Allah. Orang munafik akan dihukum Allah dengan keras.

(0.86) (1Raj 11:26) (sh: Hikmat Allah dalam penghukuman-Nya (Selasa, 10 Agustus 2004))
Hikmat Allah dalam penghukuman-Nya

Seorang majelis di suatu gereja dijatuhkan oleh lawan bisnisnya melalui cara keji, sehingga ia harus masuk ke penjara dan kehilangan bisnisnya. Tetapi, justru kejadian itu membawa pertobatan sejati bagi majelis ini, karena sebenarnya ia menjalankan bisnisnya secara kotor (= tidak jujur). Terkadang Tuhan bekerja dengan cara yang sulit kita mengerti. Terutama ketika Ia memperingatkan anak-anak-Nya yang jatuh dalam dosa melalui penghukuman.

Dalam bacaan hari ini, kita membaca bahwa Allah membangkitkan Yerobeam sebagai lawan Salomo. Yerobeam mendapatkan janji Allah untuk memimpin sepuluh suku yang akan dipecahkan Tuhan dari kerajaan Salomo (ayat 31-37). Bahkan ia mendapatkan janji yang sama seperti yang diperoleh Daud. Allah menjanjikan akan membuat dinasti Yerobeam berlangsung langgeng seperti yang pernah Allah rencanakan bagi keturunan Daud. Tentu dengan syarat Yerobeam berlaku seperti Daud, yaitu setia kepada Allah, tidak melakukan kesalahan yang sama seperti Salomo, dan membawa kembali umat-Nya menyembah kepada Allah Israel (ayat 38).

Ada dua tujuan di balik pemilihan Yerobeam sebagai raja. Pertama, supaya melalui Yerobeam, suku-suku Israel lainnya bisa beribadah kepada Allah secara benar dan kudus. Kedua, supaya melalui penghukuman kepada keturunan Salomo, bangsa Israel bertobat sehingga dinasti Daud tetap dipelihara. Hal kedua ini dimungkinkan terjadi, bila kerajaan yang akan dipimpin Yerobeam benar-benar setia kepada Allah. Sehingga berkat Allah karena kesetiaan Yerobeam menyebabkan rasa iri dari kerajaan Salomo yang kecil itu dan mereka akhirnya berpaling kepada Tuhan (Ayat 39, "Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya").

Jika Tuhan menghukum perbuatan dosa anak-anak-Nya, pasti karena Ia menginginkan pertobatan. Tuhan dapat memakai cara yang unik untuk mencapai tujuan-Nya itu!

Renungkan: Tuhan bertindak tegas melawan dosa karena Ia mengasihi kita dan ingin membimbing kita kepada pertobatan.

(0.86) (1Raj 14:26) (full: MERAMPAS BARANG-BARANG PERBENDAHARAAN RUMAH TUHAN. )

Nas : 1Raj 14:26

Allah mengizinkan Sisak, raja Mesir, menyerang rumah Tuhan dan merampas harta yang ada di dalamnya. Bait Suci, tempat Allah telah menyatakan kemuliaan-Nya sepanjang awal pemerintahan Salomo (1Raj 8:11), kini menjadi tempat yang memalukan hanya lima tahun sesudah Salomo wafat, karena umat Allah telah menolak jalan-jalan-Nya yang benar.

(0.86) (1Raj 3:16) (sh: Yang sederhana di tangan yang bijak (Minggu, 30 Januari 2000))
Yang sederhana di tangan yang bijak

Dalam konsep PL, hikmat adalah penerapan praktis dari pengetahuan yang dimiliki seseorang ke dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyatakan hikmat Salomo yang luar biasa, kitab 1 Raja-raja tidak mengetengahkan kemampuan arsitek Salomo di dalam membangun Bait Allah dan istana, namun memilih peristiwa ini.

Permasalahan yang dibawa kedua pelacur ke hadapan Salomo sangat pelik dilihat dari berbagai faktor. Salomo tidak mengenal latar belakang kedua pelacur tersebut, sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang benar dan yang salah. Bayi yang diperebutkan masih terlalu kecil untuk mengenali siapa ibu yang sebenarnya. Dan yang paling utama, tidak ada saksi yang dapat memperkuat argumentasi masing-masing pelacur itu. Dengan kata lain, Salomo sama sekali tidak mempunyai pengetahuan mengenai faktor-faktor yang terkait secara langsung dengan kasus itu. Namun tidak berarti ia tidak bisa menyelesaikan kasus ini.

Sebaliknya Salomo menggunakan pengetahuan yang paling sederhana yang pasti dimiliki oleh semua orang Israel. Pengetahuan itu ialah bahwa seorang ibu kandung rela melakukan dan berkorban apa saja asalkan anaknya dapat tetap hidup. Bahkan dengan tidak mengakui anaknya sekalipun akan dilakukan, asalkan anaknya dapat tetap hidup. Pengetahuan yang sederhana inilah yang diterapkan dengan sangat bijak pada waktu yang tepat. Hasilnya sangat mengagumkan. Siapa ibu kandung bayi itu terbukti dengan sendirinya. Kekuatan dan manfaat suatu pengetahuan tidak terletak pada tingkat kekompleksitasan masalahnya, namun pada tangan orang yang mempergunakan pengetahuan itu.

Renungkan: Orang dikatakan bijak bukan karena ia mengetahui segala sesuatu, namun karena ia dapat mengaplikasikan apa yang diketahuinya secara benar dan tepat, sehingga bagaimana pun kompleksnya suatu masalah tetap dapat dipecahkan dengan baik.

(0.86) (1Raj 21:17) (full: DATANGLAH FIRMAN TUHAN KEPADA ELIA. )

Nas : 1Raj 21:17

Allah membenci ketidakadilan di kalangan umat-Nya. Karena kematian Nabot yang tidak bersalah, Elia bernubuat bahwa Ahab dan Izebel akan menderita (ayat 1Raj 21:17-29). Prinsip pembalasan dan keadilan Allah dilanjutkan ke zaman perjanjian yang baru. Misalnya, Paulus mengatakan bahwa "Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang"

(lihat cat. --> Kol 3:25).

[atau ref. Kol 3:25]

Umat Allah harus memperlakukan satu sama lain dengan adil, benar, dan penuh kemurahan (Mi 6:8; Kol 4:1; bd. Gal 6:7).

(0.85) (1Raj 11:5) (full: SALOMO MENGIKUTI ASYTORET ... MOLOKH. )

Nas : 1Raj 11:5-7

Pada mulanya Salomo bersikap toleran terhadap dewa-dewa palsu para istrinya, kemudian hatinya sendiri condong kepada dewa-dewa palsu itu (ayat 1Raj 11:2-9).

  1. 1) Di samping penyembahannya kepada Tuhan, Salomo menambahkan penyembahan kepada dewi orang Sidon yang bernama Asytoret (meliputi upacara-upacara mesum dan penyembahan bintang-bintang), dewa orang Moab, Molokh (meliputi pengorbanan anak-anak, bd. Im 18:21; 20:1-5), dan dewa orang Amon, Kamos (dewa matahari). Salomo kini tidak lagi dapat mengatakan bahwa Tuhan perjanjian merupakan Allah yang esa dan benar (bd. Ul 6:4).
  2. 2) Kemurtadan Salomo menunjukkan bahwa sekedar pengetahuan akan Allah dan firman-Nya bukanlah pertahanan yang memadai terhadap dosa dan kemurtadan. Dosa bersumber dari hati dan hanya dapat ditolak selama hati seseorang condong kepada Allah di dalam iman dan kasih (Ul 6:4-9; bd.

    lihat cat. --> 1Raj 3:9).

    [atau ref. 1Raj 3:9]

    Salomo, pengkhotbah yang memperingatkan orang lain, jatuh ke dalam dosa yang begitu menyolok sehingga secara langsung ia mengizinkan spiritisme, menganjurkan kebejatan dan kekejaman, mencemarkan Israel dan menghina Allah yang esa dan benar.
(0.85) (1Raj 2:28) (sh: Melek hukum, syarat utama untuk tegas (Jumat, 28 Januari 2000))
Melek hukum, syarat utama untuk tegas

Di samping faktor perasaan, emosi, dan rasa sungkan, ada satu faktor penting lainnya yang seringkali membuat kita tidak bertindak tegas, yaitu tidak paham hukum. Ini seringkali hanya menjadi alasan yang dibuat-buat, namun tidak sedikit yang benar-benar tidak tahu hakikat permasalahan yang dihadapi di dalam terang hukum yang berlaku.

Sekali lagi tindakan tegas Salomo terhadap Yoab dan Simei memberikan teladan yang sangat indah. Tindakan tegasnya berdasarkan pemahaman yang benar dan akurat akan hukum yang berlaku. Dalam usaha menyelamatkan dirinya, Yoab meniru apa yang pernah dilakukan Adonia, yaitu memegang tanduk-tanduk mezbah, namun tindakan itu tidak dapat dibenarkan -- menyelamatkan dia. Salomo tetap membunuhnya, semata-mata bukan karena ia bersekongkol dengan Adonia, tapi karena Yoab membunuh Abner dan Amasa. Menurut hukum Taurat, hukuman untuk pembunuhan secara sengaja adalah mati (Bil. 35:9-34).

Dalam kasus Simei, kita juga dapat melihat kecerdikan dan penguasaan hukum yang hebat dari Salomo. Pada masa Daud, Simei tidak dapat dihukum mati karena janji Daud (2Sam. 16:5-13). Namun jika ia tidak disingkirkan, ini sama dengan menyimpan bom waktu. Di samping itu saudara-saudaranya pernah memberontak terhadap Daud di bawah pimpinan Sheba (2Sam. 20). Hukuman awal bagi Simei adalah dipaksa bersumpah untuk tidak menyeberangi sungai Kidron agar ia tidak dapat bersengkongkol dengan saudara-saudaranya. Pada masa itu, melanggar sumpah berarti mati. Itulah yang terjadi pada Simei. Salomo tegas namun tidak gegabah. Ia mau menunggu saat yang tepat untuk bertindak berdasarkan hukum, sehingga permasalahan yang ia hadapi dapat diselesaikan secara tuntas tanpa berdampak negatif terhadap masyarakat.

Renungkan: Di kalangan Kristen, seringkali ada kesan alergi atau malas untuk memahami berbagai hukum, undang-undang, dan peraturan yang berlaku di negara kita. Akibatnya kita menjadi lemah dan bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran. Atau kita akan menjadi mangsa empuk bagi mereka yang paham hukum dan mempermainkannya demi keuntungan pribadi. Berapa banyak hukum, undang-undang, dan peraturan-peraturan di negara kita yang kita kenal dan pahami? Pemahaman akan membekali kita untuk bersikap tegas, bijaksana, dan tepat.

(0.85) (1Raj 20:23) (sh: Bukan sekadar kesempatan. (Sabtu, 11 Maret 2000))
Bukan sekadar kesempatan.

Mungkin kita pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk memperbaiki tingkah lakunya    sebelum menghukumnya. Seringkali kita tidak bertindak apa-apa    agar bawahan mendapat pengetahuan lebih baik, sehingga ia    tidak membuat kesalahan yang sama.

Allah Israel tidaklah demikian. Ia telah memberikan    kesempatan 3 kali kepada Ahab agar ia berbalik kepada-Nya.    Setiap kesempatan yang diberikan-Nya pasti diikuti penyataan    luar biasa kepada Ahab yang makin lama makin menunjukkan    kekuasaan dan kebesaran-Nya. Misalnya: peristiwa di Gunung    Karmel menyatakan bahwa Allah adalah Penguasa alam semesta.    Keterlibatan Allah dalam peristiwa penyerangan bangsa Aram    pun demi kepentingan umat-Nya, bahkan Allah akhirnya    memberikan kemenangan yang gilang-gemilang kepada Israel (ayat 28)    dan bangsa Aram dihancurkan total. Kemenangan yang terakhir    ini membuktikan bahwa Allah Sang Penguasa alam semesta tidak    dibatasi oleh daerah pegunungan atau daerah datar. Ia benar-    benar Allah TUHAN Penguasa Tunggal alam semesta dan sejarah    manusia. Peristiwa yang terakhir ini merupakan penyataan    "puncak" Allah kepada Ahab agar ia mau berbalik kepada-Nya.

Namun respons Ahab sangat mengecewakan dan tidak ada    perubahan dalam diri Ahab. Ia tidak memberikan korban syukur    atas kemenangan tersebut atau mengakui bahwa Allahlah TUHAN    seperti yang pernah dinyatakan rakyat Israel di Gunung Karmel    (19:39). Sebaliknya, ia tetap melanggar perintah Allah dengan    membiarkan Benhadad hidup bahkan membuat perjanjian    persekutuan dengannya. Ia melakukan tindakan itu tanpa    berkonsultasi dengan Allah. Ahab bertindak seolah-olah    kemenangan yang ia peroleh disebabkan kemampuan dan    kekuatannya. Tindakannya menyatakan bahwa ialah yang memegang    kendali hingga ia pun berhak memberikan pengampunan kepada    Benhadad. Ia tetap tidak mengakui bahwa Allahlah TUHAN.    Baginya, ia sendirilah TUHAN. Ahab telah menyia-nyiakan    kesempatan anugerah begitu besar yang diberikan Allah.

Renungkan: Pengenalan kita akan Allah yang panjang sabar    seringkali membuat kita menyia-nyiakan kesempatan anugerah yang    telah disediakan-Nya. Penyesalan senantiasa terlambat dan    tiada guna.

(0.85) (1Raj 18:42) (full: ELIA ... DENGAN MUKANYA DI ANTARA KEDUA LUTUTNYA. )

Nas : 1Raj 18:42

PB mengutip iman dan doa tekun Elia sebagai contoh dan dorongan bagi semua umat Allah yang setia dalam kaitan dengan kuasa doa (Yak 5:18;

lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).

Doa Elia adalah

  1. (1) doa orang yang benar (Yak 5:16; bd. Mazm 66:18),
  2. (2) doa seorang dengan tabiat manusia seperti kita (Yak 5:17),
  3. (3) doa beriman yang sungguh-sungguh dan gigih (ayat 1Raj 18:42-44; Yak 5:17; bd. Mat 21:21-22; Mr 9:23; Luk 18:1; Ef 6:18; Ibr 11:6), dan
  4. (4) doa yang banyak hasilnya (ayat 1Raj 18:45; Yak 5:16-17).
(0.85) (1Raj 19:16) (full: ELISA ... HARUSLAH KAUURAPI ... MENGGANTIKAN ENGKAU. )

Nas : 1Raj 19:16

Allah menyuruh Elia mengurapi Elisa untuk menjadi penggantinya. Perhatikan bahwa yang diurapi untuk jabatannya bukan hanya raja dan imam, tetapi juga nabi. Elisa bertugas untuk

  1. (1) melayani Elia,
  2. (2) menolong Hazael (raja Aram) dan Yehu (raja Israel) untuk mengalahkan musuh-musuh Allah (ayat 1Raj 19:16-17), dan
  3. (3) memberitakan firman Allah kepada kaum sisa yang benar (ayat 1Raj 19:18). Pelayanan Elia dan Elisa meliputi jangka waktu 75 tahun (875-800 SM, sepanjang masa pemerintahan Ahab, Ahazia, Yoram, Yehu, Yoahas, dan Yoas). Elisa menjadi hamba yang setia kepada nabi atasannya dan dikenal sebagai "yang dahulu melayani Elia" (2Raj 3:11).
(0.85) (1Raj 6:1) (sh: Bukan karya tapi ketaatan (Kamis, 3 Februari 2000))
Bukan karya tapi ketaatan

Bait Allah yang dibangun Salomo benar-benar megah dan indah. Ini adalah sebuah mega proyek. Hal ini terlihat dari: persiapan yang dilakukan, ukuran Bait Allah, bahan-bahan yang digunakan dan struktur arsitek yang menawan. Dengan kata lain Salomo mengeluarkan seluruh daya, dana, dan pikiran demi terlaksananya pembangunan Bait Allah.

Di tengah-tengah kesibukan perencanaan, pengawasan, dan pelaksanan mega proyek tersebut, datanglah firman Tuhan yang membawa sebuah berita yang pasti tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berita dari firman Tuhan yang diharapkan adalah pujian dari-Nya karena kualitas kerja dari pembangunan Bait Allah, atau Allah memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai pembangunan tersebut, atau paling tidak Allah mengkritik pembangunannya karena kurang sesuai dengan kehendak-Nya dan minta Salomo untuk memperbaikinya. Ternyata tak satu pun dari ketiganya. Allah tidak mempermasalahkan kemegahan atau pun keindahan rumah Allah, sebaliknya Ia hanya menyebut "rumah yang sedang kau dirikan ini" dan Allah tidak menyebutnya "rumah-Ku yang kau dirikan". Bahkan kehadiran dan penyertaan-Nya di tengah-tengah bangsa Israel sama sekali tidak berhubungan dengan segala daya upaya Salomo dalam mempersiapkan rumah tersebut. Tak tampak pula hubungannya dengan ada atau tidaknya rumah itu.

Allah mengajarkan kepada Salomo hal lain yang paling hakiki dalam kehidupan Salomo, yang nampaknya mulai diabaikan (ingat pembahasan yang lalu) yaitu ketaatan terhadap ketetapan, peraturan, dan perintah Allah. Artinya bagi Allah yang penting adalah siapakah Salomo di hadapan Allah, bukannya apa yang ia kerjakan dan usahakan bagi Allah.

Kristen seringkali terjebak untuk melakukan apa yang Salomo lakukan, misalnya: memikirkan, mempersiapkan, dan mengerjakan berbagai proyek dan program gereja yang besar dan megah. Namun kita lupa siapa kita di hadapan Allah. Di tengah-tengah kesibukan Anda dalam pelbagai proyek dan program, Allah berfirman 'bukan apa yang kamu lakukan, namun siapa kamu dihadapan-Ku'.

Renungkan: Ketika kita sungguh-sungguh melakukan suatu hal, prioritas apakah yang ada pada kita: karya yang memuaskan atau ketaatan kita kepada-Nya sebagai fokus karya kita?

(0.85) (1Raj 8:22) (sh: Doa adalah mempertahankan hubungan dan pemujaan (Kamis, 10 Februari 2000))
Doa adalah mempertahankan hubungan dan pemujaan

Berkat Allah kepada Israel pada masa Salomo secara sepintas merupakan inti doa Salomo. Bukankah Salomo meminta agar janji Allah diteguhkan (ayat 26)? Bukankah Salomo meminta agar Allah mengabulkan setiap doa pengampunan dan pemulihan yang dinaikkan dari rumah Allah (ayat 30, 34, 36, 39)?

Bila mencermati lebih jauh, doa mengandung makna kebenaran rohani yang sangat dalam. Dalam doa permohonannya, secara jelas Salomo menempatkan umat Israel di bawah pemerintahan Allah yang benar dan adil (ayat 25), yang melimpahkan kebaikan dan pengampunan. Namun tidak berarti bahwa yang bersalah akan bebas dari hukuman, Allahlah sumber penghakiman bagi orang yang berdosa. Dengan kata lain, melalui doa Salomo pun menempatkan Allah pada puncak supremasi (kekuasaan tertinggi) hukum. Bagi Salomo doa merupakan suatu ungkapan kerinduan agar seluruh kerajaan Israel tetap mempertahankan hubungan yang indah dengan Allah. Melalui doa yang demikian suatu paradoks terjadi, yakni ketika umat Israel berusaha memelihara hubungan, Allahlah yang lebih aktif memelihara hubungan itu.

Selain itu doa juga merupakan suatu respons terhadap karunia Allah yang memberikan dan menyatakan diri-Nya, sebagai suatu pemujaan terhadap Allah karena Allah berkenan memenuhi rumah Allah itu dengan kemuliaan yang luar biasa. Pemujaan itu terlihat dari kerinduan Salomo agar rumah Allah itu menjadi takhta Allah di bumi -- tempat Ia menyatakan diri-Nya dan kuasa-Nya. Dengan kata lain pemerintahan Allah diberikan tempat utama dalam kehidupan bangsa Israel. Inilah pemujaan terhadap Dia seperti yang diungkapkan dalam Doa Bapa Kami -- datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi dan di surga. Dalam pengertian yang demikian doa bukanlah satu "daftar belanja" yang ingin diajukan kepada Bapa kita di surga. Juga bukan syafaat atau meminta perhatian Allah. Sebaliknya kebenaran yang lebih dalam dari konsep doa adalah sarana kasih karunia yang melaluinya karya Allah direalisasikan bagi umat manusia.

Renungkan: Betapa mulianya orang yang berdoa dengan benar, karena apa yang ia lakukan merupakan sarana kasih karunia Allah. Melalui doa, ia memiliki hubungan yang indah dengan Allah yang dipujanya.



TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.24 detik
dipersembahkan oleh YLSA