Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 1000 ayat untuk Sungguh pandai [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kej 4:22) (endetn: bapa para pandai perunggu....)

diperbaiki menurut Targ. Tertulis: "pandai besi dari segala tukang perunggu dan besi".

(0.88) (Yak 3:14) (ende)

Tetapi barangsiapa pandai djangan iri hati terhadap orang lain.

(0.71) (Yak 3:13) (ende)

Siapa jang pandai dalam suatu lapangan, hendaknja ia bidjaksana dan rendah hati dalam perbuatan dan sikapnja.

(0.71) (Ams 25:4) (jerusalem: maka keluarlah.... bagi pandai emas) Dalam terjemahan Yunani terbaca: maka keluarlah itu seluruhnya bersih.
(0.71) (Kis 24:21) (jerusalem: Karena hal kebangkitan) Dengan pandai sekali Paulus menghubungkan agama Kristen dengan ajaran orang-orang Farisi.
(0.53) (Yeh 28:13) (jerusalem: Tempat tatahannya...emas) Terjemahan ini tidak pasti. Kata-kata Ibrani yang dipakai agaknya istilah dari kalangan para pandai logam mulia.
(0.44) (Kej 18:25) (ende)

Ibrahim diperkenankan mengadjukan permintaan-permintaan kepada Tuhan, karena ia orang saleh dan berkenan kepada Tuhan. Dalam permohonannja ternjata sifat orang semit sedjati, jang pandai memperdjoangkan maksud-maksudnja.

(0.44) (Luk 10:21) (ende: Jang tjerdik pandai dan berilmu)

Jesus tentu ingat akan pada ahli taurat dan orang Jahudi terpeladjar jang lain, jang memandang dirinja bidjaksana dan mahir dalam ilmu Kitab Kudus, sehingga mereka terlalu sombong untuk menerima adjaran Jesus, dan tidak sanggup mengertinja.

(0.35) (Kis 19:24) (ende: Artemis)

Orang Romawi menamakannja Diana. Ia adalah dewi-ibu, lambang dan pelindung kesuburan, jang banjak sekali dipudja. Kuilnja di Efesus adalah jang paling besar dan indah dan patung dewi didalamnja menurut kepertjajaan orang turun dari langit.

Para pandai perak mengerdjakan kuil ketjil dengan patung dewi jang ketjil, tiruan dari jang besar, jang banjak sekali dibeli orang guna mendjadi pudjaan dalam rumah mereka.

(0.35) (Mzm 42:1) (full: BANI KORAH. )

Nas : Mazm 42:1

Bani Korah adalah suatu keluarga suku Lewi yang pandai menyanyi (bd. 2Taw 20:19). Mengenai _maskil_ (nyanyian pengajaran)

lihat cat. --> Mazm 32:1.

[atau ref. Mazm 32:1]

(0.33) (Mrk 14:12) (sh: Pengkhianatan seorang murid (Sabtu, 12 April 2003))
Pengkhianatan seorang murid

"Musuh dalam selimut!" Perkataan ini mengena pada kelompok Yesus dan murid-murid-Nya. Yudas Iskariot, salah seorang dari murid Yesus telah berketetapan hati untuk menyerahkan Yesus kepada para pemimpin Yahudi di Yerusalem dengan imbalan tiga puluh keping perak. Dan ternyata Yesus tahu rencana itu.

Namun, sebelum peristiwa itu terjadi, Yesus membuat perjamuan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Nya, ternyata Yesus mengetahui rencana jahat tersebut. Karenanya dalam perjamuan itu, Yesus memberitahukan bahwa di antara mereka ada yang akan menyerahkan Dia. Pemberitahuan itu membuat para murid terkejut karena orang yang menyerahkan Yesus itu justru "orang dalam" sendiri.

Yudas Iskariot memang pandai bersandiwara di hadapan Yesus dan teman-temannya. Di hadapan Yesus, ia berlaku sebagai sahabat bahkan seorang murid, tetapi di belakang ia siap menikam Yesus. Mungkin tepat bila kita katakan Yudas Iskariot adalah serigala berbulu domba. Sikap ini membuktikan bahwa sesungguhnya Yudas itu berwajah ganda.

Sikap Yudas ini dicela oleh banyak orang. Tetapi sikap yang demikian juga tercermin dari orang-orang Kristen pada masa kini. Memang banyak orang telah menjadi Kristen, dibaptis dan mengikuti perjamuan kudus, sebagai tanda persekutuan dengan Tuhan. Tetapi masih melakukan perbuatan-perbuatan yang menikam Yesus dari belakang. Sikap ganda ini membuat kita menjadi orang munafik dan harus disingkirkan. Tuhan menghendaki agar kita sungguh-sungguh menyerahkan seluruh eksistensi diri kita kepada-Nya. Apakah kita dengan sungguh-sungguh telah menyerahkan diri kepada Kristus?

Renungkan: Penyerahan diri yang mutlak kepada Tuhan merupakan sikap seorang murid yang sejati.

(0.31) (Mat 2:3) (ende: Herodes)

ialah "Herodes Agung". Ia bukan bangsa Jahudi dan diangkat oleh pendjadjahan Romawi. Ia pandai dan giat bekerdja, tetapi terkenal karena kelalimannja. Karena ketjurigaan ia malah telah membunuh isteri dan tiga orang puteranja.

Ia meninggal dalam tahun 750 tarich Romawi, djadi empat tahun sebelum tahun satu tarich Masehi. Sebab itu sudah pasti, bahwa Jesus lahir kira-kira dalam tahun 6 sebelum awal tarich kita. Penjusun pertarichan kita dalam abad keenam chilaf dalam memperhitungkan tahun kelahiran Jesus.

(0.31) (Kel 4:10) (full: AKU INI TIDAK PANDAI BICARA. )

Nas : Kel 4:10

Di dalam keseganannya untuk menerima panggilan Allah, Musa menunjukkan kekurangannya dalam berbicara; Allah berjanji untuk memberinya pertolongan dan kuasa (ayat Kel 4:11-17). Apabila Allah memanggil kita untuk suatu tugas, Ia akan menyediakan semua sarana dan kesanggupan untuk menunaikan tugas itu (bd. 2Kor 3:5-6; 4:11-12).

(0.31) (Ayb 34:1) (sh: Orang pandai yang bodoh (Selasa, 13 Agustus 2002))
Orang pandai yang bodoh

Walau Elihu menjamin ingin membela Ayub (ayat 33:32), dalam pasal ini jelas bahwa ia memihak teman-teman Ayub. Masalahnya jelas: dengan mengaku dirinya bersih, Ayub menuduh Allah tidak adil. Karena itu, Ayub harus memohon belas kasihan Allah. Elihu berbicara di muka orang-orang berhikmat yang akan menentukan kebenaran (ayat 1-4).

Ia mulai mengajukan kasusnya dengan mengutip tuduhan Ayub kepada Allah (ayat 5-6). Namun, dia menyerang Ayub dengan menyatakan bahwa Ayub hidup tak bermoral (ayat 7-8), sebuah tuduhan yang tidak adil karena tanpa bukti. Ayat 9 menunjukkan keraguan Ayub bahwa hidup dikenan Allah tidak menjamin keadaan akan seperti demikian terus. Maka, Elihu melihat bahwa Ayub bukan hanya menuduh Allah tidak adil, tetapi sedang menghujat Dia. Karena itu, ia mengimbau agar orang-orang (maksudnya Ayub) menjadi berhikmat (ayat 10). Dengan berbagai argumen Elihu menegaskan bahwa Allah tidak mungkin salah dan bahwa manusia mutlak tergantung pada-Nya (ayat 11-15).

Setelah itu, Elihu berkata-kata kepada Ayub (ayat 16-37). Bukankah Allah tidak mungkin memerintah bumi kalau Ia jahat (ayat 17)? Allah memakai kekuasaan-Nya untuk kebaikan, menunjukkan Allah yang tidak pilih kasih (ayat 18-20). Ayub, yang sedang kesusahan dan terpuruk dalam debu, sulit mengerti argumen ini. Ucapan Elihu seterusnya tentang penghakiman Allah secara tidak langsung menyindir Ayub. Orang jahat tidak bisa lari dari Allah karena Allah mahatahu dan kesalahan pasti dihukum, dan sebenarnya Elihu menuduh bahwa Ayub menindas orang miskin (ayat 21-30).

Bagian ini ditutup dengan keputusan tentang Ayub (ayat 31-37). Ayub telah melakukan dosa kebodohan dan ia harus mengaku dosa dan meminta hikmat kepada Allah. Elihu mengharapkan agar Ayub menerima usulannya agar tidak dihukum. Elihu juga meminta para pendengar lain mendukung pikirannya: Ayub bodoh dan kekerasan hatinya menambah kesalahannya.

Renungkan: Orang yang pandai selalu menyadari keterbatasannya. Orang bodoh selalu merasa pandai dan menganggap orang lain bodoh.

(0.28) (Yes 40:25) (sh: Allah adalah Yahweh (Minggu, 20 Desember 1998))
Allah adalah Yahweh

Meragukan kemampuan Tuhan sama halnya tidak mempercayai-Nya sebagai Tuhan yang sesungguhnya. Secara teori, Yehuda percaya bahwa Allah Yahweh adalah Tuhan, tetapi dalam penerapan, mereka ragu bahwa Allah itu sungguh hidup dan mendengar mereka. Tidak heran, bila mereka terpengaruh bangsa sekitar yang menyembah dewa, yang nyata mereka lihat, pegang, dan rasakan kehadirannya. Sedangkan Allah Yahweh, sama sekali tidak terlihat. Mereka lupa bagaimana Allah bertindak sedemikian rupa dengan kedahsyatan dan kehebatan-Nya, menuntun umat. Mereka tetap tidak merasakan kehadiran Allah karena nilai kepekaan mereka tertutup oleh dosa (bdk. ">Yes. 59:1-2).

Gambaran nyata. Kondisi Yehuda menggambarkan kehidupan kita juga. Kita harus berhati-hati, karena pengetahuan tentang Allah yang benar ternyata sering tidak membawa kita pada kehidupan yang benar. Tahu bahwa tidak boleh menyembah ilah-ilah lain, tetapi realitanya, banyak ilah-ilah lain yang tanpa sadar menjadi sembahan kita.

Tahu dan dengar. Tahu tapi tak mengenal, dengar tapi tak mengerti. Itulah pernyataan Allah pada umat. Penyataan kehadiran Allah begitu konkrit namun sederhana, yaitu melalui ciptaan dan Firman-Nya, tetapi masih saja keberadaan Allah diragukan. Kita lebih bergantung pada kecukupan materi ketimbang berserah pada Allah. Lebih mengandalkan kekuatan dan hikmat manusia ketimbang mengandalkan Allah, meskipun Allah berkali-kali telah Allah tegaskan bahwa: "Tuhan ialah Allah kekal; yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung" (ayat 40:28" context="true">28b). Bila demikian, kepada siapa kita berharap? Bukan kepada yang sia-sia tetapi kepada Allah. Setialah dalam pengharapan menantikan tindakan tangan Allah dalam hidup kita karena Allah pun setia dalam setiap tindakan-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami yang selama ini hanya pandai bicara tentang penyertaan Tuhan, tetapi yang sulit memasrahkan diri sepenuhnya pada Engkau. Berikan pengharapan baru agar kami setia.

(0.28) (1Yoh 1:1) (sh: Beritakan Firman hidup (Minggu, 3 Desember 2000))
Beritakan Firman hidup

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita. Ada yang pandai bercerita karena ia memiliki talenta merangkai kata, ada yang bercerita karena pengalaman orang lain yang terlebih dahulu membawa kesan baginya, dan ada pula yang bercerita karena pengalaman pribadinya yang mengesankan. Masing-masing alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita akan membawa dampak yang berbeda.

Pemilihan kata demi kata oleh Yohanes dalam suratnya, menandakan bahwa ia bersaksi melalui pengalaman hidupnya bersama Firman hidup, yakni: telah ada sejak semula, telah kami dengar, telah kami lihat, telah kami saksikan, dan telah kami raba dengan tangan. Semuanya ini berbicara tentang Firman hidup, yang sungguh nyata dan benar-benar memberikan kehidupan. Mengapa Yohanes menegaskan ini berulangkali? Tujuannya adalah supaya orang lain pun mengalami pengalaman yang sama, bersekutu dengan Allah Bapa, Yesus Kristus, saudara seiman, dan memiliki kehidupan kekal. Bukan sekadar hidup secara fisik karena masih bernafas, tetapi pengertian hidup kekal di dalam persekutuan dengan Allah di dalam Yesus Kristus, kini dan selamanya. Pengalaman indah yang dialami Yohanes bukan untuk dirinya semata, tetapi pengalaman indah ini mendorongnya untuk memberitakannya kepada orang lain. Apalagi yang lebih berharga sehingga nilainya dapat ditukar dengan hidup kekal? Hanya orang yang telah mengalaminya yang dapat berkata dengan tegas "tidak ada".

Pengalaman memperoleh anugerah kehidupan kekal membawa sukacita bagi setiap orang yang mengalaminya. Namun kita lebih bersukacita bila melihat saudara, teman, tetangga, dan siapa pun menerima kehidupan kekal karena pemberitaan Firman hidup.

Renungkan: Pengalaman sukacita memperoleh kehidupan kekal akan menjadikan kita peduli terhadap keselamatan jiwa orang lain.

Bacaan untuk Minggu Advent 1

Yesaya 63:16-64:4

1Korintus 1:3-9

Markus 13:32-37

Mazmur 80:1-7

Lagu: Kidung Jemaat 59

(0.27) (2Kor 2:17) (full: MENCARI KEUNTUNGAN DARI FIRMAN ALLAH. )

Nas : 2Kor 2:17

Di sini Paulus menggambarkan para pengkhotbah yang melunakkan tuntutan Injil demi memperoleh uang, penghormatan, dan keberhasilan (bd. 2Kor 11:4,12-15). Mereka itu berbakat dan pandai meyakinkan, namun secara diam-diam mereka itu tidak jujur. Mereka tamak akan uang dan kemasyhuran (bd. Yoh 10:12-13; Fili 1:15,17; 1Pet 5:2; 2Pet 2:1-3,14-16).

(0.27) (Ezr 7:6) (jerusalem: ahli kitab) Harafiah: penulis yang mahir. Bdk Maz 45:2+. Karena pandai menulis maka para penulis menjadi pegawai negeri. Karena itu gelar "penulis" dalam Ezr 7:11 dan Ezr 7:21 menyatakan bahwa Ezra menjabat semacam "sekretaris bagi urusan Yahudi" di istana raja Persia. Tetapi gelar resmi "penulis" oleh si Muwarikh diterangkan berdasarkan tindakan Ezra di Yerusalem, Neh 8:8+. "Penulis" ialah orang yang membaca, menterjemahkan dan menafsirkan hukum Taurat bagi umat. Penulis menjadi "ahli Taurat". Dengan Ezra mulailah jabatan itu, yang pada masa sesudah pembuangan semakin berkembang. Para ahli Taurat/Kitab yang tampil dalam Perjanjian Baru merupakan cucu-cucu Ezra "penulis yang mahir".
(0.25) (Kel 32:15) (sh: Kepemimpinan yang baik. (Rabu, 17 September 1997))
Kepemimpinan yang baik.

Ditimbang sepintas lalu, Harun lebih mampu memimpin umat Israel daripada Musa. Harun berkarisma dan pandai berbicara (">Kel. 4:10-17). Harun memuaskan hati bangsa Israel pada saat mereka gelisah dan meminta allah yang tampak. Sedangkan Musa tidak pandai berbicara. Baik di tanah Mesir, maupun di padang gurun, bangsa Israel menggerutu tentang Musa karena mereka kecewa dengan kepemimpinannya. Dengan ukuran apakah seorang patut dinilai pemimpin yang baik?

Pemimpin yang kuat. Tujuan Musa bukan menyenangkan hati umatnya, melainkan membawa mereka dari Tanah Mesir ke Tanah Perjanjian. Ia menjadi sangat marah melihat orang Israel menyembah anak lembu emas. Kedua loh hukum Allah dipecahkan dan anak lembu dicairkan, lalu disuruhnya orang Israel meminumnya agar mereka sadar akan kemurtadan mereka. Musa menghukum mereka, namun juga mendoakan. Ia menanggung dosa bangsanya di depan Tuhan, sampai ia rela dihapuskan namanya dari "Kitab yang Kau tulis" (ayat 32:32" context="true">32). Sedangkan Harun menyalahkan bangsanya, dan berbicara seakan-akan anak lembu emas itu membentuk dirinya sendiri. Terbukti kepemimpinan Harun yang banyak kompromi lemah, sehingga mendatangkan dosa besar pada umatnya.

(0.23) (Mat 10:16) (sh: Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen? (Sabtu, 27 Januari 2001))
Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen?

Yesus menggambarkan Kristen seperti domba di tengah- tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang balik serigala? Demikian pula Kristen dalam dunia yang begitu jahat, tidak dapat menyerang balik. Namun apakah ini berarti bahwa Kristen hanya pasrah ketika dijadikan korban? Apakah tidak ada seorang pun yang membelanya?

Merpati adalah binatang yang mudah ditipu dan tidak peka (Hos. 7:11) sementara di daerah Timur Tengah ular dipandang sebagai binatang buas yang pandai menghindari bahaya. Jika Kristen harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, berarti Kristen dalam menjalani kehidupan di dunia yang jahat ini harus pandai menghindari bahaya tanpa menjadi berbahaya bagi orang lain, dan tulus tanpa menjadi bodoh. Namun bagaimana jika Kristen sudah berada dalam bahaya karena sudah diseret ke Majelis Agama, ke muka penguasa-penguasa, atau raja-raja? Dalam situasi seperti ini, cerdik dan tulus tidak lagi memadai. Pada abad pertama mereka yang dihadapkan ke pengadilan membutuhkan pembela yang pandai, jika tidak maka dapat dipastikan bahwa mereka akan kalah. Kristen tidak perlu takut sebab Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan untuk menjadi pembela bagi dirinya sendiri.

Namun bagaimana jika Kristen tidak dibawa ke pengadilan tetapi langsung menghadapi kesadisan manusia (ayat 21-22)? Bagaimana Kristen mengatasi ketakutan itu?

Pertama, kita harus selalu ingat bahwa orang-orang zaman Yesus juga menganiaya diri-Nya. Mengapa kita sebagai pengikut-Nya berharap untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik (ayat 24-25)?

Kedua, kita juga harus ingat bahwa suatu saat apa yang dilakukan mereka kepada kita akan dinyatakan dalam terang dan mereka akan menghadapi penghakiman.

Ketiga, seandainya mereka berhasil membunuh kita, kita harus ingat bahwa jiwa kita tidak ikut binasa, namun masuk ke dalam kehidupan kekal.

Akhirnya, kita harus tetap yakin bahwa tidak ada satu pun yang terjadi atas diri kita di luar kehendak Allah. Jika demikian mengapa kita harus menyangkal Yesus (ayat 32-33)?

Renungkan: Ternyata Kristen tidaklah lemah dan tak berdaya, karena di dalam Kristen tersembunyi kekuatan yang luar biasa, yang bersumber dari Allah dan yang memampukan Kristen untuk tetap bertahan. Sejarah kaum martir telah membuktikannya.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA