(0.22) |
(Ef
6:1)
|
(sh: Mendidik dan melayani (Kamis, 13 November 2003)) Mendidik dan melayani
Jika kita mencermati keadaan di sekitar kita, masih banyak
peristiwa-peristiwa mengenaskan yang terjadi karena
ketidakharmonisan relasi dalam keluarga. Misalnya, seorang anak
laki-laki tidak menyesal telah membunuh ayah kandungnya.
Alasannya, karena ia marah melihat sikap ayahnya yang selalu
menyiksa ibu yang dicintainya. Peristiwa ini menginformasikan
kepada kita bahwa ternyata ketidakharmonisan hubungan suami
isteri berdampak pada sikap anak terhadap orang tua. Setiap
orang tua pasti menginginkan anak-anaknya taat dan hormat kepada
mereka. Keinginan ini hanyalah ambisi orang tua semata jika
anak-anak tidak dididik atau diberitahu caranya. Agar keinginan
ini menjadi proyek keluarga, Paulus memaparkan tugas orang tua.
Pertama, orang tua, khususnya bapak, bertugas mendidik karena
bapak adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak-anaknya. Mendidik anak bukan tugas yang mudah,
sehingga Paulus memperingatkan supaya didikan orang tua tidak
menimbulkan amarah bagi anak-anak (ayat 4). Anak bukan robot
yang hanya menerima dan mengerjakan hal-hal yang yang diinginkan
orang tua. Hendaklah para orang tua memperlakukan anak-anak
mereka seperti Yesus memperlakukan umat yang Ia kasihi. Begitu
pula antara tuan (atasan) dengan hamba (karyawan). Seorang hamba
haruslah taat dan melayani tuannya. Sikap seperti hamba inilah
yang seharusnya menjadi sikap orang Kristen terhadap Kristus:
taat dan melayani Kristus (ayat 5-7). Sebaliknya, seperti Allah
memperlakukan kita, hamba-Nya dengan baik, seperti itu pulalah,
tuan-tuan harus memperlakukan para hamba mereka dengan adil dan
layak. Dengan demikian tidak akan ada perlakuan sewenang-wenang
terhadap para pekerja (ayat 9).
Renungkan:
Didiklah anak-anak kita dalam kasih Allah sebagai pribadi yang
utuh. Perlakukanlah pembantu, pekerja, karyawan kita dengan adil
dan layak.
|