Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 1 Tahun 2001 > 
EDITORIAL 

Pluralisme yang menolak posisi eksklusivisme (partikular) dan inklusivisme bukanlah pembicaraan yang baru. Meskipun begitu, sangatlah menarik dikaji lebih dalam lagi karena telah banyak teolog mengembangkannya dalam berbagai perspektif.

JPZ edisi ini mencoba memaparkan persoalan-persoalan pluralisme. Misalnya apa yang ditulis oleh Arliyanus Larosa, seorang sekretaris Yayasan MADIA (Masyarakat Dialog Antar Agama); Ketua Komisi Pengkajian Teologi GKI SW Jabar; Redaktur Jurnal Teologi Penuntun menulis Misi Gereja: Sumber Konflik? Ia mengupas konflik yang terjadi antara Kristen dan Islam berlangsung di mana misa gereja dalam pekabaran Injil dipandang sebagai salah satu faktor munculnya konflik. Bukan hanya dilihat oleh kaum non Kristen, tetapi dalam interen gereja pun menjadi persoalan yang serius.

Begitu juga Robbyanto Notomihardjo dalam Membangun Sebuah "Theology of Religions" Injili Yang Non Pluralistik: Apakah Mungkin? Ia melihat pemikiran para teolog Kristen yang biasa diberi label "Kaum Liberal" dalam merekonstruksi sebuah teologi, yaitu pluralisme. Pluralisme agama yang sudah menjadi bahan pembicaraan dalam dekade dua puluh lima tahun terakhir ini, membuat para teolog kaum Injil "gerah". Kaum Injili dengan serta merta menolak pluralisme agama yang dimunculkan oleh "Kaum Liberal" yang dianggap tidak alkitabiah.

Lalu, Nicholas Kurniawan dan Ferry Mamahit menyoroti lebih dalam para teolog yang terlibat pluralisme. Nicholas menulis Analisis Kritis terhadap Pandangan Paul Knitter. Sedangkan Ferry Mamahit melihatnya dalam Depolarisasi Sikap Kristen terhadap Agama. Ia berusaha menganalisis sikap inklusivisme Clark H. Pinnock dalam menyikapi bangkitnya agama-agama di dunia.

Dari konsep pluralisme para teolog dunia, maka Harianto GP mencoba menggali persoalan pluralisme di Indonesia. Ia melihat dari perspektif sejarah dalam Gagasan Pluralisme Agama: Tinjauan Sejarah Kini dan Tawaran Dialog Kebenaran Agaphe.

Dan seperti biasanya, Dr. Henry Efferin menjawab kasus-kasus teologi, tetapi kali ini beliau mengupas Sikap Kaum Injili Melihat Konsep Toleransi Beragama.

Demikianlah sedikit gambaran tentang isi JPZ kali ini. Kiranya Saudara dapat menikmatinya.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA