Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 15 No. 1 Tahun 2000 >  POSMODERNISME DAN KONSEP KEKRISTENAN > 
KASUS-KASUS 

A. Konteks Seni

Posmodern sendiri tercapai melalui inovasi yang tak henti-hentinya dalam sejarah. Contoh sekitar tahun 1127, Suger sang kepala biarawan merekonstrusi basilica St. Denis di Paris. Gagasan arsitekturnya menghasilkan sesuatu yang belum tampak sebelumnya. Secara klasik bukan Yunani, bukan Romawi, bukan Romanesque. Suger tidak tahu bagaimana menyebutnya, hingga dia melirik istilah Latin. "opus modernum" - sebuah karya modern. Arsitektur Suger ini akhirnya dikenal dengan gaya "gothic" (istilah plesetan). Sejak itu terjadi perdebatan bagaimana klasik itu, gothic, modern, atau bahkan posmodern.

Antagonisme Dialektis (debat: diskursus)

Sejak abad pertengahan, telah muncul rasa "antagonisme" antara "dulu" dan "kini", antara "kuno" dan "modern". Barat dengan gencar menolak keadaan lama, dan berpacu meraih keadaan akan datang. Pada tahun 1890-1900 muncul masa kejayaan inovasi teknologi massal. Misalnya sebagai berikut:

Temuan Teknologi Baru:

Pembakaran internal dan mesin diesel; generator turbin uap elektrik. Listrik dan bensin sebagai sumber tenaga baru. Mobil, bis, traktor, dan pesawat terbang. Telepon, mesin tik, dan mesin pita sebagai dasar dari manajemen sistem dan kantor modern. Produksi bahan sintetis dari industri kimia - pewarna, plastik, dan serat buatan manusia, teknik material baru - beton, penguat, campuran aluminium dan krom.

Temuan Media Massa dan Hiburan:

Periklanan dan sirkulasi massal surat kabar (1980-an). Gramofon (1877); Lumiere bersaudara menemukan sinematografo dan Marconi menemukan telegraf tanpa kabel (1895). Transmisi gelombang radio pertama Marconi (1901). Teater bioskop pertama, Pittsburgh Nickelodeon (1905).

Temuan Sains:

Pemapanan ilmu genetika pada 1900-an. Feud meluncurkan psikoanalisis (sekitar 1900-an). Penemuan radioaktif uranium dan radium oleh Becquerel dan pasangan Currie (1897-1899). Model atom baru Rutherford yang revolusioner menumbangkan fisika klasik (1911). Teori energi kuantum Max Planck (1900) direvisi oleh Niels Bohr dan Rutherford (1913). Teori Relativitas Umum dan Khusus Einstein (1905 dan 1916).

Perkembangan posmodern keilmuan dan informasi bisa dilihat dari: Pertama, dasar-dasar kosmologi posmodern -- teori atom, kuantum, dan relativitas -- diletakkan antara 1890an dan 1916-an. Kedua, kabel telepon tembaga modern digantikan oleh kabel serat optik posmodern yang meningkatkan muatan data 250.000 kali lebih.

Tahun 1907 Picasso membuat gelombang modernisme. Ia pertama kali disebut seorang modernisme dalam segi lukisan. Lukisan berjudul "Les Demoiselles d' Avignon" cukup menggegerkan. Ia menulis dengan kemampuan realis yang tinggi. Tapi beberapa sejarawan mengatakan bahwa realisme telah digulingkan atau kewibawaannya dihilangkan dengan penemuan fotografi. Inovasi teknologi fotografi telah mengalahkan seni lukis - keaslian kerajinan tangan (seni). Doktrin realisme mendekati ajalnya. Realisme mengantungkan diri dari pengetahuan dan cermin realistis. Tetapi, fotografi mengantungkan diri dengan kekuatan reproduksi.

Paul Cezanne (1839-1906) tidak mengesampingkan realisme, tetapi ia memadukan dengan kekuatan reproduksi. Ia memadukan kekuatan olah alam dengan silinder, bola, dan kerucut. Karya Paul dikenal dengan sebutan "Kubisme", yang kemudian dikembangkan oleh Georges Braque (1907-1914). Kubisme ini menyelamatkan karya lukis yang asli dilukis. Tapi, fotografi sebenarnya mengancam keaslian lukisan -- seni tradisional -- karena ia lebih cenderung mereproduksi dari yang asli. Hal ini diutarakan dengan tegas oleh Marxis Walter Benjamin (1936).

Jean Francois, filosofis Prancis, mengatakan:

Sebuah karya dapat menjadi modern hanya jika ia pertama-tama adalah posmodern. Posmodern dengan demikian bukanlah akhir modernisme, tapi keadaan awalnya, dan keadaan ini konstan. Sedangkan seni modern adalah yang menyajikan fakta bahwa yang tak terhadirkan itu ada. Untuk memperlihatkan bahwa ada sesuatu yang dapat dipikirkan tetapi tidak dapat dilihat maupun dibuat terlihat: inilah yang dipertaruhkan dalam lukisan modern.1524

Tahun 1914-1920 kubisme bergerak di Rusia. Kubisme di sini adalah meninggalkan penyangga lukisan seni demi seni kinetik dan desain teknis yang diterapkan pada tipografi, arsitektur, dan produksi industri.

Tahun 1930 di Jerman, Stalinisme menolak Kubisme dan menyebutnya sebagai "realisme sosialis". Tahun yang sama juga munculnya pengertian "pop" oleh Andy Warhol. Dia dijuluki Paus seni Pop. Warhol mengubah reproduksi mekanik itu menjadi seni dengan memindahkan citra foto ke layar sutra yang dialaskan kanvas dan ditintai dari belakangnya. Ia punya slogan: "Apa yang Anda lihat apa yang Anda dapat!"

Tahun 1946 di Amerika berkembang "ekspresionisme abstrak" Ini dipelopori oleh Jackson Pollock (1912-1956).1525

Tapi dari perkembangan seni lukis, yang sangat mencolok adalah Marcel Duchamp (1887-1968) seorang pelukis "Kubisme" - yang 1912 meramalkan bahwa beberapa objek "barang jadi" non seni akan mempunyai nilai seni yang luar biasa hebatnya jika dipisahkan dari konteks aslinya, kegunaan, dan maknanya. Aliran ini disebut "Konseptualisme", contohnya: Bottlerack (1914), urinal poselen yang ditandatangani R. Mutt (1917), Piero Manzoni (1933-1963) mengawetkan tahinya sendiri dan menjualnya, diberi judul "100% Pure Artist's Shit", Damien Hirst tahun 1994 memamerkan seekor domba mati di dalam akuarium formaldehida, atau patung-patung di dalam darah atau air seni seniman itu sendiri.

Jadi, inikah posmodernisme? Tidak! Posmodern berarti "bukan seni". Jean-Francois, filosof Prancis menyebutnya "antimodernis" atau "akhir dari eksperimentasi".

B. Konteks Teori

Teori posmodern adalah satu konsekuensi dari obsesi abad ini akan bahasa. Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein. Martin Heidegger dan pemikir abad 20 lainnya memfokuskan analisis mereka dan ide-ide dalam pikiran ke bahasa untuk mengekspresikan pikiran. Para filosof, ahli logika, ahli bahasa, atau ahli semiologi sepakat menjawab bertanya: "Apakah yang membuat pikiran menjadi berarti?" Mereka menjawab: "struktur bahasa."

Ferdinand de Saussure, profesor linguistik (1857-1913) memandang bahasa sebagai fungsi dari sebuah sistem. Contohnya: ia bertanya kepada dirinya sendiri: "bagaimana kamu memisahkan satu objek linguistik yang koheren dari penggunaan bahasa yang membingungkan?" Jawabnya: (1) Cari aturan dan konvensi dasar yang memungkinkan bahasa untuk digunakan, (2) Pelajari dimensi social dan kolektif dari bahasa, ketimbang ucapan individu (3) Utamakan mempelajari tata bahasa ketimbang penggunaan aturan ketimbang ekspresi, model-model ketimbang data. (4) Temukan infrastruktur bahasa yang sama pada semua pembicaraan pada tataran tidak sadar."

Saussure membuka jalan bahwa linguistik atau bahasa sebagai alat untuk menganalisis kebudayaan. Bahasa adalah kontrol kebudayaan. Bahasa adalah lahirnya kebudayaan.

Tahun 1908 Roman Jakobson dan N.S. Trubetzkoy mengembangkan bahwa linguistik atau bahasa dapat menciptakan struktur antropologi. Bahasa mempunyai dua fungsi: (1) untuk membentuk hubungan social, dan (2) untuk mengkategorisasikan lingkungan kita sebagaimana yang dilambangkan oleh simbol-simbol.

Kritik Strukturalisme

Dematerialisasi dan formalisme mengkritik: sistem bahasa Saussure menghapus asal-usul material. Sistem bahasa itu cenderung menghasilkan mendematerialisasikan dan memformalisasikannya.

Memformalkan manusia: "Aku berpikir, karena itu aku ada!" Cartesian membuktikan bahwa sang "aku" - bagian yang paling penting dari logika dan filsafat Barat -- Sang "aku": adalah sebuah fiksi bahasa, ditandai oleh guna, bukan makna, dan dihasilkan dengan cara yang sama seperti halnya metafora atau metonimi, lenyap dalam penandaan penggunaan bahasa.

Nonhistoris: strukturalisme itu non historis, atau lebih tepatnya, ahistoris. Analisisnya valid tanpa tergantung pada apa yang ada secara histories.

Pasca Strukturalisme

Roland Barthes (1915-1980) mengatakan analisis semiologis kembali jatuh ke dalam bahasa. Dia mencatat bahwa semiologi itu sendiri dapat ditambahkan pada klasifikasi tipe-tipe metaforik. Di sini Barthes mendukung Saussure sehingga bisa dilihat bahwa perkembangan posmodernisme "teori" terjadi tumpang-tindih. Barthes merupakan eksponen awal dan elegan dari semiotika yang memperkenalkan bahwa segala sesuatu dalam kebudayaan dapat dibaca sebagai sandi - tidak hanya literatur tapi juga fashion, gulat, striptis, steak dan keripik, cinta, fotografi dan bahkan Japan Incorporated. Di sini, 1967, Barthes memproklamirkan "matinya sang pengarang", artinya pengarang tidak bisa lagi menciptakan makna tetapi pembaca sendiri yang menciptakan makna. Teks-teks yang digunakan oleh pengarang selalu bergeser maknanya, tidak stabil, dan dapat dipertanyakan. Ketidakstabilan inilah dikenal dengan nilai 'derajat nol',

C. Konteks Sejarah

Arsitektur mengklaim memiliki tanggal yang tepat untuk penobatan posmodernisme adalah tanggal 16 Juli 1972, karena pada tanggal itu terjadi pemboman pembangunan perumahan Pruitt-Igoe St. Louis, Missouri, kompleks perumahan yang di desain untuk orang-orang berpenghasilan rendah. Menurut Charles Jencks, ini memproklamirkan kematian gaya internasional arsitektur modernis. Bangunan yang tidak layak dihuni.

Tahun yang sama arsitek Amerika Robert Venturi (lahir 1925) memformulasikan kredo postmodern. Di dalam "kotak kaca" sepihak, posmo menawarkan logat asli, dengan penekanan pada nilai local dan partikuler sebagai lawan dad universalisme modernis. Ini berarti kembali ke ornamen, dengan rujukan kepada sejarah masa lalu dan simbolismenya, tetapi dalam gaya parody yang ironis.

Contoh kasus Disneyland tidak bisa digambarkan sebagai model posmodernisme, karena ia tiruan dari Main Street Amerika yang secara elektronis dianeksasi untuk taman hiburan dengan atraksi yang beragam.

Akibat Posmodernisme dan Persoalan Teologis yang Muncul

Banyak hal yang bisa kita catat mengenai akibat kehadiran posmodernisme di dunia sebagai berikut: Pertama, hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari-hari. Contoh kasus batas pornografi masih menjadi kabur. Sisi lain Pimpinan Redaksi Matra, Riantiarno, dipenjara karena menerbitkan cover "telanjang", tapi mantan istri Soekarno, Ratna Dewi Soekarno, potret "telanjang", didiamkan beredar di masyarakat Indonesia. Kedua, tumbangnya batas antara budaya tinggi dan budaya pop. Contoh: tidak sekadar air seni, "tahi" manusia, tetapi pakaian "dalam", payung, sepatu. Celana dan lainnya dijadikan budaya tinggi. Ini jadi kacau dan membingungkan orang Ketiga, pencampuradukkan gaya yang bersifat tiruan (parody), hiburan (pastime), ironi, kebermainan dan merayakan budaya "permukaan" tanpa peduli pada "kedalaman". Contoh: di negeri kita semua produk yang laku ditiru atau dipalsukan: dari sepatu. tas, kemeja, sabuk sampai buku dibajak, difotocopi, dan lainnya. Keempat, hilangnya orisinalitas dan kejeniusan. Contoh: di negeri kita tidak mencari penemuan yang benar-benar "baru". tetapi melanjutkan karya orang lain. Kita bisa melihat hasil penelitian para ilmuwan LIPI yang tidak lagi dikaryanyatakan ke dalam kehidupan manusia, melainkan disimpan dalam lemari dan tidak diutik-utik. Mereka menjadi "dokumen" ilmiah?

Asumsi bahwa kini seni cuma bisa mengulang-ulang masa lalu belaka: terjadi perubahan terus menerus sehingga tidak stabil. Sebentar-sebentar terjadi perubahan budaya tanpa mengakardalamkan karya budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, melainkan yang penting ada sesuatu yang "lain" (mungkin penampian atau proses bergeraknya atau memulianya) maka itu menjadi populer dan digemari oleh masyarakat. Contoh: budaya breakdance, video, kaset yang bergerak ke cd, komputer yang terus menerus berubah kecanggihannya, dan sebagainya. Terjadi perubahan identitas terus menerus dan akhirnya kita tidak mempunyai identitas yang benar.

Akhirnya terjadi perubahan cara melihat, berpikir, dan berbuat. Kondisi ini sangat membahayakan pertumbuhan iman manusia. Contoh: untuk menjadi kaya, orang percaya tidak segan-segan pergi ke orang "pintar".

Di Gereja, para Majelis tidak segan-segan mengusir "hamba Tuhan"-nya atau jemaat bila tidak sesuai paham dengannya. Di Mexico, orang-orang "homo dan lesbi" diberi gereja tersendiri tanpa dinyatakan statusnya tidak benar di mata Allah. Gereja-gereja dirusak dan dibakar, gereja lain diam bahkan membantu pun tidak. Berbeda dengan kehidupan gereja di masa PB meskipun dianiaya tapi satu gereja dengan gereja yang lain saling berhubungan.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA