Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 15 No. 1 Tahun 2000 >  TEKSTUALITAS DAN INTRATEKSTUALITAS DALAM HERMENEUTIKA POSTLIBERALISME > 
PENDAHULUAN 

Perkembangan hermeneutika dalam gerakan teologi postmodern, seperti yang dapat disimak dari kalangan postliberalisme,1497 memperlihatkan beberapa kecenderungan yang menarik. Gerakan teologi postmodern ini jelas berkaitan erat dengan perkembangan apa yang disebut sebagai "the linguistic turn" yang mendominasi wacana filsafat postmodern. Karena itu, teori-teori dan kritik-kritik kesusastraan (literary crittism and literary theory) telah menjadi salah satu faktor utama di dalam interpretasi dan evaluasi teologi masa kini.1498 Perkembangan teologi postmodern ini juga memperlihatkan kecenderungan kembali kepada hermeneutika Karl Barth, yang melihat test formatif kekristenan sebagai "a strange new world within the Bible". Pada satu pihak, pengaruh teori kesusastraan telah mendorong pemakaian reader responses critism. yang melihat proses membaca sebagai proses penciptaan makna, dan di bawah pengaruh tokoh seperti Stanley Fish, teolog-teolog saat ini banyak berbicara mengenai interpretive communities. Pada pihak lain, di bawah pengaruh Karl Barth. orang-orang dalam gerakan yang sama terdorong untuk mengutamakan teks formatif kekristenan sehingga mereka menganjurkan pembacaan yang realistic (realistic reading) terhadap narasi-narasi Alkitab dan melihat narasi-narasi ini dapat menciptakan satu dunia realita yang lebih nyata daripada dunia yang kita kenal dengan panca indera kita. Teologi postliberal adalah salah satu dari gerakan teologi postmodern yang mementingkan teks dan mengutamakan pembacaan realistic tersebut. Memang, dalam kalangan teolog postliberal sendiri terlihat juga kecenderungan mengikuti alur Stanley Fish. seperti yang dilakukan oleh Stanley Hauerwas. George Lindbeck sendiri, yang bersama Hans Frei dianggap sebagai pionir gerakan postliberalisme, juga memperlihatkan kecenderungan menempatkan interpretive communities sebagai pencipta makna (dan bahkan kebenaran) teks. Dalam tulisan ini saya akan berfokus hanya pada penekanan mereka pada teks, dan memperlihatkan beberapa penyimpangan dari pandangan Barth tentang tekstualitas. Dan memperlihatkan bahwa antara mementingkan teks qua teks dan mementingkan komunitas pencipta kebenaran teks berjarak sangat tipis.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA