Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 14 No. 1 Tahun 1999 >  PROKLAMASI KRISTUS KEPADA {YUNANI} > 
V. ANALISIS GRAMATIKAL DAN TERJEMAHAN 

Ayat 19

{yunani}. Mengingat kesimpulan dari analisis bentuk di atas -- bahwa ay. 19-22 memuat penjabaran terhadap unsur ketiga dari rangkaian pernyataan-pernyataan tradisional kredal, yaitu {yunani} - ada dua kemungkinan anteseden dari frasa ganti penghubung {yunani} (ay. 19).69 Pertama, kata benda {yunani} (ay. 18), yang secara langsung mendahului frasa ini, serta memiliki gender dan number yang sama dengan kata ganti penghubung {yunani} dari frasa ini (yaitu neuter dan singular).70 Dan kedua, frasa terakhir dalam ay. 18, yaitu {yunani}.71

Sebelum menentukan manakah dari kedua pilihan di atas yang paling tepat menjadi anteseden dari frasa {yunani} arti istilah {yunani} dalam ay. 18 perlu terlebih dahulu dipahami. Konstruksi {yunani} ... {yunani} dalam ay. 18 menyejajarkan dan sekaligus mengontraskan kata benda {yunani} dengan kata benda {yunani}, serta kata kerja {yunani} dengan kata kerja {yunani}. Dengan kata lain, frasa {yunani} merupakan antitesa dari frasa {yunani}.72 Berdasarkan struktur antitesis ini dapat disimpulkan bahwa {yunani} digunakan dalam arti yang sejajar berlawanan dengan {yunani}, sebagaimana {yunani} dengan {yunani}.73 Dalam kasus ini, jelas bahwa {yunani} tidak menunjuk secara khusus kepada Roh Kudus,74 dan dengan demikian tidak dapat diartikan baik secara lokasional, "dalam Roh (Kudus)," maupun secara instrumental, "oleh Roh (Kudus)."75 Kata ini juga tidak dapat diartikan secara kondisional harafiah, "sebagai roh," karena baik {yunani} maupun {yunani} tidak digunakan dalam PB untuk menunjuk kepada bagian jasmani dan bagian non jasmani dari manusia Yesus, yaitu tubuh dan jiwa-Nya.76 Mengingat hal-hal ini, dan ditambah dengan kenyataan bahwa baik {yunani} maupun {yunani} tidak disertai dengan kata sandang penentu, tampaknya keduanya digunakan dalam arti kualitatif atau sebagai datives of respect,77 berkenaan dengan macam keberadaan Yesus pra kebangkitan dan pasca kebangkitan.78 {yunani} berkenaan dengan macam keberadaan-Nya sebagai manusia fana (bdk. Yoh 1:14; 1Tim 3:16),79 dalam kondisi apa Dia telah dibunuh, sedangkan {yunani} berkenaan dengan macam keberadaanNya sebagai Tuhan yang mulia (bdk. Rm 1:3-4; 1Tim 3:16),80 dalam kondisi apa Dia telah dihidupkan atau dibangkitkan.81

Namun perlu diingat bahwa dalam PB kata benda berkasus dative tidak pernah digunakan sebagai anteseden dari frasa {yunani}.82 Dalam 1 Petrus sendiri, frasa {yunani} tidak pernah mengacu kepada suatu kata tunggal, tetapi selalu kepada suatu frasa. Pertimbangan ini mengantar kepada kemungkinan bahwa frasa {yunani} mengacu kepada frasa yang mendahuluinya, yaitu {yunani}. Karena frasa ini menunjuk kepada aktivitas Allah membangkitan Yesus dari antara orang mati sebagai Tuhan yang mulia, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, frasa {yunani} tampaknya digunakan dalam arti kondisional, "dalam kondisi apa" (yaitu dalam kondisiNya sebagai Tuhan yang mulia").83 Dengan demikian, kedua pilihan anteseden memberikan arti yang relatif sama kepada frasa {yunani}.

{yunani}. Partikel ini menghubungkan {yunani} (1 Ptr 3:18) dengan {yunani} dan secara langsung mengikuti kata ganti penghubung {yunani}. Dalam hal ini, partikel {yunani} menandakan presentasi penulis 1 Petrus lebih lanjut tentang aktivitas Kristus dan dapat diterjemahkan sebagai "juga".84

{yunani}. Frasa ini ditempatkan di antara kata sandang penentu {yunani} dan kata benda {yunani}, sehingga secara gramatikal beroleh tekanan khusus sebagai frasa yang memberikan kualifikasi kepada {yunani}.85

{yunani}. Kata kerja {yunani} adalah participle aorist deponent nominative masculine singular dari {yunani}, "pergi." Berdasarkan tense-nya (aorist) kata ini menunjuk kepada perbuatan tunggal di masa lampau. Kesamaan tense-nya dengan kedua unsur lainnya dari tradisi kredal yang diduga berdiri di balik unit 1 Ptr 3:18-22, serta munculnya bentuk yang sama tetapi memiliki arti yang lebih khusus dalam 1 Ptr 3:22 ({yunani}), memberikan makna bagi penggunaannya di sini. Tampaknya penulis 1 Petrus bermaksud menunjukkan bahwa aktivitas Kristus yang dikemukakan dalam ayat ini ({yunani}, "memproklamasikan") harus dipahami dalam urutan kata-kata kerja {yunani} - {yunani} - {yunani}, dan dengan demikian menunjuk sekali lagi kepada aktivitas pasca kebangkitan.86

{yunani}. Kala kerja {yunani} adalah indicative aorist active 3rd singular dari {yunani}, "memproklamasikan." Tense dan posisinya menunjukkan bahwa kata ini menunjuk kepada perbuatan tunggal yang dilakukan oleh Kristus bersamaan dengan {yunani}: "Dia pergi dan memproklamasikan."87

1 Ptr 3:20a

{yunani}. Kata kerja {yunani} adalah participle aorist active dative, masculine plural dari {yunani}; "tidak taat." Berdasarkan voice-nya (participle), kata ini berfungsi menjelaskan kata benda {yunani}, "(roh-roh) yang tidak taat."88 Berdasarkan tense-nya (aorist), kata ini menunjuk kepada perbuatan tunggal di masa lampau.89

{yunani}. Kata ini merupakan partikel singkatan (enclitic particle) tentang waktu yang telah telah berlalu, "dahulu."90 Kehadirannya dalam ay. ini, di mana frasa penunjuk waktu - {yunani}, "dalam jaman91 Nuh" -- juga muncul, memberikan efek penekanan terhadap historisitas tindakan ketidaktaatan dari "roh-roh dalam penjara."

{yunani}. Kata kerja {yunani} adalah indicative imperfect middle 3rd plural dari {yunani}, "menanti dengan sabar" atau "menanti sambil berharap."92 Berdasarkan tense-nya (imperfect), kata ini mengungkapkan tindakan yang berlanjut di masa lampau.93

Terjemahan 1 Petrus 3:19-20a

... dalam kondisi apa Dia juga pergi dan memproklamasikan kepada roh-roh dalam tempat berlindung (atau penjara)94, yang tidak taat dahulu ketika kesabaran Allah menanti sambil berharap dalam jaman Nuh ...



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA