Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 13 No. 2 Tahun 1998 >  MENGKAJI IKLAN DARI SUDUT ETIKA > 
VI. SIKAP IMAN KRISTEN 

Alkitab tidak jelas dan gamblang menuliskan tentang tata krama Man, b.,tapi kita dapat menemukan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan tugas promosi, pewartaan, dan penyampaian berita kepada orang lain. Kitab Amsal memberikan prinsip-prinsip bisnis yang digambarkan dengan timbangan atau ukuran. Paulus dan para rasul menyampaikan berita Injil kebenaran di pasar dan jalan raya, sekalipun ada yang menuduh mereka seperti para penjual obat. Sikap etis dan kritis dalam menanggapi hendaknya dibangun di atas dasar pemahaman Alkitab yang baik dan benar.

1. Kebenaran dan Kejujuran

Kebenaran dan kejujuran telah menjadi berita utama para nabi dalam Perjanjian Lama. Sikap etis yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran harus menjadi perilaku, tindakan dan cara hidup orang Kristen. Kejujuran dan kebenaran dipakai dalam kata-kata hikmat (Ams. 11:5; Pkh. 7:29). Kebenaran dan kejujuran harus dilakukan berdasarkan takut akan Tuhan (Ams. 1:7). Sikap takut akan Tuhan akan memberikan dasar bagi produsen untuk bersikap bijak dalam membuat iklan, dan bagi konsumen untuk bersikap hati-hati dalam menentukan prioritas ketika berbelanja. Kebenaran dan kejujuran bukan berarti menolak keuntungan, tetapi mengetahui bagaimana memperoleh keuntungan dengan benar dan halal.

2. Keadilan

Keadilan dapat dipahami sebagai kerangka nilai yang timbal balik. Keadilan berarti menghargai apa yang ada pada orang lain, baik perbedaan maupun persamaan. Seharusnya pengusaha Kristen memikirkan kesejajaran antara penjual dan pembeli sebagai mitra yang sejajar. Produsen mengharapkan keuntungan dan pembeli mengharapkan kepuasan. Keadilan berlawanan dengan ketamakan dan egoisme, yaitu sikap ingin menang dan mementingkan diri sendiri. Sikap ini adalah sikap Israel yang dikecam oleh Tuhan dan para nabi dalam pemberitaan firman Tuhan. Umat Israel yang hidup di tanah perjanjian haruslah memikirkan kesejahteraan orang lain juga (Yes. 1:5-17; 10:1-2; Im. 19:9). Masih banyak ayat yang mengharuskan orang Kristen menyelenggarakan keadilan sosial bagi sesamanya. Sebagai media informasi, iklan tidak boleh memanipulasi berita dengan menyewa orang lain agar menekan dan menghasut. Kasus Nabot (1Raj. 21) merupakan contoh hasutan yang menyalahgunakan kekuasaan dan memutarbalikkan fakta.

3. Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan merupakan tugas bersama. Iklan haruslah mendidik dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Misalnya, iklan pasta gigi dan sabun mandi tidak harus dimanipulasi dengan pria dan wanita yang sedang mandi tanpa busana, berendam dalam bak mandi, tetapi kita dapat mengajarkan nilai-nilai kesehatan gigi dan badan sebagai kebutuhan yang utama bagi setiap orang. Iklan obat nyamuk tidak perlu diperagakan dengan latar belakang seperti suami isteri yang sedang tidur bertutupkan selimut setengah telanjang. Bukankah kita dapat mengarahkan bagaimana mengurangi nyamuk dengan melakukan sanitasi lingkungan di sekitar rumah? Masih banyak contoh yang baik dan bijaksana bagi pendidikan anak dan orang dewasa jika kita meneliti dari firman Tuhan.

4. Pelayanan Masyarakat

Jika kita memperhatikan hakikat iklan, sebenarnya terdapat kedekatan dengan makna tugas pewartaan prinsip-prinsip iman Kristen. Orang-orang Kristen dihadirkan untuk melayani masyarakat, yang identik dengan sikap pengabdian kepada semua orang, Orang Kristen diutus untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13). Kita dapat memahami bahwa jiwa iklan adalah jiwa misi yang mengabdi tanpa pamrih, tanpa perlu meninggalkan identitas Kristen.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA