Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 2 No. 1 Tahun 1987 >  ABNORMALITAS SEKSUAL > 
PERZINAHAN 

Penyimpangan seks banyak terjadi dalam bentuk perzinahan, yaitu melakukan hubungan seksual dengan pasangan di luar pernikahan yang sah.

Sudah jelas pula bahwa hubungan demikian adalah hubungan yang utuh, sebab dalam perzinahan, seseorang telah merusakkan hubungan yang wajar yang sesuai dengan maksud Tuhan dan menjadikan nafsu dan hati mendua sebagai berhalanya.

Perzinahan merusakkan hubungan partnership antara suami dan isteri dan menggantikannya dengan hubungan gelap, karena itu dalam Alkitab, perzinahan dan poligami disebut sebagai penyembahan berhala.

Di samping tiadanya hubungan partnership yang saling mengasihi secara utuh dalam perzinahan dan lebih tertuju pada nafsu birahi dan hati yang bercabang, umumnya hubungan di luar hukum demikian yang dilakukan secara gelap dan sembunyi-sembunyi berusaha selalu menghilangkan jejak dengan cara melakukan pembunuhan janin (abortus) bila misalnya hubungan itu menghasilkan kehamilan, dan bila hubungan zinah itu dibiarkan berlarut-larut dan tidak diselesaikan dengan segera dan tuntas, hal ini akan mengakibatkan pecah dan retaknya hubungan keluarga yang sah atau menjurus pada permaduan yang dalam Alkitabpun sudah banyak contoh menunjukkan akibat-akibat negatif berupa kehidupan keluarga yang kacau, pertentangan antara kedua rival (ingat kasus Hanna isteri Elkana; I Samuel 1).

Hal yang lebih menyesatkan lagi adalah kebiasaan "Melacur" (prostitusi).

Bila perzinahan dilakukan dengan pasang gelap tertentu atau terbatas, pelacuran dilakukan dengan pasangan yang bebas tidak dikenal dan sifat hubungan makin merosot hanya terbatas pada pemuasan nafsu dan kebutuhan akan uang saja.

Sudah jelas bahwa hubungan melalui pelacuran merupakan usaha merusak hubungan seksualitas yang diamanatkan Allah, karena cinta kasih disini yang seharusnya bersifat agape dan philia sudah digantikan dengan sekedar nafsu erotis (eros). Pasangan seksual tidak dihargai sebagai pribadi, tetapi hanya sebagai barang dagangan, benda ekonomi yang tidak dipakai lagi bila sudah dicicipi.

Pelacuran bukan saja menimbulkan dampak negatif bagi segi rohani dan kejiwaan, tetapi secara jasmani menimbulkan kerusakan yang sering mengerikan, sebab pelacuran membuka jendela secara lebar ke arah penularan penyakit-penyakit kelamin (Venerial diseases) seperti Ganorhoe, Syphilis dan bahkan AIDS yang membawa kematian, lebih-lebih pasangan yang terkena penyakit kelamin yang hanya menular melalui hubungan seksual ini biasanya menularkan penyakit itu ke anak yang dikandung mengakibatkan cacat, kebutaan dan lainnya.

Dosa percabulan banyak disinggung oleh Paulus dalam surat-suratnya, bahkan dalam surat I Korintus, 3 fasal (fasal 5-7) digunakan untuk menasehati jemaat Korintus agar memuliakan Allah dengan tubuh kita dengan cara menjauhi percabulan (I Korintus 6:19-20).

Seringkali umat Kristen terlalu menyorot rendah hanya pada wanita yang melacurkan diri, padahal langganan pelacur itu sendiri sama besar dosanya dan dikritik oleh Paulus sebagai orang yang berdosa kepada Tuhan.

Gereja-gereja Kristen sering terlalu sibuk dengan urusan rutin yang bersifat liturgis dan sakramen sehingga melupakan bahwa pendidikan seksual sangat dibutuhkan oleh jemaat masa kini. Bila dahulu hal demikian dianggap tabu, dalam situasi dunia bebas masa kini, justru harus dengan tekun dan rajin dilakukan untuk mencari jawab Tuhan atas masalah-masalah seksual yang banyak dihadapi jemaat Tuhan masa kini.

Perzinahan juga sering terjadi sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak harmonis, karena itu persiapan dan pembinaan bagi jemaat yang memasuki perkawinan maupun bagi suami isteri yang sudah terikat perkawinan perlu dilakukan dengan rajin karena masa kini godaan dunia begitu besar khususnya dalam segi penyimpangan seksual.

Sering terjadi bahwa kejatuhan orang Kristen dalam dosa seksual adalah dikarenakan ketidaktahuan, karena itu pendidikan dan pembinaan seksual harus merupakan bagian dari pembinaan rohani jemaat Kristen dalam rangka memerangi informasi-informasi seksual yang menyesatkan yang dengan rajin dan gencar dikampanyekan oleh anak-anak kegelapan masa kini melalui media massa.

Ada gereja-gereja yang telah menyelenggarakan kateksasi pernikahan atau seminar pernikahan (semacam Marriage Encounter dalam Roma Katolik) yang benar-benarberdasarkan firman Tuhan; hal ini perlu makin gencar dibudayakan dalam misi kristiani agar kita dapat menyiapkan generasi umat Kristen yang baik dan kudus.

Bila tidak kita mulai sekarang, ingatlah bahwa iblis telah bekerja sejak kemarin! Kalau terus begini, bagaimanakah hari esok?



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA