Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 2 No. 1 Tahun 1987 >  ABNORMALITAS SEKSUAL > 
SEKSUALITAS MENURUT ALKITAB 

Berbicara mengenai tingkah laku seksual yang abnormal (tidak normal) tentulah timbul pertanyaan dalam diri kita, "Kalau begitu seksualita yang normal itu yang bagaimana?".

Sebagai umat Kristen yang takut akan uhan, tentulah kita terlebih dahulu bertanya "Menurut Alkitab bagaimanakah seksualita yang normal itu?"

Dalam kitab Kejadian kita melihat bahwa masalah seksualitas manusia itu berkaitan erat dengan penciptaan Adam dan Hawa. Diciptakannya perbedaan jenis ini merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia sesuai dengan tugasnya dalam menjalankan misi hidup manusia di dunia ini.

Adanya dua jenis kelamin dan sifat-sifat perkelaminan (seksualitas) bukanlah akibat dari dosa seperti yang dipandang oleh faham-faham tertentu, tetapi seksualitas adalah bagian dari proses penciptaan Allah yang pada dasarnya baik adanya!

Memang kejatuhan manusia dalam dosa telah menyimpangkan maksud-maksud yang baik itu dan menjerumuskan manusia pada maksud-maksud yang tidak baik, maka tugas kita adalah mengembalikan penyimpangan seksualitas itu pada hakekat seksualitas yang benar.

Maksud Tuhan mengaruniakan "Penolong yang sejodoh" adalah agar kedua pasangan menjalin "Partnership", suatu kesatuan sejodoh yang terdiri dari pria dan wanita, sebagai teman hidup yang saling tolong menolong, saling mengasihi dan saling melengkapi. Hal ini disebabkan adanya alasan bahwa tidaklah baik kalau manusia itu seorang diri saja (Kejadian 2:18-25). Jadi hakekat seksualita manusia tidak bisa dipisahkan daripada maksud Tuhan agar terjadi persatuan hati dan persatuan kasih partnership antara kedua jodoh itu

Tuhan juga bermaksud agar seksualitas itu berfungsi "menyatukan" dan "menjadi satu daging" (Kejadian 2:24; Matius 19:5). Jadi bukan saja seksualitas diciptakan untuk kesatuan hati, tetapi juga untuk kesatuan badan (hubungan seksual).

Maksud terakhir Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis adalah agar manusia menggunakan seksualitas itu untuk "berkembang biak" (Kejadian 1:28), yaitu untuk "menghasilkan anak/keturunan" (prokreasi).

Berbeda dengan faham Roma Katolik yang menitik beratkan tujuan perkawinan/hubungan seksual dalam kaitan dengan prokreasi dan di luar itu dianggap sebagai dosa, firman Tuhan menjelaskan bahwa seksualitas diberikan kepada manusia sebagai anugerah untuk disyukuri, dinikmati dengan penuh tanggung jawab dalam kaitan hubungan kesatuan kasih sejodoh yang sehati, untuk menikmati hubungan seksual sebagai pernyataan kasih secara badani, dan selanjutnya untuk membuahkan anak-anak yang menjadi generasi penerus kedua orang tuanya dalam melanjutkan tugas atau misi manusia di dunia ini.

Jelas bahwa menurut firman Tuhan, seksualitas tidak bisa dilepaskan dari perpaduan Pria dan Wanita yang dijodohkan Allah.

Memang kenyataannya, sejak kejatuhan manusia dalam dosa yang akibatnya digambarkan dalam Alkitab sebagai perubahan anatomi seksual pada wanita dengan pengalaman sakit dalam proses kelahiran bayi, timbulnya birahi dikalangan wanita dan adanya dominasi pria terhadap wanita (male chauvinist), maka kita melihat terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang makin menjauh dari maksud Allah menciptakan seksualitas itu!



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA