Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 12 No. 1 Tahun 1997 >  YESUS SEJARAH DAN ANALISIS REDAKSI > 
II. JESUS SEMINAR 

Pemakaian analisis redaksi yang ketat bahkan radikal dapat dilihat pada Jesus Seminar yaitu suatu kelompok sarjana sejumlah tujuhpuluh lebih, kebanyakan sarjana liberal, yang bertemu untuk mengevaluasi keabsahan catatan PB tentang tindakan dan perkataan Yesus. Mereka berkumpul dua kali setahun, mengajukan makalah-makalah penelitian, mendiskusikan teks-teks, dan memungut suara atas keotentikan materi yang didiskusikan, secara khusus bagian-bagian (kadang-kadang seluruh perikop, kadang dapat satu atau dua kata) yang hendak diwarnai. Warna merah berarti bahwa Yesus mengatakan hal tersebut atau paling tidak sesuatu sangat mirip dengannya (asli). Merah muda menandakan sedikit ketidakpastian tentang keotentikan perkataan itu (mungkin asli). Abu-abu menunjuk pada keragu-raguan (mungkin tidak asli). Dan hitam berarti teks tersebut berasal dari sumber lebih awal atau kemudian namun bukan dari Yesus (tidak asli).

Beberapa tahun terakhir, mereka telah mencapai pada suatu kesimpulan bahwa Yesus tak pernah mengatakan sebanyak 82% dari apa yang kitab-kitab Injil kanonik catat sebagai perkataan-Nya sedangkan sisanya 18% masih diragukan pula. Gebrakan mereka yang cukup hebat adalah diterbitkannya buku The Five Gospels: The Search for the Authentic Words of Jesus baru-baru ini. Buku ini mengemukakan kitab Injil kelima yang perlu dimasukkan ke dalam kanon di samping keempat Injil yang lain, yaitu Injil Thomas.1151 Bahkan sebagian dari mereka mengatakan Yesus yang sesungguhnya lebih merupakan pengkritik sosial seperti Socrates daripada Anak Allah dan Pemberita Kerajaan Allah.1152

Yang menarik, beberapa klaim terpenting dari mereka tentang kitab-kitab Injil tersebut tidak berkaitan dengan evaluasi terhadap perkataan-perkataan Yesus atas dasar kriteria objektif yang diperlukan untuk keotentikan, melainkan lebih pada asumsi-asumsi mereka yang berprasangka. Antara lain: (a) Yesus tidak bertindak sebagai nabi apokaliptik dari sebuah Kerajaan Allah eskatologis; (b) Sebelum kitab-kitab Injil ditulis, ajaran-ajaran Yesus ditransmisikan sekian lama dalam bentuk oral yang kebanyakan bagiannya tidak dapat dipercaya; (c) "Beban bukti" menimpa mereka yang hendak mempertahankan keotentikan kitab-kitab Injil.1153 Jadi, semua perkataan Yesus dalam kitab-kitab Injil harus diasumsikan tidak otentik sampai terbukti sebaliknya.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA