Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 2 No. 1 Tahun 1987 >  PANDANGAN ETIKA INJILI DALAM BIDANG MEDIS > 
PANDANGAN INJILI DAN TANGGUNG JAWAB ORANG KRISTEN. 

Dari semua paparan di atas, kita telah belajar tentang kemampuan manusia dalam bidang teknologi, khususnya bioteknologi dewasa ini. Kemampuan ini tentunya akan terus berkembang dan makin "maju" dalam tahun-tahun mendatang. Bagaimana pandangan Injili terhadap hal-hal tersebut, khususnya dari sudut etika Kristen.

Tidak mudah untuk memberi jawaban yang pasti dalam arti ya atau tidak, boleh atau tidak boleh, berdosa atau tidak berdosa. Hal ini disebabkan menyangkut banyak faktor, latar belakang masalah, motivasi dan lain sebagainya. Namun demikian sebagai orang Kristen kita harus mempunyai tempat berpijak dan pedoman yang pasti dan absolut, supaya tidak menyebabkan permissiveness, kompromistis dan penyimpangan-penyimpangan di dalam keputusan maupun langkah yang diambil.

Adalah tidak mungkin untuk membahas topik demi topik (yang sudah ditulis di atas) secara terperinci mengingat luasnya topik dan terbatasnya kesempatan yang diberikan. Oleh karena itu, di sini hanya akan dituliskan beberapa prinsip dan pandangan umum, yaitu sebagai berikut:

1. Alkitab tidak pernah mendewakan, mengagung-agungkan kehidupan lahiriah di luar kehidupan rohani. Demi jiwa yang harus diselamatkan, kadang-kadang tubuh kasar kita harus "dikorbankan". Hal ini jangan disalah tafsirkan. Memang bukan tujuannya agar kita tidak memelihara tubuh jasman yang Allah berikan ini. Tetapi tubuh yang fana ini tidak sama harganya dengan jiwa kita yang baka!

2. Alkitab mengajarkan kita menghargai hidup, yang telah dianugerahkan Allah. Menghargai setiap jiwa manusia yang telah diciptakan segambar dengan Dia dan Allahlah yang memberi hidup dan menciptakannya, bukan manusia. Dan karena itu, setiap kemajuan teknologi harus berpedoman kepada prinsip ini. Hasil ciptaan manusia bukanlah untuk mengubah harkat dan kodrat manusia yang telah Allah ciptakan, bukan untuk merendahkannya atau mengkultuskannya sehingga Citra Allah (Image of God) hilang/berubah.

3. Yang berhak menentukan saat kematian seseorang adalah Sang Pencipta yang telah mengaruniakan nyawa kepada manusia. Sesungguhnya manusia tidak berhak "mempercepat atau menunda" saat kematiaan seseorang. Janganlah kita bertindak seolah-olah kita adalah "instansi tertinggi" di mana seluruh tanggung jawab di bumi adalah ada pada manusia. Kita tetap berusaha supaya manusia meninggal secara terhormat dan wajar dan bukan dengan cara-cara tidak wajar.

4. Allah sanggup bekerja melalui keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan seperti penderitaan, kesakitan, anak-anak yang cacat dan sebagainya (Roma 8:28). Sering kita mendengar bagaimana keadaan yang sulit dan pahit dapat membawa berkat, kedewasaan rohani dan hidup yang lebih bermakna.

Dan sebagai orang Kriten yang hidup di dunia ini, kita bukan hanya bertanggungjawab kepada Tuhan, tetapi juga kepada masyarakat sebagai makhluk sosial, baik sebagai orang awam, pengguna produk teknologi maupun sebagai kaum profesi.

Tanggungjawab sosial kepada masyarakat ini paling tidak mencakup: (dikutip dari Ceramah Ilmiah oleh Prof. Dr. W.F. Maramis):

1. Tidak mengubah kodrat manusia

2. Tidak merendahkan martabat manusia.

3. Tidak mencampuri persoalan tentang kehidupan (soal hidup dan mati).

4. Digunakan untuk kodrat manusia.

5. Digunakan untuk martabat manusia.

6. Digunakan untuk keseimbangan dan kelestarian alam.

7. Komunal.

8. Universal.

Dari semua kemajuan teknologi dan kemungkinan-kemungkinan untuk perkembangan lebih lanjut, sesungguhnya peranan manusia bukan hanya sebagai subyek tetapi juga sebagai obyek. Timbul pertanyaan: Mau ke manakah kita? Kita dapat melakukan hal itu semua, tetapi haruskah kita?

Ilmu dan teknologi dapat membantu kita dalam usaha mencapai tujuan kita, tetapi kita harus berhati-hati dengan nilai-nilai dan falsafah yang mendasarinya. Itu semua akan menentukan dunia bagaimana yang akan kita diami dan kualitas hidup bagaimana yang hendak dicapai.

Hendaklah kita waspada, siuman dan berhati-hati, sehingga tindakan dan rencana-rencana kita tidak dinilai jahat di hadapan Allah pada hari penghakiman.

Kita semua ingat bahwa: "... orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, dan orang-orang pembunuh..., mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang, inilah kematian yang kedua" (Wah. 21:8).

Kepustakaan

1. Anderson, J Kerby. Genetic Engineering. Academic Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids - Michigan: 1982.

2. Chan, Lawrence. Abortion and Fertility Control. Proceedings of the Fifth International Conggress of Christian Physicians. Singapore: 1975.

3. Chan, Lawrence. Beberapa Catatan Dari Kamp Medis I PERKANTAS di Nongko Jajar. Surabaya: 1979.

4. Maramis, WF. Prof. Bioteknologi dalam menunjang pembangunan di tinjau dari segi etika. Disampaikan pada Ceramah Ilmiah dalam rangka Peringatan Dies Natalis ke XXXII Universitas Arlangga. Surabaya: 1986.

5. Marx, Dorothy I. Pdt. Itu 'kan boleh? Kalam Hidup, Bandung.

6. Morgan, Huw. Current issues in Medical Ethics.

7. Vale, J A. Medicine and the Christian Mind. Christian Medical Fellowship Publicatons, London: 1975.



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA