Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 12 No. 1 Tahun 1997 >  PROBLEM KEMATIAN SEBAGAI TANTANGAN PENGINJILAN DALAM MASYARAKAT MODERN > 
IV. KONSEP-KONSEP TEOLOGIS PENTING YANG BERSUMBER PADA FAKTA KEBANGKITAN 

Beberapa konsep teologis yang menjadi fondasi ajaran Kristen berasal dari fakta kebangkitan. Berikut ini ringkasannya.

A. Kebangkitan menandakan penetapan Yesus sebagai Tuhan (Kyrios)

Sejak kekal Yesus adalah Anak Allah (bdk. Prolog Injil Yohanes dalam Yoh 1). Namun otoritas universalNya sebagai Tuhan tidak diberikan kepadaNya oleh Bapa sampai kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Rom 1:4). Maka predikat Allah dalam Perjanjian Baru adalah Dia "yang membangkitkan orang mati" (2Kor 1:9). Kristologi secara keseluruhan berakar pada kebangkitan Yesus Kristus. Contoh yang jelas adalah dalam kisah Tomas yang ragu-ragu. Dalam perjumpaannya dengan Kristus yang bangkit, Ia akhirnya mengaku, "Ya Tuhanku, ya Allahku" (Yoh 20:28). Juga dalam diri Saulus si penganiaya gereja, di hadapan Kristus yang mulia, ia bertanya, "Apakah yang harus kulakukan, ya Tuhan?" (Kis 22:10).

B. Kebangkitan menghasilkan pendamaian

Orang Yahudi dan bangsa kafir menghukum mati Yesus sebagai seorang pelanggar hukum. Yesus dikucilkan dan dihukum mati. Salib berarti kematian yang terkutuk. Namun dalam kebangkitan, Allah selaku Hakim abadi memperbaiki hukuman bagi manusia. Karena dalam kematian-Nya, Allah tetap dalam persekutuan dengan AnakNya dan membangkitkan yang dihukum mati kepada hidup dalam kemuliaan. Dengan demikian, Allah menekankan arti penebusan yang kekal dari salib. Kristus telah "dibangkitkan kepada hidup bagi pembenaran kita" (Rom 4:25).

Tokoh-tokoh sejarah dipuji karena prestasi mereka sebagai seniman, politisi, penjelajah, penemu dan sebagainya. Namun hanya kepada tokoh Yesus dikatakan, "Beritakanlah kematian Tuhan sampai Dia datang kembali" (1Kor 11:26). Umumnya kematian seseorang tidak bisa jadi isi pewartaan, karena kematian berarti kehancuran. Namun kematian Yesus ternyata adalah keselamatan dan hidup itu sendiri, sebab Kristus telah bangkit.

C. Kebangkitan merupakan dasar iman dan persekutuan pada masa kini dengan Kristus

Kristus yang bangkit menampakkan diri kepada para murid yang bersaksi tentang fakta ini sampai mati syahid (1Kor 15:5). Gereja mewartakan kematian-Nya dalam pemberitaan firman dan sakramen serta memuliakan kebangkitan-Nya sampai Dia datang kembali. Orang percaya mengalami kehadiran Kristus yang hidup melalui Roh dan karunia-karunia-Nya. Melalui baptisan, ia berbagian dalam misteri salib dan kebangkitan (Rom 6). Dalam perjamuan kudus, ia mengantisipasi persekutuan eskatologis melalui kehadiran Kristus secara fisik. Maka baptisan dan perjamuan kudus adalah real, tempat perjumpaan yang real antara ciptaan dan ciptaan baru.

Firman Kristus secara efektif menghasilkan kemerdekaan dalam diri manusia untuk menerima hidup kekal di sini dan kini dalam jaminan iman. Maka masa hidup manusia menjadi masa kasih karunia, karena di situ ia harus mengambil kesempatan untuk memutuskan secara pribadi dan bertanggung jawab (Yoh 11:25f).

D. Kebangkitan adalah awal ciptaan baru dan jaminan dari kebangkitan

Matinya maut menjadi nyata dalam kebangkitan Kristus secara fisik. Kebangkitan bukan suatu pemuliaan dari kehidupan yang pernah dijalani, melainkan betul-betul ciptaan baru. Bentuk fisik dari kebangkitan adalah jaminan bahwa ciptaan baru berkaitan dengan ciptaan yang ada. Kebangkitan tubuh menjanjikan bahwa manusia akan dibangkitkan untuk hidup kekal dalam kesatuan tubuh dan jiwa. Dengan demikian, ia dilepaskan dari keterbatasan karena dosa dan masuk ke dalam persekutuan tanpa akhir dengan Allah (1Kor 15).

Ketika mati, orang percaya berjumpa dengan Kristus sebagai pribadi yang telah dikenal. Selama hidup, ia sudah mengenal-Nya, maka ketika mati, ia berlindung pada-Nya. Melalui kebangkitan, dalam kebertubuhan yang baru manusia dihakimi. Keputusannya sekarang membawa dampak final, bersekutu dengan Allah selamanya atau terpisah selamanya dari Allah (Ibr 9:27).

Jadi ada dua fase yang jelas berbeda dalam sejarah keselamatan. Pertama, keselamatan yang digenapi dalam salib Kristus. Itu sudah final. Kedua, keselamatan yang dinyatakan dalam firman "dosamu telah diampuni!" adalah sempurna dan berlaku sampai selamanya. Bagi orang beriman problem dosa dipecahkan di sini dan kini. Namun problem kuasa belum tuntas. Penyelesaian bagi seluruh problem di dunia seperti sakit penyakit, kelaparan dan ketidakadilan sosial, masih menunggu waktu. Problem-problem ini akan diselesaikan secara eskatologis pada saat kedatangan Kristus kembali. Itu sebabnya, sekalipun Kristus yang bangkit secara fisik telah disempurnakan dalam kemuliaan, dengan iman gereja masih menanti-nantikan "penebusan tubuh" (Rom 8:23). Semua kegiatan sosial dan politik gereja merupakan pertanda awal dari zaman baru yang akan tiba itu. Maka jangan heran kalau dalam masa kini, semua kebajikan dan mujizat sifatnya sementara dan tidak sempurna seperti kebangkitan Lazarus yang akan mati lagi. Sekalipun demikian, orang beriman berani memberikan tanda adanya harapan di dunia yang diwarnai kematian ini, karena ada kepastian kebangkitan.

E. Meneladani Kristus yang bangkit: konsekuensi-konsekuensi praktis

Kebenaran tentang hidup dan mati yang dinyatakan dalam Yesus bukan teori, melainkan gambaran tentang bagaimana manusia dapat bersekutu dengan Kristus. Ingat Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Semua ini dalam pengertian soteriologis dan eskatologis. Orang beriman memohon hikmat hidup kepada Allah, supaya tidak mengabaikan kematian, melainkan mempertimbangkan kematian sebagai sebuah realitas hidup. Untuk itu firman Allah mengingatkan orang beriman tentang hidup dan mati. Di sinilah berita Injil membebaskan kita dari materialisme dan mengajarkan "untuk memiliki hal-hal seolah-olah itu bukan milik kita untuk dipertahankan" (1Kor 7:30). Berita Injil membebaskan kita dari ideologi aktualisasi diri demi berpedoman pada semboyan Yohanes Pembaptis "Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang" (Yoh 3:30). Kalau semboyan Yohanes Pembaptis ini dihayati dengan baik, orang beriman akan mampu belajar apa artinya mati

Injil memimpin manusia kepada perjumpaan dengan Dia yang mati di salib, lalu orang menjadi hidup. Spiritualitas Injil melawan realitas maut yang serius mematikan. Jaminan bahwa Kristus yang bangkit telah menaklukkan kematian dan kesadaran bahwa hidup yang fana akan menentukan masa kekekalan, melahirkan kewajiban untuk menjadi saksi kebenaran entah itu melalui pewartaan Injil, khotbah, pengajaran atau konseling. Hidup yang fana membuat penginjilan sebagai tugas yang mendesak. Semboyan dari gerakan misi sedunia yang dipimpin oleh John R Mott dan Hudson Taylor adalah "mereka mati pada waktunya." Khususnya dalam konseling bagi mereka yang menjelang ajal dan mereka yang berduka cita, atau dalam khotbah di pekuburan, penginjilan di situ membuktikan kebenaran berita tentang penghukuman dan kasih karunia.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA