Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 2 Tahun 1996 >  BILA TIMUR BERTEMU BARAT > 
I. BUDAYA TIMUR 

Mari kita mulai dengan Asia yang ketimurannya sudah jelas. Ada tiga agama besar yang amat mempengaruhi peradaban Asia yakni agama Konghucu, agama Tao dan agama Budha.953 Ketiganya berbeda satu sama lain, namun ketiganya memiliki ciri dominan yakni unsur harmoni atau "jalan tengah."954 Agama Konghucu mengajarkan jalan tengah antara manusia dan masyarakat;955 agama Tao menekankan jalan tengah antara manusia dan alam; sedangkan agama Budha mengajarkan jalan tengah antara manusia dan Yang Mutlak. Dalam falsafah agama yang menekankan harmoni ini, manusia hanya dilihat sebagai bagian integral dari keseluruhan. Keseluruhan lebih utama daripada bagian. Betapa pun pentingnya manusia, ia tetap bagian dan oleh karenanya, bukan yang utama.

Maka manusia tidak pernah boleh hidup untuk dirinya sendiri. Orang Timur dididik untuk memiliki tenggang rasa yang kuat. Ia diajar untuk ramah dengan orang lain dan menjaga hubungan baik. Tidak boleh ada dorongan untuk menjadi orang nomor satu di dunia. Kalau perlu hak-hak pribadi dilepaskan demi menjaga kadar toleransi yang tinggi ini. Demi menjaga tenggang rasa ini, maka lebih terpuji apabila seseorang tidak memperlihatkan apa yang dipikir dan dirasakannya pada suatu saat, menekan perasaan-perasaannya yang mengganggu seperti marah, benci atau tak setuju. Ia harus bisa mengontrol diri sedemikian rupa sehingga perasaannya tidak boleh menjadi begitu kuat dan menguasai seluruh kesadarannya. Orang yang mengumbar perasaannya malah akan dikatakan sebagai orang yang tidak bijaksana.

Sebuah contoh prinsip hidup harmoni ini terdapat pada kebudayaan Jawa. Salah satu kaidah terpenting dalam pergaulan yang menata kehidupan bermasyarakat adalah kerukunan.956 Rukun bukan berarti tidak ada perbedaan pendapat, melainkan tidak dikehendaki pertentangan frontal. Keadaan rukun merupakan ideal yang dipertahankan dalam semua hubungan sosial mulai dari keluarga sampai negara. Setiap pihak dituntut untuk tidak menimbulkan unsur-unsur yang bakal menimbulkan perselisihan dan keresahan. Bila unsur-unsur itu muncul, dengan terpaksa harus dipadamkan. Lebih jauh lagi, sikap rukun tidak berarti tanpa pendirian, juga tidak berarti meremehkan diri sendiri atau mudah berkurban untuk orang lain. Kerukunan yang dimaksud adalah menghindari konflik terbuka. Sekiranya terdapat perbedaan pendapat atau kepentingan, pengungkapannya akan diam-diam berpisah tidak bertemu (mis. perceraian), tidak omong satu sama lain untuk sementara waktu (jothakan) atau tidak berbuat apa-apa walaupun sudah diputuskan untuk dilakukan. Bila cara terakhir dilihat dari budaya Barat akan dianggap sebagai tindakan tidak konsekuen, padahal bagi orang Jawa itu cuma ekspresi ketidaksetujuan



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA