Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 2 Tahun 1995 >  PEMULIHAN HARAPAN DUNIA: PERMENUNGAN TENTANG PENGHARAPAN KRISTEN > 
PENGHARAPAN KRISTIANI 

Apakah harapan bagi manusia yang ketakutan, gelisah, bimbang dan merasa tidak pasti ini memang sungguh tidak ada lagi? Jenderal Bradley dalam kesempatan yang sama berkata, "We have many men of science, too few men of God." Alexander Solzhenitsyn dalam nada yang berbeda bertutur, "Men have forgotten God". Dua orang dari dekade yang berbeda namun sama rusuhnya, berbicara tentang Allah. Apa artinya ini bagi kita? Itu berarti pengharapan masih ada. Bahkan masih tetap teguh dan pasti, yaitu di dalam Allah Pencipta langit dan bumi, seperti yang terungkap di dalam diri Yesus Kristus dan Alkitab, firman-Nya.

Di dalam Alkitab, pengharapan orang percaya diikatkan pada 2 jangkar teologis di dalam diri Allah yang bertindak dan akan terus bertindak di dalam sejarah. Keduanya menyatu di dalam keyakinan pada Allah yang hidup. Karena Dia hidup maka Ia melihat, memperhatikan, dan mengetahui sejarah manusia. Ia juga tidak tinggal diam, tetapi Ia sendiri bertindak atau berintervensi dalam sejarah untuk memimpin sejarah manusia kepada diriNya sendiri.

1. Allah Yang (telah) Bertindak

Tindakan atau intervensi Allah di dalam sejarah paling jelas kita dengar dalam pengakuan Israel yang mendahului Dasa Titah, yaitu "Akulah TUHAN, Allahmu. Yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan." Di dalam sejarah Israel selanjutnya, formula pengakuan ini senantiasa diulang-ulang untuk mengingatkan Israel bahwa hanya karena intervensi Allahlah maka mereka kini bisa eksis sebagai suatu bangsa.

Tentu saja pengakuan ini tidak muncul tiba-tiba. Pengakuan ini didahului inisiatif Allah yang memilih Abraham sebagai nenek moyang suatu bangsa (Kej 12:1-3) sebagai saluran berkat-Nya bagi seluruh bumi. Fakta ini hendak mengajarkan bahwa di dalam tindakan intervensiNya Allah yang mengambil prakarsa terlebih dahulu, bukan manusia. Karena manusia itu rapuh bahkan dengan kekuatannya yang paling dahsyat sekalipun ia tetap tidak berdaya untuk meluruskan sejarahnya.

Keyakinan kepada Allah yang bertindak ini sempat mengambang dalam hidup Israel selama 430 tahun tertindas di Mesir. Namun dalam dialog dengan Musa, pada saat Allah memperkenalkan diri sebagai AKU ADALAH AKU. Israel memperoleh kepastian bahwa Allah pasti bertindak. Sebab di dalam nama itu tercerminlah sifat Allah yang tidak berubah terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham. Karena Ia sudah memilih Israel maka Ia pasti bertindak untuk mewujudkan perjanjian itu. Itu semua digenapi dalam peristiwa keluaran.

Peristiwa keluaran Israel merupakan suatu momentum iman yang meyakinkan bangsa itu bahwa Allah adalah Allah yang bertindak. Ia tidak akan pernah membiarkan sejarah berjalan sendiri. Ia berintervensi untuk mengarahkan sejarah kepada tujuan-Nya demi kemuliaan namaNya.

2. Allah Akan Bertindak

Keyakinan pada Allah yang (telah) bertindak memampukan Israel dengan penuh iman melihat masa depannya dengan penuh keyakinan. Sama seperti Ia telah bertindak maka Ia juga akan bertindak kembali dalam tindakan final yang menentukan.

Robert Davidson melukiskan pemahaman iman Perjanjian Lama tentang masa depan ini sebagai berikut:

"Pemahaman Perjanjian Lama mengenai masa depan bersumber dari ketegangan di antara apa yang diyakini sebagai kebenaran oleh iman yang berakar pada mala lalu, dan apa yang kenyataannya benar pada masa kini. Tuhan telah bertindak, namun dunia menolak untuk hidup di bawah tindakan-tindakan-Nya ... Apakah ini berarti bahwa maksud-maksud Allah akan terhalang selama-lamanya? Tidak. Allah akan bertindak...821

Ayat-ayat Alkitab seperti Yes 9:6-7; 11:1-5; 2:1-5; Yer 30-31 dan Yeh 34; 36; 37 merupakan beberapa contoh dari apa yang akan dilakukan Allah pada waktu nanti Ia bertindak. Israel meyakini ini sepenuhnya.

Di dalam Perjanjian Baru, harapan-harapan PL tentang hari depan kita lihat dalam nuansa yang berbeda. Umat percaya PB yakin bahwa di dalam diri Yesus Kristus harapan PL akan Allah yang akan bertindak telah terpenuhi. Harapan PL akan datangnya penguasa yang adil dan benar, zaman baru yang penuh dengan shalom Allah dan ketaatan baru pada perjanjian Allah tang didasari oleh hukum-hukum yang melekat di hati telah terjadi. Namun harapan-harapan ini masih menantikan pemenuhannya yang lengkap dan sempurna. yaitu ketika Tuhan Yesus Kristus datang untuk yang kedua kalinya. Namun ini tidak berarti sekarang Allah tidak berintervensi. Di dalam Roh Kudus yang hidup di hati orang percaya. Allah sedang bertindak.

Kedua jangkar teologis inilah yang sudah menopang harapan orang-orang percaya PL dan PB sehingga tidak goyah. Ini menjadikan mereka dalam kondisi dunia yang paling ekstrim sekalipun masih bisa berkata, "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi; besar setiaMu" (Rat 3:22-23). Bahkan di tengah-tengah derita pembuangan mereka tetap masih bisa mengaku dan yakin bahwa dirinya "...adalah domba-dombaKu, dan Aku adalah Allahmu..." Keyakinan yang sama juga nyata dalam pengakuan Paulus di Roma 8:25". Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu Keyakinan ini berlanjut di dalam Wahyu yang mengatakan bahwa harapan itu akan bersinar gemilang ketika Kristus. Sang Penguasa Adil dan Benar itu datang kembali.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA