Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 2 Tahun 1995 > 
KERAJAAN ALLAH DAN SIGNIFIKANSINYA DALAM HIDUP UMAT KRISTEN 
Penulis: Kalvin Surya708

Kerajaan Allah merupakan tema sentral di dalam seluruh misi pelayanan Yesus selama di dunia ini (Luk 4:43; 8:1; 16:16). Pada permulaan pelayananNya. Yesus memberitakan Injil Allah, dengan mengatakan: "Waktunya telah genap, kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Mrk 1:14,15). Kemudian, sepanjang seluruh pelayananNya. firman Allah yang diberitakan oleh Yesus disebut sebagai "firman tentang kerajaan Sorga" (Mat 13:19).704

Istilah "Kerajaan Allah" yang dipakai oleh Yesus, berasal dari kata Yunani basileia atau malkuth dalam PL. Kedua kata ini memiliki anti kata datar yaitu: "the rank, authority and sovereignty excercise by a king".705 Ketika kata basileia tersebut dipakai dalam ajaran Tuhan Yesus, maka makna yang ingin ditunjukkan adalah "pemerintahan oleh Allah yang Mahakuasa, di mana di dalamnya dicurahkan berkat-berkat dan Allah sendiri sebagai Raja" (bdk. Mzm.103:19, 145:11; Mrk.10:15, Mat.6:33).706

Berita tentang kedatangan Kerajaan Allah dalam pengajaran Tuhan Yesus tersebut, memang bukan suatu berita yang sama sekali baru. Sebab jika demikian, seruan Tuhan Yesus akan kurang memiliki makna penting bagi orang-orang Yahudi yang mendengarkan serta akan dirasakan sebagai suatu ajaran Yang asing bagi orang Yahudi. Namun seruan Tuhan Yesus tersebut sangat berarti karena orang-orang Yahudi telah lama mendengar berita tentang Kerajaan Allah dari nubuat para nabi Perjanjian Allah, serta perkembangan konsep tentang pengharapan kedatangan Kerajaan Allah yang beraneka ragam dalam Yudaisme.707 Tuhan Yesus sendiri melihat pelayananNya sebagai penggenapan janji kedatangan Kerajaan Allah dalam PL (Lk. 4:21, Mt. 11:2-6). Karena itu, usaha untuk memahami dengan sungguh-sungguh konsep dan makna berita Kerajaan Allah tidak dapat dilepaskan dari tulisan nabi-nabi dalam PL dan konsep Yahudi tentang Kerajaan Allah.

 LATAR BELAKANG YAHUDI TENTANG KERAJAAN ALLAH

Istilah "Kerajaan Allah" tidak terdapat dalam tulisan nabi-nabi PL. Namun ide tentang Kerajaan Allah terdapat di dalam seluruh tulisan para nabi secara implisit. Hal tersebut nampak, terutama dari sebutan "Raja" yang seringkali dikenakan kepada Allah. Allah disebut sebagai Raja, baik atas Israel, maupun atas seluruh bumi (Kel. 15:18; Bil. 23:21; 2Raj. 19:15; Yes. 6:5; Yer. 46:18; dsb.). Bangsa Israel melihat Allah. bukan saja sebagai Raja yang tidak kelihatan, melainkan juga sebagai Raja yang memanifestasikan secara nyata pemerintahan-Nya dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa.709

Setelah masa pembuangan dan dalam masa peralihan antara PL dan PB, bangsa Yahudi mengembangkan ide atau gagasan tentang Kerajaan Allah secara beraneka ragam. Berdasarkan pemahaman tentang Kerajaan Allah tersebut, bangsa Yahudi dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

1. Orang-orang Yahudi yang mengharapkan berdirinya Kerajaan Allah secara fisik di dalam sejarah umat manusia pada masa yang akan datang

Orang-orang dalam kelompok ini melihat bahwa bangsa Israel terus menerus berada di dalam ancaman perang. kejahatan, dan penderitaan-penderitaan lainnya. Karena itu, mereka memilih mengasingkan diri untuk menantikan dan mengharapkan terbentuknya pemerintahan Allah secara sempurna dalam dunia ini.710 Kebanyakan dari mereka ini adalah orang-orang yang tergabung dalam kelompok Qumran.711

2. Orang-orang Yahudi yang merasa pesimis dengan pengharapan kedatangan Kerajaan Allah

Kelompok ini menganggap bahwa dunia telah diserahkan ke dalam kuasa-kuasa kejahatan, sehingga umat Allah akan terus menerus menemui penderitaan di dalam dunia ini. Mereka percaya bahwa Allah pada akhirnya memang akan mendirikan KerajaanNya, namun bukan pada zaman ini, melainkan pada suatu zaman yang akan datang, yang sama sekali baru.712 Pandangan ini lebih banyak dipengaruhi karena kekecewaan orang-orang Yahudi atas peristiwa pembuangan yang menguburkan harapan mereka terhadap pemulihan kerajaan Daud sebagai bentuk perwujudan berdirinya Kerajaan Allah dalam kehidupan zaman ini.713

3. Orang-orang Yahudi yang ingin mewujudkan Kerajaan Allah secepatnya

Kelompok ini adalah orang-orang yang menamakan dirinya kaum Zelot. Mereka adalah kelompok Yahudi radikal yang berpendapat bahwa aksi politis mutlak perlu sebagai pendahuluan bagi kedatangan Kerajaan Allah. Mereka juga tidak ragu-ragu menggunakan pedang sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.714

Dari konsep orang Yahudi tersebut, kita dapat melihat bahwa keyakinan mereka sebagai umat pilihan Allah telah membuat mereka merasa yakin dan berharap bahwa suatu hari Allah akan memberkati mereka dan mendirikan pemerintahan-Nya di atas bumi ini, entah di dalam zaman ini ataukah di zaman yang akan datang.715 Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya penghargaan bangsa Yahudi tidak sejalan dengan makna sesungguhnya dari seruan para nabi tentang pemerintahan oleh Allah. Bangsa Yahudi memahami Kerajaan Allah lebih secara historis (masa kini atau masa yang akan datang) dan duniawi (keamanan negara, kemenangan politik, kesejahteraan hidup, dsb.). Padahal para nabi tidak pernah menyerukan bentuk Kerajaan Allah sebagai tatanan duniawi. Mereka memberitakan tentang Kerajaan Allah sebagai tindakan Allah untuk memberikan keselamatan kepada umatNya dan membawa mereka pada suatu kehidupan yang dipimpin oleh Allah (Yes 24-27; Mi 4:3; Zef 3:15; Zak 14:16-17).716

Dari latar belakang di atas, kita dapat memahami dengan jelas bahwa seruan tentang kedatangan Kerajaan Allah dalam PB memiliki arti khusus bagi orang-orang Yahudi yang mendengarkannya. Berita yang telah lama orang Yahudi dengar dan nantikan, sekarang telah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia. Namun sayang, tidak semua orang Yahudi yang mengharapkan kedatangan Kerajaan Allah, dapat melihat penggenapannya yang sejati.

 KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH: MASA KINI ATAU MASA YANG AKAN DATANG?

a. Kerajaan Allah sebagai Kerajaan Masa Kini

Injil Markus mencantumkan bahwa di awal pelayanan-Nya. Yesus menyerukan tentang pertobatan karena Kerajaan Allah sudah dekat (eggiken717: Mrk. 1:14, 15). Bahkan dalam Mat. 12:28. secara lebih tegas Tuhan Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Allah tersebut telah datang (ephthasen).718 Beberapa penafsir mengatakan bahwa kata kerja ephthasen tidak memiliki suatu peristiwa yang sungguh-sungguh telah terjadi, melainkan pengertiannya adalah bahwa peristiwa tersebut "segera akan terjadi". Namun Ladd mengatakan bahwa dari bentuk kata kerja tersebut dan dari pemakaiannya pada bagian ayat-ayat lainnya, artinya jelas menunjukkan pada suatu peristiwa yang telah terjadi. atau dalam hal ini. berarti bahwa Kerajaan Allah "telah sungguh-sungguh datang", bukan hanya "segera akan datang".719

Pada bagian lain, yaitu di dalam Luk 17:20-21. Tuhan Yesus sekali lagi menekankan penggenapan janji kedatangan Kerajaan Allah, dengan mengatakan, "...sesungguhnya Kerajaan Allah ada diantara kamu". Pernyataan Tuhan Yesus ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang Farisi, yang menyangkut tentang Kerajaan Allah tersebut. Perkataan Tuhan Yesus tersebut tentu saja merupakan suatu terobosan konsep bagi para Rabi Yahudi, hingga pada jaman PB mereka tetap mengharapkan suatu Kerajaan Eskatologis. Guthrie berpendapat bahwa:

Walaupun para Rabi Yahudi mengharapkan suatu Kerajaan Eskatologis, namun tidak terpikirkan oleh mereka bahwa Kerajaan itu akan menerobos ke dalam kekinian.... Kenyataan bahwa Yesus mengajar orang untuk mengharapkan Kerajaan pada masa kini,... merupakan suatu unsur baru dalam pengharapan yang lazim pada masa itu.720

Salah satu bukti yang menyertai kehadiran Kerajaan Allah adalah melalui dipatahkannya kuasa setan. Tuhan Yesus membuat orang-orang pada masa itu takjub dengan perbuatan-Nya; dimana hanya dengan kata-kata-Nya, Ia sanggup membebaskan orang dari belenggu setan (Mrk 1:28). Pada waktu Yesus dituduh bahwa Ia telah mengusir setan dengan kuasa penghulu setan, Ia menjawab bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa Allah dan hal itu menjadi bukti bahwa Kerajaan Allah telah datang (Mat 12:28). Di samping itu. ketika Tuhan Yesus mengutus muridNya untuk memberitakan kedatangan Kerajaan Allah di seluruh Galilea. Ia juga memberikan kuasa kepada para murid-Nya untuk mengusir setan (Luk. 10:9,17-20). Setelah murid-murid kembali dari pelayanan. Yesus mengatakan bahwa Ia melihat setan jatuh seperti kilat dari langit (Luk. 10:18).

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa musuh yang telah dipatahkan, dengan kedatangan Kerajaan Allah. bukanlah bangsa-bangsa seperti di dalam PL, melainkan kuasa roh-roh jahat. Ladd mengatakan: "The victory of God's Kingdom is a victory in the spiritual world: God's triumph over Satan".721

b. Kerajaan Allah: Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang

Pada bagian-bagian Alkitab lainnya, Tuhan Yesus juga memberikan indikasi bahwa Kerajaan Allah bukan saja menyangkut masa kini, melainkan juga menyangkut masa yang akan datang. Sebagaimana ditunjukkan oleh ajaran Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan bahwa kedatangan Kerajaan Allah akan menghancurkan sama sekali kuasa setan (Mat 25:41). Padahal hingga saat ini Iblis masih tetap aktif (lih. Luk 22:31; 1Ptr 5:7). Pada bagian lain juga dikatakan bahwa apabila Kerajaan Allah datang, maka akan ada suatu masyarakat yang bebas sama sekali dari unsur-unsur roh jahat, serta ada persekutuan yang sempurna dengan Allah (Mat 13:36-43: Luk 13:28-29). Ayat-ayat ini jelas menunjukkan bahwa kehadiran Kerajaan Allah adalah menunjukkan pada kondisi akhir zaman.722

Beberapa penafsir mengatakan bahwa kata basileia memang memiliki arti eschaton, yaitu menyangkut tentang hal-hal akhir zaman.723 Namun penafsiran ini tidak dapat diterima, sebab kata eschaton mempunyai makna yang eksklusif untuk masa yang akan datang.724 Sedangkan kata basileia sendiri -- sebagaimana telah disinggung di awal pembahasan -- berarti "pemerintahan oleh seorang raja", atau dalam hal ini. "pemerintahan Allah" (Luk 19:12; 23:42; Yoh 18:36); bukan menunjukkan pada suatu lokasi tertentu. Karena itu, Ladd mengatakan bahwa Kerajaan Allah, memang memiliki dua sisi yaitu sisi masa kini dan masa yang akan datang. Sekarang Allah telah memerintah dan di masa yang akan datang. Allah juga akan menjadi Raja.725

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Ridderbos. Dalam bukunya The Coming or The kingdom, ia mengatakan:

... Jesus has nevertheless spoken of the coming of the kingdom as a present reality. This does not mean -- and this also is an established fact -- that there is no room for the future of the kingdom, ... but it means that the one great kingdom of the future has become present. Its fundamentally eschatological characters is maintained as a matter Of course. It is the great kingdom, the conning of God into the world for redemption and judgement. The future, as it were, penetrates into the present.726

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Allah adalah kerajaan yang kehadirannya telah dapat dirasakan setiap orang percaya pada masa kini dan setiap orang percaya akan melihat kesempurnaannya pada masa yang akan datang.

 ASPEK-ASPEK KERAJAAN ALLAH DAN SIGNIFIKANSINYA

Sebagai warga Kerajaan Allah. umat Kristen harus hidup mencerminkan kehadiran Kerajaan Allah. Apa yang umat Kristen harus cerminkan adalah aspek-aspek penting Yang terkandung dalam Kerajaan Allah, yang memiliki kaitan dan signifikansi penting dalam setiap aspek kehidupan umat Kristen. Pada bagian ini penulis mencoba untuk memberikan kaitan dan signifikansi penting antara aspek-aspek Kerajaan Allah dengan beberapa aspek penting kehidupan umat Kristen.

a. Kerajaan Allah dan keselamatan

Guthrie dan Ridderbos berpendapat bahwa hal utama yang dibawa dalam kedatangan Kerajaan Allah adalah pengampunan dosa dan keselamatan atau hidup yang kekal.727 Sedangkan Ladd berpendapat ada tiga aspek utama yang dikandung dalam Kerajaan Allah: pertama, anugerah keselamatan yang membawa pada hidup yang kekal (Mrk 10:17-30); kedua, anugerah pengampunan dosa yang membawa pada persekutuan kekal dengan Allah (Mat 18:23-35); ketiga, anugerah pembenaran yang membawa pada hidup yang berkenan kepada Allah (Mat 5:21-48).728

Kedatangan Kerajaan Allah telah membawa manusia pada suatu era baru dalam pandangan tentang keselamatan. Keselamatan bukan lagi suatu pengharapan tentang janji yang belum digenapi, melainkan janji keselamatan tersebut telah digenapi. Oleh karena itu, bagi umat Kristen keselamatan adalah satu hal yang pasti penggenapannya telah dirasakan pada masa kini dan kesempurnaannya akan diterima oleh setiap orang percaya pada masa yang akan datang (lih. Mrk 10:17-30; Mat 25:21; Yoh 11:25).

b. Kerajaan Allah dan hidup yang berkemenangan

Sepanjang Yesus hidup di dalam dunia. Ia telah berulang kali mendemonstrasikan keunggulan kuasa-Nya atas kuasa setan, baik melalui kata-kata-Nya, perilakuNya, kematian-Nya; maupun kebangkitan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam Kerajaan Allah, kemenangan terhadap kuasa setan juga adalah satu hal yang pasti. Setiap individu Kristen juga memiliki kuasa untuk mengalahkan kuasa setan (lih. Luk 10:17; Mrk 16:17).

Calvin mengatakan bahwa kemenangan yang diberikan oleh kedatangan Kerajaan Allah bagi setiap orang percaya mencakup tiga hal, yaitu: menang atas kuasa kematian, sebagaimana Kristus telah mengalahkan kuasa maut (Ibr 2:14); menang atas kuasa dosa, sebagaimana Kristus telah mengampuni dosa (Mrk 2:10; Yoh 8:11); menang atas kuasa setan, sebagaimana Yesus telah mematahkan kuasa setan (Luk 10:18).729

Sekalipun kemenangan atas kuasa setan telah diberikan, tidak berarti bahwa setan tidak lagi aktif mencobai umat percaya untuk dibawa pada perbuatan yang berdosa (lih. Mat 13:19; Mrk 8:33; Luk 22:31). Setiap umat Kristen masih dapat dicobai, sebab itu harus senantiasa memiliki sikap waspada dan berjaga-jaga dengan kuasa kemenangan yang dimilikinya (bdk. Ef 4:27; 1Ptr 5:8-9).

c. Kerajaan Allah dan doa

Salah satu kalimat yang diucapkan oleh Tuhan Yesus, dalam doa yang diajarkanNya adalah "Datanglah KerajaanMu. jadilah kehendakMu". Apakah ini berarti bahwa surga akan turun ke bumi? Tentu saja tidak dalam arti harafiah. Dengan pemahaman tentang konsep Kerajaan Allah, maka jelaslah bahwa ucapan dalam doa tersebut memiliki makna permohonan kepada Allah agar Ia berkuasa dan memanifestasikan kemahakuasaan-Nya. serta membiarkan Allah sendiri yang menjadi Raja atas segala sesuatunya.730

Dengan demikian, doa juga membawa umat Kristen pada keyakinan bahwa Allah akan memimpin sepanjang hidupnya, untuk memampukannya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam dunia yang delap ini.

d. Kerajaan Allah dan etika hidup Kristen

Etika dari Kerajaan Allah sangat menekankan pada kebenaran di dalam hati (inner character) yang mendasari perilaku yang nampak. Apa yang Yesus tuntut dari hidup seorang percaya adalah a perfect inner righteousness.731 Hal ini tercermin, misalnya dalam perkataan Yesus: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang timbul segala pikiran jahat." (Mrk 7:20-21), serta dalam "Khotbah di Bukit". Murray mengatakan bahwa khotbah di bukit adalah inti pengajaran etika Kerajaan Allah.732 Apa yang dituntut dari ajaran khotbah di Bukit adalah kesempurnaan hidup umat percaya, karena Bapa adalah sempurna (Mat 7:4-8).733

Kebenaran Yang sempurna dari hati seseorang memang merupakan suatu tuntutan yang sepertinya mustahil. Tetapi ini sesungguhnya merupakan tuntutan yang dapat dicapai oleh setiap orang Kristen. Kalaupun tidak secara kuantitas kesempurnaan tersebut dapat dicapai secara kualitas. Artinya, status yang benar dihadapan Allah karena penebusan, harus juga kita wujudkan dalam perilaku sehari-hari, sehingga hidup kita semakin dikuduskan (Rm 3:24; 6:18-19).

e. Kerajaan Allah dan Gereja

Kedatangan Kerajaan Allah memiliki kaitan yang erat dengan terbentuknya Gereja. Raymond O. Zorn berpendapat bahwa perumpamaan tentang Penggarap Kebun Anggur (Mat 21:33-46), mengajarkan tentang penolakan Allah terhadap Israel yang lama, dan kedatangan Kerajaan untuk membentuk suatu umat yang baru.734

Gereja sebagai perwujudan dari Kerajaan Allah yang nampak dalam dunia ini, memiliki fungsi untuk menyatakan kepada dunia, anugerah atau berkat-berkat yang terkandung dalam Kerajaan Allah. Ladd berpendapat bahwa kehadiran Kerajaan Allah yang telah digenapi oleh Kristus tersebut, sekarang dipercayakan kepada umat tebusan untuk meneruskan berita anugerah Kerajaan Allah.735 Karena itu dapat dikatakan bahwa seluruh aspek pelayanan Gereja merupakan aspek-aspek kerajaan Allah.

Dengan demikian, ditinjau dari kaitan Kerajaan Allah dan Gereja di atas, Gereja memiliki tugas yang sangat mulia, yaitu:

1. Sebagai perwujudan nyata dari Kerajaan Allah di dalam dunia ini. Artinya, setiap saat Gereja harus siap mewujudkan aspek-aspek kerajaan Allah.

2. Menyebarkan berita pengampunan dosa dan keselamatan bagi domba-domba yang terhilang, agar mereka kembali ke dalam komunitas Kerajaan Allah.

3. Membawa umat manusia kembali kepada persekutuan yang benar dengan Allah dan sesama (terutama saudara seiman; bdk. Gal 6:10; 2 Ptr 1:7).

 KESIMPULAN

Kerajaan Allah bukanlah menunjukkan pada suatu tempat atau berwujud fisik melainkan Kerajaan Allah bersifat rohani (spiritual). Kedatangan Kerajaan Allah yang telah dinubuatkan sejak PL, telah digenapi dengan kedatangan Kristus. Kerajaan tersebut telah hadir pada masa sekarang dan umat percaya akan melihat penggenapan kesempurnaannya pada masa yang akan datang.

Konsep Kerajaan Allah bukanlah suatu konsep yang menyangkut teori Baja. Ia sungguh-sungguh hadir di tengah-tengah umat manusia, dan memberikan makna baru bagi setiap aspek kehidupan umat percaya.736 Lima aspek yang diungkapkan dalam tulisan ini (keselamatan, hidup yang berkemenangan, doa, etika dan Gereja), hanyalah mewakili aspek yang luas dari jangkauan Kerajaan Allah. Dan kelima aspek tersebut, kita dapat melihat bahwa konsep Kerajaan Allah ternyata memberikan suatu wawasan Kristen yang baru dan luas, serta kekuatan dan sukacita yang sejati dalam kehidupan orang percaya. Biarlah hidup setiap umat percaya penuh dengan pujian bagi Sang Raja!



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA