Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 2 Tahun 1995 >  YESUS SEBAGAI "TUHAN" (KYRIOS): TINJAUAN PERKEMBANGAN KONSEP DALAM PERJANJIAN BARU > 
ASAL MULA SEBUTAN "KYRIOS" DALAM MAKNA KETUHANAN (KONOTASI ABSOLUT) 

Berkenaan dengan perkembangan konsep Kyrios, ada satu hal penting yang harus dibahas yaitu kapan dan di mana sebutan Kyrios dengan konotasi absolut pertama kali muncul dan digunakan. Dari lingkungan Jewish Community ataukah Hellenistic Comnunity?

Dalam membahas hal ini mau tidak mau kita akan meninjau tesis atau argumentasi W. Bousset dalam karya klasiknya yang pasti akan dibahas oleh para ahli yang akan membicarakan masalah ini, yaitu berjudul Kyrios Christos. Dalam buku ini Bousset berpendapat bahwa sebutan Kyrios pertama kali dikenakan pada Yesus dalam komunitas Kristen Yunani di Siria (Antiokia) yang jemaatnya terdiri dari orang-orang Yahudi perantauan dan orang-orang non Yahudi. Dari tengah-tengah lingkungan kafir di, mana orang-orang Kristen terbiasa dengan banyak ilah dan dewa agama-agama misteri Yunani. Yesus dipuja dan disembah untuk pertama kalinya sebagai Kyrios. Tuhan dalam anti absolut.663

Bousset juga menolak adanya suatu hubungan yang mengaitkan penggunaan sebutan Kyrios yang umum dengan konsep religius absolut yang dipakai dalam bahasa Yunani, Ibrani dan Aram. Baginya tidak ada perkembangan konsep dari pemakaian biasa (profane use) kepada pemakaian secara religius (religious use). Sebaliknya ia beranggapan bahwa "the absolute use of the title here is something completely unprecedented." Dalam konsep jemaat mula-mula Palestina, Yesus disebut Kyrios dalam pengertian penghormatan umum. Berkaitan dengan pendapat ini, Elias Andrews mengatakan bahwa dengan demikian aplikasi religius Kyrios untuk Yesus tidak berasal dari theological reflection, namun semata-mata hasil implantasi spontan dari lingkungan Yahudi kepada lingkungan Helenistik.664 Perlu ditambahkan pula bahwa argumentasi Bousset ini diterima hampir sepenuhnya oleh Bultmann.665

Sebenarnya ada banyak argumentasi yang dapat dipakai sebagai sanggahan atau jawaban argumentasi Bousset di atas.667 Dalam paper ini kita hanya akan mengetengahkan sanggahan dari sudut filologi (a philological point of view), yaitu dari istilah Maranatha. Mengapa hal ini yang dipilih? Karena argumentasi ini menurut hemat penulis paling kuat untuk menggugurkan teori Bousset.

Dalam 1 Kor 16:22 kita mendapati istilah bahasa Aram Maranatha tetap dipertahankan dalam bahasa aslinya, padahal kita tahu bahwa surat Korintus ditulis dalam bahasa Yunani. Mengapa hal ini terjadi? Apakah hal ini suatu kebetulan belaka? Hal ini adalah suatu fenomena yang mengherankan mengingat hal ini sangat jarang dilakukan olehnya. Beberapa ahli seperti J.A. Fitzmyer668, Alan Richardson669, E. Andrews670 dan Culmann671 mengatakan bahwa hal ini merupakan bukti yang kuat yang mendukung argumentasi bahwa sebutan Kyrios dalam arti absolut sudah dimulai dalam komunitas Kristen Palestina. Argumentasi ini sangat kuat, sehingga Richardson berani mengatakan demikian, "This verse alone is suffient to prove that the title 'Lord' was not an invention of the Hellenistic community."672

Istilah Maranatha yang dipakai oleh Paulus berasal dari bahasa Aram sehingga tentunya sangat beralasan kalau dikatakan bahwa istilah ini pastilah berasal dari lingkungan jemaat yang menggunakan bahasa Aram atau paling tidak memahami bahasa tersebut. Apa arti kata ini? Sebelum membahas hal ini, kita perlu mengetahui bahwa istilah Aram Mar bisa berdiri sendiri dan hanya dapat dipakai dengan suatu akhiran (pronominal suffix), contohnya Mari (my Lord), Maran (our Lord).673 Dalam pemakaian sehari-hari istilah ini hanya merupakan salah satu bentuk sapaan untuk menghormati seseorang, misalnya untuk raja, nabi besar.674 Tetapi dalam konteks 1 Kor 16:22 ini kita tidak bisa menerapkan hal di atas. Namun sebelumnya kita akan meninjau dulu arti istilah Maranatha ini. Istilah Maranatha dibaca dengan dua cara, yaitu:38)

(1) Maran-atha

Bentuk ini adalah kata kerja orang ke-3 indikatif, dan diterjemahkan "Our Lord comes." Jadi merupakan suatu pengakuan (Confession).

(2) Marana-tha

Ini merupakan bentuk imperatif. Terjemahannya adalah "Our Lord, Come!", merupakan suatu doa.

Kedua bentuk tersebut secara gramatikal dimungkinkan dan juga dapat dibenarkan secara teoritis. Keduanya memiliki karakter sebuah liturgi (A liturgical character). Masalahnya sekarang, manakah dari keduanya yang lebih tepat? Dalam hal ini penulis mendukung pendapat Culmann.

Culmann lebih setuju Maranatha diterjemahkan sebagai "Our Lord, Come!", suatu doa675. Alasannya sbb.:

It is a priori easier to understand why a prayer formula should be maintaned in the original language than why a liturgical confession should be. A saying of the latter type would more likelv have called for translation. We find in fact that in the New Testament the relatively many confessional formulas have been without exception translated into Greek. On the other hand, we have previously mentioned that besides the formula in question here, Paul also preserves in Aramaic precisely a characteristic prayer adress: A bba, Father.

Alasan lainnya adalah kenyataan bahwa dalam Wahyu 3:20 kata-kata erchon kurie (Come. Lord) merupakan terjemahan dari kata Mara-na-tha.

Maka ini merupakan indikasi yang kuat bahwa Yohanes mengertinya sebagai bentuk imperatif suatu doa.676

Nampaknya Maranatha adalah an eucharistic praver, sehingga istilah Maranatha sebagai suatu doa ini mengandung implikasi kehadiran Kristus dalam dimensi masa kini maupun eskatologis. Ketika seseorang mengucapkan Maranatha pada saat yang sama ia sedang menaikkan doa yang bermakna ganda yaitu: "Tuhan, datanglah pada akhir zaman untuk mewujudkan kerajaan-Mu." Dan sekaligus "Tuhan, datanglah sekarang pada saat kami menikmati perjamuan ini." Jadi, jelaslah bagi kita bahwa pengharapan gereja mula-mula tidak hanya pada hal-hal di masa depan semata. namun juga pada masa kini, yaitu yang terekspresikan dalam seruan Maranatha' Come, Oh, Lord!677

Dari uraian di atas, maka kita dapat memahami konsep Mar yang terkandung dalam istilah Maranatha secara lebih tepat. Jelas, afar tidak bisa kita artikan secara umum sebagai gelar penghormatan belaka. Mar mengandung implikasi ketuhanan (absolut) yang tidak mungkin bisa dibantah lagi. Dengan demikian Maranatha tidak mungkin diterjemahkan "Teacher, come."678 Di sini kita melihat adanya perkembangan konsep dari Mar seperti yang terjadi pada Kyrios. dan Adonai.

Dengan demikian maka jelaslah bagi kita bahwa Kyrios dalam konotasi absolut atau pengertian ketuhanan berasal dari istilah. Aram, yaitu Mar. Hal ini lebih jelas lagi dalam Maranatha sebagai sebuah doa. Pengakuan Kyrios Christos atau Kyrios Jesus yang dipakai oleh Paulus dalam Rm 10:9; 1 Kor 12:13 diturunkan dari doa di atas, serta memiliki kaitan yang sangat erat. Jemaat mula-mula (Jewish Community) menganggap bahwa setiap pengakuan iman adalah suatu doa dan setiap pengakuan kepada Tuhan meliputi juga doa kepada-Nya. Maka jelaslah bahwa sebutan Kyrios secara religius (dalam konotasi absolut) berasal dari komunita Kristen Palesuna dan bukan dari komunita Kristen Helenistik seperti yang dikatakan oleh Bousset dan Bultmann.43



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA