Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 1 Tahun 1995 >  SALIB DAN KESAKSIAN KRISTEN > 
PENDAHULUAN 

Di dalam sejarah Gereja pada tahun 312, Kaisar Flavius Valerius Constantinus, atau yang lebih dikenal dengan nama Konstantin I atau Konstantin Agung (Constantine The Great), bertempur dan mengalahkan musuh yang paling utama, yaitu kaisar atau panglima yang bernama Maxentius. Setelah mengalahkan orang ini, ia memasuki kota Roma dengan kemenangan yang besar dan megah. Di dalam sejarah Gereja juga kita tahu (khususnya dari Eusebius), Konstantin mengalahkan musuh-musuhnya dengan dua tanda yang ia dapatkan dengan tiba-tiba. Menurut kesaksian Eusebius, pada tanda pertama Konstantin mengatakan, bahwa pada suatu siang hari ia melihat salib Kristus di balik cahaya matahari yang begitu terang dan menyilaukan. Pada salib itu, ia melihat munculnya tulisan yang dalam bahasa Yunani: en touto nika, yang artinya: "by this [sign] conquer", atau: "Dengan tanda ini taklukkanlah." Maksudnya, taklukkanlah musuh-musuhmu. Kemudian pada kejadian atau tanda kedua, sejarah juga mencatat, pada malam sebelum pertempuran yang terakhir dan menentukan itu, ia bermimpi melihat tanda X (chi) dan p (rho), dua huruf dalam bahasa Yunani, yakni lambang dari Yesus Kristus. Dan lambang yang berarti Kristus dan bentuknya seperti salib itu, digambarkan oleh Konstantin pada semua tameng dan pakaian prajurit-prajuritnya. Konstantin yakin bahwa Tuhan Yesus memerintahkannya untuk mengenakan pakaian-pakaian seperti prajurit surgawi guna memenangkan pertempuran.

Timbul satu pertanyaan bagi kita: Apakah hal itu merupakan satu kesaksian yang baik atau kesaksian yang buruk?

Seorang teolog modern yang membahas masalah ini mengatakan, bahwa tidak mengherankan banyak musuh-musuh orang Kristen tidak suka dengan tanda salib. Salib dipakai untuk menaklukkan musuh dan memenangkan pertempuran. Apakah ini gejala yang baik untuk misi dan penginjilan? Biarlah kita yang memikirkan implikasinya lebih lanjut.

Beberapa ratus tahun setelah Konstantin, sejarah seperti ini terulang kembali. Di dalam sejarah Gereja ada satu masa di mana orang-orang Kristen bertempur habis-habisan dan memasuki pertempuran yang paling tragis, paling brutal dan paling sia-sia, yaitu Perang Salib.

Di dalam Perang Salib yang berlangsung hampir 200 tabun dan sampai beberapa generasi itu, orang-orang Kristen dari kerajaan-kerajaan besar di Eropa, menaklukkan musuh-musuhnya. Mereka bukan hanya menaklukkan saja, tetapi mereka menjarah, menyita, membunuh dan menanamkan kebencian kepada golongan bangsa atau umat beragama lain, yaitu Muslim. Dan yang paling tragis bagi kita (sebagaimana yang dicatat di dalam buku sejarah Gereja tulisan Wilston Walker, A History of the Christian Church), di dalam perang salib itu, serdadu-serdadu Kristen menjahitkan lambang salib pada pakaian mereka ("a cross sewn to their clothing") dan dipakai sebagai lambang pertempuran.

Salib telah menjadi lambang kebencian bagi umat beragama yang lain. Salib telah menjadi simbol penaklukan, penjarahan, pembunuhan, penganiayaan dan terutama ekspansi teritorial. Memikirkan hal ini, jangan heran kalau di dalam situasi sekarang banyak orang yang tidak suka pada orang Kristen dan Kekristenan. Dimana Kekristenan yang tidak memakai salib? Hampir semua Gereja tidak ada yang tidak memakai tanda salib. Dan bila dihubungkan dengan sejarah Gereja, mengenai Konstantin, perang salib, dan barangkali juga zaman penjajahan yang pernah dialami di Indonesia, kita jangan terlalu menyalahkan orang-orang yang ada Indonesia kalau mereka membenci salib. Sebab, di dalam sejarahnya, banyak orang memakai salib dengan cara yang salah.

Di sini kita akan memikirkan: apa itu salib? Apa artinya bagi kita? Jangan sampai kita mengalami kekeliruan di dalam membawa, mengumandangkan atau memberitakan salib Kristus. Kita sering membawa nama-nama Kekristenan, Kristus dan Kristen. Ada juga yang memakai simbol salib sebagai hiasan dan sebagainya. Namun jangan sampai kita salah mengerti tentang salib.

Dari bagian 1 Kor 1-2, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang salib yang Paulus ajarkan kepada kita.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA