Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 1 Tahun 1995 >  STRUKTUR SOSIAL EKONOMI DI ISRAEL KUNO > 
PEMBUANGAN DAN PEMULIHAN 

Pada tahun 721 SM Samaria, ibu kota Israel utara, jatuh ke tangan pasukan Asyur dan umatnya terpencar-pencar (1Raj 17). Banyak di antara mereka diangkut ke Asyur dan negara-negara lain. Kemudian pada tahun 587 SM Raja Nebukadnezar dari Babel merebut dan menghancurkan kota Yerusalem, dan dengan demikian kerajaan Yehuda juga berakhir (2 Raj 25). Sebagian rakyat dibunuh, sebagian dibawa ke Babel sebagai tawanan perang, dan hanya yang paling miskin ditinggalkan di Yehuda.

Dalam pembuangan seperti itu, semua orang Israel kehilangan kekayaan mereka. Para pembesar dibawa ke Asyur dan Babel sebagai tawanan dan terpaksa meninggalkan tanah milik mereka di Palestina, sedangkan harta milik yang lain tentu diambil oleh tentara yang menawan mereka. Para petani yang ditinggalkan di Palestina menyambung hidupnya di tanah yang diperkosa dengan sangat sulit ataupun melarikan diri ke Mesir dan mengharapkan nasib yang lebih baik di sana hidupnya di tanah yang diperkosa dengan sangat sulit ataupun melarikan diri ke Mesir dan mengharapkan nasib yang lebih baik di sana.

Mungkin saja ada orang yang bisa memanfaatkan situasi itu demi kepentingan mereka dan memperoleh keuntungan, misalnya ada orang yang membelot kepada pihak Babel (2Raj. 25:11). Pada pihak lain, beberapa di antara orang Israel yang dibuang itu berhasil dalam bidang perdagangan, bahkan ada juga yang kemudian mendapat pendidikan di negeri asing dan memperoleh jabatan di pemerintahan (misalnya Daniel, Nehemia; bnd. Ester). Tetapi orang berbakat seperti itu bisa berhasil di mana saja, sehingga tak dapat disimpulkan bahwa ada orang Israel yang sungguh beruntung dari pembuangan. Sebaliknya, peristiwa itu merupakan malapetaka terbesar di seluruh sejarah bangsa Israel.

Pada tahun 538, dan pada tahun-tahun berikut, beberapa orang Yehuda mendapat kesempatan untuk kembali ke tanah air mereka (Ezr 1 dst.). Wilayah Yehuda, di bagian selatan Palestina, menjadi propinsi kerajaan Persia dan Raja Koresy memberi izin kepada mereka yang pulang ke sana untuk membangunnya kembali. Orang-orang Yehuda diberi kebebasan beragama dan berbudaya, walaupun secara politik mereka masih takluk kepada Persia. Sayang sekali, sesudah mereka kembali ke sana untuk membangun bangsa mereka secara baru, penindasan dan ketidakadilan timbul lagi (Neh 5:1-5; Yes 58:1-12; Mal 3:5).



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA