Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 1 Tahun 1995 >  STRUKTUR SOSIAL EKONOMI DI ISRAEL KUNO > 
ZAMAN KERAJAAN 

Pemusatan pemerintahan yang terjadi dengan pembentukan kerajaan membawa perubahan-perubahan yang penting dalam masyarakat Israel, sebagaimana diramalkan oleh Samuel pada mulanya (1Sam 8:10-18). Untuk pertama kali Israel menjadi negara bersatu, yang mencakup baik daerah pendudukan suku-suku di bukit-bukit maupun tanah datar dengan kota-kota orang Kanaan, yang mempunyai gaya hidup jauh berbeda dari suasana pedusunan pada masa mula-mula orang Israel menduduki Palestina. Struktur sosial ekonomi Kanaan, khususnya dalam hal perdagangan, mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan hidup bersama orang Israel sehingga mulai berkembanglah suatu golongan kaya dan suatu golongan miskin.

Menurut kebiasaan orang Kanaan, kewarganegaraan berdasar pada pemilikan tanah, bukan pada keanggotaan suku. Lagi pula mereka memperlakukan tanah sebagai barang dagangan yang dapat dijual secara bebas. Dengan demikian terbuka kesempatan bagi beberapa keluarga Israel yang mampu untuk memperluas tanah milik mereka dengan membeli tanah milik orang Kanaan dan menambahkannya kepada milik pusaka mereka. Sebaliknya boleh jadi keluarga Israel yang kurang mampu akan menjual sebagian tanahnya kepada orang Kanaan, apabila orang itu menawarkan harga yang lebih tinggi daripada keluarga yang wajib membelinya, ataupun kalau keluarga tersebut tidak bersedia memenuhi kewajibannya. Akibatnya terjadi perbedaan yang semakin besar di dalam masyarakat Israel.

Sistem hak tanah pada orang Kanaan bersangkut paut dengan orde feodal (susunan masyarakat yang dikuasai oleh kaum bangsawan). Pembangunan kota-kota memungkinkan kemajuan dalam bidang militer, khususnya pemakaian kereta tempur, yang sangat mahal dan memerlukan tanah yang luas untuk memelihara kuda-kudanya. Kaum bangsawan orang Kanaan (bahasa Ugarit: mryhm) menjadi ahli-ahli perang yang mahir menggunakan kereta tempur, dan salah satu hak mereka yang utama ialah memiliki tanah. Dengan demikian terjadi kesenjangan yang mencolok dalam masyarakat Kanaan antara golongan bangsawan, yang tinggal di kota dan memiliki tanah, dengan golongan petani yang setengah merdeka serta golongan budak yang mengerjakan tanah.

Sistem feodal ini mempunyai pengaruh yang semakin dalam pada masyarakat Israel:

- pada zaman Raja Saul, Israel masih berperang dengan mengerahkan suku-suku seperti pada zaman hakim-hakim (misalnya 1Sam 15);

- di bawah pemerintahan Daud terbentuklah tentara Israel, mempergunakan orang-orang Israel dan juga prajurit upahan yang didapatkan dari luar negeri (yang bukan anggota salah satu kedua belas suku melainkan setia langsung kepada raja);

- Raja Salomo menyelesaikan pembentukan angkatan bersenjata, antara lain dengan mempergunakan kuda dan kereta tempur (1Raj 4:26).

Orde militer yang baru ini dipengaruhi oleh apa yang berlaku di Kanaan, yang mempunyai hubungan erat dengan sistem feodal, sehingga di Israel juga timbul kesenjangan antara golongan atas dengan golongan bawah sebagaimana biasa dikenal di kota-kota Kanaan kuno. Raja Salomo mempergunakan kerja paksa di dalam proyek-proyek pembangunannya (1Raj 5:13; 9:15-22), sesuatu yang tidak pernah diberlakukan di Israel sebelumnya. Dan berbeda dengan Saul dan Daud, yang masih hidup dengan agak sederhana, Salomo sendiri menjadi kaya raya dan hidup secara sangat mewah (1Raj 10:14-29).

Ada bermacam-macam sebab untuk pemiskinan golongan petani pada zaman kerajaan. Salah satu penyebab ialah sistem pemberian tanah (fief) kepada orang-orang tertentu sebagai penghargaan karena berjasa bagi raja dan negara, sesuatu yang biasa dalam sistem feodal tetapi yang bertentangan dengan prinsip pembagian tanah secara adil dalam masyarakat Israel.

Penyebab yang lain ialah adanya bunga pinjaman yang sangat tinggi (bnd. Kel 22:25; Im 25:35-37; Ul 23:19-20; Ams 28:8). Sesudah panen yang kurang baik, seorang petani yang tidak punya tabungan tentunya membutuhkan pinjaman untuk membeli bibit. Untuk sementara waktu pinjaman itu menolong dia, tetapi akhirnya dia rugi dua kali: pertama disebabkan kegagalan panen, kemudian dalam membayar bunga yang dituntut oleh orang yang memberi pinjaman. Dengan demikian ada beberapa tahap dalam proses pemiskinan ini:

- pinjaman: orang berutang, dan terpaksa menggadaikan pakaian atau hasil tanahnya;

- tidak sanggup membayar: dia menjadi penyewa pada tanahnya sendiri, atau terpaksa bekerja bagi orang yang berpiutang kepadanya;

- perbudakan: akhirnya dia terpaksa menjual anaknya atau dirinya sendiri untuk menghindarkan mati kelaparan (misalnya 2Raj 4:1).

Pada abad ke-8 SM sistem feodal sudah meruntuhkan struktur masyarakat Israel yang tradisional. Makin lama makin banyak tanah menjadi milik suatu golongan pemilik tanah yang tinggal di kota-kota dan memeras para petani (lihat Yes 5:8; Am 5:11; 6:1-6).1 Persekutuan suku-suku secara praktis sudah berakhir dan setiap orang atau keluarga hidup untuk dirinya sendiri, sehingga kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin memprihatinkan.

Perbedaan tingkat hidup pada abad ke-8 ini dibuktikan oleh arkeologi, umpamanya dalam penggalian di kota Tirza. Di sana ditemukan rumah-rumah dari abad ke-8, yang menunjukkan kontras antara rumah-rumah mewah orang kaya dan rumah-rumah kecil yang didiami oleh rakyat biasa. Sedangkan di tempat yang sama pada abad ke-10 tampak persamaan dalam besarnya rumah-rumah.



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA