Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 1 Tahun 1994 >  PEKABARAN INJIL DAN KUASA GELAP > 
POLA DASAR PENYERANGAN 

Pola dasar penyerangan Iblis terhadap pekerjaan Tuhan bersifat membingungkan, tidak jelas dan tak menentu. Iblis itu adalah tokoh "misterius". Karenanya, dalam usaha pekabaran Injil yang "gagal", sulit bagi kita untuk memastikan apakah ini disebabkan oleh kelalaian kita ataukah oleh Iblis.

Iblis akan selalu berada di tempat di mana pekerjaan Tuhan sedang berlangsung. Seorang teolog, G.C. Berkouwer menuliskan keberadaan Setan dan demon: Ia ada di sekitar kehidupan Tuhan kita Yesus Kristus. Setan begitu aktif di antara umat Israel.459

Ia bersifat misterius dalam pola kerjanya. Namun demikian, bukan berarti pola dasar penyerangannya itu berubah. Setan tidak pernah mengubah dasar operasinya. Yang pasti bahwa tujuan akhirnya: "Ia datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan."460

Salah satu kesulitan yang paling menonjol dari sekian banyak kesulitan dalam usaha-usaha pemberitaan Injil adalah masalah kognitif. Betapa sulitnya meyakinkan seseorang akan kebenaran berita Injil itu hanya dengan kata-kata dan bahasa yang dapat dimengerti. Setiap pemberita Injil mengakui bahwa untuk membuat orang lain mengerti akan apa yang kita sampaikan tidaklah begitu sulit. Sebab, untuk menghadapi orang Tionghoa, cukup dengan menguasai bahasa Mandarin. Menghadapi orang Sunda cukup dengan menguasai bahasa Sunda. Dan, ini tidak sulit. Tetapi untuk membuat orang itu menerima akan konsep keselamatan di dalam Yesus, membutuhkan penguasaan akan konsep atau world view dari orang tersebut. Dengan penguasaan itu, maka akan mudah bagi kita untuk membuat jembatan komunikasi dengan orang lain. Setan tahu akan hal ini.

Strategi yang dipakai oleh Iblis sekarang ini adalah merasuki cara berpikir manusia. Ia berusaha mengacaukan konsep berpikir seseorang tentang dunia dan alam kehidupan ini. Ia tidak suka lagi menggunakan penyerangan secara fisik - sebagaimana halnya yang kita dengar dari kesaksian-kesaksian bahwa Iblis menghambat dengan cara mendatangkan penyakit dan hambatan-hambatan dari petugas pemerintah, dan hanya bila dihalau dengan pengusiran dengan meneriakkan "dalam nama Yesus". Dalam situasi tertentu, hal ini dapat kita lakukan.

Iblis tahu dan peka terhadap perubahan situasi dunia ini. Ia paling bisa menggunakan pendekatan yang kontekstual. Dalam menghadapi era globalisasi yang kian deras menerpa dunia ini Iblis tidak lagi menggunakan cara-cara yang konvensional dan yang konservatif. Ia akan memakai cara-cara yang super canggih dan kreatif. Ia banyak mengubah konsep berpikir manusia. Iblis paling pandai dalam membohongi pikiran manusia, dan Cara inilah yang dipakainya.

Perhatikan pola dasar penyerangan yang dipakai Iblis untuk membohongi manusia pertama. Dalam Kejadian 3:4-5 dikatakan, "Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Pola inilah yang dipakainya untuk menjalankan misinya di dunia ini dengan berbagai bentuk yang sangat variatif.

Kalau dalam dunia penginjilan kita mengenal empat prinsip rohani, empat pokok Injil, empat hukum rohani, dan sebagainya,461 maka Iblis pun tidak kalah dalam menggunakan evangelistic strategy untuk memenangkan dunia ini.

Strategi Iblis adalah mengacaukan kebenaran Firman Allah. Pola strategi yang diterapkan Iblis itu adalah penyerangan terhadap konsep kebenaran. Berikut ini, kita akan melihat bagaimana kekacauan konsep yang dibuatnya, dan ini merupakan kesulitan dalam pemberitaan Injil.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA