Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 1 Tahun 1994 >  TAKTIK IBLIS DALAM MENJATUHKAN MANUSIA (KEJADIAN 3:1-7) > 
II. DALAM KONDISI MANUSIA YANG BAGAIMANAKAH SI ULAR MENJATUHKANNYA 

Alkitab menyaksikan Allah menciptakan manusia dalam kondisi yang "sungguh amat baik" (Kej 1:31). Kondisi ini bukan hanya menunjukkan situasi di mana Allah menempatkan mereka yaitu di suatu taman yang indah dengan segala kenyamanannya (Kej 2:9-14). Allah juga "menumbuhkan" berbagai pohon yang menarik dan baik untuk dimakan buahnya. Mereka juga diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk menikmati semuanya itu, walaupun tetap dalam batas-batas yang Allah tentukan (Kej 2:17). Allah juga telah memberikan seorang "penolong yang sepadan dengan dia" (Kej 2:20). Mereka berdua juga mengalami hidup persekutuan yang indah (Kej 2:23). Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi manusia pada waktu dijatuhkan oleh Iblis justru dalam keadaan yang sangat prima. Tetapi justru keadaan yang seperti ini yang tampaknya aman dan menyenangkan kerap kali menjadi saat-saat yang membahayakan dalam hidup manusia. Kita tidak mengetahui mengapa saat itu Hawa bisa berada seorang diri tanpa Adam di sisinya. Kita tidak dapat menafsirkan bahwa hubungan mereka berdua sedang mengalami masalah sehingga Hawa berada dalam keadaan terpisah dengan Adam. Yang jelas kondisi ini menunjukkan bahwa saat itu Hawa dalam keadaan tanpa pendamping, tanpa penolong, tanpa penopang. Hawa sendirian tanpa Adam yang menasihati dan memperingatkan dia.386

Milton's idea that Eve decided to be independent and had with raven herself out of Adam's sight.387

Di sinilah kita melihat bahwa Iblis mengetahui dengan pasti saat yang tepat untuk menjatuhkan manusia. Sedikit saja manusia lengah Iblis akan memanfaatkan kesempatan itu (bandingkan dengan 1Ptr 5:8).

Yang kedua, kita melihat ular itu dengan sengaja tidak menjumpai Adam tetapi justru menjumpai Hawa. Bagaimanapun juga harus diakui bahwa perempuan itu tidak seteguh laki-laki. Bagi Iblis pasti akan lebih mudah menjatuhkan Hawa daripada menjatuhkan Adam (1Ptr 3:7). Titik rawan ini bukan hanya menyangkut kondisi Hawa sebagai seorang wanita yang lebih lemah dari Adam, akan tetapi juga menyangkut lemahnya tanggung jawab Hawa terhadap perintah Allah. Hawa tidak langsung mendapat perintah yang bersifat larangan dari Allah tetapi dengan perantaraan Adam, karena perintah itu diberikan sebelum Hawa dijadikan (Kej 2:16-17). Jadi kekuatan perintah itu tidak seberapa dirasakan Hawa dibandingkan Adam. Menurut Berkhof Iblis datang pada Hawa mungkin karena ia bukan head of the covenant dan karenanya ia tidak mempunyai rasa tanggung jawab sebesar Adam, ia tidak menerima perintah Allah secara langsung tetapi tidak langsung maka ia menjadi lebih rentan terhadap semua argumentasi Iblis.388 Sehingga dapat disimpulkan bahwa Iblis bukan hanya mengetahui kondisi manusia yang paling rentan secara sosial tetapi ia juga mengetahui kondisi rentan manusia yang menyangkut rasa tanggung jawab. Melalui kondisi yang semacam ini kerap kali ia masuk untuk mencobai manusia.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA