Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 2 Tahun 1993 >  PENGGEMBALAAN DAN ISU GLOBALISASI > 
MENGENAL DUNIA DAN MASYARAKAT KITA 

Di antara begitu banyak ayat yang harus kita perhatikan dalam masalah penggembalaan, barangkali kita perlu memperhatikan ayat-ayat di bawah ini:

"Dengarkanlah, hai orang-orang tuli
pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta!
Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku,
dan yang tuli seperti utusan yang
Kusuruh?
Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku
dan yang tuli seperti hamba TUHAN?
Engkau melihat banyak,tetapi tidak
memperhatikan
engkau memasang telinga, tetapi
tidak mendengar...
Siapakah diantara kamu yang memasang
telinga kepada hal ini,
yang mau memperhatikan dan mendengarkannya
untuk masa yang kemudian?"

(Yes 42:18-20,23).

Kita tahu bahwa kutipan di atas merupakan sebagian dari tema besar Hamba TUHAN. Dari konteksnya, hamba TUHAN yang dimaksud, sangatlah jelas: bangsa Israel (Yes 41:8,9). Mereka telah menerima berbagai anugerah secara berkelimpahan: dibebaskan dari belenggu perhambaan Mesir, menerima hukum Allah dari Sinai, menaklukkan Tanah Kanaan dan lain sebagainya. Walaupun mereka telah mengalami dan membuktikan kebaikan dan pemeliharaan Tuhan, namun berkali-kali mereka masih juga menjadi bangsa yang keras kepala dan tegar tengkuk.

Dikhawatirkan bahwa gereja Tuhan juga seringkali melakukan dosa dan kesalahan yang sama. Gereja bisa melupakan tugas panggilan Tuhan gereja yang telah diserahkan dan dipercayakan kepadanya.

Dalam ayat-ayat di atas memang sungguh ironis. Betapa tidak? Marilah kita simak ayat-ayat di bawah ini:

"Aku ini, TUHAN telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, ... Aku telah membentuk engkau ... menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta,..." (Yes 42:6,7).

Ternyata yang harus menjadi terang dan harus mencelikkan kebutaan orang-orang lain justru dirinya sendiri buta dan tuli!

Tuhan Yesus berkata dengan keras terhadap orang-orang yang seharusnya menjadi pemimpin dan pembimbing - para tokoh spiritual - yang seharusnya menjadi mata dan telinga bagi orang kebanyakan:

"Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukanlah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?" (Luk 6:39; bdk. Mat 15:14).

Dalam menyongsong era globalisasi, apakah kita dapat mengantisipasi berbagai masalah yang sedang terjadi dan pasta akan terjadi dengan begitu cepat sehingga akan menggoncangkan bahkan mengubah sistem nilai dan tatanan yang selama ini kita terima dan berlakukan nyaris tanpa banyak tanya secara kritis?

Dalam suasana demokratisasi yang kian melonggar; dalam mengikuti trend semangat gerakan Hak Asasi Manusia yang kian terbuka, ditunjang oleh peralatan informatika elektronika yang kian canggih dalam era globalisasi pasti akan makin besar dan deras arus informasi yang melanda keluarga dan masyarakat kita.

Dalam ruangan yang relatif tertutup, maka suasana kamar menjadi pengap. Apabila pintu dan jendela kita buka lebar-lebar, maka ruangan yang pengap dan remang-remang tadi menjadi lebih terang dan segar karena udara luar yang masuk! Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa bersama dengan udara segar dari luar yang memasuki ruang tadi juga masuk pula lalat dan serangga yang menambah polusi! Demikianlah yang pasti terjadi dalam era globalisasi kita.

Kalau kita tidak dapat mengenal zaman kita dengan berbagai macam tanda perubahan dan gejolaknya yang begitu membingungkan, bagaimana pula kita akan mampu menilainya? Dan kalau kita sendiri menjadi ikut bingung, atau meminjam bahasa Yesaya ataupun Lukas, menjadi "beta dan tuli", bagaimana mungkin kita dapat dimampukan untuk menjadi berkat bagi sesama kita? (bdk. Luk 6:39 dengan Luk 12:54-56).



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA