Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 7 No. 1 Tahun 1992 >  HUBUNGAN ANTARA KELAHIRAN MELALUI ANAK DARA DENGAN AJARAN TENTANG INKARNASI DAN KETIDAKBERDOSAAN KRISTUS > 
HUBUNGAN ANTARA KELAHIRAN MELALUI ANAK DARA DENGAN INKARNASI KRISTUS 

Dalam perjalanan sejarah Iman Kristen, Inkarnasi Kristus215 memang berhubungan erat dengan Kelahiran melalui anak dara. Hubungannya sedemikian erat, dan tak dapat dipisahkan, sehingga kalau Kelahiran melalui anak dara ditolak, Inkarnasi nampaknya akan dipertanyakan. Alasannya, Kelahiran melalui anak dara memang menambah intensitas keunikan peristiwa Inkarnasi. Maksudnya, Kelahiran melalui anak dara sendiri merupakan peristiwa yang unik di jagad raya ini. Sedangkan keunikan Inkarnasi Kristus terletak pada hal penyatuan antara natur Ilahi 100% dan natur manusia 100%. Maka alangkah serasi bila Kelahiran melalui anak dara sebagai cara yang unik dipadukan dengan Inkarnasi yang unik itu. Penilaian ini pernah dilontarkan oleh F.F. Bruce

The more we appreciate the uniqueness of the incarnation, the more way we recognize how fitting - indeed how inevitable - it is that the means by which it was brought about should also be unique.216

Sekalipun Kelahiran melalui anak dara mempunyai peranan khusus dalam Inkarnasi Kristus, kita tetap membatasi sampai sejauh mana peranannya, sebagaimana diingatkan oleh R. G. Gromacki dan D. Guthrie:

... is not that God was limited to the Virgin Birth to actuate the incarnation.217

It cannot be said that the incarnation demands the virgin birth, for God could have accomplished it in another way.218

Karena jelas Inkarnasi Kristus tidak harus dipaksakan hanya melalui cara yang satu-satunya. Kita tidak boleh membatasi kemahakuasaan Allah. Allah bisa memakai cara apa saja yang Ia sendiri mau pakai. Jadi Kelahiran melalui anak dara adalah cara yang ditetapkan berdasarkan kedaulatan Allah sejak kekekalan untuk melaksanakan Inkarnasi Kristus. Sebab Allah mengetahui bahwa itulah cara atau sarana yang tepat. Ketepatannya dikomentari oleh Guthrie, Gromacki dan C. F. H. Henry sebagai berikut:

the virgin birth of Jesus is entirely appropriate to the nature of one became flesh although he was equal with God.219

It had to be through the virgin conception to account for the many complex purposes associated with the incarnation.220

The virgin birth might well be described as an essential, historical indication of the Incarnation, bearing not only an analogy to the divine and human natures of the Incarnation, but also bringing out the nature, purpose, and bearing of this work of God to salvation!221

Kelahiran melalui anak dara mendemonstrasikan penggenapan rencana keselamatan yang Allah telah tetapkan sejak kekekalan. Mulai dari Kejadian 3:15, cara ini sudah di prediksi, yaitu dengan keterangan "keturunannya" (Ing. her seed). Kemudian Keturunan ini ditentukan harus berasal dari keluarga Daud. Lalu memang nubuat itu digenapi dengan terpakainya Maria sebagai alat Tuhan, sebab Maria adalah seorang perempuan keturunan Daud.

Satu kebenaran yang langsung dapat di kaji dari Inkarnasi Kristus lewat sarana kelahiran melalui anak dara ini adalah pra eksistensi Kristus. Sebelum keberadaan Yesus dalam dunia yang dibatasi oleh waktu, Yesus ada (bdk. Yoh 8:58; dalam NIV: "Before Abraham was, I am"). Artinya, keberadaan dalam kekekalan. Namun The eternal Son of God ini mengambil rupa manusia yang dibatasi ruang dan waktu. Inilah fakta Inkarnasi yang mengagumkan bagi kita. Lalu, kita dibuat lebih kagum lagi dengan fakta bahwa Ia lahir dari rahim seorang anak dara. Sebab fakta itu merupakan satu event yang luar biasa di dalam batas ruang dan waktu itu sendiri. Keluarbiasaan tersebut dapat mengimbangi keluarbiasaan kekekalan bila dibandingkan dengan waktu (the eternity beyond time). Maka ketika kita mengingat Kelahiran melalui anak dara, kita mengingat jenjang kekekalan yang keluarbiasaannya sudah diimbangi oleh Kelahiran melalui anak dara; kita mengingat sesuatu yang di dalamnya Kristus berada sebelum lahir ke dunia (the eternity in which Christ pre-exists). Perimbangan ini pernah dipikirkan oleh Bruce Milne dengan istilah "konsisten":

The virgin conception is consistent with our Lord's pre-existence. In our case the act of conception is the coming into existence of a new person; in his case the eternal word pre-existed conception.222



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA