Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 7 No. 1 Tahun 1992 >  DWI SIFAT DASAR KEILAHIAN DAN KEINSANIAN KRISTUS > 
PERANGKUMAN 

Bersama-sama telah kita telaah apa yang dinyatakan dan diajarkan dalam Alkitab mengenai dwi sifat dasar Kristus, baik masing-masing ditinjau secara tersendiri maupun secara terpadu. Kini sampailah pada bagian untuk merangkumkan kembali butir-butir pemahaman mengenainya.

Pertama, penekanan terhadap ajaran kebenaran yang asasi mengenai dwi sifat dasar Kristus yang telah diwahyukan dalam Alkitab, terutama bukanlah dimaksudkan untuk mengungkapkan misteri agung menyangkut hubungan khusus antara sifat dasar ilahi dan insaniNya, melainkan apa yang dipaparkan lebih dititikberatkan pada identitas pribadi Tuhan Yesus, Sang Juruselamat dalam kaitan dengan rencana keselamatan untuk menebus manusia berdosa.

Kedua, kesaksian bahwa Kristus adalah Allah sendiri yang telah berinkarnasi ke dalam kosmos ciptaan-Nya sudahlah jelas. Demikianlah Anak Allah dalam wujud dan rupa sebagai manusia turut merasakan limitasi lingkup ruang dan waktu, kendatipun pada saat yang sama Dia tetap adalah Allah yang tak terbatas dan belum atau tidak akan pernah berubah, lengkap dengan segenap eksistensi dan atribut karakter-Nya yang mulia dan sempurna, tiada bandingan dan tandingan.

Ketiga, apa yang pernah dicetuskan dalam Konsili Chalcedon (451 M.) masih bergaung kuat dalam keyakinan umat Kristen. Walaupun kredo-kredo pengakuan yang dihasilkan bukanlah sumber otoritas final bagi kepercayaan iman Kristiani, namun apa yang telah diwariskan oleh bapa-bapa gereja terdahulu bukanlah sesuatu yang tiada bermakna dan berguna. Signifikansinya masih harus diakui serta dipertimbangkan sebagai standar ortodoksi Kristologis sampai dewasa ini.

Keempat, dogma Kristologis yang mencakup seluk-beluk hal dwi sifat dasar Kristus sudah dirumuskan dan dibakukan setelah melewati berbagai lika-liku perdebatan yang sengit, pergumulan dan penyaringan yang ketat. Hal ini perlu dialami oleh Gereja dalam perjalanan historisnya guna menangkal semua bahaya-bahaya heresis yang dapat merusakkan iman Kristiani yang paling murni. Jadi, selain aspek penalaran akali dan penghayatan imani yang keduanya harus diberi perhatian khusus, umat Kristen masih tidak boleh melupakan kemungkinan munculnya modifikasi ajaran-ajaran yang menyimpang dan menyesatkan pada sepanjang zaman.

Kelima, pada akhirnya kita tetap harus mengakui bahwa Kristus adalah satu Pribadi yang esa, Person kedua dari Allah Tritunggal yang mempunyai sifat dasar berganda - yang satu ilahi dan yang lain insani - yang keduanya terpadu sedemikian unik, khas, kompleks, dan tak terpahami secara tuntas. Salah satu ciri menonjol dari dwi sifat dasar dari Tuhan kita adalah bahwa manakala keilahian-Nya disebutkan, maka keinsanianNya senantiasa membayangi; dan demikian pula sebaliknya, manakala keinsanianNya dinyatakan, maka keilahian-Nya sekaligus menaungi.

Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita:

Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan (1Tim 3:16).



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA