Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 6 No. 1 Tahun 1991 >  GERAKAN ZAMAN BARU (NEW AGE MOVEMENT) > 
INNER HEALING DAN VISUALISASI 

Di kalangan Kekristenan tertentu dewasa ini dipopulerkan ajaran inner healing (penyembuhan batin) yang merupakan perpaduan (sinkretisme) Kekristenan dengan pengajaran gerakan zaman baru. Dalam inner healing ada asumsi bahwa penebusan Yesus masih belum melepaskan kita secara total, sebab kita masih mewarisi sisa dosadosa atau luka batin dan pikiran khususnya yang masih merupakan trauma masa kecil atau gangguan roh. Hal-hal tersebut harus dibersihkan seluruhnya dari diri umat, dan hanya dapat dilepaskan melalui pelayanan pelepasan (deliverance) baik berupa penyembuhan batin (inner healing) maupun penyembuhan ingatan (the healing of the memory).

Dalam ajaran ini kita melihat adanya pengaruh pandangan psikoanalisis Freud dan Jung yang memandang bahwa hidup manusia ditentukan oleh mekanisme interaksi badan jiwa pengalaman sejak masa kecil. Ini berbeda dengan psikoterapi di mens trauma merupakan tekanan-tekanan masa kecil yang tertanam di bawah sadar dan harus di adaptasi oleh pasien. Di dalam inner healing hal itu dikaitkan dengan campur tangan roh jahat, karena itu seseorang harus menerima pelayanan pelepasan. Dalam inner healing seseorang membayangkan masa lalu dan meminta Yesus untuk memperbaiki luka-luka batin yang terjadi pada masa lalu. Kadang-kadang Luka, batin itu harus dicari jejaknya sejak masa kecil, di dalam kandungan, atau bahkan dalam kehidupan sebelumnya. Di sini kita melihat adanya jejak jejak reinkarnasi Hinduisme yang bercampur baur dengan psikoterapi/psikoanalisis, dan juga Kekristenan. Betapa kaburnya pencampuran ajaran sinkretisme demikian.

Agnes Sanford, seorang Amerika, adalah orang yang pertama kali memasukkan ajaran inner healing dan visualisasi ke dalam gereja Kristen. Sanford adalah penganut ajaran Carl Jung, khususnya yang menyangkut active imagination (membayangkan secara aktif), di mana dianggap bahwa melalui latihan imaginasi/visualisasi dan penyembuhan ingatan, seseorang dapat masuk ke dalam realita "roh" atau "dunia dalam". Dunia dalam ini bagi Jung adalah dunia misteri spiritisme berdasarkan konsep Zen-Buddhisme, tetapi oleh Sanford dikaitkan dengan ajaran Kristen.

Kesamaan dengan pandangan Christian Science (yang menganggap bahwa penyakit adalah hasil pikiran yang bisa dihilangkan dengan kekuatan pikiran, mind cure, atau kekuatan jiwa, mental cure), adalah bahwa dalam ajaran kesembuhan ilahi dan inner healing, penyakit itu sering hanya dianggap sebagai realitas roh Baja yang bisa dilepaskan melalui pelepasan (deliverance), penyembuhan batin (inner healing) atau penyembuhan ingatan (memory healing), maupun dengan cara visualisasi. Luka-luka batin karena trauma masa kecil yang kita ingat dapat dihapus melalui pelepasan penyembuhan ingatan (healing of the memories).

Seorang penginjil inner healing mengatakan bahwa ibarat pita kaset yang dimasukkan dalam 'eraser' (penghapus magnetis), demikian juga dosa-dosa dan luka-luka batin dapat terhapus sempurna melalui teknik inner healing ini. Pandangan demikian tentu cukup serius untuk ditanggapi dalam terang Alkitab, sebab pandangan demikian merendahkan arti penebusan Kristus di atas kayu salib, dan menambahnya dengan cara-cara manusia yang dianggap sama pentingnya dengan salib itu.

Di samping merupakan salah satu metode yang dipopulerkan dalam Inner Healing dan Zaman Baru (New Age), teknik visualisasi juga merupakan ajaran yang dipopulerkan oleh Norman Vincent Peale, Robert Schuller, Jonggi Cho, dan Kenneth Hagin (Positive Confession). Visualisasi bagi Peale adalah langkah lanjutan dari Positive Thinking, dan visualisasi merupakan praktek iman dan Dimensi Keempatnya Cho. Jonggi Cho sendiri dalam bukunya Dimensi Keempat mengajarkan bahwa doa dengan membayangkan (visualisasi/imajinasi) dapat menghasilkan mujizat berupa kenyataan, seperti untuk tujuan mencari jodoh atau meminta sepeda, meja atau kursi, maupun segala sesuatu. Dalam bukunya Dimensi Keempat, Jonggi Cho mengemukAkan bahwa:

Kita harus melihat objek doa kita dengan jelas secara visual sehingga kita dapat merasakannya dengan emosi kita. Bila kita tidak melakukan "hukum iman" ini, kita mustahil akan menerima jawaban akan apa yang kita minta.

Dari ucapan di atas kita melihat bahwa "Doa Iman" bagi Cho khasiatnya terletak kepada kekuatan iman/batin yang ada dalam diri manusia yang berdoa. Hal ini mirip sekali dengan praktek magi dalam kepercayaan perdukunan. Sebab apa bedanya dengan yang disebut Iman dengan yang disebut Mana dalam praktek magi bila dianggap mempunyai kekuatan dalam dirinya sendiri?

Pengalaman Petrus di Samaria berhadapan dengan Simon si Sihir juga menunjukkan kenyataan serupa, betapa mujizat-mujizat yang mirip menjadikan pandangan populer sulit untuk membedakan antara produk kuasa besar yang dihasilkan Simon dengan produk kuasa Allah yang ditunjukkan oleh Petrus.

Barbara Stabiner, pemuka gerakan zaman baru dan seorang clairvoyant (mempunyai kemampuan melihat hal-hal yang akan datang), dalam bukunya berjudul The Unseen World (h. 52), mengajarkan teknik visualisasi yang sama, misalnya untuk mencari tempat parkir, ia mengatakan bahwa:

Bila kita mengendarai mobil mencari tempat parkir, kita harus memvisualisasikan tempat parkir yang bagaimana yang kita kehendaki, maka kita akan memperolehnya!

Mungkin ada kasus di mana visualisasi demikian bisa terjadi, sebab melalui perdukunan kita melihat kenyataan bahwa para dukun/shaman memang dalam kasus-kasus tertentu berhasil meminta bantuan roh-roh kegelapan untuk mencapai tujuan yang diminta melalui visualisasi (bandingkan cara dukun di Endor yang didatangi Saul dalam Kitab I Samuel 28 yang juga menggunakan visualisasi). Tetapi, ini jelas adalah suatu kepercayaan yang tidak Alkitabiah lebih-lebih kalau itu dijadikan metode iman Kristen.

Dari firman Tuhan kita melihat sendiri bahwa ajaran visualisasi bukan saja tidak berlandaskan pada Alkitab, tetapi bahkan bertentangan dengan berita Alkitab sendiri. Ajaran-ajaran para penginjil yang mengajarkan visualisasi meletakkan jawab doa kepada kemampuan visualisasi itu sendiri, sedang doa yang benar adalah doa yang menyerahkan segala sesuatu permintaan kita kepada Tuhan yang tidak kita lihat!



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA