Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 1 No. 1 Tahun 1986 >  OIKUMENE DAN PEMAHAMANNYA MENURUT ALKITAB > 
2. AWAL MULANYA OIKUMENE 

Seperti halnya dengan kekristenan di Indonesia yang merupakan "barang impor" dari Eropa, demikian juga dengan Oikumene. Oikumene merupakan warisan dari gereja-gereja di Eropa yang kemudian mendarat di bumi Indonesia. Namun kapan gerakan Oikumene itu dimulai?

Para ahli sejarah gereja cenderung memilih konperensi Pekabaran Injil Sedunia di Edinburgh 1910, sebagai titik mula lahirnya gerakan Oikumene Internasional. Walaupun sebenarnya Gerakan Oikumene sudah dirintis pada zaman Reformasi bahkan sebelumnya, di mana gereja-gereja di Eropa mulai mengadakan pendekatan untuk mewujudkan kesatuannya.10 Tetapi jika diselidiki lebih jauh, sebenarnya sebelum konperensi Edinburgh 1910, pergerakan Oikumene baru dirintis oleh beberapa negara dan belum dalam kategori Internasional. Nanti pada konperensi Edinburgh baru dapat dikatakan Internasional, karena terdiri dari berbagai negara di dunia dan diikuti oleh 1200 delegasi dari 159 Badan Misi. Salah satu yang berhasil disimpulkan dalam konperensi itu yakni mengenai kerja sama dan pemupukan keesaan. Hal ini juga membawa gereja yang muda untuk memikirkan ke arah gereja yang dewasa.11 Hal-hal ini penting bagi gerakan keesaan gereja di kemudian hari, khususnya untuk gereja-gereja di Indonesia yang masih muda.

Pada tanggal 22 Agustus 1948 diadakan pembentukan DGD di Amsterdam, yang merupakan penggabungan dari Gerakan Life and Work dan Gerakan Faith and Order. Dewan ini mengadakan sidang raya I yang dihadiri oleh 351 utusan dari 147 gereja dan di dalamnya termasuk perutusan dari Indonesia.

DGD (Dewan gereja-gereja sedunia) yang merupakan hasil dari Gerakan Oikumene, memberikan suatu perkembangan yang baru bagi Gerakan Oikumene. Sebagai realisasi di Indonesia, pada tanggal 6-13 Nopember 1949 diadakan konperensi persiapan pembentukan DGI di Jakarta; dan akhirnya pada tanggal 25 Mei 1950 terbentuklah DGI11 (setelah SR X th. 1984 di Ambon, berubah nama menjadi PGI), yang juga merupakan hasil dari gerakan Oikumene. Dan selanjutnya PGI menjadi motivator utama bagi gerakan Oikumene di Indonesia.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA