Siapa yang tidak tertarik oleh ajaran atau janji janji seperti ini? Siapa yang tidak mau naik mobil Lincoln Continental atau Baby Benz, makan enak tidur enak dan segalanya enak? Bukan kah Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah akan memberkati kita sebagai umatNya. Kita hari ini boleh dengan iman meminta dan mengklaim berkat-berkat itu, maka kita pasti akan memperoleh nya. Kalau kita tidak memperoleh, berarti kita kurang beriman. Namun bagi kami, seandainya semua orang Kristen hidup mewah dengan segalanya serba enak, bukankah orang lain tidak kebagian dan menjadi hidup melarat dengan segalanya serba minim? Jangan lupa bahwa dengan sumber alam dan rezeki dunia yang terbatas, rasanya "unchristian" kalau kita borong semua dan kita nikmati sendiri. Bukankah orang lain tidak kebagian? Padahal Yesus berkata: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Markus 12:31). Rasul Yohanes mengatakan: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (I Yohanes 3:16-17). Kita beruntung kalau hari ini kita tidak sampai perlu "korban nyawa" (ayat 16). Tapi bukankah kita patut belajar untuk "korban harta" bagi orang-orang yang membutuhkan? (ayat 17). Kalau pemerintah-pemerintah dunia hari ini tahu bagaimana menganjurkan dan menjalankan KB agar jumlah penduduk dunia tidak terlampau banyak (supaya berkat dan rezeki alam yang terbatas ini tidak cepat habis), rasanya tidaklah sesuai dengan Hukum Kasih kalau kita mengatakan: "Serve God and get rich", atau kita bicara tentang: "How to get more in a have not world". Yesus berkata: "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.... Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu" (Lukas 14:27,33). Demikianlah di antaranya yang dapat kita baca dengan jelas dalam Alkitab Perjanjian Baru mengenai ajaran Tuhan kita Yesus Kristus.
Memang benar bahwa di dalam Alkitab terdapat banyak ayat-ayat yang menjanjikan berkat Tuhan kepada umatNya, tetapi itupun bukan tanpa syarat. Kalau kita membaca dengan teliti dalam konteks yang benar kita akan berjumpa dengan syarat-syarat itu. Misalnya, Imamat 26:3-4 berbicara tentang berkat, tetapi sebelumnya dikatakan: "Janganlah kamu membuat berhala bagimu.... Jikalau kamu hidup menuruti ketetapanKu..." (ayat 1,3). Demikian juga di dalam Ulangan 20: "Jikalau engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya ... segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu..." (ayat 1,2). Berkat? Benar! Tetapi bukannya tanpa syarat. Bukan pula
"Namet it and Claim it" atau "You can have what you say"!