Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 5 No. 1 Tahun 1990 >  TINJAUAN BUKU > 
DANIEL LUCAS LUKITO 

John N. Oswalt, The Book of Isaiah: Chapters 1-39. NICOT. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1986. xiii + 746 hal.

Meskipun buku tafsiran Yesaya ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan hanya mencakup Yesaya 1-39, buku karya Oswalt ini penting sekali untuk disimak karena buku ini menegaskan kembali bahwa kitab Yesaya itu satu, yaitu ditulis oleh satu orang yang bernama Yesaya dari Yerusalem (abad ke 7 seb.M.). Selain itu buku ini juga tidak terlalu sulit dimengerti oleh orang awam sekalipun karena Oswalt menuliskannya sedemikian rupa seperti halnya sebuah komentar devotional namun yang tetap dapat dipertanggungjawabkan kemahiran pengarang menggunakan bahan-bahan perdebatan yang kontemporer, serta gaya bahasa yang hidup ditambah dengan penggalian bahasa asli yang tidak diragukan lagi ketepatannya.

Tafsiran ini dimulai dengan introduksi yang panjang, yakni yang bersangkutan dengan: judul, latar belakang historis, kesatuan buku Yesaya, tanggal dan pengarangnya, situasi atau konteks kitab tersebut, kanonisitas, teks Ibrani, teologi, problema penafsiran, dan analisa tentang kitab itu. Ini disusul dengan bagian teks dan komentarnya yang mengikuti garis besar yang sudah dibuat oleh Oswalt sendiri. Tiap bagian tersebut dimulainya dengan terjemahannya sendiri dari teks Ibrani.

Menurut Oswalt, Yesaya yang berasal dari Yerusalem menyusun dan mengedit sendiri keseluruhan 66 pasal kitab tersebut. Hal ini tentu saja berlawanan dengan kebanyakan kesimpulan sarjana liberal yang membagi kitab Yesaya menjadi dua atau tiga bagian (sehingga ada istilah Deutero-Yesaya dan Trito-Yesaya). Bagi Oswalt kitab tersebut sendiri memiliki struktur pemikiran yang koheren sehingga kepengarangan tunggal merupakan argumen yang lebih kuat (h. 21, 35). Oswalt juga membuktikan bahwa kesimpulan yang selalu menjadikan perbedaan gaya bahasa antara fatal 1-39 dan Yesaya 40-66 sebagai indikasi kepengarangan yang ganda merupakan kesimpulan yang subyektif dan tidak tepat, karena antara lain disebutkan juga bahwa gaya bahasa seorang pengarang dapat saja berubah dengan berjalannya waktu dan perkembangan bahasa seseorang.

Beberapa bagian yang menarik dari tafsiran Oswalt adalah misalnya yang berkenaan dengan perdebatan Yes 7:14, yaitu soal apakah 'almah berarti "perawan" atau "wanita muda". Perdebatan yang digariskan oleh Oswalt menarik untuk diikuti sebab ini menyangkut masalah kebenaran tentang kelahiran Kristus melalui seorang perawan, Juga mengenai teks-teks mesianis, Oswalt menyimpulkan bahwa Yes 9:1-6 merupakan nubuat ke depan yang berkenaan dengan keilahian Kristus.

Tafsiran ini jelas sangat berguna sebab Oswalt menyertakan bagian yang sangat berguna bagi orang yang melayani pekerjaan Tuhan, yaitu bagian aplikasi. Misalnya, Yes 13:7-8 merupakan contoh aplikasi yang menarik (h. 305). Selain itu metode eksegese Oswalt juga sangat baik. Hanya saja, kadang-kadang ia beralih terlalu cepat ke bagian aplikasi tanpa mengembangkan bagian tertentu secara lebih mendalam. Misalnya, Yes 2:4 dan Yes 5:8-17 merupakan bagian yang bisa dikembangkan lebih baik.

Sekalipun demikian tafsiran ini layak dimiliki serta dapat dijadikan pegangan untuk memperkaya pengenalan kita akan firman Tuhan. Pendeta dan hamba Tuhan yang rindu menggali kitab Yesaya secara mendalam patut melengkapi perpustakaannya dengan tafsiran ini, oleh karena banyak informasi yang berguna serta refleksi yang mendalam terkandung di dalamnya.

Daniel Lucas Lukito



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA