Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 5 No. 1 Tahun 1990 >  EKSPOSISI DANIEL 9 > 
PEMAKAIAN DAN MAKNA ANGKA 7 DAN 70 DALAM ALKITAB 

(1) Dalam Alkitab angka 7 dan "tujuh kali" sering dipakai seperti di atas, yaitu dengan arti "sesuatu yang lengkap" atau "keseluruhan", bahkan pada waktu jumlah sebenarnya berbeda. Lihat misalnya Ams 6:31; 26:16; 26:25; Ul. 7:1 ; dan 3 = 19 (jelas dari Kej 15:19-21 bahwa jumlah sebenarnya adalah 10).

(2) Angka 7 dan 70 dipakai dengan arti itu dalam Perjanjian Baru juga. Misalnya, Mat 18:22, dan berkali-kali dalam kitab Wahyu.

(3) Angka 7, "tujuh kali" dan "tujuh puluh tahun" sering dipakai berhubungan dengan hukuman. Lihat misalnya, Kej 4:15, 24; Im 26:18, 21, 24, 28; Mzm 79:12; Yes 23:15, 17. Dalam semua pemakaian tersebut artinya tidak hurufiah.

Maka pemakaian dan makna angka 7 dan 70 dalam Alkitab juga mendukung pengertian simbolis untuk angka-angka dalam Daniel 9:24-27.

Selain itu, bila dipakai berhubungan dengan waktu, jumlah 7 dan tujuh kali tujuh mempunyai konotasi khusus dalam Alkitab, konotasi yang berhubungan erat dengan perjanjian (covenant) Tuhan dengan umatNya. Konotasi itu adalah konotasi sabat. Tuhan menentukan agar umatNya merayakan hari sabat setiap minggu, yakni setiap hari ke-7, sabat untuk tanah setiap tahun ke-7, dan sabat Tahun Yobel setiap 7 kali 7 tahun, yakni pada tahun ke-50. Merayakan sabat, fungsi dan maknanya, berkat dan kutuk yang didatangkannya, semua ditetapkan oleh Tuhan sendiri. Dan sabat-sabat itu harus dirayakan terus-menerus. (Lihat Kej 2:2; Kel 20:8-11; 31:12-17; 34:21; 35:2,3; Im 23:3; Bil 15:32-36; Yes 56:4,6; Yer 17:21-27; Yeh 20:12,20; Kel 23:10-12; Im 25:1-7, 8-55; Ul 15:1-18; Yer 34:8-9,12-14; Yeh 46:17; Yes 61:1-2; 49:8-9.)

Beberapa prinsip atau makna sabat yang dapat menolong kita mengerti Dan 9:24-27 ialah sebagai berikut:

(1) Sabat menyatakan bahwa suatu fase dalam maksud dan pekerjaan Tuhan sudah selesai (Kej 2:2; Ul 5:12-15)

(2) Sabat menyatakan akan dimulai suatu fase baru dalam maksud dan pekerjaan Tuhan (minggu baru, masa enam tahun yang baru, hidup baru setelah dibebaskan atau ditebus dari Mesir).

(3) Sabat mengingatkan akan pekerjaan Tuhan yang menciptakan dan memberi hidup kepada umatNya, juga menyelamatkan dan membebaskan mereka (Ul 5:12-15).

(4) Tahun Sabat dan Tahun Yobel disebut juga sebagai tahun pembebasan dan tahun penebusan.

(5) Pada tahun itu, umat Tuhan kembali kepada kaum keluarga dan tanah mereka dikembalikan kepada pemilik aslinya. Hal-hal tersebut menyatakan pelepasan, penebusan dan suatu permulaan baru.

Dalam II Taw 36:21 masa 70 tahun orang-orang Yehuda tertawan di Babel disebut sebagai masa tanah itu "menjalani sabat" dan "akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya." Hal yang persis sama dikatakan dalam Im 26:33-35 mengenai hukuman yang akan dijatuhkan Tuhan atas orang-orang Israel jika mereka tidak taat kepada Tuhan. Maka masa 70 tahun penawanan di Babel dianggap sebagai 70 sabat. Sebab sabat untuk tanah seharusnya dirayakan setiap tahun ke-7, maka 70 sabat dapat juga disebut sebagai 70 "tujuh". Konsep tersebut pasti tidak asing bagi Daniel.

Pengertian kita mengenai ayat 24-27 sangat dipengaruhi, bahkan ditentukan, oleh pengertian kita terhadap bahasa Ibrani ayat 25, khususnya mengenai tanda-tanda baca yang tepat yang dipakai di antara "tujuh kali tujuh" dan "dan enam puluh dua kali tujuh", dan di antara "enam puluh dua kali tujuh" dan "kota itu". Dalam bahasa Ibrani tidak ada perkataan "masa" atau "lamanya". Dalam Alkitab bahasa Indonesia terjemahan lama di antara "tujuh sabat" dan "dan enam puluh dua sabat" tidak ada tanda baca sama sekali, dan setelah "enam puluh dua sabat" dipakai dua titik. Maka pengertiannya berbeda sekali dengan pengertian untuk ayat ini dalam Alkitab bahasa Indonesia terjemahan baru. Tanda baca yang dipakai dalam Alkitab bahasa Inggris NIV (=New International version) dan banyak terjemahan lain adalah sama dengan yang dipakai dalam bahasa Indonesia terjemahan lama itu, hanya dalam NIV dipakai titik setelah "enam puluh dua 'tujuh'".

Dalam bahasa Ibrani tidak dipakai tanda-tanda baca yang sama dengan yang dipakai oleh kita. Bahkan dalam naskah asli tidak dipakai tanda baca sama sekali. Tanda-tanda baca yang dipakai sekarang pada teks Ibrani ditambahkan mulai antara abad ke-7 dan abad ke-10 AD. Jika dilihat hanya kata-kata dalam teks Ibrani, maka terjemahan yang tepat untuk ayat 25 adalah:

"Maka ketahuilah dan pahamilah: dari keluarnya firman agar memulihkan dan membangun Yerusalem sampai (kedatangan) seorang yang diurapi, seorang pemimpin/penguasa (ada) "tujuh" tujuh kali dan "tujuh" enam puluh dua kali. Itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang/jalan dan parit, tetapi dalam waktu kesulitan/penindasan."

Tanda baca dan pembagian kalimat yang berbeda dipakai dalam Alkitab bahasa Indonesia terjemahan baru, kemungkinan besar oleh karena tanda baca 'atnah yang dipakai di bawah kata "tujuh kali" dalam bahasa Ibrani. Tetapi tanda baca itu tidak berfungsi sebagai pemisah dan tidak harus menyatakan adanya suatu "stop" sehingga perlu kita pakai titik atau dua titik di tempat itu. Tanda baca tersebut dipakai dalam setiap ayat perjanjian Lama dan diletakkan pada tempat yang dirasa tepat untuk memudahkan pembacanya agar ayat itu dibacakan dengan jelas. Biasanya tempat itu merupakan tempat jeda. Tetapi sering kali jeda itu singkat sekali sehingga dalam terjemahan bahasa Indonesia dipakai hanya koma atau tidak dipakai tanda baca sama sekali di tempat 'atnah. Misalnya, dalam 9:2 setelah "kumpulan Kitab" dan dalam 9:6 setelah "bapa-bapa kami" tidak dipakai tanda baca padahal dalam bahasa Ibrani dipakai 'atnah; dalam 9:5 setelah "memberontak", 9:20 setelah "Israel", dan 9:24 setelah "kekal" dipakai koma, saja, dan sifat atau fungsi koma itu tidak berbeda dengan sifat koma-koma lain dalam ayat-ayat itu. Maka jelas adanya 'atnah di bawah "tujuh kali" dalam Dan 9:25 tidak berarti bahwa harus dipakai tanda baca apapun di tempat itu.

Perlu kita ingat bahwa fungsi tanda baca dalam bahasa Ibrani ialah untuk menolong orang yang membacakan firman Tuhan supaya ia membacakannya dengan betul dan supaya pendengar-pendengarnya dapat mendengar dan memahaminya dengan tepat. Karena itu, kadang kala 'atnah dipakai di bawah kata pertama dari dua kata yang mirip lafalannya, yaitu supaya pembaca membacakannya dengan tepat dan terang. Rupa-rupanya 'atnah yang dipakai dalam Dan 9:25 ini berfungsi demikian sebab dipakai di bawah kata kedua dari empat kata yang mirip dalam lafalannya, dan di mana kata pertama, kedua dan ketiga berarti "tujuh".

Berdasarkan keterangan tersebut jelas terjemahan di atas lebih dapat diterima dari pada terjemahan yang tertulis dalam Alkitab bahasa Indonesia, terjemahan baru.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA