Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 5 No. 1 Tahun 1990 >  PEMBAGIAN POKOK-POKOK KULIAH BUKIT ZAITUN > 
II. PERISTIWA-PERISTIWA DI ANTARA DUA KEDATANGAN YESUS (MT. 24:4-14) 

Keseluruhan peristiwa yang dipaparkan dalam bagian ini akan lebih mudah kalau kita lihat dalam diagram di bawah ini:

Dalam permulaan ajaranNya ini, Yesus mengemukakan hal-hal yang akan terjadi di antara waktu kedatanganNya yang pertama kali dengan kedatanganNya yang kedua kali. Nasihat pertama yang diberikan Tuhan Yesus sehubungan dengan pertanyaan murid-murid mengenai kehancuran Bait Allah dan kesudahan zaman adalah: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!" (ay. 4). Peringatan Tuhan Yesus ini, sebagai nasihat pastoral bagi murid-murid yang segera akan ditinggalkan secara fisik, tetap berlaku bagi kita sekarang ini. Khususnya, memperingatkan orang Kristen setiap kali ada orang yang berbicara atau menguraikan tentang tanda-tanda kedatangan Yesus lengkap dengan perhitungan bilamana hal itu akan terjadi. Maksud uraian Tuhan Yesus adalah membawa semua peristiwa itu ke dalam perspektif parousia. Ayat 6b merupakan pesan sentral bagi bagian ini: "Namun berawas-awaslah, jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum ke sudahannya."

Penyesatan yang muncul bagi orang percaya bukan berbentuk oposisi terhadap Kekristenan, tapi berupa peniruan realitas. Penyesat-penyesat itu tidak mengklaim bahwa mereka adalah Yesus. Mereka datang dengan memakai nama Yesus76 dan mengaku: "Akulah Mesias." Dengan menganggap diri datang dengan otoritas dan kuasa penuh dari Yesus mereka menganggap diri mereka layak disebut sebagai "mesias". Mereka akan menyesatkan orang dengan mengatakan bahwa waktu berjaga-jaga telah lewat. Testing bagi mereka yang mengaku memberi ajaran dalam nama Yesus adalah apakah kehidupan pribadi mereka benar-benar serupa dengan Kristus atau tidak.

Bertentangan dengan nasihat penyesat, Yesus mengemukakan bahwa deru perang, kelaparan dan gempa bumi yang akan terjadi justru barulah merupakan tanda permulaan kesudahan zaman (Mat 24:6-8). Bila kita bandingkan dengan bagian-bagian lain dari Alkitab, khususnya ayat-ayat apokaliptik, maka sekalipun peristiwa-peristiwa yang terjadi dan yang akan terjadi tetap sama dalam waktu antara tersebut, namun intensitas kejadian itu akan bertambah berat menjelang kesudahan dunia.77

Berbeda dengan bagian paralel dalam Injil Markus (Mk. 13:9-11; bandingkan dengan Mt. 10:17-20) yang melihat penganiayaan murid-murid akan dilakukan oleh orang-orang Yahudi, Matius melihat penganiayaan yang akan terjadi dalam skala yang lebih luas. Murid-murid itu akan dibenci oleh "semua bangsa" (ay. 9). Penganiayaan ini memberi dampak yang besar pada Kekristenan. Pengkhianatan, permusuhan dan nabi palsu akan muncul membuat kedurhakaan merajalela. "Kedurhakaan" dalam ayat 12, dalam bahasa Yunani anomia, secara hurufiah berarti "tidak adanya hukum." Ketimbang menyelamatkan diri dengan cara mengingkari hukum, yang malah akan membuat kasih kebanyakan orang menjadi dingin, Yesus menasehatkan untuk "bertahan" (ay. 13)!

Paralel dengan penganiayaan yang telah mencapai skala internasional, pemberitaan Injilpun tidak lagi terbatas pada orang Yahudi saja, tapi "akan diberitakan ke seluruh dunia" (ay. 14). Penglihatan ini mengantisipasi Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19. Pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini juga menunjukkan bahwa proklamasi Injil merupakan tujuan eskatologis dalam rencana Allah. Masa kini kita melihat bahwa Injil telah diberitakan hampir ke seluruh dunia. Fakta ini mendorong orang untuk berpendapat bahwa kesudahan dunia ini akan segera terjadi. Namun, seperti dikatakan France, ayat 14 ini menekankan bahwa kesudahan dunia tidak akan terjadi sebelum Injil diberitakan ke seluruh dunia, tapi tidak berarti ayat ini mengatakan bilamana hal itu harus terjadi.78



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA