Topik : Inspirasi

4 Mei 2003

Bacaan yang Bermanfaat

Nats : Engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus (2Timotius 3:15)
Bacaan : 2Timotius 3:10-17

Ahli teologi William Barclay bercerita tentang pengalaman sepasukan tentara Inggris selama Perang Dunia I. Saat itu mereka sedang mengadakan gencatan senjata dengan musuh untuk waktu yang lama. Salah seorang di antara mereka adalah seorang ateis. Untuk mengisi waktu luangnya, ia pergi kepada seorang pendeta untuk meminjam buku apa saja untuk dibaca. Namun, satu-satunya buku yang dimiliki pendeta itu adalah Alkitab.

Pada mulanya si ateis menolak Alkitab itu, tetapi kemudian ia mengambilnya juga dan mulai membaca Perjanjian Lama secara acak. Secara kebetulan ia membaca kisah Ester dan sangat terpikat oleh kisah itu, sehingga ia memutuskan untuk membaca seluruh Alkitab. Saat membaca Alkitab, ia pun sadar bahwa apa yang dibacanya itu benar, dan ia pun menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Timotius 3:16 bahwa "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat". Alkitab memberi manusia hikmat yang menuntun kepada "keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus" (ayat 15). Bahkan beberapa bagian yang tampaknya membosankan dan kurang mengandung nilai rohani pun memiliki kuasa untuk mengubah hidup seseorang.

Jika dalam membaca Alkitab kita menemukan bagian yang mulanya tampak tidak menarik, berserahlah kepada Roh Kudus supaya Dia berbicara melalui hati kita dan mengubah hidup kita. Saat membaca Alkitab, ingatlah bahwa seluruh isi Alkitab, dari Kejadian sampai Wahyu, diilhamkan oleh Allah dan bermanfaat (ayat 16) --Vernon Grounds

1 Juni 2003

Saat Firman Kering

Nats : Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:10)
Bacaan : Mazmur 119:105-112

Kita mungkin pernah mengalami sukacita saat membaca dan merenungkan firman Allah seperti yang dikatakan penulis Mazmur 119. Namun, sebagian besar dari kita pun pernah mengalami firman yang kering, yakni saat kita se-pertinya tidak mendapatkan banyak hal dari membaca Alkitab.

Bagaimana kita mengatasi saat-saat seperti itu? Perlukah kita membeli 20 set tafsir Alkitab, mengubur diri dalam setumpuk buku teologi, atau mendaftarkan diri ke sekolah Alkitab atau seminari? Tidak, Anda tak harus melakukan hal-hal seperti itu.

Beberapa tahun yang lalu saya pernah mendengar sebuah kiat tentang enam langkah untuk mendapatkan sesuatu darisemua bagian firman Tuhan. Dengan keenam langkah tersebut, kita dapat menikmati hubungan pribadi dengan Allah dan pesan-Nya saat membaca Alkitab. Bacalah satu bagian dari firman Tuhan, kemudian ajukanlah pertanyaan- pertanyaan berikut pada diri Anda sendiri:

o Bagian mana yang saya sukai?

o Bagian mana yang tidak saya sukai?

o Bagian mana yang tidak saya mengerti?

o Apa yang saya pelajari tentang Allah?

o Apa yang harus saya lakukan?

o Ayat apa yang dapat saya terapkan hari ini?

Cara ini dapat membantu Anda dalam memperbarui apresiasi terhadap Alkitab. Setelah mencobanya, Anda pun akan dapat berkata bahwa firman Allah adalakegirangan hatiku" (Mazmur 119:111) --Dave Branon

3 Juli 2003

Anda Mendengarkan?

Nats : Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar (1Samuel 3:10)
Bacaan : 1Samuel 3:1-10

Kenangan terindah di masa kecil saya adalah saat ibu saya membacakan kisah-kisah Alkitab untuk saya sebelum tidur. Ada banyak kisah yang meninggalkan kesan yang begitu mendalam bagi diri saya, terutama peristiwa dalam hidup Samuel seperti yang digambarkan dalam 1 Samuel 3. Saya masih dapat mendengar ibu saya membacakan tanggapan anak muda ini terhadap panggilan Allah, "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar" (ayat 10).

Seperti halnya Samuel, kita juga harus bersedia untuk mendengarkan suara Tuhan. Kesempatan ini akan kita peroleh jika kita bersedia menyediakan waktu untuk mempelajari dan membaca Alkitab dengan sungguh-sungguh di tengah-tengah kesibukan kita setiap hari. Karena seperti yang Anda ketahui, Roh Allah berkomunikasi dengan kita melalui firman-Nya.

Thomas à Kempis (1379-1471) merangkum hal ini dengan baik ketika ia menulis, "Diberkatilah setiap telinga yang tidak hanya mendengar suara yang terdengar, melainkan mencari kebenaran yang terkandung dalam suatu pengajaran. Diberkatilah mata yang tertutup untuk hal- hal duniawi, tetapi terbuka untuk hal-hal rohani. Diberkatilah mereka yang dengan sukacita memberikan waktunya bagi Allah dan melepaskan diri dari semua penghalang di dunia ini. Pertimbangkanlah hal-hal ini, o jiwaku, dan dengarkanlah Tuhan Allahmu berbicara."

Kapankah terakhir kali Anda meminta Tuhan membuka hati Anda agar dimampukan untuk menerima firman-Nya? Tuhan ingin mendengar Anda berkata, "Berbicaralah, Tuhan, saya mendengarkan" --Richard De Haan

28 September 2003

Penyampai Pesan

Nats : Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2Petrus 1:21)
Bacaan : 2Petrus 1:19-21

Sumbangan dari para penyampai pesan terhadap kemenangan dalam Perang Dunia II sangatlah besar, tetapi hanya sedikit orang yang mengenal mereka. Pada tahun 1942, Angkatan Bersenjata AS merekrut dan melatih 29 pemuda Indian Navajo dan mengirim mereka ke pangkalan yang amat dijaga kerahasiaannya. Orang-orang ini disebut "penyampai pesan". Mereka diminta untuk memikirkan sebuah sandi khusus dalam bahasa asli mereka yang tidak dapat dipecahkan musuh. Mereka berhasil, sandi itu tak pernah dapat dipecahkan. Sandi itu menjaga keamanan pesan dan sangat mempermudah komunikasi di medan perang. Dua puluh tiga tahun setelah perang berakhir, sandi rahasia itu tetap tersimpan aman, untuk berjaga-jaga seandainya dibutuhkan lagi.

Namun tidak demikian dengan Alkitab. Alkitab tidak diberikan dalam bentuk sandi yang mustahil untuk dimengerti. Meskipun terdiri dari banyak perumpamaan, kata kiasan yang detail, dan juga catatan mengenai penglihatan yang luar biasa, Injil ditulis oleh manusia untuk diberikan kepada manusia.

Pesan tentang kasih dan penyelamatan Allah sangatlah jelas dan tidak mungkin salah. Para penulis Alkitab digerakkan Roh Allah untuk mencatat dengan tepat semua yang Dia ingin kita ketahui. Selama berabad-abad manusia telah dibebaskan dari dosa dan rasa bersalah mereka karena mempercayai pesan-Nya. Kita semua berutang besar kepada para penyampai pesan ini.

Kita bahkan berutang lebih besar lagi kepada para penulis Kitab Suci, yang menerima firman Allah dan menuliskannya. Oleh sebab itu, marilah kita sering-sering membacanya --Dave Egner

2 Oktober 2004

"merusak" Alkitab

Nats : Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2Timotius 3:16)
Bacaan : 2Timotius 3:10-17

Alkitab adalah buku yang luar biasa. Jutaan Alkitab terjual setiap tahunnya. Selama puluhan tahun Alkitab menjadi buku terlaris nomor satu. Namun sayangnya, Alkitab juga dikatakan sebagai buku terlaris yang paling sedikit dibaca orang.

Rasul Paulus mengajarkan bahwa Kitab Suci diberikan kepada kita oleh Allah dan bahwa Alkitab mampu membawa perubahan bagi mereka yang menerimanya dengan sungguh-sungguh (2 Timotius 3:16). Penginjil dan pengkhotbah D.L. Moody berkata, "Kitab Suci diberikan tidak untuk menambah pengetahuan kita, namun untuk mengubah hidup kita."

Jadi, mengapakah kita kerap kali mengabaikan sumber kuasa yang dapat mengubah diri kita ini? Seorang penulis sekaligus profesor bernama J.I. Packer berkata, "Seandainya saya adalah iblis, maka salah satu sasaran pertama saya adalah menghentikan orang untuk menggali Alkitab."

Apakah Anda menggunakan Alkitab Anda setiap hari hingga halamannya terlepas? Guru Alkitab, Alan Redpath, menasihati orang-orang percaya untuk "merusak" satu Alkitab setiap 10 tahun. Begini alasannya: Allah ingin berbicara kepada kita melalui Alkitab, mengajarkan bagaimana kita dapat hidup bagi Dia, dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Lewat Alkitab, Allah memperingatkan kita terhadap bahaya dosa dan memberi kita makanan rohani yang bergizi.

Oleh karena itu, janganlah mengabaikan Alkitab Anda. Bila Anda mengabaikan Alkitab, itu artinya Anda mengabaikan kesehatan rohani Anda sendiri --Joanie Yoder

4 Desember 2004

Membaca Keseluruhan

Nats : Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16)
Bacaan : Mazmur 119:97-112

Beberapa keluarga kristiani mempraktikkan aktivitas membaca Alkitab secara menyeluruh. Seusai makan malam, mereka membaca satu atau dua pasal. Mereka membaca dari Kejadian sampai Wahyu, tak satu pun terlewatkan. Bahkan bagian tentang silsilah keturunan dengan nama- nama yang sulit dilafalkan, mereka baca dengan lantang.

Kita mungkin akan mempertanyakan relevansi metode seperti itu untuk anak kecil. Namun, cara itu benar-benar dapat mengenalkan firman Allah secara menyeluruh kepada semua anggota keluarga. Hal itu pun akan membukakan kepada anak-anak tentang kedalaman dosa dan posisi kerohanian tertinggi yang mampu kita capai, serta mengajarkan kepada mereka tentang yang benar dan yang salah.

Jika Anda belum pernah melakukan hal itu, mengapa tidak sekarang saja memulai program sendiri dalam membaca Alkitab secara menyeluruh? Usahakan menjalani hal itu dalam ibadah keluarga atau ibadah pribadi Anda.

Ada dua alasan persuasif untuk memutuskan melakukan program seperti itu. Pertama, pernyataan Paulus bahwa segala tulisan dalam Alkitab diilhamkan oleh Allah dan bermanfaat (2 Timotius 3: 16). Kedua, banyak orang percaya bersaksi bahwa kehidupan mereka telah diubah karena mengikuti praktik seperti itu.

Bacalah firman Allah secara menyeluruh. Maka Anda akan mulai memahami rencana anugerah penebusan-Nya yang belum terungkap, dan bahwa Anda telah menjadi sasaran kasih-Nya bahkan sebelum Anda dilahirkan. Lakukanlah segera, dan Anda akan ingin melakukannya lagi —Vernon Grounds

5 Desember 2004

Tak Ada Jawaban

Nats : Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? (Ayub 39:35)
Bacaan : Ayub 42:1-6

Menjelang Natal tahun 2003, sepulang kerja Lydia melihat kobaran api memancar dari rumahnya. Lebih dari sekadar kehilangan rumah, hatinya remuk redam karena ketujuh anggota keluarganya tewas ditelan lautan api itu. Ketika berita tentang tragedi tersebut disiarkan pagi itu, seorang diakon gerejanya segera datang untuk menghiburnya. Lydia mengajukan beberapa pertanyaan mendalam yang tidak dapat dijawab sang diakon.

Lydia kemudian menghubungkan kejadian itu dengan kisah Ayub. Ayub kehilangan kesepuluh anaknya (Ayub 1:18, 19), tetapi ia tetap menyembah Allah (ayat 21). Kemudian ia pun terserang penyakit, dan istrinya mendesaknya untuk mengutuki Allah lalu mati (2:9). Teman- teman Ayub mengira bahwa mereka mengetahui jawaban dari semua itu, yakni bahwa Ayub pasti telah berbuat dosa dan layak mendapatkan semua masalah itu.

Ayub mengeluh kepada Tuhan dengan penuh kepahitan dan me-minta penjelasan serta pertolongan, tetapi Allah tidak menjawabnya. Dia bahkan tidak memberitahunya tentang permintaan Iblis yang ingin mengujinya (1:6-12; 2:1-6). Sebaliknya, Dia mengingatkan Ayub bahwa Dia adalah Allah dari segala hikmat dan tidak demikian dengan Ayub. Ayub menyesal, dan bertobat karena telah meragukan otoritas Allah (42:1-6).

Di dunia, kita mungkin tidak menemukan jawaban untuk berbagai pertanyaan putus asa seperti, “Mengapa hal ini terjadi?” dan “Mengapa harus saya yang mengalaminya?” Namun, kita dapat berpegang pada kebenaran bahwa Allah berkuasa dan mengasihi kita —Anne Cetas

11 Maret 2005

Pengejaran Sia-sia

Nats : Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh (2Petrus 1:3)
Bacaan : 2Petrus 1:1-4

Beberapa tahun yang lalu, saya sedang berada di perpustakaan sebuah universitas yang ternama. Sewaktu berjalan di antara rak-rak buku, saya melewati sebaris kursi berpembatas yang dikhususkan bagi mahasiswa untuk belajar. Di sana saya melihat seorang mahasiswa sedang membaca sebuah komik Bugs Bunny. Hampir saja saya tertawa terbahak-bahak melihat hal itu. Pemuda tersebut dikelilingi oleh buku-buku pengetahuan segala zaman, tetapi ia malah membenamkan diri pada perkara sepele yang kekanak-kanakan.

Memang tidak salah jika kita membaca komik, dan kita semua sewaktu-waktu perlu istirahat dari belajar. Namun, sebagian dari kita hanya mengejar hal-hal yang sepele. Berbagai buku, majalah, dan media lainnya telah memberi keasyikan dan sangat memengaruhi kehidupan kita. Betapa bodohnya! Padahal kita memiliki Firman Kehidupan—Buku yang mengajar kita bagaimana mengenal Allah dan mengalami hidup berkelimpahan.

Penyebab utama kita mengabaikan Alkitab bukanlah kurangnya waktu, melainkan kurangnya kerinduan hati. Perkataan manusia telah menggantikan firman Kristus. Ada banyak buku dan majalah yang bagus untuk dibaca, tetapi kita tidak boleh mengabaikan rahasia kasih dan karunia Allah yang tertulis di setiap halaman Alkitab. Di situlah kita menemukan segala sesuatu yang kita perlukan untuk "hidup yang saleh" (2 Petrus 1:3).

Mintalah agar Allah memberi Anda kerinduan terhadap firman-Nya serta rasa lapar untuk mengecap kebaikan-Nya setiap hari —DHR

24 Mei 2005

Mengubah Firman?

Nats : Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat (2Timotius 3:16)
Bacaan : 2Timotius 3

Alkitab, yang merupakan firman Allah tertulis, dapat mengubah hidup kita. Pesan keselamatannya tentu saja membuat perubahan yang paling mendalam di dalam diri kita. Akan tetapi, Kitab Suci juga dapat mengubah cara kita dalam memperlakukan orang lain. Ia dapat memberikan dasar yang kokoh bagi masyarakat dengan pengajarannya yang jelas terhadap lembaga-lembaga yang ada di masyarakat seperti pernikahan, keluarga, dan gereja.

Tetapi apa yang terjadi ketika apa yang dikatakan Alkitab—sebagaimana dipahami selama berabad-abad oleh orang-orang percaya yang terpelajar dan juga para mahasiswa teologi—ditolak? Mereka yang menolak pengajarannya berusaha mengubah firman Allah.

Dua kata Yunani dapat menjelaskan hal ini: eisegese dan eksegese. Eisegese adalah proses pembacaan teks untuk menarik pesan yang tidak tercantum dalam teks—menyelipkan suatu makna yang mengalir dari tindakan pribadi. Sebaliknya, eksegese berarti menarik makna yang jelas-jelas tersirat dari teks, dengan menggunakan konteks, bagian teks Kitab Suci lain yang memiliki topik sama, dan peralatan yang sah untuk memahami Alkitab seperti tafsir.

Bukannya berusaha mengubah firman Allah agar sesuai dengan gagasan kita sendiri, marilah kita mengizinkan firman Allah mengubah diri kita. Ketika kita membaca firman Allah dan menaati-Nya, Roh Kudus mengubah kita menjadi orang yang dikehendaki Allah.

Jangan mengubah firman Allah—izinkanlah firman itu mengubah Anda —JDB

2 September 2005

Petunjuk yang Baik

Nats : Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau perhatikan (Ulangan 6:6)
Bacaan : Ulangan 6:1-9

Ketika saya tengah duduk di bangku SMA, instruktur mengemudi saya memberikan saran yang bijak. Apakah kamu pikir dengan melihat kaca spion, kamu akan mengetahui apa yang ada di sisi kirimu? Padahal sebenarnya penglihatanmu melalui kaca spion itu terbatas, katanya. Karena itu, menengoklah selalu ke samping sebelum kamu berpindah jalur. Barangkali, tanpa engkau sadari, ada mobil lain yang sedang melintas. Petunjuk yang bijak ini telah menghindarkan saya dari kecelakaan parah yang bisa saja terjadi.

Musa juga memiliki beberapa petunjuk yang bijak bagi umat Israel. Mempelajari dan merenungkan perintah-perintah Allah harus mereka jadikan bagian dari hidup. Musa berkata, Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun (Ulangan 6:7). Secara singkat, firman Allah harus merasuk ke dalam setiap aspek hidup mereka.

Alkitab merupakan petunjuk dari Allah sendiri bagi kita untuk mengarahkan bahtera hidup. Akan tetapi, memiliki Alkitab saja tidak cukup. Alkitab harus dipelajari, diterapkan, dan dibagikan kepada sesama.

Sama seperti kita selalu menengok ke belakang pada saat akan berpindah jalur di jalan raya, menerapkan firman Allah pun harus menjadi respons alami kita pada saat menghadapi permasalahan hidup. Hal itu akan membantu kita terhindar dari kecelakaan rohani HDF



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA